Oleh :
1401039
SI VIC
Dosen Pengampu :
H , M.Si,Apt
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanyalah bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah farmakoterapi II dengan judul Gagal ginjal Akut
Dan Gagal ginjal Kronik ini dengan baik. Ucapan terima kasih penyusun
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...2
DAFTAR ISI..... 3
BAB I PENDAHULUAN....4
BAB II PEMBAHASAN............5
2.2 Etiologi..............7
2.5 Penatalaksanaan.............................11
3.1Kesimpulan...................................16
DAFTAR PUSTAKA..17
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan
tubuh dan elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal,
reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non-elektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai
kemih.Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra sel
dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi
glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus.
Ginjal dilalui oleh sekitar 1.200 ml darah per menit, suatu volume yang sama dengan
20 sampai 25 persen curah jantung (5.000 ml per menit). Lebih 90% darah yang masuk ke
ginjal berada pada korteks, sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Di negara maju, penyakit
kronik tidak menular (cronic non-communicable diseases) terutama penyakit kardiovaskuler,
hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit ginjal kronik, sudah menggantikan penyakit
menular (communicable diseases) sebagai masalah kesehatan masyarakat utama.
Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler sehingga dapat
membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien mengalami komplikasi yang
lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh
darah perifer. Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang memerlukan
terapi pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. Penyakit ginjal kronik biasanya
desertai berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran napas,
penyakit saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta anemia.
Selama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan diagnosis dan
pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan penyebab penyakit ginjal
kronik serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah terjadi gagal ginjal. Bukti ilmiah
menunjukkan bahwa komplikasi penyakit ginjal kronik, tidak bergantung pada etiologi, dapat
dicegah atau dihambat jika dilakukan penanganan secara dini. Oleh karena itu, upaya yang
harus dilaksanakan adalah diagnosis dini dan pencegahan yang efektif terhadap penyakit
ginjal kronik, dan hal ini dimungkinkan karena berbagai faktor risiko untuk penyakit ginjal
kronik dapat dikendalikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
ARF menyebabkan timbulnya gejala dan tanda menyerupai sindrom uremik pada
gagal ginjal kronik,yang mencerminkan terjadinya kegagalan fungsi regulasi, eksresi, dan
endokrin ginjal. Namun demikian , osteodistrofi ginjal dan anemiabukan merupakan
gambaran yang lazim terdapat pada ARF karena awitanya akut. ARF merupakan sindrom
klinis yang sangat lazim , terjadi pada sekitar 5 % pasien rawat inap dan sebanyak 30 %
pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. Beragam jenis komplikasi yang berkaitan
dengan penyakit, obat, kehamilan, trauma, dan tindakan bedah dapat menyebakan ARF .
berlawanan dengan gagal ginjal kronik , sebagian besar pasien ARF biasanya memiliki fungsi
ginjal yang sebelumnya, dan keadaan ini umumnya dapat pulih kembali. Selain kenyataan ini,
mortalitas akibat ARF sangat tinggi (sekitar 50%), bahkan dengan ketersediaan pengobatan
dialysis, mungkin menunjukan penyakit kritis yang biasanya turut terkait. 2.2 Penyebab gagal
ginjal akut Penyebab ARF umumnya dapat dipertimbangkan dalam tiga kategori diagnostic :
Azotemia prarenal Azotemia pascarenal ( Kotak 49-1 ) Dan ARF instrintik KOTAK 49-1
Penyebab lazim gagal ginjal akut AZOTEMIA PRARENAL (PENURUNAN PERFUSI
GINJAL) 1.
Deplesi volume cairan ekstrasel (ECF) absolute a.Perdarahan :operasi besar, trauma,
pascapartum b.Dieresis berlebihan c.Kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berat :
muntah, diare d.Kehilangan cairan dari ruang ketiga : luka bakar ,peritonitis, prankretitis
2.Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif a.Penurunan curah jantung: infrak
miokardium , distritmia, gagal jantung b.Vasodilitasi perifer :sepsis anafilaksis obat anestesi,
nitrat. c.Hipoalbuminemia : sindrom nefrotik, gagal hati.
Yang dapat menyebabkan terjadinya ARF tipe ATN. Petunjuk lazim penyebab
pararenal ARF adalah iskemia ginjal yang lama akibat penurunan perfusi ginjal.
Penyebab pascarenal azotemia yang dapat menyebabkan ARF lebih jarang terjadi 5%daripada
penyebab pararenel dan mengarah pada obstruksi aliran urin disetiap tempat pada saluran
kemih. Pembesaran prostat merupakan penyebab tersering obstruksi aliran keluar kandung
kemih.
Nekrosis tubular akut ATN merupakan lesi ginjal yang paling sering menyebabkan
ARF 75%.ATN terjadi akibat iskemia ginjal yang terjadi dalam waktu lama atau akibat
pemajanan terhadap neprotokin. Disebabkan penyakit vaskuler atau glomerular gijal primer
atau hipertensi maligna secara berurutan dan juga disebabkan oleh stress seperti infeksi atau
kehilangan cairan akibat muntah atau diare pada pasien gagal ginjal kronik atau gagal ginjal
yang sedikit.
Penyebab netrotoksik pada ATN adalah netrotoksin eksogen maupun endogen
yangmenyebabkan ARF tipe non-oligurik netrotoksin endogen mencakup hemoglobin,
mioglobin, dan protein bence jones. Hemolisis eritrosit dengan lepasnya hemoglobin kedalam
serum darah biasanya disebabkan oleh ketidakcocokan transfuse darah
Long (1996 : 368) mengemukakan bahwa gagal ginjal kronik adalah ginjal sudah
tidak mampu lagi mempertahankan lingkugan internal yang konsisten dengan kehidupan dan
pemulihan fungsi sudah tidak ada. Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang
menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990: 349).Gagal
ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya
berlangsung dalam beberapa tahun (Lorraine M Wilson, 1995: 812).
2.2 Etiologi
Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic difus dan
menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir dengan gagal
ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, missal nefropati obstruktif dapat
menyebabkan kelainan ginjal intrinsic dan berakhir dengan gagal ginjal
kronik.Glomerulonefritis hipertensi essensial dan pielonefritis merupakan penyebab paling
sering dari gagal ginjal kronik kira-kira 60%. Gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan
penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15 20 %. Glomerulonefritis kronik
merupakan penyakit parenkim ginjal progresif dan difus, seringkali berakhir dengan gagal
ginjal kronik. Laki-laki lebih sering dari wanita, umur 20 40 tahun. Sebagian besar pasien
relatif muda dan merupakan calon utama untuk transplantasi ginjal. Glomerulonefritis
mungkin berhubungan dengan penyakit-penyakit system (Glomerulonefritis sekunder) seperti
Lupus Eritomatosus Sitemik, Poliarthritis Nodosa, Granulomatosus Wagener.
Glomerulonefritis (Glomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes melitus
(Glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan gagal ginjal kronik.
Glomerulonefritis yang berhubungan dengan amiloidosis sering dijumpai pada pasien-pasien
dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis, lepra, osteomielitis, dan arthritis rheumatoid,
dan myeloma.
2.3 Patofisiologi
Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut :
Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
Periode Oliguri
Pada periode ini volume urin kurang dari 400 ml/24 jam, disertai dengan peningkatan
konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin,
asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik
muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan
glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik
mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan.
Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi,
tanda uremik biasanya meningkat.
Periode Penyembuhan
- Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 - 12 bulan
- Nilai laboratorium akan kembali normal
- Namun terjadi penurunan GFR permanen 1% - 3%
2.4 DIAGNOSIS
b. Pemeriksaan laboratorium
Tujuan pemeriksaan laboratorium yaitu memastikan dan menentukan
derajat penurunan faal ginjal (LFG), identifikasi etiologi dan menentukan
perjalanan penyakit termasuk semua faktor pemburuk faal ginjal.
1)Pemeriksaan faal ginjal (LFG)
Pemeriksaan ureum, kreatinin serum dan asam urat serum sudah cukup
memadai sebagai uji saring untuk faal ginjal (LFG).
2)Etiologi gaga l ginjal kr onik (GGK)
Analisis urin rutin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit dan
imunodiagnosis.
3)Pemeriksaan laboratorium untuk perjalanan penyakit
Progresivitas penurunan faal ginjal, hemopoiesis, elektrolit, endoktrin, dan
pemeriksaan lain berdasarkan indikasi terutama faktor pemburuk faal ginjal
(LFG).
c. Pemeriksaan penunjang diagnosis
Pemeriksaan penunjang diagnosis harus selektif sesuai dengan tujuannya,
yaitu:
1)Diagnosis etio logi GGK Beberapa pemeriksaan penunjang diagnosis, yaitu
foto polos perut, ultrasonografi (USG), nefrotomogram, pielografi retrograde,
pielografi antegrade dan Micturating Cysto Urography(MCU).
2)Diagnosis pemburuk faal ginjal Pemeriksaan radiologi dan radionuklida
(renogram) dan pemeriksaan ultrasonografi (USG)kecil risiko penurunan
fungsi ginjal), pengendalian gula darah, lemak darah,
anemia, penghentian merokok, peningkatan aktivitas fisik dan pengendalian
berat badan (National Kidney Foundation, 2009) .
2.5 Penatalaksanaan
a. Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal
ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi
toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit (Sukandar,2006).
1)Peranan diet Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan un
tuk mencegah atau mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama
dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
2)Kebutuhan jumlah kalori Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk
GGK harus adekuat dengan
tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen,
memelihara status nutrisi dan memelihara status gizi.
3)Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah
diuresis mencapai 2 L per hari.
4)Kebutuhan elektrolit dan mineral
Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari
LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Gagal ginjal akut ( GGA ) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang
ditandai dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration rate (GFR) dan perubahan
kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi air yang cukup untuk
keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik
pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya
azotemia..
Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat
dibagi dalam 2 kelompok:
1.Penyakitparenkimginjal
Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc
ginjal
Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis
nodasa, Sclerosis sistemikprogresif,Gout,Dm.
2.Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih,
Refluks ureter,
Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan Infeksi yang
berulang dan nefron yang memburuk Obstruksi saluran kemih, Destruksi
pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
http://askep-ebook.blogspot.com/2009/04/ckd-chronic-kidney-disease.html
http://www.scribd.com/doc/14558331/Laporan-Pendahuluan-Chronic-Kidney-Disease-CKD-