PENDAHULUAN
ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh
pada suatu periode tertentu. Karena pada dasamya aktivitas perekonomian adalah
proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor
ekonomi China, Singapura dan Filipina yang merupakan negara dalam satu kawasan.
Dikutip dalam WEO (World Economic Outlook, Edisi Januari 2008) pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2010 hanya sebesar 6,1% sedangkan China
positif masing- masing sebesar 14,6 %, 7,8% dan 7,2 % di tahun 2010. Oleh karena
1
2
Hal ini disebabkan karena pemerintah berfungsi sebagai peredam gejolak ekonomi
yaitu mampu menstabilkan situasi menjadi lebih kondusif melalui berbagai kebijakan.
Pemerintah dapat melakukan dua jenis kebijakan yaitu kebijakan moneter dan
mempengaruhi tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar. Kebijakan fiskal adalah
kebijakan pemerintah melalui pajak, pengeluaran pemerintah serta adanya hutang luar
negri. Untuk meningkatkan penerimaan atau sumber fiskal, pertama pemerintah harus
pemerintah sangat besar, sehingga peran pajak sangat penting. Untuk itu pemerintah
jasa untuk kepentingan nasional, seperti pembelian persenjataan dan alat-alat kantor
dapat menjadi penentu pokok jumlah pengeluaran agregat, dan juga penentu
3
peningkatan pertumbuhan ekonomi yakni dengan adanya utang negara. Utang negara
maupun dari luar negeri yang berupa pinjaman negara. Sumber pendanaan ini
pemerintah.
Utang merupakan salah satu alternatif yang dipilih sebagai sumber pembiayaan
karena adanya kebutuhan yang perlu diselesaikan. Hutang luar negeri dimaksudkan
sebagai penerimaan pembangunan yang berasal dari pinjaman program dan pinjaman
proyek. Dana luar negeri yang diperoleh kemudian digunakan sebagai sumber
Tabel 1.1. Pajak, Pengeluaran Pemerintah, Hutang Luar Negeri dan Pertumbuhan
Ekonomi
Hutang Pertumbuhan
Pajak Pengeluaran
Tahun % % Luar % ekonomi
(Milyar) Pemerintah
Negeri (%)
1986 119.879,00 - 17.881 - 35.147 4,92
1987 122.341,65 2,05 18.092 1,18 39.889 13,49 4,93
1988 124.876,45 2,07 21.247 17,44 40.259 0,93 5,78
1989 125.869,00 0,79 26.188 23,26 47.110 17,02 7,46
1990 126.452,74 0,46 39.754 51,80 59.998 27,36 7,24
1991 128.467,00 1,59 44.581 12,14 68.785 14,65 7,23
1992 129.435,25 0,75 52.048 16,75 84.658 23,08 6,21
1993 130.470,30 0,80 57.833 11,11 95.654 12,99 6,50
1994 137.258,10 5,20 62.607 8,25 99.542 4,06 7,54
1995 141.878,10 3,37 65.342 4,37 110.887 11,40 8,22
1996 149.826,10 5,60 82.221 25,83 118.546 6,91 7,82
1997 162.705,80 8,60 109.302 32,94 120.599 1,73 4,70
1998 187.712,30 15,37 172.670 57,98 122.560 1,63 13,13
1999 197.408,80 5,17 184.581 6,90 125.796 2,64 0,79
2000 197.484,80 0,04 221.466 19,98 141.693 12,64 4,92
2001 157.195,90 -20,40 341.565 54,23 133.073 -6,08 3,83
2002 180.099,00 14,57 322.180 -5,68 131.343 -1,30 4,38
2003 198.722,00 10,34 376.505 16,86 135.402 3,09 4,88
2004 226.435,00 13,95 427.187 13,46 137.024 1,20 4,89
2005 347.031,10 53,26 511.619 19,76 130.652 -4,65 5,67
2006 409.203,00 17,92 666.212 30,22 128.736 -1,47 5,51
2007 490.988,70 19,99 757.650 13,73 136.640 6,14 6,32
2008 658.700,80 34,16 985.731 30,10 155.080 13,50 6,03
2009 619.922,20 -5,89 937.382 -4,90 172.871 11,47 4,58
2010 743.325,90 19,91 1.042.117 11,17 183.476 6,13 6,11
Rata-rata 248.547,5596 8,74 301.758,44 19,54 109.616,8 7,44 4,93
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
meningkat 7,44%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi atas dasar PDB hanya 4,93%
rata-rata per tahun selama tahun 1986-2010. Adapun dominasi kenaikan pajak
tertinggi pada tahun 2005 karena adanya kebijakan untuk kenaikan tarif pajak.
Pengeluaran pemerintah naik tertinggi pada tahun 1998 karena pada saat itu puncak
terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Hutang luar negeri meningkat
5
tertinggi pada tahun 1990 karena adanya peningkatan pinjaman luar negeri.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi meningkat tertinggi pada tahun 1998 karena pada
waktu itu pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi untuk mengimbangi krisis yang
terjadi.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kamalia (2010) bahwa pajak
bahwa utang luar negeri memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap
dengan judul : Pengaruh Pajak, Pengeluaran Pemerintah dan Utang Luar Negeri
dirumuskan sebagai berikut : Apakah pajak, pengeluaran pemerintah dan hutang luar
pemerintah, hutang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1986
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang terjadi di suatu negara adalah pertambahan produksi barang dan jasa dan
pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara dalam periode tertentu.
jangka waktu yang cukup panjang sebagai akibat peningkatan penggunaan input.
pertumbuhan ekonomi yang lebih luas baik dari segi struktur output, input, perubahan
dalam tehnik produksi, sikap dan perilaku sosial serta kerangka kelembagaan menuju
kepada keadaan dan taraf hidup yang secara menyeluruh lebih baik. Dengan demikian
jelas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi hanya merupakan salah satu aspek saja
7
8
tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah dan
tahap lanjut.
terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada
tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin membesar. Peranan pemerintah
tetap besar pada tahap menengah, oleh karena peranan swasta yang semakin besar ini
menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak dan kualitas
yang lebih baik. Selain itu, pada tahap ini perkembangan ekonomi menyebabkan
investasi swasta dalam persentase terhadap GNP semakin besar dan persentase
investasi pemerintah dalam persentase terhadap GNP akan semakin kecil. Pada
Ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa :
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumberdaya manusia.
9
kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif
yang sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi mengingat terus
pelatihan kerja perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga.tenaga terdidik dan
dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga kerja
Selain itu Pemerintah juga memiliki peran dalam kehidupan bernegara yang
yaitu :
ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi
efisien. Peran alokatif ini tidak cukup sekedar melibatkan pemerintah selaku
sumberdaya, kesempatan dan hasil.hasil ekonomi secara adil dan wajar. Pemilikan
sumberdaya, kesempatan dan hasil. Hasil ekonomi secara adil dan wajar.
Pemilikan sumberdaya dan kesempatan ekonomi di setiap negeri acap kali tidak
ekonomi menjadi tidak seimbang. Disisi lain ketidakseimbangan daya tawar dapat
melemahkan pasar. Peran distributif pemerintah dapat ditempuh baik melalui jalur
kemudian diredistribusikan secara adil dan proporsional. Dengan pola serupa pula
Peranan ini bertolak dari kenyataan objektif sering tidak berdayanya pihak swasta
pihak swasta itu justru diciptakan sendiri secara subjektif oleh pemerintah, dalam
arti pemerintah secara apriori berpandangan pihak swasta tidak mampu mengatasi
masalahnya.
pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh , berkembang dan maju. Peran ini
pula oleh sebuah premis yang dicanangkan dan dikampanyekan sendiri. Karena
pendanaan negara yang bersumber dari utang luar negeri. Salah satu sumber
penerimaan dalam negeri yang cukup dominan berasal dari penerimaan pajak.Berikut
kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat
dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang
mendapat cara timbal balik (kontra prestasi), yang langsung dapat ditujukan dan di
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak adalah
iuran atau pungutan yang digunakan oleh suatu badan yang bersifat umum (negara)
untuk memasukkan uang ke dalam kas negara dalam menutupi segala pengeluaran
yang telah dilakukan dimana pemungutannya dapat dipaksakan oleh kekuatan publik.
Adapun jenis- jenis pajak di Indonesia ditinjau dari segi lembaga pemungutan pajak
dibagi menjadi dua jenis, yaitu pajak negara dan pajak daerah. Adapun penjelasan dan
1. Pajak Negara, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, dan terdiri dari :
perorangan atau badan hukum atas penghasilan yang diperolehnya. Segala hal
mengenai pajak penghasilan ini diatur dalam UU no. 7 Tahun 1993 dan
Pajak pertambahan nilai adalah pajak pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam distribusinya dari produsen ke
konsumen. Pajak ini mungkin adalah jenis pajak yang tidak asing lagi bagi
Sama halnya seperti pajak pertambahan nilai, pajak ini dengan lengkap diatur
Pajak bumi dan bangunan secara terperinci dijelaskan dalam UU no. 12 Tahun
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan diatur secara terperinci dalam UU
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh daerah, terdiri dari :
c. Pajak Radio
d. Pajak Reklame
jasa untuk kepentingan nasional, seperti pembelian persenjataan dan alat-alat kantor
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,
15
pemerintah menentukan seberapa besar peran sektor pemerintah dan sektor swasta. Di
pengeluaran agregat, dan juga penentu pertumbuhan GNP riil jangka pendek. Ada
ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut.
terhadap total investasi besar terhadap total investasi besar, sebab pada tahap ini
pula pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang
c) Pada tahap lebih lanjut aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana
sebagainya.
2. Hukum Wagner
Dimana:
masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai
Pengeluaran pemerintah juga mempunyai dasar teori yang dapat dilihat dari
tangan pemerintah dalam perekonomian. Dari persamaan diatas dapat ditelaah bahwa
aspek materiil, pinjaman luar negeri merupakan arus masuk modal dari luar negeri ke
dalam negeri yang dapat digunakan sebagai penambah modal di dalam negeri.
negeri merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang diperlukan dalam
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara/ Ketua
dijelaskan bahwa pinjaman luar negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam
bentuk devisa dan atau yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa
yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tertentu. Secara umum, pinjaman luar negeri adalah pinjaman yang
menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap luar negeri baik dalam valuta
asing maupun dalam rupiah. Dalam hal ini pinjaman luar negeri tidak berbeda (sama)
yaitu berdasarkan bentuk pinjaman yang diterima, sumber dana pinjaman, jangka
2001).
Berdasarkan bentuk pinjaman yang diterima, pinjaman dibagi atas (1) bantuan
proyek, yaitu merupakan bantuan luar negeri yang digunakan untuk keperluan proyek
pembangunan dengan cara memasukkan barang modal, barang dan jasa; (2) bantuan
teknik, yaitu merupakan pemberian bantuan tenaga-tenaga terampil atau ahli; dan (3)
bantuan program, yaitu merupakan bantuan yang dimaksudkan untuk dana bagi
Berdasarkan sumber dana pinjaman, pinjaman dibagi atas (1) pinjaman dari
internasional seperti World Bank dan Asia Development Bank, yang pada dasarnya
adalah pinjaman yang berbunga ringan; dan (2) pinjaman dari negara-negara anggota
IGGI/IGI, hampir sama seperti pinjaman dari lembaga internasional, hanya biasanya
pinjaman lunak.
jangka pendek, yaitu pinjaman dengan jangka waktu sampai dengan lima tahun; (2)
pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman dengan jangka waktu 5-15 tahun; dan (3)
pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman dengan jangka waktu di atas 15 tahun.
20
pemerintah, yaitu pinjaman yang dilakukan oleh pihak pemerintah; dan (2) pinjaman
swasta, yaitu pinjaman yang dilakukan oleh pihak swasta. Sedangkan berdasarkan
persyaratan pinjaman, pinjaman dibagi atas (1) pinjaman lunak, yaitu merupakan
pinjaman yang berasal dari lembaga multilateral maupun negara bilateral yang
dananya berasal dari iuran anggota (untuk multilateral) atau dari anggaran negara
pembangunan. Bunga dari pinjaman lunak maksimum 3.5 persen dengan jangka
waktu pengembalian 25 tahun atau lebih, dan masa tenggang (grace period)
sekurang-kurangnya 35 persen dari total pinjaman; (2) pinjaman setengah lunak, yaitu
pinjaman yang memiliki persyaratan pinjaman yang sebagian lunak dan sebagian lagi
komersial; dan (3) pinjaman komersial yaitu pinjaman yang bersumber dari bank atau
umumnya. Tingkat bunga yang berlaku di pasar internasional antara lain LIBOR
antara kemampuan membayar pada negara debitur. Lebih jelasnya diuraikan dalam
utang luar negeri dengan jumlah utang luar negeri pada negara debitur.
21
Peningkatan stok utang dapat menurunkan ability to pay dari negara debitur. Hal
ini dikarenakan stok utang yang tinggi dapat berakibat terhadap buruknya
(Batiz, 2004).
Jumlah utang LN
luar negeri yang lebih tinggi demikian juga peningkatan dalam kemampuan
membayar utang oleh dalam negeri (expected debt payment). Hal ini dikarenakan
stok utang masih relatif kecil. Kedua peningkatan memiliki proporsi yang sama
pembayaran yang penuh dari debitur. Pada tingkat utang di atas X1, terdapat
kemampuan pembayaran utang sebagai respon dari tingkat utang yang semakin
yang besar pula. Hal ini dapat memaksa pemerintah untuk menaikkan tingkat
pajak, sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang efektif. Pajak yang
rendah dan kemampuan untuk melunasi utang juga akan semakin rendah. Di titik
reduksi utang biasanya hanya akan diberikan kepada negara miskin yang tingkat
utangnya sangat tinggi dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar (heavily
indebted countries).
Kurva Laffer menunjukkan bahwa pada bagian kiri dari kurva adalah good
side dari kurva yakni meningkatkan nilai pembayaran utang luar negeri.
Sementara jika terjadi debt overhang yaitu suatu kondisi dimana negara tidak
bagi pemerintah untuk mencari sumber dana untuk mengatasi masalah defisit
anggaran tersebut. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah
menunjukkan pengeluaran pemerintah (G) yang lebih tinggi. Hal ini akan
E Y=AE
B AE2
AG
AE1
A
Pendapatan,output.Y
Y1 Y2
meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan bergesernya kurva AE dari AE1 ke AE2
pendapatan yang lebih tinggi akan menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi.
penerimaan pajak daerah, belanja modal dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap
negara yang berlaku diberbagai negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
hampir semua negara didunia mengenakan pajak kepada warganya kecuali negara
yang kaya akan sumberdaya alam yang dijadikan sumber utama penerimaan negara,
tidak mengenakan pajak. Bagi Indonesia pajak merupakan sumber penerimaan negara
yang sangat penting sebagai urat nadi kehidupan bangsa artinya penerimaan pajak
25
Tiap negara membuat aturan dan ketentuan dalam pengenaan dan memungut
Misalnya aspek keadilan dalam pengenaannya, adanya rasa nyaman bagi pembayar
pajak, besaran atau jumlah pajak yang proporsional (efisien), efektif dan mudah
dalam pemungutannya secara administratif dan mekanisme perpajakan, hal ini tidak
terlepas dari peranan pemerintah yang telah memperbaiki sistem perpajakan nasional
agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih mandiri dalam pembiayaan negara
dan pembiayaan pembangunannya dalam arti tidak terlalu bergantung pada pinjaman
luar negeri. Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara dari tahun
sesuai dengan tingkat perkembangan dan dinamika yang terjadi pada masyarakat
oleh Direktorat Jendral Pajak 70% dari penerimaan negara tahun 2010 berasal dari
pajak.
26
terhadap kerja, tebungan dan investasi. Kemudian lebih laju lagi kita melihat
pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya. Oleh karena itu suatu pajak yang
dalam suatu mesyarakat hanya akan menurunkan tingkat efisiensi baik bagi
golongan orang-orang dewasa maupun golongan anak-anak pada masa yang akan
datang.
mengadakan investasi dari wajib pajak. Perlu ditambahkan bahwa hanya pajak
yang mempunyai sifat dikenakan secara terus menerus akan berpengaruh terhadap
27
segi. Hendaknya kita ketahui pula bahwa tujuan pembangunan suatu negara pada
lapangan kerja, distribusi pendapatan yang lebih merata dan keseimbangan dalam
mencapai tujuan yang satu terpaksa harus mengurangi keberhasilan dari tujuan
yang lain. Sebagai contoh untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
semakin tinggi dengan semakin tingginya taxable capacity. Jadi rata-rata tingkat
pajak akan meningkatkan untuk setiap dasar pajak. Jika pajak progresif dikenakan
pada pendapatan kerja maka tenaga kerja tersebut akan berkurang keniginannya
untuk bekerja.
yang sama tetapi salah satu variabel bebasnya berbeda. Keseluruhan model tersebut
adalah investasi sebagai fungsi dari GDP, suku bunga, dan kebijakan fiskal. Pada
model pertama, variabel fiskal yang dimasukkan adalah pengeluaran pemerintah dan
model yang kedua adalah defisit fiskal. Model pertama mencerminkan pemikiran
defisit mendorong investasi untuk keluar (crowd out). Selain itu, Wahyuningtyas
berpengaruh.
ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Luky Alfirman dan Edy Sutriono (2006)
produk domestik bruto karena lebih bersifat konsumtif dan tidak produktif serta
sebagian besar bersifat kontraktif seperti belanja untuk pembayaran bunga utang.
signifikan terhadap produk domestik bruto. Hal ini dapat dijelaskan oleh pengaruh
terhadap produk domestik bruto dan pengaruh positif perubahan produk domestik
luar negeri memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
perekonomian Indonesia dilihat dari sisi utang luar negeri pemerintah. Faktor-faktor
yang diduga berpengaruh terhadap volume penyerapan utang luar negeri tersebut
Meminjam ke luar negeri adalah salah satu solusi yang digunakan oleh
ditutupi dengan utang luar negeri. Dengan demikian defisit anggaran pemerintah
berhubungan positif dengan volume penyerapan utang luar negeri. Hal ini berarti
ketika defisit anggaran pemerintah meningkat, maka utang luar negeri juga akan
meningkat.
penyerapan utang luar negeri Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dapat
terhadap luar negeri. Berdasarkan keadaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
luar negeri.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Terdapat lima faktor yang
tersebut adalah: (1) defisit keuangan pemerintah; (2) tingkat pertumbuhan ekonomi;
(3) tingkat inflasi; (4) tingkat suku bunga internasional dan (5) kondisi kestabilan
politik. Selain itu, Defisit keuangan pemerintah memiliki hubungan negatif dengan
volume penyerapan utang luar negeri dalam jangka panjang, namun tidak
negatif tapi tidak signifikan pada jangka panjang dan berhubungan negatif pada
jangka pendek.
wajib pajak tertentu berdasarkan undang undang yang ada. Pengeluaran Pemerintah
32
adalah jumlah total realisasi pengeluaran pemerintah selama satu tahun anggaran,
yang termasuk belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah sesuai dengan APBN.
Hutang luar negeri adalah sejumlah pembayaran cicilan pinjaman luar negeri, beserta
ekonomi adalah kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
Pembangunan Ekonomi
( Kebijakan Ekonomi )
Pertumbuhan Ekonomi
2.4 Hipotesis
Bertitik tolak dari permasalahan dan kerangka pikir, maka hipotesis yang
diajukan sebagai berikut : Pajak, pengeluaran pemerintah dan hutang luar negeri
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui pengaruh antar dua variabel atau lebih dengan cara meneliti
pengaruh diantara variabel tersebut. Dalam hal ini pengaruh pajak, pengeluaran
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
1. Data pajak
34
35
Rupiah.
2. Pengeluaran Pemerintah adalah realisasi pengeluaran pemerintah selama satu
tahun anggaran, termasuk belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah sesuai
dengan APBN. Jumlah pengeluaran ini dinyatakan dalam satuan Miliar Rupiah.
3. Hutang luar negeri adalah sejumlah pembayaran cicilan pinjaman luar negeri,
beserta bunga yang wajib dibayar kembali terhadap pihak luar negeri yang
dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat meningkat yang dinyatakan dalam
satuan persentase.
Dimana:
Dengan mengacu pada bentuk umum tersebut maka model regresi linear
Dimana:
Y = Pertumbuhan ekonomi
X1 = Pajak
X2 = Pengeluaran pemerintah
X3 = Utang luar negri
0 = Konstanta/ intercept
37
1, 2, 3 = Koefisien regresi
= Faktor kesalahan / error term
uji t pada tingkat keyakinan 0,95 atau taraf nyata = 0,05. Pengujian hipotesis
- Bila sig 0,05 maka pajak, pengeluaran pemerintah dan hutang luar negeri secara
- Bila sig > 0,05 maka pajak, pengeluaran pemerintah dan hutang luar negeri secara
Indonesia.
- Bila sig 0,05 maka pajak, pengeluaran pemerintah dan hutang luar negeri secara
- Bila sig > 0,05 maka pajak, pengeluaran pemerintah dan hutang luar negeri secara
Sebelum dilakukan analisis regresi maka terlebih dahulu dilakukan uji syarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat
mempunyai distribusi data yang normal atau tidak melalui pengujian metode
38
grafis, dimana bila data menyebar disekitar dan mengikuti garis diagonal maka
yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
Selain itu juga dilakukan uji chi square dengan Ho = distribusi data adalah
normal dalam tingkat signifikansi 0,05 bila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
(Santoso, 2000:35)
b. Uji heteroskedastisitas
dengan setiap variabel bebas. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0,05
atau homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
c. Uji multikolineritas
Satu dari asumsi model regresi linear klasik adalah tidak boleh terdapat
korelasi antar variabel-variabel bebas dalam bentuk nilai variance inflating factor
39
(VIF). Bila VIF di sekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati 1, maka tidak
d. Uji autocorrelation
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang
(cross section). Menurut Gujarati (2004) ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
durbin-waston, metode van hewmann dan metode runtest, sebagai salah satu uji
statistik nonparametrik.
40
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Kamalia, 2010, Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah, Belanja Modal dan
Tingkat Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Universitas
Pembangunan Nasional, Indonesia.
Ghozali, Imam, 2002, Model Persamaan Struktural, Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos 16.0, Badan Penerbit Undip, Semarang
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta
Rochmad Soemitro, 2002, Asas dan Dasar Perpajakan II, PT. Erisco, Bandung
Samuelson, A.Paul dan Nordhaus, D.William. 2004. Ilmu Makro Ekonomi, PT. Media
Global Edukasi. Jakarta
Santoso, Singgih. 2000. SPSS, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Todaro, Michael P, alih bahasa oleh Haris Minandar, 2000. Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta