Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR PENGESAHAN

(M-3)
Pemanfaatan Energi Panas
Terbuang Pada Mesin AC

Nama : Sicilia Nusi


NPM : 140310140025
Nama Partner : Sholikhatin Fahmi
NPM : 140310140019
Nama Partner : Resi Resitasari
NPM : 140310140035
Hari / Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 10.00 - 12.00 WIB
Asisten :

Laporan Awal Presentasi Praktikum Laporan Akhir

Jatinangor, 14 Maret 2017

Asisten

BAB I

( )
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan mesin refrigerasi di daerah tropis seperti Indonesia saat ini


semakin meningkat. Pasalnya, dampak dari musim panas di Indonesia
mengakibatkan masyarakat menggunakan mesin pendingin ruangan di berbagai
tempat aktivitas untuk menambah kenyamanan. Didalam sistem pendinginan,
dalam menjaga temperatur rendah memerlukan pembuangan pada temperatur
rendah ke tempat pembuangan kalor yang lebih tinggi. Oleh karena adanya kalor
yang terbuang, maka lebih baik dimanfaatkan. Adapun Mesin Refrigerasi adalah
salah satu jenis mesin konversi energi, dimana sejumlah energi dibutuhkan untuk
menghasilkan efek pendingin. Disisi lain,panas dibuang oleh sistem ke
lingkungan untuk memenuhi prinsip-prinsip termodinamika agar mesin dapat
berfungsi. Panas yang terlepas ke lingkungan biasanya terbuang begitu saja tanpa
dimanfaatkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memanfaatkan panas yang
terbuang ke lingkungan tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan panas yang
terbuang untuk memanaskan air yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-
hari. Salah satu contoh mesin tersebut adalah AC. AC digunakan untuk
mendinginkan ruangan dengan cara membuang panasnya kelingkungan. Untuk
mengefisiensikan pemakaian AC, maka dilakukan pengelolaan pada limbah AC
dengan memanfaatkan energi panas yang terbuang pada mesin AC tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas dapat didefinisikan identifikasi masalah adalah sebagai
berikut :
1. Apa itu mesin AC?
2. Bagaimana prinsip kerja dari mesin AC?
3. Bagaimana konversi energi yang terjadi pada mesin AC?
4. Bagaimana menentukan temperatur air didalam tangki pemanas?

1.3. Tujuan Percobaan


1. Memahami prinsip kerja mesin AC

2. Memahami cara kerja mesin AC


3. Memahami konversi energi
4. Menentukan temperatur air didalam tangki pemanas
1.4. Metode Percobaan
Metode percobaan yang dilakukan yang pertama yaitu mencari teori
tentang konsep Mesin AC, mempelajari hubungan perbedaan kalor pada
siklus mesin AC, Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Mesin AC,
kemudian mengambil data dengan mengukur debit aliran dibeberapa titik dan
mengamati kenaikan temperatur air, serta mengukur COP (coefisien of
performance) sebelum dan sesudah dihubungkan dengan pemanas dan data
hasil percobaannya dapat dibandingan dengan teori.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari Laporan Pendahuluan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi: Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Percobaan, Metode
Percobaan, Sistematika Penulisan, dan Waktu dan Tempat Percobaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori dasar dari berbagai literature yang dapat mendukung
untuk melakukan percobaan.

BAB III METODA PERCOBAAN

Bab ini berisi tentang penjelsan fungsi dari alat percobaan dan prosedur dari
percobaan.
TUGAS PENDAHULUAN
Berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penting untuk menunjang praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi situs atau buku yang digunakan pada tinjauan pustaka
1.6. Waktu dan tempat percobaan
Waktu : Selasa, 14 Maret 2016
Tempat : Laboraturium Fisika Energi, Program Studi Fisika FMIPA Unpad

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AC (Air Conditioner)
Air conditioner atau AC merupakan salah satu peralatan pendingin
(refrigeration). Mesin pendingin merupakan sebuah mekanisme berupa siklus
yang mengambil energi (termal) dari daerah bertemperatur rendah dan dibuang ke
daerah bertemperatur tinggi (lingkungan). Oleh karena itu dibutuhkan energi
untuk menjalankan siklus refrigerasi. Bentuk terbaik pemanfaatan kembali panas
terbuang (heat recovery) tersebut adalah untuk memanaskan air. Bahan yang
digunakan sebagai bahan pendingin dalam mesin pendingin disebut refrigerant
(Freon). Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai
penghantar panas dalam sirkulasi pada saluran instalasi mesin pendingin. Bahan
pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mudah berubah wujud dari gas
menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya di kondensor. Adapun Fungsi utama dari AC ada 4 yaitu:
1. Memperoleh suhu yang diinginkan dan konstan sepanjang hari
2. Memperoleh kelembaban udara yang konstan sepanjang hari
3. Memperoleh sirkuit/aliran udara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
4. Membersihkan/menyaring debu dan asap dari udara.

Ditinjau dari konstruksi, AC bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar
dan sisi dalam. Sisi luar terdiri dari pipa kapiler dan kondensor, tangki penampung
air, daun kipas yang bisa bergerak, dan filter udara sebagai penyaring kotoran.
Sedangkan bagian dalam terdiri dari daun kipas pendorong (blower) udara segar,
pipa penguapan (evaporator), katup ekspansi, dan lain sebagainya. Adapun sistem
mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi uap.
2.2 Sistem Refrigasi
Refrigerasi adalah aplikasi dari hukum kedua Termodinamika yang
dinyatakan oleh Clausius. adalah hal yang tidak mungkin untuk membangun
suatu alat yang beroperasi dalam suatu siklus yang mengalirkan kalor dari
ruangan yang bersuhu rendah ke ruangan yang bersuhu tinggi tanpa memasukan
energi dari luar , Pernyataan tersebut menjelaskan sistem dapat menghasilkan
perpindahan kalor dari sumber yang dingin ke sumber yang lebih panas asalkan
terdapat masukan berupa kerja atau energi. Suatu penggunaan yang luas dari
termodinamika adalah refrigerasi yaitu perpindahan panas dari temperatur yang
rendah ke temperatur yang lebih tinggi. Sistem yang menghasilkan proses
refrigerasi adalah refrigerator (atau pompa panas), dan siklusnya disebut siklus
refrigerasi. Siklus refrigerasi yang banyak digunakan adalah siklus kompresi uap
sederhana, dimana refrigeran diuapkan, dan dikondensasikan dengan jalan
mengkompresi uap tersebut. Prinsip utama mesin refrigerasi adalah untuk
menurunkan temperatur agar materi atau ruangan dapat terjaga temperaturnya
sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan yang dikehendaki.[1]
Siklus refrigerasi memperlihatkan apa yang terjadi atas panas setelah
dikeluarkan dari udara oleh refrigeran di dalam koil (evaporator). Siklus ini
didasari oleh dua prinsip, yaitu:
1. Saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka refrigeran cair itu
mengambil atau menyerap sejumlah panas.
2. Titik didih suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang
bekerja padanya. Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat
ditingkatkan dengan jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.
2.3 Prinsip Kerja
Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada
suhu rendah (di dalam ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi
(diluar ruangan). Mesin refrigerasi ini bekerja menggunakan siklus atau daur
kompresi uap, dimana fluida kerjanya disebut dengan refrigeran. Dasar dari daur
ini dikembangkan dari daur refrigerasi carnot.
Gambar 2.1. Siklus Carnot
Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
1-2 Proses kompresi adiabatis pada kompresor
2-3 Proses pengeluaran kalor isobarik pada kondensor
3-4 Proses trotling pada katup ekspansi
4-1 Proses penyerapan kalor refriger pada evaporator (isobarik)
Fluida kerja yang dipakai pada sistem refrigerasi adalah fluida kerja dengan
karakteristik khusus yaitu mampu mengembun dengan baik, mampu menguap
dengan baik dan mempunyai daya serap kalor yang baik.
Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
a. Penyerapan panas oleh evaporator.
b. Pemompaan panas oleh kompresor.
c. Pelepasan panas oleh kondensor.
Prinsip kerja AC tidak berbeda jauh dengan prinsip pada Kulkas, hanya saja
pada AC pemindahan panas diperlukan energi tambahan yang ekstra besar karena
yang udara didinginkan skalanya lebih besar dan banyak. Di dalam mesin Air
Conditioner (AC) bentuk refrigeran berubah-ubah bentuk dari bentuk gas ke
bentuk cairan. Pada kompresor refrigeran masih berupa uap, tekanan dan
panasnya dinaikkan dengan cara dimampatkan oleh piston dalam silinder
kompresor. Kemudian uap panas tersebut didinginkan pada saluran pipa
kondensor agar menjadi cairan. Pada saluran pipa kondenser diberi kipas untuk
mempercepat proses pendinginan. Proses pelapasan panas ini disebut teknik
pengembunan.
Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan ke dalam evaporator dan dikurangi
tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas udara sekitar. Di dalam AC
bagian dalam ruangan, udara dingin disebarkan menggunakan kipas blower.
Dalam bentuk uap (gas) refrigeran dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses
tersebut berulang terus sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali.
2.4 Cara Kerja Mesin AC
Gambar 2.2 Cara kerja AC[2]
Kompressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai
alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk
kedalam compressor AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di
kondenser.Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase
dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan
kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya
kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlah dari energi compressor yang
diperlukan dan energi kalor yang diambil evaporator dari substansi yang akan
didinginkan. Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa
condenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang
berada pada pipi-pipa evaporator. Setelah refrigent lewat kondenser dan
melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan
melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan
sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian
dialirkan ke evaporator, didalam evaporator ini refrigent akan berubah
keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena
tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati
katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada
pada kondenser. Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase
uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan
didinginkan. Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan
didinginkan maka enthalpi substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun,
dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan
akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi
pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau
menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan. Secara
alamiah semua proses alir terjadi karena ada beda tekan, yaitu dari tekanan lebih
tinggi ke tekanan lebih rendah. Jadi tidak mungkin selama refrigeran mengalir
tanpa ada penurunan tekanan (pressure drop), hal ini terjadi karena selama
mengalir refrigeran banyak kehilangan energi untuk mengatasi hambatan aliran.
2.5 Prinsip Kerja Sistem Pemanas Air Pada Mesin

Alat pemanas air yang dipasangkan secara seri terhadap kondensor


pendingin ruangan terlihat pada Gambar 2.3, maka memungkinkan sistem tersebut
dapat bekerja secara bersamaan sebagai mesin pendingin ruangan dan
memanfaatkan panasnya untuk memanaskan air. Adapun prinsip kerja dari sistem
ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pemanas Air Pada Mesin AC[3]
a. Proses kompresi dimana uap refrigeran dikompresikan dari tekanan
ketekanan tinggi sehingga refrigeran mempunyai tepmperatur yang cukup
tinggi.
b. Proses kondensasi dimana uap refrigeran yang cukup panas dialirkan
kedalam alat pemanas air, sehingga terjadi proses pelepasan panas dari
refrigeran ke air yang ada didalam tangki.
c. Refrigeran yang sudah mengalami penurunan temperatur kemudian
dikondensasikan melalui kondensor. Disini peran kondensor pada awal
pemanasan tidak begitu besar karena panas dari refrigeran banyak diserap
oleh air selama melewati tangki air, kemudian setelah temperatur didalam
tangki sudah mulai meningkat maka kondensor sudah mulai berfungsi.
d. Proses ekspansi dimana refrigeran yang sudah terkondensasikan
diekspansikan melaui pipa kapiler sehinngga mengalami penurunan tekanan
dan fasa dari refrigeran mulai berubah menjadi campuran.
e. Proses evaporasi dimana campuran refrigeran menerima panas dari ruangan
yang didinginkan sehingga berubah fasa menjadi uap dan udara yang
melepas panas mengalami penurunan temperatur menyebabkan temperatur
udara di ruangan menjadi sejuk.
2.6 Siklus refrigerasi kompresi uap
Mesin refrigerasi dengan kompresi uap merupakan sistem yang terbanyak
digunakan dalam daur refrigerasi. Prinsip dasar uap ini adalah uap ditekan
kemudian diembunkan setelah itu tekanannya diturunkan agar cairan itu akan
menguap kembali karena menyerap panas lingkungan. Dalam sistem kompresi
diperlukan 4 komponen, yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator. Fungsi dari masing-masing alat tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap[4]
Sistem kompresi uap standar terdiri dari empat komponen utama yaitu :
a. Kompresor
Kompresor menghisap uap refrigeran untuk dinaikan tekanannya, dengan naiknya
tekanan maka temperatur refigeran juga naik. Sehingga setelah keluar dari
kompresor, refigeran tadi berbentuk uap panas lanjut. Energi yang diperlukan
untuk kompresi diberikan oleh motor listrik yang menggerakan kompresor. Jadi
dalam proses kompresi, energi diberikan kepada uap refrigeran.
b. Kondensor
Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi
dengan mudah dicairkan dengan menggunakan fluida pendingin seperti udara atau
air. Dengan kata lain, uap refrigeran melepaskan kalor laten pengembunan kepada
fluida pendingin sehingga refrigeran tadi mengembun dan menjadi cair. Pada
siklus ideal tidak terjadi penurunan tekanan dan temperatur dikondensor.
Sedangkan pada siklus aktual terjadi penurunan tekanan yang diikuti penurunan
temperatur yang terjadi karena gesekan antara refrigeran dengan pipa kondensor.
c. Katup Ekspansi (pipa kapiler)
Setelah uap refrigeran dicairkan di dalam kondensor kemudian refrigeran
cair yang bertekanan tinggi tersebut diekspansikan melalui pipa kapiler (katup
ekspansi). Pada saat melewati pipa kapiler tekanan refrigeran mulai turun dan
diikuti dengan turunnya temperatur refrigeran secara drastis.
d. Evaporator
Cairan refrigeran yang telah diekspansikan di dalam katup ekspansi (pipa
kapiler) sehingga turun tekanan serta temperaturnya kemudian masuk kedalam
pipa evaporator. Di dalam pipa evaporator cairan refrigerant menguap secara
berangsur-angsur karena menerima kalor laten sebanyak kalor laten pengembunan
dari ruangan yang didinginkan. Selama proses penguapan, didalam pipa akan
terdapat campuran refrigeran-refrigeran dalam fasa cair dan fasa uap. Pada siklus
ideal, temperatur dan tekanan didalam pipa dianggap konstan. Tetapi pada kondisi
aktualnya terjadi penurunan tekanan dan temperatur yang diakibatkan karena
adanya rugi-rugi gesek antara refrigeran dan pipa-pipa evaporator.

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan


Alat yang digunakan selama percobaan ini adalah:
1. Seperangkat peralatan mesin air conditioner (AC)
Mesin AC yang digunakan adalah tipe split dengan kapasitas 1 hp, adapun
data spesifikasi dari mesin ini adalah sebagai berikut :
Model DG-09Gz
Kapasitas 1 hp (9000 btu/h) = 2636,98 W
Daya listrik 980 Watt
Jenis Refrigerant R-22
Tekanan kondensor = 2,7 Ma
Tekanan evaporator = 0,65 Mpa
Arus listrik = 4,5 5,5 Ampere
Tegangan listrik = 220 240 V
2. Alat ukur temperatur ruang berfungsi untuk mengukur suhu.
3. Alat ukur kelembaban berfungsi mengukur kelembaban.
4. Alat ukur tegangan dan alat ukur arus untuk mengukur tegangan dan arus.
5. Alat ukur waktu untuk mengukur waktu.
6. Alat ukur penukar panas.
Alat ukur penukar panas yang digunakan dari bahan tembaga dan
mempunyai konfigurasi koil tipe heliks dengan diameter pipa inchi dan
panjang 12 m.
7. Tangki air berfungsi untuk menampung air.
3.2 Prosedur Percobaan

1. Menyusun alat seperti Gambar 3.1

Gambar 3 . I. Blok diagram mesin AC beserta alat pemanasnya. Dari 1 ke 2


proses kompresi, dari 2 ke 3 proses kondensasi, dari 3 ke 4 proses ekspansi.
2. Mengukur debit aliran di beberapa titik pengukuran.
3. Mengamati kenaikan temperature air dalam tangki terhadap waktu.
4. Mengukur COP (Coefisien of performance)sebelum dihubungkan dengan
pemanas. (COP mesin AC menunjukkan perbandingan antara besarnya
kapasitas pendingin dengan daya kompesor).
5. Mengukur COP setelah dihubungkan dengan pemanas.
Lampiran

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan prinsip dan cara kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap.


Jawab : Mesin refrigerasi dengan kompresi uap merupakan sistem yang terbanyak
digunakan dalam daur refrigerasi. Prinsip dasar uap ini adalah uap ditekan
kemudian diembunkan setelah itu tekanannya diturunkan agar cairan itu akan
menguap kembali karena menyerap panas lingkungan. Dalam sistem kompresi
diperlukan 4 komponen, yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator.
Cara Kerja dari Mesin Refrigasi Kompresi Uap

Gambar 3.2. prinsip kerja mesin refrigrasi kompresi uap


a. Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada
suhu rendah ( di dalam ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih
tinggi ( di luar ruangan).
b. Untuk refrigerator, kalor harus dibuang ke lingkungan.
2. Jelaskan siklus Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
Jawab : Siklus pendingin kompresi uap merupakan sistem yang
banyak digunakan dalam sistem refrigrasi, pada sistem ini terjadi
proses kompresi, pengembunan, ekspansi dan penguapan.
Secara skematik sistem ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.3. Siklus skematik mesin refrigasi kompresi uap

Kompresi mengisap uap refrigerant dari sisi keluar


evaporator ini, tekanan diusahakan tetap rendah agar
refrigerant senantiasa berada dalam fasa gas dan bertemperatur
rendah. Didalam kompresor uap refrigerant ditekan sehingga
tekanan dan temperature tinggi untuk menghindarkan
terjadinya kondensasi dengan membuang energi ke lingkungan.
Energi yang diperlukan untuk proses komporesi diberikan oleh
motor listrik atau penggerak mula lainnya. Jadi dalam proses
kompresi energi diberikan kepada uap refrigerant. Pada waktu
uap refrigerant diisap masuk kedalam kompresor temperature
masih tetap rendah akan tetapi ketika selama proses kompresi
berlangsung temperature dan tekanannya naik.
Setelah mengalami proses kompresi, uap refrigerant
berkerja (fluida kerja ) mengalami proses kondensasi pada
kondensor. Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi pada akhirnya kompresi dapat dengan mudah dengan
mendinginkannya melalui fluida cair dan udara. Dengan kata lain
uap refrigerant memberikan panasnya kepada air pendingin atau
udara pendingin melalui dinding kondensor. Jadi dikarena air
pendingin atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant
maka temperaturnya menjadi tinggi pada waktu keluar dari
kondensor. Selama refrigerant mengalami perubahan dari fasa
uap ke fasa cair tekanan dan temperature konstan.
Untuk menurunkan tekanan refrigeran cair dari kondensor
digunakan katup expansi atau pipa kapiler, alat tersebut
dirancang untuk suatu penurunan tekanan tertentu. Melalui
katup ekspansi refrigerant mengalami evaporasi yaitu proses
penguapan cairan refrigerant pada tekanan dan temperature
rendah, proses ini terjadi pada evaporator. Selama proses
evaporasi refrigerant memerlukan atau mengambil bentuk
energy panas dari lingkungan atau sekelilingnya sehingga
temperature sekeliling turun dan terjadi prose pendinginan.
Untuk memahami proses proses yang terjadi pada
mesin pendingin kompresi uap, diperlukan pembahasan siklus
termodinamika yang digunakan. Pembahasan diawali dengan
daur carnot yang merupakan daur ideal hingga daur kompresi
uap nyata.

Gambar 3.4. Daur Carnot


Keterangan Proses :
1 2 : kompresi adiabatic
2 3 : pelepasan panas isothermal
3 4 : ekspansi adiabatic
4 -1 : pemasukan panas isothermal
Gambar 4. Daur kompresi uap ideal
Dimana :
1 2 : Kompresi adiabatic dan reversible, dari uap jenuh
menuju tekanan konstan
2 3 : Pelepasan kalor reverseibel pada tekanan konstan,
menyebabkan penurunan panas lanjut dan pengembunan
refrigerant.
34 : Ekspansi irreversible pada entalpi konstan,dari cairan
jenuh menuju tekanan evaporator.
41 : Penambahan kalor reversible pada tekanan tetap yang
menyebabkan penguapan menuju uap jenuh.
3. Jelaskan energi termal pada siklus Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
Jawab : Terdapat energi termal yang keluar dari kondensor. Terdapat energi
termal yang masuk ke evaporator, energi termal ini digunakan untuk menguapkan
refrigeran (mengubah fasanya dari fasa liquid ke fasa uap).
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi2127594244952.pdf
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 12:36 WIB)
[2]http://tip-triks-elektronik.blogspot.com/2010/03/cara-kerja-mesin-pendingin
ruangan-ac.html (Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 13:00 WIB)
[3] Aziz. 2015.Potensi Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC
Sentral Untuk Pemanas Air Hemat Energi.Jurnal MekanikaI,Vol.6 No. 2.
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 14:04 WIB)
[4]http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/teknik_pendingin/bab2_siklus_kompr
esi_uap_dalam_refrigerasi.pdf (Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul
16:00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai