(M-3)
Pemanfaatan Energi Panas
Terbuang Pada Mesin AC
Asisten
BAB I
( )
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi: Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Percobaan, Metode
Percobaan, Sistematika Penulisan, dan Waktu dan Tempat Percobaan
Bab ini berisi tentang teori dasar dari berbagai literature yang dapat mendukung
untuk melakukan percobaan.
Bab ini berisi tentang penjelsan fungsi dari alat percobaan dan prosedur dari
percobaan.
TUGAS PENDAHULUAN
Berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penting untuk menunjang praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi situs atau buku yang digunakan pada tinjauan pustaka
1.6. Waktu dan tempat percobaan
Waktu : Selasa, 14 Maret 2016
Tempat : Laboraturium Fisika Energi, Program Studi Fisika FMIPA Unpad
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AC (Air Conditioner)
Air conditioner atau AC merupakan salah satu peralatan pendingin
(refrigeration). Mesin pendingin merupakan sebuah mekanisme berupa siklus
yang mengambil energi (termal) dari daerah bertemperatur rendah dan dibuang ke
daerah bertemperatur tinggi (lingkungan). Oleh karena itu dibutuhkan energi
untuk menjalankan siklus refrigerasi. Bentuk terbaik pemanfaatan kembali panas
terbuang (heat recovery) tersebut adalah untuk memanaskan air. Bahan yang
digunakan sebagai bahan pendingin dalam mesin pendingin disebut refrigerant
(Freon). Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai
penghantar panas dalam sirkulasi pada saluran instalasi mesin pendingin. Bahan
pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mudah berubah wujud dari gas
menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya di kondensor. Adapun Fungsi utama dari AC ada 4 yaitu:
1. Memperoleh suhu yang diinginkan dan konstan sepanjang hari
2. Memperoleh kelembaban udara yang konstan sepanjang hari
3. Memperoleh sirkuit/aliran udara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
4. Membersihkan/menyaring debu dan asap dari udara.
Ditinjau dari konstruksi, AC bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar
dan sisi dalam. Sisi luar terdiri dari pipa kapiler dan kondensor, tangki penampung
air, daun kipas yang bisa bergerak, dan filter udara sebagai penyaring kotoran.
Sedangkan bagian dalam terdiri dari daun kipas pendorong (blower) udara segar,
pipa penguapan (evaporator), katup ekspansi, dan lain sebagainya. Adapun sistem
mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi uap.
2.2 Sistem Refrigasi
Refrigerasi adalah aplikasi dari hukum kedua Termodinamika yang
dinyatakan oleh Clausius. adalah hal yang tidak mungkin untuk membangun
suatu alat yang beroperasi dalam suatu siklus yang mengalirkan kalor dari
ruangan yang bersuhu rendah ke ruangan yang bersuhu tinggi tanpa memasukan
energi dari luar , Pernyataan tersebut menjelaskan sistem dapat menghasilkan
perpindahan kalor dari sumber yang dingin ke sumber yang lebih panas asalkan
terdapat masukan berupa kerja atau energi. Suatu penggunaan yang luas dari
termodinamika adalah refrigerasi yaitu perpindahan panas dari temperatur yang
rendah ke temperatur yang lebih tinggi. Sistem yang menghasilkan proses
refrigerasi adalah refrigerator (atau pompa panas), dan siklusnya disebut siklus
refrigerasi. Siklus refrigerasi yang banyak digunakan adalah siklus kompresi uap
sederhana, dimana refrigeran diuapkan, dan dikondensasikan dengan jalan
mengkompresi uap tersebut. Prinsip utama mesin refrigerasi adalah untuk
menurunkan temperatur agar materi atau ruangan dapat terjaga temperaturnya
sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan yang dikehendaki.[1]
Siklus refrigerasi memperlihatkan apa yang terjadi atas panas setelah
dikeluarkan dari udara oleh refrigeran di dalam koil (evaporator). Siklus ini
didasari oleh dua prinsip, yaitu:
1. Saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka refrigeran cair itu
mengambil atau menyerap sejumlah panas.
2. Titik didih suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang
bekerja padanya. Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat
ditingkatkan dengan jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.
2.3 Prinsip Kerja
Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada
suhu rendah (di dalam ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi
(diluar ruangan). Mesin refrigerasi ini bekerja menggunakan siklus atau daur
kompresi uap, dimana fluida kerjanya disebut dengan refrigeran. Dasar dari daur
ini dikembangkan dari daur refrigerasi carnot.
Gambar 2.1. Siklus Carnot
Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
1-2 Proses kompresi adiabatis pada kompresor
2-3 Proses pengeluaran kalor isobarik pada kondensor
3-4 Proses trotling pada katup ekspansi
4-1 Proses penyerapan kalor refriger pada evaporator (isobarik)
Fluida kerja yang dipakai pada sistem refrigerasi adalah fluida kerja dengan
karakteristik khusus yaitu mampu mengembun dengan baik, mampu menguap
dengan baik dan mempunyai daya serap kalor yang baik.
Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
a. Penyerapan panas oleh evaporator.
b. Pemompaan panas oleh kompresor.
c. Pelepasan panas oleh kondensor.
Prinsip kerja AC tidak berbeda jauh dengan prinsip pada Kulkas, hanya saja
pada AC pemindahan panas diperlukan energi tambahan yang ekstra besar karena
yang udara didinginkan skalanya lebih besar dan banyak. Di dalam mesin Air
Conditioner (AC) bentuk refrigeran berubah-ubah bentuk dari bentuk gas ke
bentuk cairan. Pada kompresor refrigeran masih berupa uap, tekanan dan
panasnya dinaikkan dengan cara dimampatkan oleh piston dalam silinder
kompresor. Kemudian uap panas tersebut didinginkan pada saluran pipa
kondensor agar menjadi cairan. Pada saluran pipa kondenser diberi kipas untuk
mempercepat proses pendinginan. Proses pelapasan panas ini disebut teknik
pengembunan.
Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan ke dalam evaporator dan dikurangi
tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas udara sekitar. Di dalam AC
bagian dalam ruangan, udara dingin disebarkan menggunakan kipas blower.
Dalam bentuk uap (gas) refrigeran dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses
tersebut berulang terus sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali.
2.4 Cara Kerja Mesin AC
Gambar 2.2 Cara kerja AC[2]
Kompressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai
alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk
kedalam compressor AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di
kondenser.Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase
dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan
kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya
kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlah dari energi compressor yang
diperlukan dan energi kalor yang diambil evaporator dari substansi yang akan
didinginkan. Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa
condenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang
berada pada pipi-pipa evaporator. Setelah refrigent lewat kondenser dan
melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan
melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan
sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian
dialirkan ke evaporator, didalam evaporator ini refrigent akan berubah
keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena
tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati
katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada
pada kondenser. Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase
uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan
didinginkan. Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan
didinginkan maka enthalpi substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun,
dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan
akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi
pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau
menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan. Secara
alamiah semua proses alir terjadi karena ada beda tekan, yaitu dari tekanan lebih
tinggi ke tekanan lebih rendah. Jadi tidak mungkin selama refrigeran mengalir
tanpa ada penurunan tekanan (pressure drop), hal ini terjadi karena selama
mengalir refrigeran banyak kehilangan energi untuk mengatasi hambatan aliran.
2.5 Prinsip Kerja Sistem Pemanas Air Pada Mesin
BAB III
METODE PERCOBAAN
TUGAS PENDAHULUAN
[1] http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi2127594244952.pdf
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 12:36 WIB)
[2]http://tip-triks-elektronik.blogspot.com/2010/03/cara-kerja-mesin-pendingin
ruangan-ac.html (Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 13:00 WIB)
[3] Aziz. 2015.Potensi Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC
Sentral Untuk Pemanas Air Hemat Energi.Jurnal MekanikaI,Vol.6 No. 2.
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 14:04 WIB)
[4]http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/teknik_pendingin/bab2_siklus_kompr
esi_uap_dalam_refrigerasi.pdf (Diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul
16:00 WIB)