Anda di halaman 1dari 10

Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Yuli Wahyuni, Nursiswati, Anastasia Anna


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
E-mail: nursiswati5678@yahoo.com

Abstrak

Karekteristik pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, lama menderita DM, dan status pernikahan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui gambaran kualitas hidup berdasarkan karekteristik pasien DM tipe 2. Penelitian
deskriptif kuantitatif ini melibatkan 89 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Data dikumpulkan menggunakan kuesioner karekteristik responden dan Quality of Life Instrument for Indian
Diabetes Patients (QOLID) yang terdiri dari 34 pertanyaan. Data yang terkumpul dikategorikan menjadi kualitas
hidup tinggi/rendah berdasarkan nilai mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup (QoL) pasien
DM tipe 2 secara keseluruhan adalah tinggi (56,18%). Berdasarkan umur, QoL tinggi terbesar adalah lansia
(65,9%) dan QoL rendah terbesar adalah dewasa madya (53,84%). Jenis kelamin, QoL tinggi terbesar adalah
laki-laki (58,97%) dan QoL rendah terbesar adalah perempuan (46%). Tingkat pendidikan, QoL tinggi terbesar
berada pada perguruan tinggi (78,26%) dan QoL rendah terbesar berada pada SD (65%). Berdasarkan sosial
ekonomi, QoL tinggi terbesar adalah penghasilan lebih dari >5 juta (87,5%) dan QoL rendah terbesar adalah
<1 juta (66,67%). Berdasarkan lama menderita, QoL tinggi terbesar adalah >10 tahun (66,67%) dan QoL
rendah terbesar adalah < 1 tahun (53,33%). Berdasarkan status pernikahan QoL tinggi terbesar adalah menikah
(56,16%) dan QoL rendah terbesar adalah janda/duda (46,67%). Perawat diharapkan dapat membantu pasien
dengan karekteristik tingkat pendidikan SD, usia dewasa madya, penghasilan <1 juta dan lama menderita <1
tahun dengan cara mengembangkan aktivitas yang dapat mendukung peningkatan QoL pasien DM tipe 2.

Kata kunci: DM tipe 2, karekteristik pasien, kualitas hidup.

The Quality of Life of Patient with Type 2 Diabetes Mellitus

Abstractt

Ages, sex, education levels, economic status, marital status, and the length of life with diabetes mellitus are
characteristics of patient with type 2 DM that can affect to their quality of life. The purpose of this study was to
describe type 2 diabetes mellitus patients quality of life based on patients characteristics. Descriptive quantitative
approach with purposive sampling was applied to 89 respondents. Data were collected using Quality of Life
Instruments for Indian Diabetes Patients (QOLID), which consists of 34 questions. Data were analyzed using
means scores. The result showed that quality of life (QoL) of patients with type 2 diabetes were high (56.18%).
Based on age categories, the highest QoL was the elderly group (65.9%) and the lowest was the middle adulthood
group (53.84%). Men had higher QoL than women with (58.97%) and (46%), respectively. This study also found
that university graduates had the highest QoL (78.26%) and the lowest were elementary school graduates (65%).
Based on the economic status, people with income >5 million (50%) had the highest QoL and the lowest was
people with income <1 million (35.90%). Diabetic patients who suffering for more than 10 years (66,67%) had the
highest QoL and the lowest was people who suffer of type 2 DM for less than a year (53.33%). Based on marital
status, the highest QoL was married people (56.16%) and the lowest was widow (46.67%). Nurses are expected
to help patients with low level of QoL and develop some activities to enhance the QoL of patient with type 2 DM.

Key words: Patients characteristic, quality of life, type 2 DM.

Volume 2 Nomor 1 April 2014 25


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

Pendahuluan DM karena dapat menjadi salah satu acuan


keberhasilan dari suatu intervensi atau terapi
Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah gangguan (Triplitt dkk., 2005). Pengukuran kualitas
metabolisme akibat gangguan produksi hidup juga penting untuk meningkatkan
insulin atau gangguan pada reseptor (Lewis, hubungan tenaga kesehatan dengan pasien
2004). Angka insidensi dan pravelensi DM dan evaluasi pelayanan kesehatan, baik
tipe 2 memiliki kecenderungan peningkatan untuk kepentingan penelitian maupun dalam
di berbagai penjuru dunia (PERKENI, 2011). perumusan kebijakan (Rapkin & Schwartz,
World Health Organization (WHO) pada 2004).
tahun 2004 memprediksi adanya kenaikan Perawat merupakan salah satu tenaga
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 kesehatan yang berperan penting dalam
juta jiwa pada tahun 2000, menjadi sekitar mengelola dan mencegah komplikasi DM
21,3 juta jiwa pada tahun 2030. International tipe 2. Intervensi perawat dalam mencegah
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009 dan mengelola pasien DM tipe 2 meliputi
memprediksi kenaikan jumlah penyandang pengaturan makan, latihan jasmani, dan
DM dari tujuh juta pada tahun 2009 menjadi edukasi. Tercapainya asuhan keperawatan
12 juta tahun pada 2030. Terdapat perbedaan yang komprehensif dalam mengelola dan
angka prevalensi terhadap kedua laporan mencegah terjadinya komplikasi diharapkan
IDF dan WHO, akan tetapi keduanya tetap dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
menunjukkan adanya peningkatan jumlah DM tipe 2.
penyandang DM sebanyak 23 kali lipat Menurut WHO (2004), kualitas hidup
pada tahun 2030 (PERKENI, 2011). adalah persepsi individu terhadap posisi
Pasien DM baik pada tipe 1 maupun tipe 2 mereka dalam kehidupan dan konteks budaya
memungkinkan dua jenis komplikasi vaskuler serta sistem nilai dimana mereka hidup dan
yang, yaitu komplikasi makrovaskuler dalam hubungannya dengan tujuan individu,
dan komplikasi mikrovaskuler. Dua jenis harapan, standar, dan perhatian. Penelitian
komplikasi vaskuler tersebut merupakan Nagpal, Kumar, Kakar, dan Bhartia (2010)
komplikasi secara fisiologis yang dialami mengemukakan bahwa terdapat delapan
penderita DM, sedangkan dampak lainnya domain kualitas hidup pasien DM tipe 2
yang dapat timbul adalah dampak sosial yaitu keterbatasan peran karena kesehatan
dan psikologis sebagai efek dari pengobatan fisik, kemampuan fisik, kesehatan umum,
yang dijalani seumur hidup dan pengaturan kepuasan pengobatan, frekuensi gejala,
makanan yang harus dilakukan setiap hari. masalah keuangan, kesehatan psikologis, dan
Stigma dari masyarakat terhadap pasien kepuasan diet. Nagpal, dkk. (2010) lebih lanjut
DM tipe 2, terutama yang menggunakan menyebutkan dimensi-dimensi kualitas hidup
terapi insulin memengaruhi kepatuhan untuk pasien DM tipe 2 tersebut dapat diukur
pasien dalam melakukan pengelolaan dan menggunakan Quality of Life Instrument for
upaya pencegahan terhadap komplikasi Indian Diabetes Patients (QOLID).
DM (Vermeire, dkk., 2007). Kondisi stigma Pengukuran respons kualitas hidup pasien
masyarakat tersebut berisiko menurunkan DM merupakan penilaian subjektif pada
kondisi fisik maupun kualitas hidup pasien. setiap individu. Perbedaan karekteristik antara
Tujuan pengobatan DM adalah mengurangi individu dapat memengaruhi hasil penilaian
risiko komplikasi penyakit mikrovaskuler kualitas hidup. Karekteristik tersebut antara
dan makrovaskuler, memperbaiki gejala lain jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
komplikasi, dan mengurangi jumlah kasus status sosial ekonomi, lama menderita, dan
kematian, serta meningkatkan kualitas hidup status pernikahan (Diener & Suh, 2000).
penderita DM. Risiko terjadinya komplikasi Penelitian Wagner, Abbott, dan Lett (2004),
akibat dari pengelolaan pengobatan dan diet, menemukan adanya perbedaan yang terkait
serta upaya pencegahan komplikasi DM yang dengan umur dalam aspek-aspek kehidupan
kurang tepat dapat berpotensi memengaruhi yang penting bagi individu. Beberapa faktor
kualitas hidup penderita DM. Profesional risiko seperti obesitas, kurang aktivitas atau
kesehatan seharusnya memberikan perhatian latihan fisik, usia, dan riwayat DM saat
lebih terhadap kualitas hidup penderita hamil menyebabkan tingginya kejadian DM

26 Volume 2 Nomor 1 April 2014


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

pada perempuan (Radi, 2007). Pendidikan sosial ekonomi, lama menderita DM tipe 2,
dan pengetahuan pasien DM tipe 2 akan dan status pernikahan.
berpengaruh terhadap pengontrolan gula Populasi pada penelitian ini adalah
darah, cara mengatasi gejala yang muncul, seluruh pasien DM tipe 2 yang berkunjung ke
dan mencegah terjadinya komplikasi (Souse, poliklinik endokrin di salah satu rumah sakit
Zauszniewski, & Musil, 2006). Issa dan negeri di Jawa Barat pada bulan Oktober 2012.
Baiyewu (2006) menyatkan bahwa sosial Pengambilan data penelitian menggunakan
ekonomi merupakan prediktor terjadinya pendekatan purposive sampling. Metode
kualitas hidup yang rendah pada pasien pengambilan data purposive sampling adalah
DM tipe 2. Status sosial dan ekonomi akan pengambilan sampel yang didasarkan atas
berdampak pada ketersediaan finansial untuk pertimbangan dan kesesuaian dengan kriteria
memperoleh pengobatan. DM merupakan inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel minimal
penyakit kronis yang pengobatannya sangat dalam penelitian ini adalah 89 sampel. Jumlah
mahal dan memerlukan pengobatan seumur sampel dihitung menggunakan perhitungan
hidup serta perawatan diri untuk mencapai slovin.
kualitas hidup yang tinggi (Ross, Gilmour, & Instrumen yang digunakan dalam
Dasgupta, 2010). penelitian ini adalah kuesioner karekteristik
Penelitian dari Ried dan Walker (2009) responden dan kuesioner kualitas hidup.
menyatakan bahwa lama menderita DM Kuesioner karekteristik responden pada
berhubungan dengan tingkat kecemasan penelitian ini berupa lembar isian mengenai
pasien, sehingga akan berakibat terhadap umur, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan,
penurunan kualitas hidup pasien DM tipe 2. pendidikan terakhir, status pernikahan,
Lama waktu menderita DM dan pengobatan lama menderita, tipe DM, dan komplikasi.
yang dijalani dapat memengaruhi kapasitas Kuesioner kualitas hidup pada penelitian
fungsional, psikologis, dan kesehatan serta ini diadopsi dari Quality of Life Instrument
kesejahteraan pasien. Perubahan fisiologis for Indian Diabetes Patients (QOLID) yang
pada keadaan hiperglikemia dalam jangka dikembangkan oleh Nagpal, dkk. (2010).
waktu yang lama menyebabkan komplikasi Instrumen ini terdiri dari delapan domain
mikrovaskuler dan makrovaskuler. yaitu keterbatasan peran karena kesehatan
Kualitas hidup pasien DM tipe 2 menjadi fisik, kemampuan fisik, kesehatan umum,
pening untuk diteliti secara lebih spesifik kepuasan pengobatan, frekuensi gejala,
karena mmberikan dampak yang luas bagi masalah keuangan, kesehatan psikologis,
kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah dan kepuasan diet. Pertanyaan berjumlah 34
untuk memberikan gambaran kualitas hidup pertanyaan skala likert dengan lima pilihan
berdasarkan karekteristik pasien DM tipe 2 di jawaban, pertanyaan positif berjumlah 10
salah satu rumah sakit negeri di Jawa Barat. pertanyaan dan pertanyaan negatif berjumlah
24 pertanyaan. Skor item jawaban berada
pada rentang satu sampai dengan lima
Metode Penelitian sehingga skor total berada pada rentang 34
sampai dengan 170.
Penelitian kualitas hidup berdasarkan Uji validitas construct pada penelitian
karekteristik pasien DM tipe 2, menggunakan ini dilakukan oleh ahli bahasa dari lembaga
metode deskriptif kuantitatif. Variabel pendidikan Bahasa Inggris dan untuk uji
penelitian ini adalah karekteristik responden validitas content dilakukan oleh dosen
dan kualitas hidup pasien DM Tipe 2. Variabel dari Fakultas Keperawatan Universitas
kualitas hidup pasien DM tipe 2 terdiri dari Padjadjaran yang ahli dalam bidang diabetes
delapan subvariabel, yaitu keterbatasan peran melitus dan kualitas hidup. Uji reliabilitas
karena kesehatan fisik, kemampuan fisik, pada penelitian ini dilakukan pada sepuluh
kesehatan umum, kepuasan pengobatan, responden pada salah satu Puskesmas di
frekuensi gejala, masalah keuangan, Sumedang dengan hasil uji reliabilitas adalah
kesehatan psikologis, dan kepuasan diet. 0.915.
Karekteristik pasien DM tipe 2 meliputi Analisis data menggunakan distribusi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, frekuensi dan nilai rerata untuk menentukan

Volume 2 Nomor 1 April 2014 27


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Umur (n=89)


QoL QoL Total
Tinggi Rendah
F % F % F %
Dewasa dini (1840 tahun) 3 50 3 50 6 6,7
Dewasa madya (4060 tahun) 18 46,15 21 53,84 39 43,8
Lansia (>60 tahun) 29 65,9 15 34,09 44 49,4

tinggi atau rendahnya kualitas hidup pasien tinggi adalah kelompok umur lansia (65,9%).
DM tipe 2 peneliti menggunakan nilai mean
(130). Peneliti selanjutnya membuat kategori 2. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2
yang terdiri atas kualitas hidup tinggi, jika berdasarkan Kareketeristik Jenis Kelamin
jumlah total nilai responden Mean (X) dan di Poli Endokrin di Salah Satu Rumah Sakit
kualitas hidup rendah, jika jumlah total nilai Negeri di Jawa Barat Tahun 2013
responden < Mean (X). Setelah diketahui Tabel 2 pmenggambarkan persentase
hasil tinggi atau rendahnya kualitas hidup terbesar dari responden yang mempunyai
berdasarkan karekteristik pasien DM tipe nilai kualitas hidup tinggi adalah laki-
2, kemudian data diinterpretasikan dengan laki (58,97%). Persentase tertinggi dari
menggunakan distribusi frekuensi. Data yang responden yang mempunyai nilai kualitas
telah diolah disajikan dalam bentuk tabel hidup rendah adalah perempuan (46%).
distribusi frekuensi dan persentase.
3. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2
berdasarkan Karekteristik Pendidikan di Poli
Hasil Penelitian Endokrin di Salah Satu Rumah Sakit Negeri
di Jawa Barat Tahun 2013
Hasil penelitian menggambarkan sebagian Tabel 3 menggambarkan persentase terbesar
besar dari responden (56,2%) mempunyai dari responden yang mempunyai nilai
nilai kualitas hidup yang tinggi dan yang kualitas hidup tinggi berada pada tingkat
lainnya mempunyai nilai kualitas hidup pendidikan perguruan tinggi (78,26%).
rendah. Gambaran kualitas hidup berdasarkan Adapun persentase tertinggi dari responden
karekteristik pasien DM tipe 2 yang meliputi yang mempunyai nilai kualitas hidup rendah
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, berada pada tingkat pendidikan SD (65%).
sosial ekonomi, lama menderita DM tipe
2, dan status pernikahan, diuraikan sebagai 4. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2
berikut: berdasarkan Karekteristik Sosial Ekonomi
di Poli Endokrin di salah satu Rumah Sakit
1. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Negeri di Jawa Barat Tahun 2013
berdasarkan Karaketeristik Umur di Poli Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
Endokrin di Salah Satu Rumah Sakit Negeri persentase terbesar dari responden yang
di Jawa Barat Tahun 2013 mempunyai kualitas hidup tinggi adalah
Tabel 1 menggambarkan persentase terbesar responden dengan status sosial ekonomi yang
dari responden yang mempunyai nilai berpenghasilan > 5.000.000 yaitu sebanyak
kualitas hidup terendah adalah kelompok 87,5%. Adapun persentase tertinggi dari
umur dewasa madya (53,85%). Persentase responden yang mempunyai nilai kualitas
tertinggi responden dengan kualitas hidup hidup rendah adalah responden dengan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Jenis Kelamin (n=89)
QoL Tinggi QoL Rendah Total
Jenis Kelamin
f % f % f %
Laki-laki 23 58,97 16 41, 025 39 43,8
Perempuan 27 54 23 46 50 56,2

28 Volume 2 Nomor 1 April 2014


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pendidikan (n=89)


QoL Tinggi QoL Rendah Total
Pendidikan
f % f % f %
Perguruan tinggi 18 78, 26 5 21, 73 23 25,8
SMA 14 52,85 13 48,15 27 30,3
SMP 10 58,82 7 41,18 17 19,1
SD 7 35 13 65 20 22,5
Tidak sekolah 1 50 1 50 2 2,2

status sosial ekonomi yang berpenghasilan < Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
1.000.000 yaitu sebanyak 33,33%. adanya persentase terbesar dari responden
yang mempunyai nilai kualitas hidup tinggi
5. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 adalah responden dengan kelompok umur
berdasarkan Karekteristik Lama Menderita lansia (65,9%). Menurut penelitian Wagner,
di Salah Satu Rumah Sakit Negeri di Jawa dkk. (2004), terdapat perbedaan yang terkait
Barat Tahun 2013 dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan
Tabel 5 menggambarkan persentase terbesar yang penting bagi individu. Hasil penelitian
dari responden yang mempunyai nilai tersebut sejalan dengan penelitian dari
kualitas hidup tinggi berada pada rentang Rugerri, Warner, Bisoffi, dan Fontecedro
lama menderita >10 tahun (65,67%). Adapun (2001) yang menyatakan bahwa responden
persentase tertinggi dari responden yang berusia tua menunjukkan adanya konstribusi
mempunyai kualitas hidup rendah adalah dari faktor usia terhadap kualitas hidup yang
responden pada rentang lama menderita < 1 dinilai secara subjektif. Hasil penelitian ini
tahun (53,33%). menunjukkan bahwa tingginya kualitas
hidup pada lansia disebabkan oleh individu
6. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 pada masa usia tua sudah melewati masa
berdasarkan Karekteristik Status Pernikahan untuk melakukan perubahan dalam hidupnya
di Salah Satu Rumah Sakit Negeri di Jawa sehingga mereka cenderung mengevaluasi
Barat Tahun 2013 hidupnya dengan lebih positif. Dewasa madya
Tabel 6 menggambarkan persentase terbesar merupakan masa puncak dimana individu
dari responden yang mempunyai nilai kualitas telah mencapai kondisi kesejahteraan
hidup tinggi adalah responden dengan status secara psikologis, kesehatan, produktivitas,
menikah (56,16%). Adapun persentase dan keterlibatan dalam masyarakat sangat
tertinggi dari responden yang mempunyai optimal, oleh karena itu saat krisis terjadi
nilai kualitas hidup rendah adalah janda/duda pada usia dewasa madya, seperti terjangkit
(46,67 %). penyakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan
pasangan, akan membuat suatu kesedihan
yang lebih dalam. Kualitas hidup rendah
Pembahasan berada pada kelompok usia dewasa madya.
Penurunan kualitas hidup pada usia dewasa
1. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 madya tersebut dipengaruhi oleh tingginya
berdasarkan Karekteristik Umur tuntutan baik dari diri sendiri maupun dari
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Sosial Ekonomi (n=89)
QoL Tinggi QoL Rendah Total
Penghasilan
f % f % f %
< 1.000.000 7 33,33 14 66,67 21 23,6
1.000.0002.000.000 11 45,83 13 54,17 24 27
>2.000.0005.000.000 25 69,44 11 30,56 36 40,4
> 5.000.000 7 87,5 1 12,5 8 9

Volume 2 Nomor 1 April 2014 29


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Lama Menderita DM


Tipe 2 (n=89)
Lama Menderita QoL Tinggi QoL Rendah Total
f % f % f %
< 1 tahun 7 46,67 8 53,33 15 16,85
15 tahun 20 62,5 12 37,5 32 36,0
610 tahun 13 48,15 14 51,85 27 30,3
>10 tahun 10 66,67 5 33,33 15 16,85

lingkungan sekitar mengenai produktivitas hamil menyebabkan tingginya kejadian DM


dan hubungan sosial masyarakat yang pada perempuan (Radi, 2007).
disebabkan oleh manifetasi klinik DM tipe 2. Rendahnya kualitas hidup perempuan pada
Tingginya tuntutan mengenai produktivitas penelitian berkaitan dengan jenis pekerjaan
dan hubungan sosial masyarakat yang tidak responden. Hampir setengah dari responden
terpenuhi memungkinkan individu untuk sebanyak 43,8% bekerja sebagai ibu rumah
mempersepsikan kualitas hidup yang rendah tangga, hal tersebut terkait dengan masalah
(Rapkin & Schwartz, 2004). finansial untuk memperoleh pengobatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Selain itu, tuntutan pekerjaan sebagai ibu
penelitian Solli, Stavem, dan Kristiansen rumah tangga yang memerlukan kekuatan
(2010) rendahnya kualitas hidup pada lansia fisik terganggu akibat dari manifestasi klinik
dipengaruhi oleh komplikasi penyakit yang yang disebabkan oleh DM.
dapat meningkatkan ketidakmampuan pasien Peningkatan kualitas hidup perempuan
baik secara fisik, psikologis, dan sosial yang dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan
pada akhirnya akan menyebabkan gangguan kemampuan fisik. Optimalisasi kemampuan
fungsi tubuh. Tingginya kualitas hidup fisik tersebut dapat dicapai dengan cara
lansia pada hasil penelitian ini dipengaruhi melakukan pendidikan kesehatan pada pasien
oleh responden penelitian adalah pasien agar dapat mengenali gejala saat terjadinya
DM tipe 2 yang tidak memiliki komplikasi hipoglikemik atau hiperglikemik. Setelah
seperti penyakit hipertensi, jantung, strok, mengikuti pendidikan kesehatan tersebut,
ginjal, luka diabetik, dan gangguan mata pasien diharapkan mampu menyesuaikan
(retinopati). Keadaan responden yang sedang kondisi kesehatan dirinya dengan jenis
dalam keadaan stabil memungkinkan akan pekerjaan yang dilakukakan, serta dapat
berpengaruh terhadap hasil penelitian persepsi mengatasi dan mengantisipasi timbulnya
responden terhadap kualitas hidupnya baik. gejala klinik dari DM yang akan mengganggu
kekuatan fisik.
2. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2
berdasarkan Karekteristik Jenis kelamin 3. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe2
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan Karekteristik Tingkat Pendidikan
persentase terbesar dari responden yang berdasarkan Karekteristik Tingkat Pendidikan
mempunyai nilai kualitas hidup rendah Persentase kualitas hidup tinggi terbesar
adalah perempuan sebanyak 46%. Beberapa berada pada tingkat pendidikan perguruan
faktor risiko seperti obesitas, kurang aktivitas tinggi yaitu sebanyak 78,26%. Wahl,
atau latihan fisik, usia, dan riwayat DM saat Rustoen, Hanested, Lerdal, dan Moum (2004)

Tabel 6 Distribusi Frekeunsi Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Status Pernikahan


Pasien (n=89)
QoL Tinggi QoL Rendah Total
Status Pernikahan
f % f % f %
Menikah 41 56,16 32 43,84 73 82
Janda/duda 8 53,33 7 46,67 16 18

30 Volume 2 Nomor 1 April 2014


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

menyatakan adanya pengaruh positif dari penyakit kronis yang pengobatannya sangat
pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif. mahal dan memerlukan pengobatan seumur
Kualitas hidup akan meningkat seiring dengan hidup serta perawatan diri untuk mencapai
lebih tingginya tingkat pendidikan yang kualitas hidup yang tinggi (Ross, dkk., 2010).
didapatkan oleh individu. Sejalan dengan Pentalaksanaan DM menurut (2011) meliputi
penelitian Souse, dkk. (2006), pendidikan edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani,
dan pengetahuan akan berpengaruh terhadap dan pengelolaan farmakologis.
pengontrolan gula darah, cara mengatasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
gejala yang muncul, dan mencegah terjadinya hampir seluruh responden yang melakukan
komplikasi sehingga kualitas hidup pasien pengobatan ke poli endokrin di salah satu
DM tipe 2 yang berpendidikan tinggi akan rumah sakit negeri di Jawa Barat menggunakan
terjaga dengan optimal. asuransi kesehatan seperti askes, kontraktor,
Penelitian ini memberikan gambaran jamkesmas atau program pengobatan gratis
tingginya kualitas hidup pada individu lainnya dari pemerintah. Program pengobatan
yang berpendidikan tinggi adalah mereka gratis tersebut membantu pasien DM tipe
cenderung mencari tahu lebih banyak tentang 2 dalam proses pengobatan farmakologis.
penyakit dari berbagai media informasi. Penatalaksanaan diabetes yang tidak kalah
Pengetahuan yang memadai memungkinkan penting untuk mencapai nilai kualitas hidup
responden dengan pendidikan tinggi akan tinggi yaitu pengendalian dan perawatan
lebih mengenali masalah frekuensi gejala dan diabetes kurang mendapat perhatian.
kepuasan diet yang harus dilakukan.
Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup 5. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2
pada kelompok responden yang mempunyai berdasarkan Karekteristik Lama Menderita
pendidikan rendah dapat dicapai dengan cara Hasil penelitian berdasarkan karekteristik
memberikan pendidikan kesehatan dengan lama menderita DM menunjukkan kualitas
metode yang dapat dipahami oleh pasien hidup pasien DM tipe 2 mempunyai nilai
misalnya menggunakan media gambar. kualitas hidup tinggi terbesar yang berada
Pasien juga diharapkan memiliki kartu pada rentang lama menderita DM >10
perkembangan penyakit serta buku panduan tahun yaitu sebanyak 66,67%, sedangkan
yang berisi berbagai informasi mengenai untuk responden yang mempunyai kualitas
penyakit DM tipe 2, mulai dari tanda dan hidup rendah terbesar adalah responden
gejala, komplikasi, jadwal pengobatan, pola pada rentang lama menderita DM <1 tahun
makan, cara penyuntikan insulin, latihan yaitu sebanyak (53,33%). Hasil penelitian
jasmani, dan cara untuk mengendalikan gula Wu (2007) menyatakan bahwa pasien yang
darah yang ditulis dengan bahasa sederhana lama menderita DM 11 tahun memiliki
dan mudah dipahami. Buku panduan tersebut efikasi diri yang baik dari pada pasien yang
diharapkan dapat menambah pengetahuan menderita DM <10 tahun. Efikasi diri yang
pasien yang lebih banyak mengenai diabetes, baik dapat disebabkan karena pasien telah
sehingga kualitas hidupnya akan meningkat. berpengalaman dalam mengelola penyakitnya
dan memiliki koping yang baik.
4. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Hasil penelitian Ried dan Walker (2009)
berdasarkan Karekteristik Sosial ekonomi menyatakan bahwa lama menderita DM
Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah berhubungan dengan tingkat kecemasan yang
responden dengan kualitas hidup rendah dapat mengakibatkan penurunan kualitas
tertinggi, responden dengan status sosial hidup. Lama waktu menderita DM dan
ekonomi penghasilan <1.000.000 perbulan pengobatan yang dijalani dapat memengaruhi
adalah sebanyak 66,67%. Issa dan Baiyewu kapasitas fungsional, kapasitas psikologis,
(2006) menyatakan bahwa sosial ekonomi tingkat kesehatan, dan tingkat kesejahteraan
merupakan penyebab terjadinya kualitas pasien. Perubahan fisiologis pada keadaan
hidup yang rendah pada pasien DM tipe hiperglikemia dalam jangka waktu yang lama
2. Karekteristik sosial ekonomi tersebut akan menyebabkan komplikasi mikrovaskuler
berkaitan dengan ketersedian finansial untuk dan makrovaskuler pada penderita.
memperoleh pengobatan. DM merupakan Penelitian Semiardji (2006) menyatakan

Volume 2 Nomor 1 April 2014 31


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

bahwa reaksi pasien DM dalam menghadapi kepercayaan dan penghargaan. Seseorang


penyakitnya berbeda-beda. Pasien dapat yang sedang mempunyai masalah tidak
meperlihatkan hal seperti sikap menyangkal, merasa beban untuk dirinya sendiri, tetapi
obsesif, marah, frustasi, takut, dan depresi. masih ada orang lain yang memperhatikan,
Respons psikologis orang Indonesia dalam mendengarkan dan membantu memecahkan
penerimaan terhadap penyakit cenderung masalahnya. Bentuk perhatian dari pasangan
lebih baik, hal tersebut dipengaruhi oleh akan meningkatkan perawatan diri pasien
faktor spiritual (Hamid, 2009). DM tipe 2 yang dapat menurunkan risiko
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komplikasi. Dukungan pasangan seperti
hampir setengah dari responden mempunyai mengingatkan dan memantau makanan yang
nilai kualitas hidup tinggi berada pada rentang sesuai, mendukung usaha responden untuk
lama menderita >10 tahun. Hasil penelitian olahraga, membantu dalam hal pengobatan,
tersebut dipengaruhi oleh aspek penerimaan dan memberikan informasi merupakan salah
kondisi pasien yang dilatarbelakangi oleh satu hal yang memengaruhi tingginya kualitas
budaya Indonesia yang mempunyai nilai hidup pasien DM tipe 2 pada penelitian ini.
spiritualitas yang tinggi dan cenderung
menghadapi penyakit dengan lebih berserah
diri kepada Tuhan. Simpulan
6. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan Karekteristik Status Pernikahan secara keseluruhan kualitas hidup pasien DM
Hasil penelitian berdasarkan karekteristik tipe 2 adalah tinggi, sedangkan kualitas hidup
status pernikahan ini dapat diketahui bahwa berdasarkan karekteristik responden dapat
responden yang mempunyai nilai kualitas disimpulkan bahwa sebagian besar berjenis
hidup tinggi terbesar adalah responden kelamin perempuan dan mempunyai kualitas
dengan status menikah sebanyak 56,16%,. hidup rendah. Sebagaian besar responden
Selanjutnya menurut Wahl, dkk. (2004) yang mempunyai kualitas hidup tinggi
mengemukakan bahwa baik pria maupun berdasarkan kelompok usia adalah kelompok
wanita, individu dengan status menikah atau umur lansia, berdasarkan tingkat pendidikan
kohabitasi memiliki kualitas hidup yang lebih adalah tingkat pendikan perguruan tinggi,
tinggi. Pengaruh status pernikahan tersebut dan berdasarkan status pernikahan adalah
terkait dengan dukungan keluarga merupakan pasien yang sudah menikah.
indikator paling kuat memberikan dampak Hasil penelitian ini diharapkan dapat
positif terhadap perawatan diri pada pasien menjadi data untuk meningkatkan kualitas
DM (Neff, dalam Hensarling, 2009). hidup pasien DM tipe 2. Cara yang dapat
Penyakit DM dapat memberikan efek dilakukan berdasarkan penelitian ini untuk
psikososial seperti depresi, hal tersebut meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe
dapat mengakibatkan pasien menunjukkan 2 adalah dengan mengembangkan aktivitas
sikap negatif dalam pengendalian DM. Sikap yang dapat mendukung peningkatan kualitas
negatif tersebut seperti tidak mengikuti diet hidup pasien DM tipe 2.
yang telah diprogramkan, kurang aktivitas
fisik, merokok dan kurangnya kepatuhan
terhadap pengobatan (Riley, dkk., 2009). Daftar Pustaka
Sikap negatif tersebut dapat diatasi dengan
adanya dukungan keluarga. Dukungan Diener, E., & Suh, E. M. (2000). National
keluarga merupakan indikator paling kuat difference in subjective well-being. In
dalam memberikan dampak positif terhadap Kahneman, D., Diener, E., & Scwarz (Eds.),
perawatan diri pada pasien DM (Neff, Well being: The foundation of hedonic
dalam Hensarling, 2009). Selanjutnya Hause psychology (pp. 435-450). New York: Russel
(dalam Setiadi 2008) mengatakan bahwa sage foundation.
bentuk dukungan emosional keluarga dapat
berupa dukungan simpati, empati, cinta, Hamid, A. Y. (2009). Bunga rampai asuhan

32 Volume 2 Nomor 1 April 2014


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC. Canada.

Hensarling, J. (2009). Development and Rugerri, M., Warner. R., Bisoffi, G., &
psychometric testing of hensarling diabetes Fontecedro, L. (2001). Subjective and
family support scale (Dissertation degree objective dimensions of quality of life in
of Doctor of Philosophy in the Graduate Psychiatric Patiens: A factor analytical
School). Womans University, Texas. approach. British journal of psychiatry, 178,
(p. 168175).
Issa, B. A., & Baiyewu, O. (2006). Quality
of life of patients with diabetes mellitus in Semiardji, G. (2006). Stres emosional pada
Nigerian Teaching Hospital. Hong Kong penyandang diabetes. Dalam Sedartawan,
College of Psychiatrists, 16, 2733. S., Pradana, S., & dan Imam, S (Eds.),
Penatalaksanaan diabetes terpadu (hal 337
Lewis, K. (2004). Medical surgical nursing 342). Jakarta: Balai penerbit FKUI.
assessment and management of clinical
problem (5th ed.). St Louis: Mosby Inc. Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset
keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nagpal, J., Kumar, A., Kakar, S., & Bhartia,
A. (2010). The development of quality of Solli, O., Stavem, K., & Kristiansen, I.S.
life instrument for indian diabetes patients (2010). Health related quality of life in
(QOLID): A validation and reliability study diabetes: The associations of complications
in middle and higher income groups. J Assoc with EQ-5D score. Health And Quality of
Physicians India, 58, 295304. Life Outcomes, 8(18), 18.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Souse, V. D., Zauszniewski, J. A., & Musil,


(PERKENI). (2011). Konsensus pengendalian C. M. (2006). Demographic differences of
dan pencegahan diabetes mellitus Ttpe2 di adult with diabetes mellitus cross-sectional
Indonesia. Jakarta : PB Perkeni. study. Online Brazilian Journal of Nursing,
5(2).
Radi. (2007). Diabetes melitus sebagai faktor
risiko penyakit jantung. Diakses dari: http:// Triplitt, C. L., Reasner, C. A., Isley, W. L.,
www.pjnhk.go.id. (2005). Diabetes Mellitus. In: J. T. Dipiro, R.
L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G.
Rapkin, B. D., & Schwartz, C. E. (2004). Wells, L. M. posey (Eds.), Pharmacotherapy,
Toward a theoretical model of quality of A Pathofisiologic Approach 6th edition (p.
life appraisal: Implications of findings from 13331357). USA: McGraw-Hill Co.
studies of response shift. Health and Quality
of Life Outcomes, 2(1), 14. Vermeire, E., Hearnshaw, H., Ratsep, A.,
Levasseur, G., Petek, D., & Vandam, H.
Reid, M. K. T., & Walker S. D. (2009). Quality (2007). Obstacles to adherence in living
of life in Caribbean youth with diabetes. West with type-2 diabetes: an internal qualitative
Indian Medical Journal, 58 (3), 250255. study using meta-ethnography. Primary Care
Diabetes, 1,2533.
Riley, McEmtee, M. L., Gerson, L., &
Deninson C. R. (2009). Depression as a Wagner, J.A., Abbot, G., & Lett. S. (2004).
co morbidityto diabetes: Implications for Age related differences in individual quality
management. Journal for Nursing Practioner, of life domains in youth with type 1 diabetes.
5(7), 523535. Health and quality of life outcomes, 2(54).

Ross, N. A., Gilmour, H. L., & Dasgupta, Wahl, A.K., Rustoen, T., Hanested B.R.,
K. (2010). 14-year diabetes incidence: The Lerdal, A., & Moum, T. (2004). Quality of
role of socio-economic status. Statistics life in the general Norwegian population,

Volume 2 Nomor 1 April 2014 33


Yuli Wahyuni: Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik Pasien DM Tipe 2

measured by the Quality Of Life Scale following the implementation of a self efficacy
(QOLS-N). Quality of life research, 13(5), enhancing intervention program in Taiwan.
10011009.
WHO. (2004). Introducing the WHOQOL
Wu, S. F. (2007). Effectiveness of self Instrument. Diakses dari hhtp://dept.
management for person with type 2 diabetes washington.edi/yqol/whoqol/.infopdf.

34 Volume 2 Nomor 1 April 2014

Anda mungkin juga menyukai