Anda di halaman 1dari 20

A.

Judul Percobaan
Kesadahan Air

B. Hari/tanggal Percobaan
Jumat, 14 Maret 2014
Mulai : 13.00 WIB
Selesai : 15.30 WIB

C. Tujuan Percobaan
Menentukan kesadahan Ca dalam sampel air
Menentukan kesadahan Mg dalam sampel air

D. Tinjauan Pustaka
Kesadahan Air
Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air untuk mengendapkan
sabun, sehingga keaktifan/ daya bersih sabun menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Sabun
adalah zat aktif permukaan yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air
sabun dapat berbusa. Air sabun akan membentuk emulsi atau sistem koloid dengan zat pengotor
yang melekat dalam benda yang hendak dibersihkan.

Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca 2+) dan magnesium
(Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai
garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. Kation-
kation polivalen lainnya juga dapat mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen
umumnya berada dalam bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka
peran kesadahannya dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada
penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen
(mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter sampel air (Anonim, 2008).

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab
air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan
Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang banyak
mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah, atau air yang sukar
untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk
endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan
magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.

Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, di mana sabun ini
diendapkan oleh ion-ion yang saya sebutkan diatas. Karena penyebab dominan/utama kesadahan
adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat /
karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca 2+ dan Mg2+, yang
dinyatakan sebagai CaCO3. Kesadahan ada dua jenis, yaitu (Giwangkara, 2008) :

1. Kesadahan sementara

Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO 3)2,
Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat / mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan),
sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.

Reaksinya:
Ca(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)

Mg(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)

2. Kesadahan tetap

Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal
CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan
soda kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga
terbentuk endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida
(padatan/endapan) dalam air.

Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)

MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)

MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali
karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut
kesadahan karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-karbonat.
Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan
bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan noncarbonate tidak ada.
Kesadahan mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber
dan perlakuan dimana air telah subjeknya.

EDTA

EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic. EDTA berupa senyawa kompleks
khelat dengan rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2. Merupakan suatu senyawa
asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan
tiga. EDTA mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk
kompleks kuat terutama dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III) (Anonim, 2008).

Etilendiamintetrasetat atau yang dikenal dengan EDTA, merupakan senyawa yang mudah larut
dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena
adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu.
Gambar 2.1 Struktur EDTA

Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik donor elektron dari atom
oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga dapat menghasilkan khelat bercincin sampai
dengan enam secara serempak (Khopkar, 1990).

EBT
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi
pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated Eriochrome
Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika membentuk komplek dengan kalsium,
magnesium atau ion logam lain. Nama lain dari Eriochrome Black T adalah,Solochrome Black T atau
EBT (Anonima,2010).
Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi
penguraian secara lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai
gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite.Indikator ini stabil dan dalam kebanyakan sifatnya
sama dengan Erio T (Harjadi,1993).

Metode Titrasi EDTA dan EBT

Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA
sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kejadian
total tersebut dapat dianalisis secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption
Spectrophotometry) (Abert dan Santika, 1984).

Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA) bentuk satu
kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation
logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T atau Calmagite ditambahkan ke suatu
larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 0,1, larutan
menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan
magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah
manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang
menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu titik
akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA
ditambahkan ke larutan buffer.

Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi
adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH) 2 akan
mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide.
Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H 2S. EBT yang
dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan
Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu
EDTA direkomendasikan.

Kejelasan dari titik- akhir banyak dengan pH peningkatan. Bagaimanapun, pH tidak dapat
ditingkat dengan tak terbatas karena akibat bahaya dengan kalsium karbonat mengendap, CaCO3,
atau hidroksida magnesium, Mg(OH)2 , dan karena perubahan celup warnai di ketinggian pH
hargai. Ditetapkan pH dari 10,0 0,1 adalah satu berkompromi kepuasan. Satu pembatas dari 5
min disetel untuk jangka waktu titrasi untuk memperkecil kecenderungan ke arah CaCO 3
pengendapan.

GH
Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan
jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut
pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit
diukur sehingga diabaikan.

GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta
bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan
konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO
(kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm
CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO 3.
Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu
diperhatikan bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk
lebih jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk mengetahui
dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya kesalahan
pembacaan.

Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:

0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)

4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)

8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang

12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)

18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)

Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya dibandingkan


dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman dikatakan memerlukan air
dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada
GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui
membran dan dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan
pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya.
Pada umumnya, hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH
lokal, meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa
gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.

Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan dengan
menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa dampak lain yang perlu
medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan memberikan tambahan sulfat kedalam air,
sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati. Sedangkan penambahan garam karbonat akan
menyumbangkan ion karbonat kedalam air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat
kondisi yang diinginkan perlu dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai.
Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu menghilangkan
kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.

KH
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion
bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO32-) di dalam air. Dalam akuarium air tawar, pada kisaran
pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut, ion karbonat lebih
berperan.

KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk
mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam sistem air
tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan
alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan
kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi
untuk menjaga kestabilan pH.

KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan


dalam CaCO3 seperti halnya GH. Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang
bersangkutan, atau dengan melalukan air melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja
tidak praktis, kecuali untuk akuarium ukuran kecil.
Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan natrium
bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan menaikan
sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.

Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram) pada air
sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai dengan kenaikan nilai
GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat (CaCO 3) (sekitar 4 gram) pada air
sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH dan GH secara bersama-sama, masing-
masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada hal ini, maka pemberian secara kombinasi antara
soda kue dan kalsium karbonat akan dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.

Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit dilakukan,
khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk memastikan nilai KH dan GH
yang telah dicapai.

Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini akan
memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini secara kebetulan
merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik. Apabila ion bikarbonat
ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan meningkat, akibatnya pH pun meningkat. Laju
peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion
karbonat yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak
apabila pH awalnya adalah 6.3, dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5

Kenaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh kadar
CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam karbonat dan
bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan pH. Mekanisme ini setidaknya dapat
memberikan gambaran cara mengatur dan menyiasati pH dalam akuarium agar dapat memenuhi
kriteria yang diinginkan.
E. Alat dan Bahan:

Buret 50 mL Pipet tetes


Statif dan Klem Labu Erlenmeyer 100 mL
Labu Ukur 100 mL Larutan NaOH 0,1 N
Larutan Na2EDTA 0,01 M Larutan bufer pH 10
Indikator Eriochrom Black T Aquades
Sampel air dari kota Tulung
(EBT)
Indikator Murexid Agung
Gelas Ukur 50 mL
Gelas Ukur 10 mL

F. Langkah Percobaan
1) Kesadahan Ca

25 mL air

-Dimasukkan dalam labu erlenmeyer 100 mL


+1 mL larutan NaOH 0,1 N
+1 tetes indikator murexid
-Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M

Volume Na2EDTA
2) Kesadahan Mg

25 mL air

-Dimasukkan dalam labu erlenmeyer 100 mL


+1 mL larutan bufer pH 10
+1 tetes indikator EBT
-Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M
Volume Na2EDTA

G. Hasil Pengamatan

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan


1 Kesadahan Ca Sebelum : H2In + Ca2+ (s) Berdasarkan
-25 ml sampel air CaIn + 2H+ (aq) perhitungan,
25 mL air
jernih tak berwarna diperoleh
-Dimasukkan dalam labu -1 ml larutan NaOH CaIn + 2H+ + EDTA2- kesadahan Ca
erlenmeyer 100 mL 0,1 N jernih tak CaEDTA + H2In sebesar 72,9 ppm.
+1 mL larutan NaOH 0,1 N berwarna
-Serbuk murexid Berdasarkan
+1 tetes indikator murexid
berwarna hitam PERMENKES no
-Dititrasi dengan larutan -Larutan Na2EDTA 492 tahun 2010
Na2EDTA 0,01 M 0,01 M jernih tak tentang
berwarna kelayakan/kualitas air
Volume minum, jenis-jenis
Sesudah : kesadahan adalah
Na2EDTA
-25 ml sampel air+1 sebagai berikut :
ml NaOH 0,1 N -Kadar 0-75 mg/L
jernih tak berwarna CaCO3 termasuk
-25 ml sampel air+1 tingkat kesadahan
ml NaOH 0,1 lunak (soft)
N+serbuk murexid - Kadar 75-150 mg/L
menghasilkan CaCO3 termasuk
warna soft pink tingkat kesadahan
-Dititrasi dengan sedang (moderately
larutan Na2EDTA hard)
0,01 M dan - Kadar 150-300
warnanya menjadi mg/L CaCO3
ungu kebiruan. termasuk tingkat
-Volume Na2EDTA kesadahan tinggi
0,01 M yang (hard)
diperoleh : - Kadar 300-730
I. 5,6 ml mg/L CaCO3
II. 4,9 ml termasuk tingkat
III. 5,3 ml kesadahan tinggi
Rata-rata volume : sekali (very hard)
5,27 ml
2 Kesadahan Mg Sebelum : H2In + Mg2+ (s) Berdasarkan
-25 ml sampel air MgIn + 2H+ (aq) perhitungan,
25 mL air jernih tak berwarna diperoleh
-1 ml larutan buffer MgIn + 2H+ + kesadahan Mg
-Dimasukkan dalam labu pH 10 jernih tak EDTA2- MgEDTA sebesar 76,8 ppm.
erlenmeyer 100 mL
berwarna + H2In
+1 mL larutan NaOH 0,1 N -1 tetes indikator Kesadahan total
EBT berwarna Berdasarkan yang didapat
+1 tetes indikator murexid
hitam PERMENKES no adalah 149,7 ppm.
-Dititrasi dengan larutan -Larutan Na2EDTA 492 tahun 2010 Dan dapat
Na2EDTA 0,01 M 0,01 M jernih tak tentang disimpulkan bahwa
berwarna kelayakan/kualitas air air sampel yang
minum, batas kami uji, layak
Volume Sesudah : kesadahan yang untuk dikonsumsi
Na2EDTA -25 ml sampel air+1 diperbolehkan adalah berdasarkan
ml larutan buffer 500 mg/L. PERMENKES no
pH 10 jernih tak 492 tahun 2010
berwarna tentang
-25 ml sampel air+1 kelayakan/kualitas
ml larutan buffer air minum.
pH 10+1 tetes
indikator EBT
menghasilkan
warna pink soft
- Dititrasi dengan
larutan Na2EDTA
0,01 M dan
warnanya menjadi
ungu kebiruan.
-Volume Na2EDTA
0,01 M yang
diperoleh :
I. 9,2 ml
II. 9,5 ml
III. 8 ml
Rata-rata volume :
8,9 ml
H. Analisis

Pada percobaan pertama, dimasukkan ke dalam 3 labu erlenmeyer masing-masing 25 ml sampel


air. Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1 N tiap labu erlenmeyer dan serbuk murexid kemudian
ditutup dengan tisu. Warna campuran yang semula jernih tak berwarna, menjadi pink soft. Lalu
labu erlenmeyer satu dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna
dari soft pink menjadi ungu kebiruan. Dicatat volume Na2EDTA 0,01 M sebesar 5,6 ml. Dan
diulangi lagi pada labu erlenmeyer dua dan tiga. Sehingga diperoleh 3 data volume Na2EDTA
0,01 M yaitu 5,6 ml; 4,9 ml; dan 5,3 ml dengan rata-rata volume yaitu 5,27 ml.

Pada percobaan kedua, dimasukkan ke dalam 3 labu erlenmeyer masing-masing 25 ml sampel


air. Ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 10 tiap labu erlenmeyer dan 1 tetes indikator EBT
kemudian ditutup dengan tisu. Warna campuran yang semula jernih tak berwarna, menjadi pink
soft. Lalu labu erlenmeyer satu dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi
perubahan warna dari soft pink menjadi ungu kebiruan. Dicatat volume Na2EDTA 0,01 M
sebesar 9,2 ml. Dan diulangi lagi pada labu erlenmeyer dua dan tiga. Sehingga diperoleh 3 data
volume Na2EDTA 0,01 M yaitu 9,2 ml; 9,5 ml; dan 8 ml dengan rata-rata volume yaitu 8,9 ml.

I. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar kita dapat menetukan kesadahan suatu
sampel air dari kabupaten Tulung Agung, Jawa timur. Yang menyebabkan kesadahan suatu
air adalah karena adanya garam kalsium dan magnesium serta besi pada suatu larutan.
Dalam percobaan kali ini mengunakan metode titrasi, yaitu cara penentuan konsentrasi suatu
larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti. Titran yang digunakan adalah
Na2EDTA dan akan berdisiosasi menjadi ion Na+ dan H2In2-. Pada kali ini akan dilakukan 3
kali percobaan.
Pada percobaan ini, digunakan 2 indikator, yaitu indikator murexid untuk menguji
kesadahan Ca pada sampel air, dan indikator EBT untuk menguji kesadahan Mg pada
sampel air dari kabupaten Tulung Agung, Jawa timur. Indikator yang mampu berikatan
secara kompleks dengan ion Ca2+ dan Mg2+. Untuk indikator murexid indikator warna yang
digunakan adalah perubahan warna biru gelap (-) menjadi warna ungu, sedangkan untuk
indikator EBT indikator warna yang digunakan adalah perubahan warna dari biru jernih
menjadi ungu muda.

Titrasi Na2EDTA menggunakan indikator EBT dan penyangga (bufer) dengan pH 10.
Tujuan awalnya untuk memelihara agar pH tetap yang disebabkan ketika ion hidrogen lepas
pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH dalam titrasi
kompleksiometri. Kedua mencegah terbentuknya endapan logam hidroksida, dengan
demikian, penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk kompleks tambahan.

Jika titran Na2EDTA ditambahkan pada analitik, maka akan terjadi reaksi
pembentukan kompleks dengan ion Ca2+ seperti berikut:

Ca2+ (aq) + H2In (aq) CaIn (aq) + 2H+ (aq)

Jika titran Na2EDTA ditambahkan pada analitik, maka akan terjadi reaksi
pembentukan kompleks dengan ion Mg2+ seperti berikut:

Mg2+ (aq) + H2In (aq) MgIn (aq) + 2H+ (aq)

Pada percobaan menguji tingkat kesadahan Ca, percobaan pertama terdapat volume
larutan Na2EDTA sebesar 5,6 mL, sedangkan pada percobaan kedua, diperoleh volume
larutan Na2EDTA sebesar 4,9 mL dan pada percobaan ketiga diperoleh volume larutan
Na2EDTA sebesar 5,3 mL. Dan rata-rata volume larutan Na2EDTA sebesar 5,27 mL.
Sehingga menghasilkan rata-rata kesadahan Ca sebesar 72,9 ppm. Dapat dilihat, bahwa
penentuan momentum pada saat terjadinya perubahan warna dari biru gelap (-) menjadi
ungu adalah faktor yang sangat penting.
Pada percobaan untuk menguji tingkat kesadahan Mg, pada percobaan pertama terdapat
volume larutan Na2EDTA sebesar 9,2 mL, sedangkan pada percobaan kedua terdapat volume
larutan Na2EDTA sebesar 9,5 mL dan pada percobaan ketiga terdapat volume larutan
Na2EDTA sebesar 5,3 mL. Dan rata-rata volume larutan Na2EDTA sebesar 8,9 mL. Sehingga
menghasilkan rata-rata kesadahan Mg sebesar 76,8 ppm. Dan kesadahan total sampel air dari
kabupaten Tulung Agung, Jawa timur sebesar 149,7 ppm. Jika dilihat menurut parameter
kesadahan air, 149,7 ppm termasuk dalam jenis kesadahan sedang (moderately hard) dengan
interval 140-210 ppm.

Selanjutnya yaitu menganalisis kesadahan air dengan menggunakan metode yang


sama yaitu titrasi, dengan titran yang berupa larutan Na 2EDTA terhadap sampel air dari
kabupaten Tulung Agung, Jawa timur yang diduga mengandung kesadahan air. Untuk
mencapai titik ekivalen atau saat dimana titran bereaksi dengan sampel air secara sempurna,
terjadi perubahan warna indikator murexid dari biru gelap menjadi ungu. Sedangkan untuk
indikator EBT terjadi perubahan warna dari biru jernih menjadi ungu muda. Perubahan
warna yang terjadi berbeda pada setiap sampel air tergantung tingginya tingkat kesadahan.

Dari hasil tersebut, didapatkan nilai kesadahan sampel air dari kabupaten Tulung
Agung, Jawa timur sebesar 192 ppm. Sesuai dengan parameter kesadahan air termasuk
dalam tingkat kesadahan sedang. Sesuai dengan PERMENKES No. 492 tahun 2010 tentang
batas maksimal kesadahan air maksimal yang layak konsumsi sebesar 500 ppm, sehingga
sampel air dari kabupaten Tulung Agung, Jawa timur layak dikonsumsi.

J. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan, diperoleh kesadahan Ca sebesar 72,9 ppm dan kesadahan Mg sebesar
76,8 ppm. Kesadahan total yang didapat adalah 149,7 ppm. Dan dapat disimpulkan bahwa air
sampel yang kami uji, layak untuk dikonsumsi berdasarkan PERMENKES no 492 tahun 2010
tentang kelayakan/kualitas air minum.
K. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana cara mengurangi kesadahan pada air ?
2. Termasuk jenis atau kriteria manakah sampel air yang kalian gunakan ? Jelaskan !

1. Cara menghilangkan kesadahan :


Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri
adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :
Resin pengikat kation dan anion
Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah
dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui
suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation
Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari
kesadahan.
Zeolit
Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O.
zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati
air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air
tersebut terbebas dari kesadahan.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang
anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup
menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat
keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang
telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga,
seperti mencuci, mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan
zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus
menggantinya.
2. Berdasarkan PERMENKES no 492 tahun 2010 tentang kelayakan/kualitas air minum,
jenis-jenis kesadahan adalah sebagai berikut :
-Kadar 0-75 mg/L CaCO3 termasuk tingkat kesadahan lunak (soft)
- Kadar 75-150 mg/L CaCO3 termasuk tingkat kesadahan sedang (moderately hard)
- Kadar 150-300 mg/L CaCO3 termasuk tingkat kesadahan tinggi (hard)
- Kadar 300-730 mg/L CaCO3 termasuk tingkat kesadahan tinggi sekali (very hard)
Berdasarkan PERMENKES no 492 tahun 2010 tentang kelayakan/kualitas air
minum, batas kesadahan yang diperbolehkan adalah 500 mg/L.
Kesadahan Ca sebesar 72,9 ppm dan kesadahan Mg sebesar 76,8 ppm. Kesadahan
total yang didapat adalah 149,7 ppm dan masuk dalam kriteria tingkat kesadahan
sedang (moderately hard) dengan interval 75-150 ppm.

L. Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Analisis Kesadahan Air.


http://wahyusyah.multiply.com/journal/item/40/ANALISIS-KESADAHAN
AIR?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem diakses hari Sabtu, 15 Maret
2014 pukul 19.11
Khopkar.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik, Terj. A. Saptorahardjo. Jakarta: UI-Press
Pratama, Hendri.2010. Kesadahan Air.
http://pratamahendrik.blogspot.com/2010/10/hardness-kesadahan.html diakses
hari Sabtu, 15 Maret 2014 pukul 19.27
Rodwell, Victor, dkk.2006.Biokimia Harper.Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Sugiarto, Bambang, dkk.2014.Kimia Dasar.Surabaya:Fakultas MIPA Universitas Negeri
Surabaya
Tim Kimia Dasar.2014.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut.Surabaya:Jurusan Kimia
FMIPA UNESA
LAMPIRAN PERHITUNGAN

A x C x 1000 x Ar Ca
1. Kesadahan Ca (ppm) = Volume sampel (ml) x Pengenceran

5,6 ml x 0,01 M x 1000 x 40


a. Kesadahan Ca (Mg/L) = 25 ml x1

= 89,6 ppm

4,9 ml x 0,01 M x 1000 x 40


b. Kesadahan Ca (Mg/L) = 25 ml x1

= 78,4 ppm

5,3 ml x 0.01 M x 1000 x 24


c. Kesadahan Ca (Mg/L) = 25 ml x1

= 50,8 ppm

89,6+78,4+50,8
Kesadahan rata-rata = 3

= 72,9 ppm

B x C x 1000 x Ar Mg
2. Kesadahan Mg (ppm) = Volume Sampel (ml) x Pengenceran

9,2ml x 0,01 M x 1000 x 24


a. Kesadahan Mg (Mg/L) = 25 ml x1

= 88,3 ppm

9,5 ml x 0,01 M x 1000 x 24


b. Kesadahan Mg (Mg/L) = 25 ml x1
= 91,2 ppm

8 ml x 0,01 M x 1000 x 24
c. Kesadahan Mg (Mg/L) = 25 ml x1

= 76,8 ppm

88,3+ 91,2+76,8
Kesadahan rata-rata Mg = 3

= 85,4 ppm

Kesadahan Total = Kesadahan Ca + Kesadahan Mg

= 72,9 ppm + 76,8 ppm

= 149,7 ppm

LAMPIRAN DOKUMENTASI
1. Kesadahan Ca

25 ml air yang dimasukkan dalam labu


Erlenmeyer yang telah ditambahkan
dengan 1 ml NaOH 0,1 M warna jernih tak
berwarna

25 ml air + 1 ml NaOH 0,1 M + sedikit


serbuk murexid warna larutan yang
awalnya jernih tak berwarna berubah
menjadi soft pink

Warna larutan yang awalnya soft pink


dititrasi sampai berubah warna seperti pada
gambar disamping yaitu ungu kebiruan dan
dicatat waktu yang diperlukan.
2. Kesadahan Mg

25 l air dimasukkan kedalam labu


Erlenmeyer ditambah larutan buffer Ph 10
warna larutan jernih tak berwarna dan
ditambah 1 tetes indicator EBT warna
larutan menjadi biru tua.

25 ml air + larutan buffer + indicator EBT


dititrasi sampai warna berubah menjadi
soft biru dan dicatat waktu yang
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai