Anda di halaman 1dari 4

DWI  gradien direction semakin banyak akan smakij kompleks, misal

nilai gd = 16-24
 mndeteksi pergerakan proton air dsbt brownian motion
 fractional anisotropik = nilai pergerakan neuron
 prinsip: mengaktifkan 3 medan gradien sekaligus setelah pulsa
eksitasi, shg menyebabkan yang awalnya inti flow hiperintens Fatsat
menjadi hipointens, sedangkan proton yg diam atau bergerak
terbatas awalnya hipo menjadi hiperintens  prinsip : menggunakan selektif frekuensi pulsa 90 drjt yaitu pada
 gradien difusi harus panjang dan kuat unruk menghasilkan difusi frekuensi presisi vector lemak. Selektif frekuensi diterapkan
weighted. Kuat medan gradien yg diaktifkan dan brp lama sebelum eksitasi RF menyebabkan sinyal lemak jenuh. Selektif
pengaktifannya dikontrol oleh parameter b value. Semak8n tinggi frekuensi memutar magnegisasi lemak ke bdng transversal
b value intensitas sinyal flow nuclei semakin turun sehingga menyisakan magnetisasi cairan yang bersedia unruk
berpattisipasi dlm rangkainan pulsa berikutnya
 post processing dwi ada adc. Adc yaitu cara mengkalkulasi dari
kedua nilai b value yang berbeda (b= 0 dan b= 1000 tergantung  fatsat biasanya diaplikasikan di t2 dan pd
organnya)  pd t2 fatsat digunakan untuk melihat patologis jaringan. Misalnya
jika di pelvis, untuk melihat patologis buli jika ada kista
 restricted area pd t2 tampak hiper, dwi hiper, maka adc
hipointens  jika ada metal fatsat sangat buruk, krn tidak dpt menekannya.
 bukan restricted area maka t2 hiper, dwi hiper, dan adc hiper krn STIR
artefak t2 shine through akibat intensitas t2 sangat tinggi
 dwi itu echo planar imejing makanya gambarannya buruk, 1 kali  menekan sinyal lemak dengan memberikan pulsa 180 drjt
eksitasi mengisi full kspace sebelum eksitasi. Dimana untuk menekan sinyal lemak dgn
 dwi wajib jika ada lesi, atau mass , untuk menentukan memakaj nilai TI pendek antara 150-175 ms.
malignancinya melalui nilai adc  dapat menekan sinyal metal

DTI FSE

 menggambarkan pergerakan neuron memggunakan prinsip difusi.  eksitasi menggunakan 90 derajat, kemudian diikuti beberapa
 prinsip mengaktifkan tiap tiap medan gradien sebelum pulsa pulsa refasing 180 derajat. Banyaknya pulsa refasing bergantung
eksitasi besarnya etl. Nilai etl menentukan banyaknya fase encoding
setiap tr sehingga dlm satu tr dapat mengisi full kspace. Oleh krn
itu lbh cpt dr se
Flair  krn di se, flow proton yang tereksitasi kemudian refasing jika
sudah di luar irisan tidak terbentuk sinyal. Stationary di ge, dan se
 menggunakan long ti sehingga sinyal cairan tersupresi. Diberikan diberi rf berkali kali akan jenuh shg hipo intens.
sinyal ir 180 sebelum eksitasi.
 Ge proton, yang tereksitasi kemudian diberi gradien rwfasing
 Sinyal cairan dihilangkan dgn cara mmilih ti sesuai dgn waktu meski kluar irisa. Masih menghasilkan sinyal krn gradien refasing
pemulihan csf (long ti 1700-2200 ) dari 180 drjt k bidang gradien diaplikasikan ke slrh tubuh
transversal shg tidak ada csf di magnetisasi longitudinal. Saat rf
eksitasi 90 drjt sinyal csf hilang. Patologi d skt csf akan terlihat jls. Gre

Tof fenomena  eksitasi menggynakan Flip angle kurang dari atau lbh dari 90
derajat, kmudian refasingmenggunakan gradien refasing sehingga
 untuk produksi sinyal , flow proton harus mengalami eksitasi dan menghasilkan t2*
refasing pulse, jika hanya mengalami eksitasi atau defasing sj
 t2 * itu lbh cepat decay nya daripada t2 biasa
maka tidak mengahsilkan sinyal. Stationari pasti produksi sinyal.
 t2* berguna untuk membedakan inhomogenitas jaringan normal
Efek dari tof fenomena trgantung sequensnya
dan tumor, atau cairan dengan darah yang pada t1 n t2 krg jelas
 (Tof efek meningkat jika sinyal hilang meningkat)
 t2* sensitif aliran karena emnggunakan gradien refasing yang
TOF Spin Echo berada di seluruh tubuh, shg meski proton flow mengalami
eksitasi atau refading di luar irisan maka akan hiperintens
 Seperti biasa menggunakan eksitasi 90 drjt dan refasing 180 drjt  t2* sensitif terhadap feromagnetik sehingga sensitif pendarahan
 Faktor yg mengaruhi : karena pendarahan mengandung zat besi
 Velocity of flow
 - makin tinggi kec, tof efek decrease begitu sblknya, flow relate Spair
enhancement ketika velociti decrease  untuk menekan lemak
 [ ] - te increase, sinyal yg hilang meningkat  prinsipnya gabungan antara inversion recovery dan frekuensi
 - thick slice, efek tof menurun dibandingkan thin slice selektif. Dengan pulsa inversi adiabatik 180 derajat mampu
TOF GE menekan fat lebih homogen dibandingkan spir

Spir

 untuk menekan lemak


 Prinsipnya menggunakan inversion recovery dengan pulsa inversi  Cor axial t2 fatsat
100-kurang dari 180 derajat, kalao d philips 100-110 derajat.  ax t1 cor fatsat
 3D dan 2d mrcp thick slab post kontraz
Catatan :
 dwi
 Kalau ge pulsa eksitasi nya pakai flip angle, refasing nya pake
Pelvis
graadien refasing, menghasilkan T2*
 Kalau se pulsa eksitasi 90 drjt, refasingnya pake pulsa 180 derajat,  ax, sag, cor t2 fse
memghasilkan t2 biasa  ax sag cor t2 fse fatsat post kontas
 Tof itu bisa ge bsa se, tapi lebih sensitif ge  ax sagital t1wi
 Ax sag cor t1 fatsat
Rangkuman sekuens
 Dwi
Mri kpl
Genu
 Axial, sag, coronal t2 fse
 ax sag cor t2 fse
 Axial dwi
 ax sag cor pd fat sat spair
 Axial t2* gre
 ax sag t1wi
 Mra tof
 3d koheren gre
Mri cercvical, thoracal, lumbal
Ankle, shoulder
 Axial, sag, coronal t2 fse
 ax sag cor t2 fse
 Axial sagital t1 fse
 ax sag cor pd fat sat spair
 Ax t2* gre
 ax sag t1wi
 Sagital t2 stir
 3d koherwn gre
 3D myelo
Presisi : proton melakukan spin searah dengan NMV atau medam magner
Mrcp
utama
 cor, axial t2* bffe dan
Resonansi = memberikan energi dengan frekuensi larmor yang sama Eval perubahan degenerafif cartilago artikular awal dari stru
dengan frekuensi presisi proton

Eksitasi : perubahan arah proton yang searah dgn magnet eksternal mjd
berlawanan

Steady state : kondisi stabil dafi waktu ke waktu, rnergi masuk sama
dengan yg keluar

- enargi yg diberikan pd hidrogen saat eksitasi merupakan energi yang


diterapkan dr flip angle. Energi yg hilamg dtntukan oleh tr. Dengan
kombinasi tr dan fa akan dipastikan dpt tjd stedy.

Umumnya fa 30-45 san tr <50

T2* berguna u tuk membedakN inhomogenitas jar tumor dan qjar


normal, cairan otak atau darah akibat pemgaruh susceptibilitas

Gre t2*

Untuk deteksi pemgendapan zat besi pada pemyakit cronic liver disease
dan chronic anemia. Krn zat besi bersifat paramagnetik, ketika
pengendapan meningkat, local magnetic field change berbagai derjat
trgantung kandungan rndapan besi. Endapat besi menghasilkan
peninhkatan efek kerentanan sehingga memengaruhu waktu ewlaksasi
t2*.

Untuk mengevaluasi endapan zat besi pada otak pd pnykit alzheimer

Eval pendarahan mikro atau makro

Eval diagnosis penyakit degemeratif krn perubahan biokimia

Anda mungkin juga menyukai