Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Sistem Billier dengan Sistem

Pencernaan

Disusun Oleh :

Indah Dwy Wahyuning Tyas (151610383022)

D4 Radiologi

Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi atau cara kerja
tubuh dalam keadaan normal. Didalam fisiologi membahas berbagai macam
sistem dan mekanisme yang dilakukan dalam tubuh. Mulai dari sistem
pencernaan, sistem pernafasan, hingga sistem peredaran darah, dan sistem-
sistem yang lebih kompleks lainyaa. Tubuh terbentuk dari organ yang masing-
masing memiliki tugas dan fungsi khusus.
Pada umnya setiap manusia memperlukan nutrisi untuk keberlangsungan
kehidupanya,dan untuk mendapatkan nutrisi tersebut perlu dilakukannya sebuh
proses yaitu proses pencernaan. Sedangkan proses-proses tersebut berlangsung
dengan berbagai macam cara. Mulai dari urutan yang pertama melewati mulut
hingga akhir dikeluarkan lewat rectum dalam bentuk veses.
Selain melewati organ-organ pencernaan nutrisi tersebut sebelum
berubah menjadi energi juga melalui suatu kelenjar yang sangat penting, yaitu
hepar. Hepar merupaan kelenjar terbesar dalam tubuh, yang mempunyai massa
2.5% dari massa tubuh orang dewasa normal dan terletak dibagian teratas rongga
abdominal. Hepar terbagi menjadi dua lobus yang tersusun atas lobulus-lobulus.
Lobulus tersebut tersusun atas se;-sel hepatosit yang mampu mengensekresikan
cairan empedu dan disimpan disimpan sementara oleh empedu.
Selanjutnya iyalah empedu, yang merupakan organ yang dapat
menyimpan cairan empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan dan
empedu berwarna hijau gelap karena warna cairan empedu yang dikandungnya.
Dalam hal ini hepar dan empedu sama-sama sangat berperan penting dalam
mekanisme bilier dalam sistem pencernaa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem bilier ?
2. Bagaimanakah mekanisme sistem bilier dalam sistem pencernaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem bilier
2. Untuk mengetahui mekanisme sistem bilier dalam sistem pencernaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ductus hepaticus communis Memiliki panjang sekiar 10cm. saluran ini berjalan di
belakang bagian pertama duodenum dan kemudian melewati caput pancreas atau di
dalam alur didalamanya dibagian posterior. Disini saluran bergabung dengan ductus
pancreaticus dan keduanya bermuara pada lubang yang sama ke dalam bagain kedua
duedenum. Lubang tersebut diatur oleh spinchetr oddi, cincin otot polos. Kadang-
kadang kedua saluran membuka perpisahsan kedalam duodenum. (John Gibson 2013)
Biliary sistem atau apparatus extra biliary tersusun dari gallbladder dan saluran empedu
hepar. Saluran empedu hepar Kanan dan kiri yang keluar dari hepar bergabung untuk
membentuk common hepatic duct. Saluran empedu bersatu dengan saluran pankreas
membentuk duktus atau ampula vater yang membuka duodenum. (K.Sembulingam
2012)
Duktus empedu komunis, bersama dengan duktus pankreas, bermuara di duodenum
atau dialihkan untuk penyimpanan dikandung empedu (Ethel Sloane 2012)
Kanalikuli empedu adalah saluran kecil antara hepatocytes yang mengumpulkan
empedu yang diproduksi oleh hepatocytes. Dari canaliculi empedu, empedu melewati
ductules empedu dan kemudian saluran empedu. Penggabungan saluran empedu
membentuk lobus kanan lebih besar dari kiri. Common bile duct bergabung pada
saluran kistik (kistik kandung kemih) dari kandung empedu membentuk common bile
duct. Dari sini, empedu memasuki duodenum dari usus halus untuk berpartisipasi
dalam pencernaan. (Gerard J. Tortora 2014 )
Gallbladder menyimpan cairan yang belum dibutuhkan untuk proses pencernaan dan
berkonsentrasi dengan beberapa air dan ion. Ketika kosong, mukosa dilempar kedalam
lipatan honeycomblike,seperti perut yang memungkinkan organ untuk memperluas
dinding otot. (Elaine N. Marieb 2013)
Empedu melakukan dua fungsi penting : pertama, empedu memainkan peranan penting
dalam pencernaan dan absorbs lemak. Kedua, empedu bekerja sebagai suatu alat untuk
mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting bagi darah. ( Guyton &Hall
1997)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Anatomi dan fisiologi Sistem Hepatobilier


3.1.1 Hepar
Hepar adalah organ visceral terbesar dalam tubuh yang terletak dirongga
abdomen bagian atas dibawah kerangka iga. Hepar menerima darah terogsigenerasi
dari arteri hepatica dan darah yang tidak terogsinegerasi tetapi kaya akan nutrien dari
vena portal hepatica. Secara garis besar hepar memiliki dua lobus. yaitu lobus kanan
dan lobus kiri Terdapat ligamane berbentuk sabit yang membatasi lobus kiri dan lobus
kanan yang lebih besar.
1. Lobus kanan
Bagian lobus kanan : lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus
2. Ligamen falsiform
Memisahkan lobus kanan dal lobus kiri. Di anatara kedua lobus terdapat porta
hepatis, jalur masuk keluar pembuluh darah, saraf, dan duktus.
3. Dalam lobus lempengan sel-sel bercabang dan beranastomosis untuk
membentuk jaringan tiga dimensi. Saluran portal masing-masing berisi sebuah
cabang vena portal, arteri hepatica, dan duktus empedu, membuat sebuah
lobulus portal.

Selain anatomi hepar juga memiliki fisiologi diantaranya yaitu, sebagai pengolah
metabolisme zat makanan maupun obat-obatan yang masuk dalam tubuh manusia.
Selain sebagai pengolah metabolism hepar juga berfungsi sebagai sistem sekresi.
Dengan fungsi tersebut hepar memiliki kemampuan memproduksi empedu yang
berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi lemak. Hepar juga berfungsi sebagi
penyimpan mineral seperti zat besi dan tembaga serta vitamin yang larut dalam lemak.
Yaitu A D E K. fungsi hepar yang selanjutnya iyalah sebagai sitem ddetoksifikasi, yaitu
melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati juga
memfagositosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dari darah.

3.1.2 Pankreas
Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatur besar
lambung. Sel-sel endokrin atau pulau-pulau langer hans pancreas mensekresi hormone
insulin dan glucagon. Sel-sel eksokrin mensekresikan enzim-enzim pencernaan yang
mengandung ion bikarbonat dan larutan berair dalam konsentrasi tinggi. Seperti yang
dijelaskan diatas, pancreas memiliki fungsi sebagai pensekresi. Sekresi eksokrin
pankreas dipengaruhi oleh aktivitas reflex saraf selama tahap sefatik dan labung pada
saat sekresi lambung, yang mempengaruhi hal tersebut iyalah. Sekretin yang
diproduksi oleh sel mukosa duodenum dan diabsorbsikan kedalam darah untuk
mencapai pankreas dan Cck yang diproduksi duodenum sebagai respon terhadap
lemak.
Sedangkan pankreas mensekresikan cairan pankreas yang mengandung enzim-
enzim untuk pencernaan protein diantaranya adalah:
1. Tripsinogen yang diaktivasi menjadi tripsin menjadi enterokinase. Yang
memiliki fungsi mencerna proten menjadi polipeptida
2. Kimotripsin diaktivasi oleh tripsinogen dan memiliki fungsi sama dengan
tripsinogen
3. Aminopeptidase, karbosipeptidase dan dipeptidase yang memiliki fungsi
untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.

3.1.3 Empedu
Empedu diproduksi oleh selsel hati yang memasuki kanalikuli empedu yang
kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatika bersatu membentuk
duktus hepatik komunis kemudian menyatu dengan duktus sistikus dan kantong
empedu keluar dari hepar sebagai duktus empedu komunis. Letak empedu iyalah
berada pada cavum abdomen.
Empedu juga mempunyai fungsi yaitu sebagai emulsifikasi lemak. Selain itu
empedu memiliki fungsi lain yaitu seagai pengebsorbsi lemak dan sebagai pengeluaran
kolestrol dari tubuh. Sedangkan sekresi dam aliran empedu dikendalikan oleh factor
saraf yaitu implus parasimpatik dan hormone sekretin dan CCK yang sama dengan
mengatur sekresi cairan pada pankreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai
usu halus, CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan relaksasi
sflingter oddi. Kemudia cairan empedu didorong kedalam duodenum.

3.1.4 Kantung Empedu (Gallbladder)


Kantung emepedu adalah kantong muscular hijau dengan panjang 10cm. organ
ini terletak dilekukan dibawah lobus kanan hepar. Kapasitas total gallbladder iyalah
30ml sampai 60ml.
Sedangkan fungsi gallbladder iyalah menyimpan cairan empedu yang secara
terus menerus diproduksi oleh sel-sel hati hingga diperlukan duodenum dan
mengkonsentrasi cairanya dengan cara mengabsorbsi air dan elektrolit.

3.2 Mekanisme Sistem Pencernaan dengan Sistem Bilier

Ductus hepatikus dextra dan sinistra keluar dari fissura porta pada fasies
viseralis hepar dan bergabung membentuk ductus hepaticus communis. Ductus
hepaticus communis memiliki panjangn sekitar 3.5 cm. ductus cysticus berjalan dari
ujung ductus hepaticus communis menuju gallbladder. Ductus biliaris, dibentuk oleh
gabungan ductus hepaticus communis dan ductus cysticus, terus berjalan sebagai ductus
hepaticus communis. Memiliki panjang sekiar 10cm. saluran ini berjalan di belakang
bagian pertama duodenum dan kemudian melewati caput pancreas atau di dalam alur
didalamanya dibagian posterior. Disini saluran bergabung dengan ductus pancreaticus
dan keduanya bermuara pada lubang yang sama ke dalam bagain kedua duedenu.
Lubang tersebut diatur oleh spinchetr oddi, cincin otot polos. Kadang-kadang kedua
saluran membuka perpisahsan kedalam duodenum.

Vasica falea adalah kantong dengan panjang 7.5 cm. kantong tersebut dapat
melakukan penambahan hingga 50 ml empedu. Terdiri dari fundus yaitu ujung
membulat, corpus, dan collum.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall.1997.Fiologi Kedokteran.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran ECG
Gerard J. Tortora dan Bryan.2014.Principles Of Anatomy And Physiology 14th Edition.
USA:Main Book
John Gibson.1990.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran ECG
K. Sembulingam.2012.Essential Of Medical Physiology 6th edition.London JP. Medical
ltd
Marieb Elaine N, Katja Hoehn.2013.Human Anatomy & Physiology 9th ed.Benjamin
Cummings.
Shloane Ethel. 2012.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Penerbit buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai