Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Teknolgi informasi dan komunikasi (TIK) adalah semua teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat
memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan.
Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang
dan semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan
yang sederhana hingga sangat rumit.

Perkembangan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan kehidupan


berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan
dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan
manusia. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan
global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri. Peran
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Kemajuan Bangsa Indonesia yaitu Membangun
Indonesia melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai urat nadi yang mampu
mengalirkan informasi ke-seluruh elemen bangsa sehingga TIK merupakan salah satu
komponen untuk membangun bangsa Indonesia.

Dewasa ini kemajuan teknologi yang mengglobal telah mempengaruhi segala aspek
kehidupan bangsa Indonesia baik di bidang politik, ekonomi, seni budaya, bahkan di bidang
pendidikan. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi sudah sangat
mempunyai dampak yang begitu positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi
dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Pendidikan
sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan bangsa ini
akan cerdas dalam berpikir dan bijak dalam bertindak. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 1dinyatakan bahwa konsep pembelajaran

1
adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Konsep mengenai pembelajaran di atas melahirkan suatu model
pembelajaran yang dikenal dengan pembelajaran berbasis aneka sumber. Pembelajaran
berbasis aneka sumber memungkinkan siswa belajar dari siapa saja, dari mana saja, tentang
apa saja. Pembelajaran berbasis aneka sumber memungkinkan terciptanya suatu situasi
pembelajaran yang hidup dan menarik. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang ada di dalam
PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di dalam peraturan ini
dinyatakan bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh satuan kelas adalah pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK dalam proses pembelajaran.

Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) adalah suatu paradigma baru pada lapis
pengalaman belajar. Sampai sekarang pengalaman belajar siswa masih memusat pada peran
guru (teacher centered learning), seolah-olah tanpa guru tidak terjadi proses pembelajaran.
Dalam perspektif seperti itu, maka Teknologi Pendidikan sebagai salah satu disiplin terapan
mempunyai peran yang sangat penting. Disiplin ilmu ini berorientasi pada bagaimana
memecahkan masalah belajar dan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber, baik
yang telah tersedia maupun yang sengaja dikembangkan. Ruang lingkup Teknologi
Pendidikan tidak hanya membantu memecahkan masalah belajar dan pembelajaran dalam
konteks sekolah, namun dalam seluruh konteks kehidupan masyarakat, dengan
mengembangkan dan atau menggunakan aneka sumber. Teknologi Pendidikan beroperasi di
mana belajar itu diperlukan, baik oleh perorangan, kelompok, maupun organisasi (Yusufhadi
Miarso, 2004).

Di Indonesia yang notabenenya sebagai negara berkembang dimana ketersediaan


infrastruktur komunikasi yang masih minim mengakibatkan kesempatan setiap orang
untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Ketersediaan
infrastruktur ini sangat terasa di daerah-daerah seperti di Nusa Tenggara Timur yang
proses memperoleh informasinya masih terbatas. Hal ini dikarenakan di Indonesia
penyebaran teknologi informasi dan komunikasi belum merata, sekarang ini hanya di
kota-kota besar sajalah yang sudah dengan mudah menikmati dan memanfaatkan fasilitas
yang tersedia. Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di

2
tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Flores, Sumba,
Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Ibukotanya
terletak di Kupang, Timor Barat. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga
pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Flores, Sumba dan Timor Barat. Provinsi ini
menempati bagian barat pulau Timor. Dengan kondisi demikian perkembangan
pendidikan pun menjadi terhambat dan juga tidak merata. Akibatnya sangat berdampak
pada siswa dalam memperoleh pengalaman belajar khususnya pada pendidikan di Nusa
Tenggara Timur, sehingga memunculkan fenomena-fenomena dalam masyarakat yaitu
shock Teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan masalah tersebut, maka dalam karya tulis ini akan ditinjau bagaimana
solusi yang tepat dalam mengatasi pengaruh shock teknologi Informasi dan Komunikasi
terhadap pengalaman belajar siswa di NTT.
1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi dan bagaimana
peranannya dalam dunia pendidikan?

2. Apakah yang dimaksud dengan pengalaman belajar?

3. Apakah yang dimaksud dengan shock teknologi informasi dan komunikasi?

4. Bagaimana pengaruh Shock teknologi informasi dan komunikasi terhadap pengalaman


belajar siswa di NTT?

5. Bagaimana solusi yang tepat dalam mengatasi fenomena shock teknologi informasi dan
komunikasi sehingga dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa di NTT?

1.3 Tujuan

Dalam penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai sarana pokok
terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat bekerja secara terarah, adapun
tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan tentang teknologi informasi dan komunikasi dan peranannya
dalam dunia pendidikan.
2. Mendeskripsikan tentang pengalaman belajar
3. Mendeskripsikan tentang shock teknologi informasi dan komunikasi.

3
4. Mendeskripsikan tentang pengaruh shock teknologi informasi dan komunikasi
terhadap pengalaman belajar siswa di NTT.
5. Mendeskripsikan dan memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi fenomena
shock teknologi Informasi dan Komunikasi yang dapat meningkatkan
pengalaman belajar siswa di NTT.
1.4 Manfaat

Sedangkan hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki tiga manfaat, yaitu manfaat
bagi pemerintah, manfaat untuk para guru, dan manfaat bagi siswa. Ketiga manfaat ini dapat
dirangkum sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah : Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
2. Bagi Guru : Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
3. Bagi Siswa : Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka
meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan
pada umumnya.
1.5 Metode

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan menggunakan metode kajian pustaka,


dengan cara mereview jurnal-jurnal penelitian terdahulu serta referensi lain yang relevan
berkaitan dengan topik yang dikaji.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

4
2.1 Teknologi informasi dan komunikasi

2.1.1 Pengertian teknologi informasi dan komunikasi

Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak


jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur
dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah teknologi belum digunakan. Istilah teknologi berasal dari techne atau cara
dan logos atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan
tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-
akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia. Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek, yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi, mencakup segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan, teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu
ke lainnya.Teknologi komunikasi juga mengandung pengertian bahwa perangkat keras
(hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial. Maka,
teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait
dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan transfer/pemindahan informasi antar
media.

2.1.2 Teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia.


Pendidikan merupakan proses pendewasaan serta pembentukan pribadi. Pendidikan
berlangsung sepanjang hayat sejak dari buaian sampai mendekati liang lahat.
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuan nasional berkaitan dengan
pendidikan yang tercantum dalam Pembukaan Undang -undang Dasar 1945 alinea
ke-4 yang berbunyi , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan . Tujuan nasional

5
ini kemudian dijabarkan dalam Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi Setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan, serta ayat (5) yang berbunyi Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai- nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia (UUD 1945 Hasil Amandemen). Pernyataan-pernyataan yang tertuang dalam
undang -undang dasar tersebut apabila dihubungkan dengan pelaksanaan hak asasi
manusia (HAM) maka kesempatan memperoleh pendidikan merupakan hak bagi setiap
Warga Negara Indonesia. Hal tersebut diatur dalam Pasal 28C Undang-Undang
Dasar 1945 ayat (1) yang berbunyi Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.Amanat
Undang-Undang Dasar 1945 tersebut sudah dilaksanakan oleh pemerintah Republik
Indonesia dengan ditetapkannya Undang -undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didi k secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pasal 1 ayat (1) tersebut memberikan amanat bahwa
pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan pemerintah dan pemerintah daerah,
bahkan juga masyarakat terencana, terpadu dan berkesinambungan. Pada Pasal 11 ayat
(1) terdapat pernyataan Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan
layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (UU No. 20 Tahun 2003). Upaya
pemerintah dalam melaksanakan amanat UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tersebut
di atas antara lain dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dalam
dunia pendidikan. Penerapan teknologi informasi tersebut dimaksudkan agar dapat
terselenggara pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara. Pemanfaaatan
teknologi informasi dan etika dalam memanfaatkan teknologi informasi telah diatur
melalui UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
pada Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Teknologi Informasi adalah suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan ,menyimpan, memproses, mengumumkan,
menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi (UU No. 11 Tahun 2008). Teknologi

6
informasi tidak dapat dilepaskan dari sistem elektronik seperti yang diatur dalam UU No.
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dengan demikian,
teknologi informasi memberikan kesempatan dan peluang untuk dapat dimanfaatkan
dalam menjembatani dan menunjang perkuliahan bagi jurusan selain bidang
informatika. Peranan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan menurut
PUSTEKKOM meliputi pemanfaatan teknologi inform asi sebagai berikut: 1)
ketrampilan (skill ) dan kompetensi, 2) infrastruktur pendidikan, 3) sumber bahan
ajar, alat bantu dan fasilitas pendidikan, dan 4) manajemen pendidikan.

2.1.3 Tujuan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi


Tujuan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain:
Pada aspek kognitif, dapat mengetahui, mengenal, atau memahami teknologi
informasi dan komunikasi. Meningkatkan pengetahuan dan minat peserta didik pada
teknologi, serta meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah sekaligus persiapan untuk
pendidikan, pekerjaan, dan peran di masyarakat pada masa yang akan datang
Pada aspek efektif, dapat bersikap aktif , kreatif, apresiatif dan mandiri dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu juga dapat menghargai
karya cipta dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Pada aspek psikomotor, dapat terampil memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk
kemampuan dan minat peserta didik terhadap teknologi.

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup materi di atas, maka kemampuan yang perlu
diperkembangkan dalam TIK adalah:

Kemampuan berpikir yang berkaitan dengan aspek kognitif, yaitu


1. Mengenal budaya, pekerjaan, lingkungan, dan kebutuhan masyarakat.
2. Memecahkan masalah teknik.
3. Menganalisis sistem teknik.
4. Merancang sistem teknik.
Sikap yang ditunjukkan ketika memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
adalah bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, berani mengambil keputusan,
kreatif dan inovatif, bersikap kritis.
Kemampuan atau keterampilan : Memahami dan menggunakan peralatan TIK secara
aman untuk menghasilkan produk dan sistemnya.

2.1.4 Fungsi dan Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi


Teknologi Informasi berfungsi untuk:

7
a. Penangkapan atau pengumpulan data, meliputi: Mengumpul rekod aktivitas yang
bisa digunakan. Contoh: proses menukar, menganalisis, perhitungan, dan
pengsintesisan semua bentuk data atau informasi.
b. Penampilan, yaitu menyusun informasi sebagai teks, suara atau gambar. Contoh:
laporan prestasi peserta didik pada ujian semester
c. Setoran/Pangkalan data, yaitu proses computer dalam menyimpan data dan informasi
untuk digunakan masa yang akan datang. Contoh: Informasi pelajar.
d. Capaian, maksudnya proses komputer untuk mencari dan menyalin data yang
tersimpan untuk pemprosesan selanjutnya. Contoh: Bank soal.
e. Pemancaran/Penghantaran. Pemancaran/penghantaran data dan informasi dari pada
satu lokasi ke lokasi lain. Contoh: faks, e-mail.
Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan teknologi dan informasi dalam
pembelajaran, antar lain:
a. Pengajar dan peserta didik mampu mengakses kepada teknologi informasi dan
komunikasi.
b. Pengajar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi, karena pengajar berperan sebagai peserta didik yang harus
belajar terus-menerus sepanjang hayat. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas
professional dan kompetensinya.
c. Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna.

2.1.5 Peran-Peran TIK dalam dunia pendidikan :


TIK sebagai keahlian dan kompetensi. Maksudnya, penggunaan TIK harus
proporsional atau TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuai dengan
porsinya masing-masing.
TIK sebagai infratruktur pembelajaran. Infrastruktur pembelajaran di sini maksudnya
adalah tersedianya bahan belajar dalam format digital, jaringan adalah sekolah,
sehingga belajar bisa dijangkau di mana saja dan kapan saja.
TIK sebagai sumber bahan belajar. Hal ini mengenai buku dan bahan belajar yang
diperbaharui secara kontinyu dengan menggunakan teknologi. Karena tanpa
teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang cukup lama.
TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, fasilitas
TIK sangat membantu proses pembelajaran. Contohnya, dalam menyampaikan
informasi, dengan menggunakan fasilitas multimedia informasi akan cepat sampai ke
peserta didik dengan lebih akurat karena dengan adanya berbagai fasilitas multidedia
tersebut, peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan mengeksplorasi
pengetahuannya secara lebih luas.

8
TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran. TIK sangat mendukung dalam hal
mengelola pembelajaran, karena pada dasarnya tiap individu memerlukan dukungan
pembelajaran yang tanpa henti.
TIK sebagai sistem pendukung keputusan. Dalam mengambil sebuah keputusan,
setiap individu memiliki alasan tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan informasi
berdasarkan fakta yang ada dalam mengambil sebuah keputusan.

2.2 Pengalaman Belajar

Pengertian pengalaman belajar menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut,


Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara
pembelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang dia reaksi. Belajar, melalui
perilaku aktif siswa; yaitu apa yang dia lakukan saat dia belajar, bukan apa yang
dilakukan oleh guru. Caswel dan Campbell (dalam Sukmadinata, 2007: 4) mengatakan
bahwa kurikulum to be composed of all the experiences children have under the
guidance of teachers (kurikulum tersusun atas semua pengalaman yang telah dimiliki
oleh siswa dibawah bimbingan guru). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan
bahwa:
1. Pengalaman belajar pengalaman mengacu kepada interaksi pebelajar dengan
kondisi eksternalnya, bukan konten pelajaran.
2. Pengalaman belajar mengacu kepada belajar melaui perilaku aktif siswa,
3. Belajar akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan belajar-mengajar
tertentu.
4. Pengalaman belajar itu merupakan hasil yang diperoleh siswa.
5. Adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk
membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.

2.2.1 Pentingnya Pengalaman Belajar


Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan, contohnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mau menjadi mau, dan lain
sebagainya. Namun demikian tidak semua perubahan pasti merupakan peristiwa belajar.
Sedangkan yang dimaksud perubahan dalam belajar adalah perubahan yang relatif,
konstan, dan berbekas. Sama halnya dengan pengalaman belajar, dimana seperti kata
pepetah yang sering kita dengar dalam dunia pendidikan bahwa pengalaman adalah guru

9
yang paling baik. Dalam hal ini pengalaman-pengalaman yang sering kita lalui dapat
memberikan dan mengajarkan kita hal-hal yang berarti dalam hidup.
Pengalaman belajar siswa ditunjang dengan adanya teknologi. Dengan adanya kemajuan
sains dan teknologi di bidang pendidikan seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk
mempermudah siswa mencapai pengalaman belajar yang optimal. Anak-anak sekarang
menginginkan hal-hal yang baru yang menarik dan menantang. Demikian juga saat
mengikuti pembelajaran di sekolah mereka ingin pembaruan dalam pembelajaran.
Dengan demikian seorang guru harus belajar mengadakan pembaruan pembelajaran
dengan memasukkan pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang
menarik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi siswa
tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada pengalaman belajar. Seorang
guru dalam merancang pembelajaran tentunya akan bertanya dalam hatinya,
Pengalaman belajar apa yang akan aku berikan pada peserta didik agar mereka dapat
memiliki kompetensi dasar? Pengalaman belajar yang diberikan oleh guru sangat
penting bagi peserta didik (siswa) agar peserta didik dapat memiliki kompetensi dasar.
Ada dua hal yang dapat membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar kepada
siswa yaitu dengan penggunaan multimetode dan multimedia yang disesuaikan sesuai
dengan kondisi siswa dan kemampuan sekolah.
Multimetode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan demi
mengimpelementasiakan startegi pemebelajaran sehingga terbentuk pengalaman belajar
bagi siswa, yaitu:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang biasa digunakan oleh setiap guru. Hal ini
selain disebabkan oleh beberapa pertimbnagan tertentu juaga adanya faktor kebiasaa baik
dari guru ataupun siswa. Dalam metode ini guru biasanya merasa belum puas manakala
dalam proses pengelolaan pemebelajaran tidak melalukan ceramah. Demikian juga
dengan sisw, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah, sehinnga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak
ada guru berarti tidaka ada proses belajar.

10
b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstarsi
peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama nmetode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Oleh sebab itu, diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar poengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Dengan demikian, jika setiap guru menerapkan metode yang berbeda-beda dalam proses
pembelajaran maka setiap siswa juga akan memiliki pengalaman yang berbeda dalam
menerima materi pelajaran. Metode yang pertama adalah metode yang bersifat monoton
dimana siswa hanya akan bisa mendengarkan materi yang telah disampaikan oleh
seorang guru. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru. Metode pembelajaran yang kedua akan lebih menarik
sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Dalam hal
ini dengan cara nmengamati secara langsung siswa kan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dengan kenyataan. Sedangkan metode yang ketiga sifatnya
melatih siswa untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Dalam metode ini siswa
mana dirangsang untuk lebih kreatif dalam memberikan gagasan, bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
Multimedia
Media pembelajara merupakan seluruh alat dan bahan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televisi, koran, majalah, buku atau LCD dan lain
sebagainya.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga dapat memberikan pengalaman
belajar bagi siswa. Salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu penggunaan media interaktif seperti penggunaan komputer. Dengan

11
bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari inforamsi baru, yaitu dengan
menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu
pertanyaan itu. Komputer dapat diprogram untuk dimanfaatkan dalam potensi mengajar
dengan tiga cara, yaitu:
a. Tutorial
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang
memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok
pengertian. Komputer dapat menemukan lingkup kesulitan tiap siswa, kemudian
menjelaskan pendapat-pendapat yang ditemukan siswa, menggunakan contoh dan latihan
yang tepat dan mentes siswa pada tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah
mengerti dengan baik.
b. Simulasi
Bentuk kedua pengajaran dengan komputer ialah untuk simulasi pada suatu keadaan
khusus, atau sistem di mana siswa dapat berinteraksi. Siswa dapat menyebut informasi,
sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena mereka berpikir sehat, mencobakan
interpretasinya dari prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Komputer akan menceritakan
pada siswa apakah dampak dari keputusannya, terutama tentang reaksi dari kritikan atau
pendapatnya.
c. Pengolahan Data
Rowntree (Roestiyah, 2001) menuliskan bahwa dalam hal ini komputer digunakan
sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau memanipulasi data dengan
kecepatan yang tinggi. Siswa dapat meminta kepada komputer untuk meneliti figur-figur
tertentu atau menghasilkan grafik dan gambar yang sulit/kompleks. Menurut Hamalik
(2003), ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu untuk:
1. Mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau Computer literate.
2. Mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah dengan komputer.
3. Melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran.
Jadi, dengan ketersediaan metode dan media yang dapat menunjang berlangsungnya
proses pembelajaran menyebabkan guru dapat memberikan pengalaman belajar bagi
siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi dasar siswa.

2.2.2 Cara Merumuskan Pengalaman Belajar yang Sesuai

12
Untuk merumuskan pengalaman belajar guru hendaknya memperhatikan
beberapa faktor antara lain :
1. Karakteristik konsep yang diajarkan
Karakteristik konsep yang dimaksud adalah tuntutan dan tuntunan yang sudah
melekat untuk tiap konsep. Sebagai contoh, konsep evolusi yang berarti perubahan
secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama, memberikan petunjuk bahwa
pengalaman belajar yang paling tepat dengan mengobservasi dan menganalisis
bukti-bukti evolusi.
2. Kesiapan Siswa
Faktor kedua yang harus diperhatikan dalam memilih pengalaman belajar
adalah kesiapan siswa. Guru hendaknya mempertimbangankan kesiapan siswa.
Untuk itu guru hendaknya juga memperhatikan tingkat perkembangan, terutama
perkembangan kognitif. Apabila tingkat berfikir siswa diperkirakan masih pada
tingkat konkret, tentunya konsep tersebut akan sulit dipahami siswa apabila hanya
lewat penjelasan. Siswa yang demikian tentunya akan lebih baik apabila pengalaman
belajarnya adalah pengalaman belajar langsung dengan objek nyata.
3. Fasilitas yang tersedia
Faktor ketiga yang juga penting dipertimbangkan guru adalah ketersediaan alat.
Guru tentunya tidak bisa merancang alat suatu kegiatan yang akan menggunakan
alat atau bahan yang tidak dapat diperolehnya. Untuk itu dalam merancang
pengalaman belajar guru harus mempertimbangkan betul ketersediaan alat dan
bahan yang dibutuhkannya. Misalnya guru yang mengajar disekolah yang terletak
disuatu pegunungan jauh dari laut dan tidak mempunyai awetan ganggang laut,
tentunya tidak tepat apabila guru tersebut merancang pengalaman belajar siswa
dengan observasi langsung terhadap ganggang air laut.

2.3 Shock teknologi informasi dan komunikasi


Secara etimologi kata shock berasal dari bahasa inggris yang diartikan sebagai
kejutan, guncangan, goncangan, kagetan. Sehingga dapat diartikan bahwa Shock
teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu keadaan dimana masyarakat megalami
kejutan, guncangan, goncangan, ataupun kagetan terhadap perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Fenomena ini biasanya terjadi pada daerah yang penyebaran
teknologi informasi yang kurang merata sehingga minim dalam mendapatkan informasi.

13
Fenomena ini terjadi karena budaya masyarakat Indonesia yang beragam menyebabkan
terjadinya kesenjangan digital. Secara geografis bangsa Indonesia merupakan negara
kepulauan, kondisi ini menyebabkan informasi belum menjangkau dan menyebar secara
merata kesemua pulau. Pulau-pulau terpencil adalah yang paling sulit mendapatkan
informasi seperti yang terjadi di Nusa Tenggara Timur sehingga menyebabkan
masyarakat NTT dengan mudah mengalami fenomena shock teknologi informasi dan
komunikasi. Kesenjangan digital ini semakin hari semakin membawa masalah baru bagi
daerah-daerah yang tertinggal. Salah satu yang paling disoroti adalah perkembangan
dalam bidang pendidikan menjadi terhambat akibat kurangnya infrastuktur yang
menunjang. Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh
terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi
informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi
segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan
mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi
dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Karena itu begitu pentingnya
peran teknologi dalam kehidupan terlebih khususnya dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing
bangsa, dengan demikian, sektor pendidikan harus terus-menerus ditingkatkan
mutunya. Fakta saat ini menunjukkan bahwa faktor kesenjangan pendidikan
menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kesenjangan
mutu pendidikan tersebut selain disebabkan karena faktor sarana dan prasarana
yang belum memadai, sumberdaya manusia yang masih terbatas dan juga manajemen
sistem pendidikan yang belum terpadu. Dalam kaitannya dengan faktor tersebut di
atas, penggunaan dan pemanfaatan TIK sebagai sarana pendidikan dan manajemen
pendidikan masih dirasakan amat rendah. Walaupun pendidikan di Indonesia sudah
memanfaatkan TIK, terutama dalam manajemen dan pembelajaran, tetapi masih dalam
lingkup yang terbatas.

Ketertinggalannya dalam pendayagunaan TIK merupakan isu penting dalam


kebijakan pembangunan pendidikan Indonesia. Sebagaimana dimuat dalam Renstra
Depdiknas 2004-2009, untuk mengejar kemajuan, perlu diperluas dan diintensifkan
pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, di antaranya pendayagunaan TIK baik
sebagai materi kurikulum maupun sebagai media dalam proses pembelajaran
interaktif. Pemanfaatan TIK merupakan salah satu solusi tepat bagi pemecahan masalah

14
pendidikan di Indonesia. Setidaknya pemanfaatan TIK dalam pendidikan, akan
mengatasi masalah sebagai berikut:

Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia Negara Republik Indonesia
merupakan Negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan
mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat
menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata.

Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan


dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya.

Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang


sulit diatasi dengan cara-cara konvensional

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan


pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.

TIK akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan terwujud
manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.

Secara geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan


kurikulum TIK akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang akan
datang. Kurikulum TIK yang akan dikembangkan harus mampu mengangkat harkat
dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya layanan pendidikan yang lebih
bermutu dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia di dalam zaman
global dan kompetitif ini. Penerapan dan pengembangan aplikasi Teknologi
Informasi yang tepat dalam sekolah dan dunia pendidikan merupakan salah satu
faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas
sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Penyempurnaan
kurikulum dilakukan sebagai respon terhadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, tuntutan desentralisasi, dan hak asasi manusia. Oleh
karena itu, bahan kajian yang harus dikuasai oleh siswa disesuaikan dengan semua
tuntutan yang ada tersebut.

Selain itu, bukan hanya bahan kajian saja yang harus dikuasai oleh siswa tetapi juga
kompetensi untuk menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan
kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan

15
demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu fasilitas untuk menunjang
kompetensi tersebut siswa perlu dikenalkan dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang berfungsi sebagai bahan maupun alat pembelajaran. Namun
keterbatasan infrastuktur penunjang dan kemampuan mengoperasi alat-alat teknologi
siswa-siswi di NTT yang masih rendah mengakibatkan kurangnya pengalaman belajar
yang didapatkan dalam proses belajar. Hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa-siswi NTT
dibandingkan dengan siswa-siswi di pulau jawa yang perkembangan teknologinya lebih
maju menunjukan perbedaan yang sangat signifikan.

Dari penjalasan diatas maka kita dapat melihat bahwa fenomena shock teknologi
informasi dan komunukasi di NTT berawal dari ketidakmampuan seseorang ataupun
masyarakat dalam menggunakan, memanfaatkan, bahkan mengelolah teknologi
informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini disebakan karena penyebaran teknologi
yang belum merata disertai kondisi geofrafis NTT berupa provinsi kepulauan menjadi
salah satu penghabat terbesar dalam kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Dampaknya bagi dunia pendidikan di NTT adalah ketertinggalan dalam perkembangan
dunia pendidikan sehingga hal ini sangatlah berpengaruh pada kemampuan berpikir
siswa-siswi di NTT.

2.4 Pengaruh Shock Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Pengalaman


Belajar Siswa
Pengalaman belajar erat kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses. Makin
aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna pengalaman
belajar siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati. Hal itu berbeda
jika hanya dengan mendengar atau sekedar membaca. Ada ungkapan yang sering
dilontarkan dalam dunia pendidikan yaitu Pengalaman adalah guru yang paling baik
dimana melalui pengalaman yang nyata seseorang belajar.

Salah satu faktor yang rnenunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya
sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media / alat bantu belajar
serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran
akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta

16
hasil yang lebih bermakna. Pada saat ini sumber-sumber belajar dapat diperoleh dari
dunia maya. Perkembangan internet, hand phone maupun media lainnya sangat besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Materi-materi pembelajaran dapat diunduh
(di-download) dari internet dengan cepat dan efisien bahkan ada yang gratis.

Guru yang merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran di sekolah
sebenarnya memerlukan berbagai piranti dalam mengoptimalkan pemanfaatan TIK dan
Komunikasi in untuk mendukung kemampunnya yang diperlukan khususnya dalam
operasional perangkat TIK tersebut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan kini masih
banyak guru yang masih gagap dalam pemakian komputer dalam mengakses informasi
dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran. Perkembangan TIK dewasa ini ibarat
embun dipagi hari, sering dalam tidur lelap kita tidak menyadari bahwa keesokan
paginya telah ditemukan penemuan baru yang sangat penting bagi sejarah manusia. Lagi-
lagi kita hanya mengiyakan penemuan itu tanpa harus berupaya menguasainya, lebih
parah jika hanya cukup dengan keadaan yang ada tanpa adanya usaha apapun dalam
merespon perkem-bangan ini. Keharusan guru dalam mendorong dan mendukung siswa
kearah kreatif pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan. Untuk itu peranan guru sangat
dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan pengemasan informasi yang bakal
dihadapkan dan disajikan kepada siswanya. Karena ada kemungkinanan siswa telah
memahami lebih jauh satu persoalan dari pada gurunya Kondisi guru yang sebagaian
besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum dapat memanfaatkan
kemajuan TIK atau dengan perkataan lain masih gagap, kondisi ini perlu dicari
penyebabnya dan solusi yang terbaik, khususnya bagi para penentu kebijakan
pendidikan.

Namun pemanfaatan TIK bagi siswa masih sebatas pada mata pelajaran TIK, dan guru
belum memanfaatan TIK dalam proses pengajaran mata pelajaran yang lain. Berbeda
dengan sekolah yang ada di Jakarta yang telah menggunakan TIK dalam pembelajaran
Sains dan Matematika.

17
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS

1. Anggapan Hidup di Luar Negeri Selalu Lebih Menyenangkan

Memang tidak salah jika dikatakan bahwa menjadi warga negara di suatu negara
maju biasanya dapat memperoleh kesejahteraan yang lebih baik daripada menjadi warga
negara di suatu negara berkembang. Namun hidup di negara sendiri sebagai warga
negara di negara kelahiran bagi seseorang, dalam pertimbangan secara global, akan
selalu menjadi lebih baik daripada hidup di negara maju namun hanya sebagai imigran.
Tentu akan ada perlakuan khusus bagi imigran.

18
Bagi penyusun, solusi terbaik untuk masalah ini adalah dengan memberikan
wawasan kepada setiap Warga Negara Indonesia mengenai betapa beruntungnya dapat
menjadi Warga Negara Indonesia, negara yang memiliki kekayaan alam, budaya, dan
beragam potensi lainnya yang tidak ada habisnya. Wawasan mengenai hal-hal tersebut
kebanyakan masih dapat dijumpai sebagai pendidikan bagi anak-anak di bangku Sekolah
Dasar, baik sebagai mata pelajaran di sekolah, berupa film-film kartun pembinaan
generasi penerus bangsa, dan lain-lain. Namun ironisnya, pemberian wawasan-wawasan
seperti itu sangat jarang dijumpai disajikan dalam bentuk tertentu sebagai pembinaan
warga negara yang berusia remaja maupun dewasa.Kebanyakan hal-hal yang menjadi
topik utama dalam penyampaian berita baik di media cetak maupun elektronik,
seringkali mengedepankan kesimpulan bahwa Negara Indonesia sedang mengalami
banyak masalah, kesejahteraan penduduk menurun, tingkat kriminalitas terus meningkat,
dan lain-lain. Betapa bermasalahnya Negara Indonesia ini kita berpatok pada berita dan
informasi yang setiap hari Kita terima melalui media cetak maupun elektronik. Apakah
sudah tidak ada hal yang patut dibanggakan dengan menjadi bagian dari Negara
Indonesia? Meski berita-berita tersebut sama sekali tidak ada salahnya bahwa Indonesia
sedang memiliki masalah-masalah tersebut, namun tentu negara kita juga memiliki nilai-
nilai yang tidak terbatas untuk dibanggakan, juga kemajuan serta pencapaian yang terus
diraih dalam perkembangannya. Hanya saja nilai-nilai penumbuh kebanggaan tersebut
seringkali luput dari perhatian kita.Pada dasarnya wawasan yang perlu kita tanamkan
pada setiap Warga Negara Indonesia memang bukanlah keindahan apa saja yang dimiliki
Negara Indonesia, berbagai kebudayaan dan tradisi yang dimiliki masing-masing
wilayah di Indonesia, namun rasa cinta terhadap Negara Indonesia-lah yang harus terus
dipupuk dalam benak setiap diri Warga Negara Indonesia. Selain itu dengan adanya
pengembangan dan produksi teknologi-teknologi buah tangan kita sendiri, kita dapat
memberikan langkah nyata dalam upaya menjadikan Indonesia menjadi tempat tinggal
terbaik bagi warga negaranya. Tentu dengan didukung pembinaan wawasan kebangsaan
seperti yang telah penyusun uraikan di atas, usaha pengembangan teknologi dan
kesejahteraan bangsa menjadi lebih mudah.

2. Berkurangnya Motivasi dalam Pelestarian Budaya dan Tradisi Bangsa

Masalah ini memang sangat berkaitan erat dengan aspek budaya yang telah penyusun
uraikan dalam bagian lain dari tulisan ini, namun mau tidak mau perkembangan

19
teknologi telah turut memberikan dampak dari munculnya masalah ini. Berkaitan dengan
masalah yang ditimbulkan bahwa menebalnya anggapan teknologi itu modern dan
canggih sedangkan tradisi dan budaya itu kuno dan ketinggalan zaman, sebetulnya hal
tersebut merupakan perbandingan yang salah besar. Keberadaan tradisi dan budaya
bangsa memang telah dimulai sejak beribu-ribu tahun sebelum kelahiran kita, namun hal
tersebut bukanlah alasan yang tepat untuk menganggapnya sebagai hal yang kuno dan
ketinggalan zaman. Yang perlu kita ingat adalah tradisi dan kebudayaan bangsa itulah
yang menjadi alasan kita disebut Bangsa Indonesia, itulah yang membuat kita berbeda
dari negara lain manapun di dunia.Menurut penyusun, pemberian wawasan kebangsaan
untuk seluruh Warga Negara Indonesia juga dapat menjadi solusi awal untuk masalah ini.
Selain itu anggapan bahwa teknologi itu canggih dan modern memang tidak dapat
dipungkiri meski sangat tidak tepat jika dikatakan tradisi dan kebudayaan merupakan hal
yang kuno dan ketinggalan zaman. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka akan menjadi
solusi yang sangat baik ketika kita dapat menyatukan teknologi dengan tradisi dan
kebudayaan. Sehingga akan menghasilkan teknologi yang modern dan canggih dari sifat
yang diturunkan oleh teknologi dan sifat dapat terus bertahan serta melekat di hati
Bangsa Indonesia dari sifat yang diturunkan oleh tradisi dan kebudayaan. Sebagai contoh
nyata dari teknologi-teknologi tersebut adalah mesin batik yang dapat menghasilkan
motif batik pada kain dengan kualitas batik tradisional, aplikasi resep masakan
tradisional dengan menyertakan fasilitas pemesanan masakan siap saji secara online,
aplikasi referensi tempat wisata, museum online, aplikasi kamus bahasa daerah, film-film
animasi perjuangan dan cerita rakyat, aplikasi game yang dibuat berdasarkan permainan-
permainan tradisional, aplikasi studio musik gamelan dan berbagai alat musik daerah,
dan lain-lain.

3. Tenaga Kerja di Bidang Teknologi Informasi di Indonesia tidak Dihargai dengan


Baik

Tidak dapat dipungkiri memang umumnya gaji tenaga kerja di negara maju lebih tinggi
dibandingkan tenaga kerja di Indonesia, khususnya di bidang Teknologi Informasi yang
berperan sangat penting dalam pertumbuhan negara maju. Namun hal itu bukan berarti
tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi di Indonesia tidak dihargai. Itu semua adalah
karena kondisi yang telah ada bahwa aspek teknologi belum menjadi salah satu faktor
utama dalam perkembangan Bangsa Indonesia, meski kita sama-sama tahu bahwa

20
sebetulnya teknologi adalah salah satu faktor terpenting. Kita sudah menghargai hasil
jerih payah tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi dengan penghargaan terbaik
sesuai kondisi yang ada di negara kita. Meski penghargaan tersebut tidak sama dengan
penghargaan negara maju yang diberikan kepada tenaga kerjanya, namun hal itu sudah
sama-sama penghargaan terbaik.Sebagai contoh nyata, mungkin sebagai pemrogram
perangkat lunak, salah satu kelompok tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi, kita
menuntut memperoleh penghasilan 8 juta rupiah untuk setiap proyek yang kurang lebih
menghabiskan waktu 1 bulan untuk pengerjaannya. Namun ternyata total harga dari
pengerjaan proyek tersebut yang diterima perusahaan hanya 20 juta rupiah, yang mana
melibatkan seorang analis sistem, 3 orang pemrogram perangkat lunak, seorang desainer,
dan tentunya beberapa bagian lain yang terkait dengan proses pengadaan dan pengerjaan
proyek tersebut. Tentu saja dengan sekian tenaga kerja yang terlibat, harapan seorang
programmer untuk memperoleh gaji 8 juta dari hasil pengerjaan proyek tersebut tidak
mungkin dicapai. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena harga standar perangkat lunak
buatan Indonesia yang cukup rendah, lebih banyaknya calon tenaga kerja yang berlatar
belakang pendidikan Teknologi Informasi dibandingkan lapangan pekerjaan yang
tersedia yang mengarah pada pengembangan Teknologi Informasi, dan perlakuan
penduduk Indonesia terhadap teknologi yang jauh lebih besar hanya untuk dipakai bukan
untuk diciptakan dan dikembangkan.Salah satu solusi terbaik adalah dengan
mengembangkan produksi di bidang Teknologi Informasi. Sebetulnya Indonesia
memiliki prospek yang sangat baik di bidang teknologi. Indonesia merupakan pasar yang
sangat berpotensi bagi produk-produk teknologi dunia. Hanya saja kita belum dapat
banyak melakukan upaya untuk produksi perangkat-perangkat teknologi tersebut.
Terlebih kondisi pasar Indonesia di bidang teknologi telah dikuasai oleh produk-produk
dari luar yang seolah tidak ada habisnya. Karena itulah sebagian orang-orang Indonesia
yang berpotensi tinggi di bidang teknologi memilih untuk mengikuti arus yang sudah ada
karena merasa harapan untuk dapat bersaing dengan merek-merek terkemuka di dunia
sangat kecil. Namun pada dasarnya satu hal yang harus selalu kita ingat, kita melakukan
ini bukan untuk semata-mata mengejar untung dan kekayaan, kita melakukan ini untuk
negara kita tercinta, Negara Indonesia. Jadi seharusnya tidak perlu ragu melakukannya,
cukup lakukan saja yang terbaik. Kenyataannya banyak sebagian dari kita yang ternyata
berhasil menjadi pengembang-pengembang terbaik dari produk-produk yang kita kenal
sebagai produk buatan luar negeri.

21
4. Sedikitnya Minat Warga Indonesia untuk Membeli dan Menggunakan Produk
Indonesia

Masalah ini terkait erat dengan masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya.
Masalah inilah yang menjadi salah satu momok bagi pejuang bangsa yang bergerak di
bidang teknologi untuk memulai persaingannya dengan produk-produk dari luar negeri
yang terus membanjir. Masalah ini sepertinya sudah lama disadari oleh pemerintah
sehingga sudah sejak lama KEMENRISTEK melucurkan program yang kita kenal
sebagai I Love Produk Indonesia. Berdasarkan hasil dari produk-produk Indonesia
yang sudah beredar di pasar, sepertinya program ini cukup berhasil dan sudah dapat
mendominasi pasar dengan cukup baik. Hanya saja, produk-produk tersebut kebanyakan
masih terbatas pada perangkat teknologi rumah tangga. Kita masih memerlukan lebih
banyak produk-produk Indonesia yang dapat turut bersaing, terutama di bidang
Teknologi Informasi, mengingat betapa pesat perkembangannya.Mungkin kita dapat
menghindari kenyataan akan kondisi saat ini bahwa mesin pencari terbaik di Internet
adalah Google, situs jejaring sosial paling terkemuka di dunia adalah Facebook dan
Twitter, sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia adalah Windows,
Macintosh, dan Linux. Kemudian merek-merek perangkat telepon genggam yang
kebanyakan kita gunakan adalah Nokia, Samsung, BlackBerry, dan lain-lain. Selain itu
juga banyak nama-nama terkemuka di bidang teknologi informasi seperti Asus, HP, Dell,
IBM, Intel, AMD, dan lain-lain yang kesemuanya bukan berasal dari Indonesia. Meski
begitu, ternyata mereka cukup sukses melebarkan cakupan pemasaran produknya di
Indonesia.Seperti yang telah penyusun uraikan sebelumnya, solusi terbaik untuk masalah
ini adalah dengan mengembangkan produk-produk dalam negeri untuk turut bersaing di
bidang teknologi. Namun bagaimana mungkin kita mengalahkan nama-nama yang telah
besar dan sukses di kalangan dunia tersebut, bahkan sampai turut menguasai pasar di
Indonesia. Satu hal yang perlu diingat, kita memang berusaha untuk turut terjun dalam
kancah pengembangan dan produksi teknologi, namun satu-satunya tujuan utama kita
adalah untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik, jadi tidak perlu kuatir. Dan fakta
yang ada mengatakan bahwa produk-produk tersebut dapat mendunia karena sebelumnya
mereka telah memperoleh penilaian yang cukup baik dari negaranya sendiri.

Salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan
produk-produk di bidang teknologi yang khas dengan Indonesia dan dapat menarik minat

22
penduduk Indonesia karena kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan tidak dapat
diperolah dari produk lain yang berasal dari luar negeri. Memang cukup berat untuk
langsung memilih untuk memulai bersaing di pasar dunia dengan target saingan seperti
Google, Facebook, Twitter, Windows, dan lain-lain. Namun dengan menawarkan layanan
yang khas Indonesia, tentunya bukan tidak mungkin untuk terlebih dahulu berusaha
mendominasi pasar Indonesia, terlebih tujuan utama kita adalah untuk memajukan
Negara Indonesia. Berikut di bawah ini adalah beberapa produk di bidang teknologi yang
telah cukup berhasil dengan menawarkan layanan tersebut.

1. Kompas Online, Detik.com, dan beberapa website berita lainnya. Sebelum website-
website berita ini ada, website portal seperti Yahoo Indonesia dan MSN Indonesia
cukup digemari pengakses internet yang berasal dari Indonesia.

2. SMADAV, PC Media AntiVirus, dan beberapa aplikasi anti virus Indonesia. Anti virus
ini menjadi populer karena kemampuannya membasmi virus-virus komputer lokal
yang belum dapat ditangani oleh kebanyakan anti virus nonlokal.

3. TokoBagus, Berniaga.com, dan beberapa website toko online lainnya. Sebelum


website-website ini populer, jual beli online kurang diminati oleh kebanyakan warga
Indonesia.

4. Kaskus, dan beberapa website forum lainnya. Meskipun sudah ada Facebook dan
Twitter, dalam beberapa kondisi situs-situs forum ini tetap saja tidak dapat tergantikan
bagi warga Indonesia.

Produk-produk tersebut hanyalah beberapa contoh yang telah cukup berhasil karena
menunjukkan ciri khas Indonesia. Masih banyak hal yang dapat dilakukan. Sebagaimana
beberapa contoh produk teknologi yang telah penyusun sampaikan dalam masalah
sebelumnya yang berkaitan dengan kebudayaan, seperti aplikasi resep masakan
tradisional dengan menyertakan fasilitas pemesanan masakan siap saji secara online,
aplikasi referensi tempat wisata, aplikasi museum online, aplikasi kamus bahasa daerah,
film-film animasi perjuangan dan cerita rakyat, aplikasi permainan yang dibuat
berdasarkan permainan-permainan tradisional, aplikasi studio musik gamelan dan
berbagai alat musik daerah, masih banyak potensi besar yang dapat kita lakukan di
bidang teknologi untuk Indonesia yang lebih baik. Lebih lagi, produk-produk tersebut

23
tentu juga memiliki kesempatan memperoleh kejayaan di dunia, mengingat produk
tersebut telah menjadi populer dan yang terbaik di Indonesia. Sebagai contoh, dalam
aplikasi permainan yang dibuat berdasarkan permainan-permainan tradisional Indonesia,
bisa jadi orang-orang dari negara-negara lain juga cukup dapat menikmati permainan
tersebut. Begitu pula dengan aplikasi dan perangkat teknologi lainnya, hal yang sama
juga dapat terjadi.

4. Pengalaman belajar erat kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses. Makin


aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna pengalaman
belajar siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati. Hal itu berbeda
jika hanya dengan mendengar atau sekedar membaca. Ada ungkapan yang sering
dilontarkan dalam dunia pendidikan yaitu Pengalaman adalah guru yang paling baik
dimana melalui pengalaman yang nyata seseorang belajar.
5. Ada dua hal yang dapat membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar kepada
siswa yaitu dengan penggunaan multimetode dan multimedia yang disesuaikan sesuai
dengan kondisi siswa dan kemampuan sekolah.
6. Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi syarat-
syarat visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS).
Penjelasan dari syarat tersebut adalah:

Visible atau mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memperikan
keterbacaan bagi orang lain yang melihatnya

Interesting atau menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai
kemenarikan. Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan terdorong
untukmemperhatikan pesan yang disampaikan melalui media tersebut

Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai
kepraktisan dan kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam
pembelajaran

Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam
pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan,

24
Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan
karakteristik materi atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut
benar-benar valid dalam pembuatan dan penggunaannya dalam pembelajaran

Legitimate atau Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan
digunakan untuk kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang
(seperti guru)

Structure atau tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau
penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan
melalui media tersebut.

7. Pentingnya pemilihan media mengharuskan guru, para pengajar melihat media apa
saja yang relevan dan tepat digunakan pada saat ini, yang sesuai dengan situasi dan
perkembangan zaman. Salah satunya adalah media berbasis teknologi informasi dan
komunikasi. Lalu apa itu teknologi informasi dan komunikasi yang biasa disingkat
dengan TIK. Teknologi informasi dan komunikasi terdiri dari 2 apek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya (Puskur Diknas Indonesia). Sehingga dapat kita ambil
kesimpulan bahwa TIK merupakan segala kegiatan yang terkait dengan pemosresan,
alat yang digunakan untuk mengelola dan memindahkan informasi melalui berbagai
media.

8. Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses mengajar yang dilaksanakan guru
memiliki beberapa manfaat. Pertama, penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi memudahkan guru untuk menggali informasi lebih dalam tentang materi
pelajaran yang disampaikan. Hal ini disebabkan karena media ini memungkinkan
penggunanya untuk mendapatkan berbagai literatur dari berbagai sumber yang
kemudian dapat disimpulkan menjadi satu kesatuan yang utuh dan padu tentang suatu
materi. Ini bukan berarti anggapan bahwa guru tidak memiliki pengetahuan yang
lengkap akan suatu materi akan tetapi sebagai sebuah bentuk motivasi yang mengajak
guru untuk setiap saat memperbaharui informasi dan ilmu pengetahuan yang

25
dimilikinya, karena ilmu pengetahuan itu berkembang dari masa ke masa dan
tentunya berbagai perkembangan juga akan ada dalam materi tersebut serta kaitannya
dalam konteks kekinian yang harus diketahui oleh guru.

Jadi, apabila guru mengalami shock teknologi, maka informasi yang diperoleh guru
hanya dari buku pegangan.

Solusinya adalah guru diberikan pemahaman bagaimana cara menggunakan


teknologi yang ada, dan cara mengolah informasi yang diperoleh agar lebih menarik.

9. Kedua, dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan guru dalam
mengajar akan memberikan stimulus kepada siswa untuk belajar dan menciptakan
kelas yang kondusif dan terkontrol. Pemanfaatan media ini membuat guru tidak
monoton, terpaku untuk menjelaskan suatu materi dari A sampai Z, sehingga siswa
pun terpaku mendengarkan saja apa yang dijelaskan guru. Ia memberikan ruang bagi
siswa untuk tidak hanya menggunakan indra pendengaran tapi juga melibatkan
penglihatan dan sebagainya, mengajak siswa menggunakan rasa, dan mencoba
melakukan kegiatan yang akan membentuk pengalaman-pengalaman belajar. Jika
siswa sudah terstimulus, maka minat belajarnya akan muncul. Munculnya minat
belajar akan berdampak pada aktivitas positif yang dilakukan siswa, seperti misalnya
berusaha mencari tahu kenapa begini dan mengapa seperti ini, apa jalan keluar untuk
ini, atau apa yang bisa dilakukannya dengan materi ini. Sehingga tidak ada siswa yang
disibukan dengan kesibukan negatif seperti mengganggu teman, mengobrol dan
membuat keributan, acuh tak acuh ataupun tidur di dalam kelas.

Apabila guru masih shock teknologi maka cara mengajarnya masih primitif
(menggunakan metode ceramah saja), dengan adanya informasi dari internet, maka
guru dapat memilih metode lan yang telah diterapkan di daerah lain, dan bisa
diterapkan di daerah tersebut. Sehingga terdapat perubahan suasana, sehingga murid
tidak bosan.

10. Ketiga, teknologi informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan guru dalam proses
mengajar dapat mengantarkan siswa mencapai berbagai prestasi. Adalah tugas
seorang guru, pengajar untuk membimbing siswa, membantu siswa mengembangkan
apa yang mereka punya dan apa yang mereka bisa. Ada siswa yang sebenarnya bisa

26
meraih prestasi tapi perlu campur tangan, arahan dari guru. Jika guru tidak
mengambil peran ini maka potensi-potensi siswa itu tidak akan muncul dan terasah.
Disinilah pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunilkasi dalam proses
mengajar bagi seorang guru. Guru yang mobile dengan teknologi informasi dan
komunikasi akan memungkinkan mereka untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya
akses informasi yang bisa digunakan untuk mengarahkan kemana bakat yang dimiliki
peserta didiknya. Kemudian banyaknya program yang bisa disajikan oleh media
berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini dapat melahirkan proses berpikir
kreatif, melahirkan ide-ide baru yang bisa dikembangkan oleh siswa dan juga guru
untuk mengukir prestasi. Sebagai contoh lihatlah prestasi yang diraih oleh siswa-
siswa, guru-guru Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional. Itu semua
tentu didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini.

Apabila guru dan murid masih shock teknologi, maka kemampuan murid kurang
berkembang maksimal, karena soal-soal yang ada tebatas.

11. Keempat, penggunaan TIK dalam proses mengajar dapat mengenalkan peserta didik
dengan dunia luar. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengajar
khususnya sekolah yang terletak di daerah merupakan suatu hal yang harus di up
grade. Hal ini dikarenakan melalui teknologi informasi dan komunikasi yang dipakai
guru dalam mengajar bisa mengenalkan pada peserta didik hal-hal mengenai dunia di
luar lingkungan sekitar yang lebih dulu mengalami perkembangan, kemajuan
dibanding dengan daerah setempat. Sehingga pengetahuan mereka tidak hanya
terbatas pada lingkungan mereka saja. Siswa juga bisa menikmati pembelajaran yang
sama dengan sekolah-sekolah lainnya, dan secara langsung siswa dapat
mengoperasikan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Tentunya hal ini menjadi PR bagi kita semua bagaimana memfasilitasi ketersediaan
teknologi informasi dan komunikasi itu ke seluruh sekolah yang ada di Indonesia.
Sebab jika kita bicara masalah penerapan tentu korelasinya pertama yaitu ada pada
ketersediaan.

Apabila siswa dan guru masih shock teknologi, ditambah daerah yang terpencil,
maka akan terjadi kesenjangan kemampuan.

27
12. Dari berbagai manfaat yang ada pada penggunaan media berbasis teknologi dan
infomasi ini penulis menghimbau pada semua guru untuk dapat menggunakannya
dalam proses mengajar secara maksimal. Akan sangat disayangkan sekali jika di
sekolah yang fasilitas ini tersedia tapi tak pernah atau jarang dipakai lantaran guru
tidak terbiasa untuk mengoperasikannya. Bukankah dalam dunia pendidikan kita ada
semboyan yang sering kita lontarkan di forum-forum keguruan dan di ruag-ruang
kelas kita alah bisa karena biasa. Bukankah berbagai pelatihan mengenai penggunaan
media pembelajaran berbasis TIK sudah dilaksanakan. Jika kesempatan itu belum
didapatkan semua guru, guru yang lain bisa belajar dari rekan yang telah mengikuti
pelatihan atau alangkah lebih baik guru yang telah mengikuti pelatihan, sekembalinya
melatih rekan-rekan guru yang ada di sekolah.

Masalah: bila masih shock teknologi, maka kemampuan guru mengalami


kesenjangan.

13. Terakhir, sebenarnya tidak lagi ada alasan untuk tidak menggunakan TIK sebab apa-
apa di zaman ini serba teknologi, yang teknologi itu setiap saat ada digenggaman
jemari siswa-siswa kita, bagai mana kita bisa membimbing dan mengarahkan siswa
untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi itu untuk hal-hal yang
positif sedangkan kita tidak tahu akan hal-hal mengenai teknologi tersebut. Apalagi
dengan kurikulum 2013 yang tidak menjadikan TIK sebagai mata pelajaran khusus,
tapi memasukkannya menjadi satu kesatuan dalam setiap mata pelajaran. Sehingga
tuntutan untuk guru tanpa terkecuali apapun mata pelajaran yang diampu wajib tahu
dan menerapkanya dalam proses mengajar.

Apabila guru dan murid masih shock teknologi, maka pelaksanaan kurikulum 2013
yang telah digunakan pada sekolah-sekolah lain tidak dapat terlaksana pad sekolah
tersebut, akibatnya hasil pengalaman belajar yang diperoleh berbeda.

28

Anda mungkin juga menyukai