NIM : 11190910000075
TI/3D
Q1. Assume a stream of ten 1’s. Encode the stream using the following schemes:
NRZ-I, AMI, Manchester, Differential Manchester.How many transitions (vertical lines) are there
for each scheme.
Q2. For the Manchester encoded binary stream of the following page, extract the clock information and
the data sequence.
Q3. Consider a stream of binary data consisting of a long sequence of 1s, followed by a zero, followed by
a long sequence of 1s. Preceding bit and level is indicated within parentheses. Draw the waveforms for
NRZI (high), AMI (1 as negative voltage), and pseudo-ternary(0 as negative voltage).
NRZ-I:
AMI
Pseudoternary
Q4. The AMI waveform representing a sequence 0100101011 & 011001100101 is transmitted
over a noisy channel. The received waveform with a single error is shown in the following page.
Locate the error withjustification.
Q5. For the received AMI bipolar sequence + - 0+ - 0 - + which has one violation, construct two possible
transmitted pattern that might result in the same received pattern.
Q7. Please Search the example of PCM modulation process and please explain by your language
PCM / Pulse Code Modulation atau Modulasi Kode Pulsa adalah salah satu teknik memproses suatu
sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada sistem PCM,
diantaranya Proses Sampling yaitu proses pengambilan sample sinyal analog pada titik
tertentu secara teratur. Sinyal output sampler disebut sinyal PAM (Pulse Amplitudo
Modulation). Selanjutnya Quantization, proses memberikan nilai pada sinyal sampling
sesuai dengan amplitudo dari masing-masing sample sinyal. Terakhir adalah Encoding,
yaitu mengubah besaran amplitudo sampling menjadi kode digital biner.[4]
Contoh : pengolah sinyal pada sistem deteksi music dan diaplikasikan dalam bidang robotika.
Q8. The analog waveform shown in the following figure is to be delta modulated. The sampling period
and the step size are indicated by the grid. The first DM output is also shown. Give the DM output for the
complete signal
1. Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth
minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi
2. Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan
bantuan sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi
3. Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal yang
diterima dan replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal.
Dalam skema Frequency Hopping Spread Spectrum, sinyal disiarkan sepanjang rangkaian
frekuensi radio yang kelihatannya acak, melompat dari frekuensi ke frekuensi pada titik pisah
(split-socond intervals). Sebuah receiver, melompat di antara frekuensi secara sinkron dengan
transmitter, lalu menangkap pesan. Sehingga orang-orang yang berusaha mendengarkan secara
diam diam hanya akana mendengar bunyi titik titik yang tidak jelas. Upaya untuk mengganggu
sinyal hanya akan berhasil dengan cara menghantam sedikit bit-nya.
Sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam
rentang sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping
adalah menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio.
Secara periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari channel
frekuensi satu ke channel frekuensi lainnya. Pita 2.4GHz dibagi-bagi ke dalam beberapa sub
bagian yang disebut channel/kanal. Salah satu standar pembagian channel ini adalah sistem
ETSI (European Telecommunication Standard Institute) dengan membagi channel, dimulai
dengan channel 1 pada frekuensi 2.412MHz, channel 2 pada frekuensi 2.417MHz, channel
3 pada frekuensi 2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai channel 13.
Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat akan bekerja menggunakan 4
channel (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya secara normal
pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS yang bisa dipakai. Parameter
lain yang memungkinkan penggunaan lebih dari 3 channel ini adalah penggunaan antena
(directional antenna) dan polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal).
Slow and Fast FHSS
Patut dicatat bahwa bit informasi dari satu membalikan bit-bit pseudorandom dalam
kombinasi tersebut, sementara bit informasi 0 menyebabkan bit-bit pseudorandom
ditransmisikan tanpa mengalami inversi. Kombinasi bit stream memiliki data rate yang
sama dengan deretan pseudorandom yang asli, sehingga memiliki bandwidth yang lebih
lebar dibandingkan dengan stream informasi. Pada contoh ini, bit stream lebih besar 4 kali
lipat rate informasi