Anda di halaman 1dari 9

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN BRONKITIS P3N PSIK


Universitas
RS PARU JEMBER Jember
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
ASUHAN 1/9
KEPERAWATAN
Tanggal Terbit
PENGERTIAN Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus,
bakteri, maupun parasit. Ada 2 jenis bronchitis yaitu
bronchitis akut dan kronik. Bronkhitis kronis adalah
gangguan pernapasan atau inflamasi jalan napas dan
peningkatan produksi sputum mukoid menyebabkan ketidak
cocokan ventilasi perfusi dan penyebab sianosis.
(Price,Sylvia. A, 1995).
ETIOLOGI Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti
rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus
influenza, virus par influenza, dan Coxsackie virus.
Sedangkan pada bronchitis kronik adalah sebagai berikut:
1. Spesifik
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya
sinobronchitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus,
infeksi mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberkulosis,
fungi/jamur.
d. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e. Sindrom aspirasi.
f. Penekanan pada saluran napas
g. Benda asing
h. Kelainan jantung bawaan
i. Kelainan sillia primer
j. Defisiensi imunologis
k. Kekurangan anfa-1-antitripsin
l. Fibrosis kistik
2. Non spesifik
a. Asap rokok
b. Polusi udara
MANIFETASI KLINIS Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin
adalah tanda dini dari bronchitis kronis. Batuk dapat
diperburuk oleh cuaca yang dingin, lembab, dan iritan paru.
Pasien biasanya mempunyai riwayat merokok dan sering
mengalami infeksi pernapasan (Smeltzer & Bare, 2002).
Batuk produktif dengan dahak purulen.
Demam
Suara serak
Ronchi terutama sewaktu inspirasi.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

Nyeri dada kadang-kadang timbul.


Dispnea

PATOFISIOLOGI Asap mengiritasi jalan napas yang mengakibatkan


hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan
ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel
globet jumlahnya meningkat, fungsi sillia menurun, dan lebih
banyak lendir yang dihasilkan sehingga mengakibatkan
bronchioles menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang
berdekatan dengan bronchioles dapat menjadi rusak dan
membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi
makrofag alveolar yang berperan penting dalam
menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien
kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat
perubahan fibrotic yang terjadi dalam jalan napas. Pada
waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang irreversible
yang dapat mengakibatkan emphysema dan bronchiectasis
(Smeltzer & Bare, 2002).
TUJUAN Sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan bronkitis.
KEBIJAKAN Pasien dengan bronchitis termasuk ke dalam daftar 10 penyakit
terbanyak di ruang dahlia.
PROSEDUR A. Pengkajian
1. Anamnesis
Keluhan utama pada klien dengan bronchitis meliputi
batuk kering dan produktif dengan sputum purulen,
demam dengan suhu tubuh da[at mencapai >40 oC, dan
sesak napas
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama:
Batuk persisten, produksi sputum seperti warna
kopi,dispnea dalam beberapa keadaan,whezing pada saat
ekspirasi,sering mengalami infeksi pada sistem respirasi.
b. Riwayat kesehatan dahulu:
Batuk atau produksi sputum selama beberapa hari kurang
lebih 3 bulan dalam 1 tahun, paling sedikit dalam 2 th
berturut-turut dan adanya riwayat merokok.
c. Riwayat kesehatan keluarga:
Penelitian terakhir didapatkan bahwa anak dari orang tua
perokok dapat menderita penyakit pernafasan lebih sering
dan lebih berat serta prevalensi terhadap gangguan
pernapasan lebih tinggi. Selain itu, klien yang tidak
merokok tetepi tinggal dengan perokok (perokok pasif)
mengalami peningkatan kadar karbon monoksida darah.

RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa


bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi udara
rumah,dan bukan penyakit yang diturunkan (Muttaqin,2008)
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien dengan
bronchitis biasanya didapatkan adanya peningkatan suhu
tubuh lebih dari 40 drajat celcius, frekuensi napas
meningkat dari frekuensi normal, nadi biasanya meningkat
seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi
pernapasan, serta biasanya tidak ada masalah dengan
tekanan darah.
Pada stadium ini tidak ditemukan kelainan fisis.
Hanya kadang kadang terdengar ronchi pada waktu
ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan
terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun
inspirasi disertai bising mengi. Didapatkan juga tanda
tanda overinflasi paru seperti barrel chest, kifosis, pada
perkusi terdengar hipersonor, batas paru hati lebih ke
bawah, pekak jantung berkurang, suara nafas dan suara
jantung lemah, kadang kadang disertai kontraksi otot
otot pernafasan tambahan.

B1 (breathing)
Inspeksi
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi
pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan.
Pada kasus bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk dada
barrel/ tong. Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil
pengkajian lainnya menunjukkan klien juga mengalami
batuk yang produktif dengan sputum purulen berwarna
kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena
bercampur darah.
Palapasi
Taktil fremitus biasanya normal.
Perkusi
Hasil pengkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi
resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase
yang buruk, maka suara napas melemah. Jika bronkus paten
dan drainasenya baik ditambah adanya konsolidasi di sekitar
abses, maka akan terdengar suara napas bronchial dan
ronkhi basah.
B2 (blood)
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara
umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan darah biasanya
RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak


didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
B3 (brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila
tidak ada komplikasi penyakit yang serius.
B4 (bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan
intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor
adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal dari
syok.
B5 (bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah,
penurunan nafsu makan, dan penurun berat badan.
B6 (bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering
menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
(Muttaqin,2008)

b. Aktivitas/istirahat
Gejala:
Keletihan, kelelahan, malaise, Ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari hari, Ketidakmampuan untuk tidur,
Dispnoe pada saat istirahat.
Tanda:
Keletihan, Gelisah, insomnia, Kelemahan umum/kehilangan
massa otot.

c. Sirkulasi
Gejala:
Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda:
Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi
jantung/takikardia berat, Distensi vena leher, Edema
dependent, Bunyi jantung redup, Warna kulit/membran
mukosa normal/cyanosis, Pucat, dapat menunjukkan anemi.

d. Integritas Ego
Gejala:
Peningkatan faktor resiko, Perubahan pola hidup
Tanda:
Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

e. Makanan/cairan
Gejala:
Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia,
ketidakmampuan untuk makan, penurunan berat badan,
peningkatan berat badan.
RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
5/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

Tanda:
Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat,
penurunan berat badan, palpitasi abdomen.

f. Hygiene
Gejala:
Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan

Tanda:
Kebersihan buruk, bau badan.

g. Pernafasan
Gejala:
Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama
minimun 3 bulan berturut turut tiap tahun sedikitnya 2
tahun, episode batuk hilang timbul.
Tanda:
Pernafasan biasa cepat, penggunaan otot bantu pernafasan,
bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas
ronchi, perkusi hyperresonan pada area paru, warna pucat
dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu abu
keseluruhan.

h. Keamanan
Gejala:
Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan,
adanya / berulangnya infeksi.

i. Seksualitas
Gejala:
Penurunan libido

j. Interaksi sosial
Gejala:
Hubungan ketergantungan, kegagalan dukungan/terhadap
pasangan/orang dekat, penyakit lama/ketidakmampuan
membaik
Tanda:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena
distress pernafasan. Keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian
hubungan dengan anggota keluarga lain.

B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar x dada: Dapat menyatakan hiperinflasi paru paru,
mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal,
hasil normal selama periode remisi.
2. Tes fungsi paru: Untuk menentukan penyebab dispnoe,
RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
6/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi.


3. TLC: Meningkat
4. Volume residu: Meningkat.
5. FEV1/FVC: Rasio volume meningkat.
6. GDA: PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.
7. Bronchogram: Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat
inspirasi, pembesaran duktus mukosa.
8. Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi,
mengidentifikasi patogen.
9. EKG : Disritmia atrial, peninggian gelombang P pada lead
II, III, AVF.
10.Analisa gas darah memperlihatkan penurunan oksigen arteri
dan peningkatan karbon dioksida arteri.
11.Polisetemia (peningkatan konsentrasi sel darah merah)
terjadi akibat hipoksia kronik yang disertai sianosis,
menyebabkan kulit berwarna kebiruan.

C. Pemeriksaan Radiologis
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang
paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut
adalah bayangan bronchus yang menebal. Corak paru
bertambah.

D. Diagnosa
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum dan bronkospasme.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan suplai oksigen
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan
5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia,
menetapnya sputum).

E. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum dan bronkospasme.
Tujuan
Mempertahankan jalan nafas dengan bunyi napas
bersih / jelas.
Kriteria Hasil
1. Sputum tidak ada
2. Bunyi napas vesikuler
3. Batuk berkurang atau hilang

RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
7/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

4. Sesak napas berkurang atau hilang


5. Tanda-tanda vital normal
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, frekuensi,
kedalaman dan penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Kaji posisi yang nyaman untuk klien, misalnya
posisi kepala lebih tinggi ( semi fowler ).
3. Ajar dan anjurkan klien latihan nafas dalam dan
batuk efektif.
4. Pertahankan hidrasi adekuat, asupan cairan 40-50cc/
kg BB/ 24 jam
5. Lakukan fisioterapi dada jika tidak ada
kontraindikasi.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan
mukolitik

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan


perubahan suplai oksigen
Tujuan
Gangguan pertukaran gas teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama x 24 jam
Kriteria Hasil
1. Nilai analisa gas darah dalam batas normal.
2. Kesadaran komposmentis.
3. Klien tidak bingung
4. Sputum tidak ada
5. Sianosis tidak ada
6. Tanda vital dalam batas normal
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji frekuensi dan kedalaman serta penggunaan otot
bantu pernapasan
2. Pertahankan posisi tidur fowler
3. Auskultasi bunyi nafas.
4. Kaji secara rutin warna kulit dan membran mukosa
5. Dorong klien untuk mengeluarkan sputum,
penghisapan lendir jika diindikasikan
6. Awasi tanda vital setiap 4-5 jam dan irama jantung
7. Berikan oksigen sesuai indikasi

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.
Tujuan
Nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan

RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
8/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

keperawatan selama x 24 jam


Kriteria Hasil
1. Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan
yang tepat
2. Menunjukkan perilaku atau perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan
yang tepat.
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah dan anoreksia
2. Kaji kebiasaan diet
3. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
4. Auskultasi bunyi usus
5. Timbang berat badan klien setiap minggu
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
komposisi diet

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan
Tujuan
Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam
Kriteria Hasil
1. Klien melakuakan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
2. Klien dapat bergerak secara bebas
3. Kelelahan berkurang atau hilang
4. Tonus otot baik menunjukkan angka 5
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji aktivitas yang dilakukan klien
2. Latih klien untuk melakukan pergerakan aktif dna
pasif
3. Berikan dukungan pada klien dalam melakukan
latihan secara teratur, seperti: berjalan perlahan atau
latihan lainnya
4. Diskusikan dengan klien untuk rencana
pengembangan latihan berdasarkan status fungsi
dasar
5. Anjurkan klien untuk konsultasi dengan ahli terapi

5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak


adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia,
menetapnya sputum).
Tujuan

RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN STROKE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
9/9 PPN PSIK
Universitas
RS PARU JEMBER Jember

Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko


tinggi
Kriteria Hasil
Klien dapat menunjukkan perubahan pola hidup untuk
meningkatkan lingkungan yang aman
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji suhu tubuh klien
2. Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif,
perubahan posisi sering
3. Observasi warna, karakter dan bau sputum
4. Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan
sputum
5. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat
6. Berikan anti mikroba sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Price,Sylvia Anderson.1995.Patofisiologi.Jakarta:EGC
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa oleh Andry
Hartono dkk. Edisi VIII. Vol.3. 2002. Jakarta: EGC
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, IGD, dan ruang intermediet

RS Paru Jember with Mahasiswa PPN Manajemen Keperawatan PSIK UNEJ 2014

Anda mungkin juga menyukai