Anda di halaman 1dari 36

RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012

2012 - 2031
2031

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 DASAR HUKUM


Pertimbangan hukum dalam menyusun RDTR Ibukota Arosuka Kabupaten Solok,
bersumber pada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri dan
Peraturan Menteri, serta Peraturan Daerah Kabupaten Solok, sebagai berikut :

A. Undang-undang meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok
Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
11. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
12. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
14. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
15. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
18. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
19. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Pemukiman;
20. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundangan-Undangan;

RDTR Arosuka I-1


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

B. Peraturan Pemerintah, meliputi :


1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak
Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2004 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Solok dari Wilayah Kota Solok ke Kayu Aro Sukarami (Arosuka) di
Wilayah Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Atas Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;

RDTR Arosuka I-2


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

19. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan


Hutan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam penataan Ruang;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang;
23. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

C. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri, meliputi:


1. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 34/PERMEN/M/2006 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
(PSU) Kawasan Perumahan;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PPRT/M/2008 Tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Ibukota;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Di Daerah;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.67/Menhut-II/2008 tentang Kriteria dan
Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Persetujuan Subtansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;

RDTR Arosuka I-3


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman


Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non-Hijau di Kawasan Perkotaan;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara
Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Kerjasama Pengusahaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2010 tentang Revitalisasi
Kawasan;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/Menhut-II/2010 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu;
19. Peraturan Menteri PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan
RDTR & Peraturan Zonasi Wilayah RDTR;

D. Peraturan Daerah, meliputi:


1. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 3 Tahun 2012 tentang Bangunan
Gedung;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Solok Tahun 2012-2031;

E. Pedoman Lainnya, meliputi:


1. SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan;
2. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan;
3. SNI 02-2406-1991 tentang Perencanaan Umum Drainase Perkotaan;
4. RSNI T-2-2005 tentang Standar Pembebanan untuk Jembatan;
5. RSNI T-14-2004 tentang Geometri Jalan Perkotaan;
6. Pd.S-01-2004 tentang Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antarkota;
1.2 TINJAUAN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) KABUPATEN SOLOK

RDTR Arosuka I-4


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Perda Kabupaten Solok Nomor 1 tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Solok tahun
2012 2031 dijelaskan mengenai rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan
penetapan kawasan strategis. Pada bagian ini akan dikaji mengenai rencana struktur
ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis yang diarahkan dalam
RTRW Kabupaten Solok.

1.2.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Solok

Berdasarkan Perda Kabupaten Solok Nomor 1 tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten
Solok tahun 2012 2031, rencana struktur ruang kabupaten solok terdiri atas sebagai
berikut:

A. Rencana Sistem Perkotaan

Rencana pengembangan sistem perkotaan dimaksudkan untuk menggambarkan


peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan
dalam lingkup Kabupaten Solok. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan
pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara hirarki sesuai potensi yang dimiliki
setiap pusat kegiatan atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan kedepan
dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

Mengacu pada pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten (Permen PU No 16 Tahun


2009), Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial,
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, terdiri
atas:

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kabupaten;

b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kabupaten;

c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten;

d. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah


kabupaten;

e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang


penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang


berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang


berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

RDTR Arosuka I-5


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Dengan menggunakan ketentuan tersebut, maka pengembangan sistem perkotaan di


Kabupaten Solok, dan juga mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Sumatera
Barat, yang menetapkan Kawasan Perkotaan Arosuka sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Sedangkan untuk PKN dan PKW tidak ditetapkan, karena tidak berada di
wilayah Kabupaten Solok. Kemudian untuk pusat-pusat lainnya, seperti Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh
Kabupaten.Secara umum kriteria fungsi sistem perkotaan/pusat kegiatan yang
digunakan untuk lingkup wilayah Kabupaten Solok, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1.1
Kriteria Fungsi Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten Solok

NO FUNGSI KOTA KRITERIA


1. Pusat Kegiatan Lokal Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
(PKL) industri dan jasa yang melayani skala
kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan;dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan
Diusulkan oleh pemerintah kabupaten
2. Pusat Pelayanan Kawasan Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
(PPK) melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa nagari
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk
dikemudian hari ditetapkan sebagai PKL, dengan
notasi PKLp atau PKL promosi
pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi
PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK)
Pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
Pusat Pelayanan
3. kegiatan skala antar nagari
Lingkungan (PPL)

Sumber: Permen PU No 16 Tahun 2009

Dengan mempertimbangkan hasil identifikasi simpul-simpul perkotaan serta


berdasarkan pertimbangan kriteria di atas tersebut, maka sistem pusat kegiatan di
Kabupaten Solok dapat dirumuskan sebagai berikut:

RDTR Arosuka I-6


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

a. Pengembangan satu pusat kegiatan utama wilayah


kabupaten sesuai arahan RTRWP yaitu Arosuka sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) dan mempromosikan pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya.

b. Mempromosikan beberapa pusat kegiatan lainnya di


wilayah Kabupaten Solok yang berpotensi untuk dikembangkan Pusat Kegiatan
Lokal promosi (PKLp), diantaranya:

Alahan Panjang di Kecamatan Lembah Gumanti

Sumani di Kecamatan X Koto Singkarak

Muara Panas di Kecamatan Bukik Sundi

c. Penetapan 12 (dua belas) ibukota kecamatan lainnya dan


nagari yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan di wilayah Kabupaten Solok
ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

d. Penetapan seluruh nagari kecuali yang telah masuk dalam


PKLp dan PPK di Kabupaten Solok sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

B. Rencana Sistem Transportasi


a. Sistem Jaringan Jalan
Rencana pengembangan sistem jaringan jalan di Kabupaten Solok juga mengacu
dan memperhatikan rencana pengembangan jaringan jalan yang telah ditetapkan
pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, sebagai kebijakan makro dari tata ruang
wilayah kabupaten dengan memperhatikan kebijakan UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan dan PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Mengacu pada UU No 38
Tahun 2004, sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan
semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan sekunder
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan
jasa di dalam kawasan perkotaan yang merupakan kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.

Berdasarkan kebijakan tersebut, yang akan digunakan untuk rumusan rencana


pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Solok, dapat diklasifikasikan menjadi:

RDTR Arosuka I-7


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

1. Pengembangan Jaringan Jalan yang menghubungkan antar pusat


kegiatan, meliputi: jalan arteri primer, jalan kolektor primer, dan jalan lokal
primer

Jalan arteri primer diarahkan untuk melayani pergerakan antar kota


antar provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
Menghubungkan antar-PKN
Menghubungkan antara PKN dan PKW;
Menghubungkan PKN dan/atau PKW/PKWp dengan bandar udara
pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/ tersier dan
pelabuhan /nasional;
Berupa jalan umum yang melayani angkutan utama;
Melayani perjalanan jarak jauh;
Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata tinggi;
dan;
Jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota


dalam provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
Menghubungkan antar-PKW/ PKWp;
Menghubungkan antara PKW/PKWp dengan PKL;
Berupa jalan umum yang melayani angkutan pengumpul atau
pembagi;
Malayani perjalanan jarak sedang;
Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata sedang;
dan;
Membatasi jumlah jalan masuk.

Jalan Lokal Primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota


dalam kabupaten, dengan kriteria sebagai berikut:
Menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan; antar
ibukota kecamatan; ibukota kabupaten dengan PKL/PKLp; dan antar-
PKL/PKLp.
Berupa jalan umum yang melayani angkutan setempat;
Malayani perjalanan jarak dekat;

RDTR Arosuka I-8


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata rendah;


Jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

2. Pengembangan Ruas Jalan Triple Axis Utama dan Feeder


Wilayah Tengah Selatan

Dalam rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Solok, juga akan


dikembangkan ruas jalan yang disebut sebagai Triple Axesatau 3 (tiga) poros
utama dan feederatau ruas-ruas penghubungnya untuk menjaga aksesibilitas
pada wilayah bagian tengah dan selatan di Kabupaten Solok. Rencana
pengembangan ruas jalan ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini

Tabel 1.2
Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Triple Axis Utama dan
Feeder Wilayah Tengah Selatan Kabupaten Solok Tahun 2030

Kota/Simpul Pusat Keterangan


No Ruas Jalan Kegiatan yang (Rencana
Dihubungkan Pengembangan)
A Ruas Jalan Triple Axis Utama Wilayah Tengah Selatan
1 Poros Barat (jalan kolektor Kec Gunung Talang- Peningkatan
primer/jalan provinsi): Kec Danau Kembar-Kec jaringan jalan
Lubuk Selasih - Sp Tj Nan IV - Lembah Gumanti Kec kolektor primer
Alahan Panjang Surian Pantai Cermin
Batas Kab Solok ke Arah Padang Aro (Kab Solok
Padang Aro (Solok Selatan) Selatan)
2 Poros Tengah (jln kolektor Batas Kota Solok Kec Peningkatan
primer/jalan provinsi): Kubung Kec Bukik jaringan jalan
Batas Kota Solok Tabek Kb Sundi Kec Payung kolektor primer
Nan Duo Sei Nanam Alahan Sekaki Kec Lembah
Panjang Talang Babungo Gumanti Kec Hiliran
Sarik Alahan Tigo- Sungai abu Gumanti
3 Poros Timur (jalan lokal Kec Sei Lasi Kec Peningkatan
primer/jalan kabupaten): Payung Sekaki Kec jaringan jalan
Sei Lasi - Tigo Lurah lokal primer
Bukit Bais (39)
Bukit
Bais Sei Durian (38)
Sei
Durian Sp.Subalin (37)
Supayan
g Sp Subalin (81)
Sp
Supayang Sirukam (41)
Sirukam
- Rangkiang Lulus (42)

RDTR Arosuka I-9


RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Kota/Simpul Pusat Keterangan


No Ruas Jalan Kegiatan yang (Rencana
Dihubungkan Pengembangan)
Rangkian
g Lulus Batu Bajanjang
(57)
Batu
Bajanjang Sabi Air (162)
Sabi Air
Garabak (207)

B Jalan Penghubung (Feeder) dari Triple Axis Utama Wilayah Tengah


Selatan
I Feeder antara poros Barat dengan Poros Tengah
1. Cupak Muara Panas
Cupak Peningkatan jalan
Muara Panas (27) Kec Gn Talang Kec lokal primer
Muara Bukik Sundi Peningkatan jalan
Panas Panyakalan (86) lokal primer
2. Arosuka (Sukarami) Kb Nan Duo - Sirukam
Sukarami Peningkatan jalan
Bt Bajanjang (74) lokal primer
Kb Nan Kec Gn Talang Lb Peningkatan jalan
Duo- Bukik Sileh(145) Jaya Payung Sekaki lokal primer
Kb. Nan Peningkatan jalan
Duo Sirukam (89) lokal primer
3. Pasar Surian Sungai Abu :
Belakang Peningkatan jalan
Pasar Kulemban (219) Kec Pantai Cermin lokal primer
Kulemba Kec Hiliran Gumanti Pembangunan
n Sungai Abu jalan lokal primer
4. Pintu Rimbo/Lolo Sp Pinti Kayu :
Lolo Peningkatan jalan
Pintu Rimbo (63) lokal primer
Ps Lolo
Lubuk Muaro (82) Kec Pantai Cermin
Lubuk Kec Hiliran Gumanti Pembangunan
Muaro Pinti Kayu jalan lokal primer
Pinti Peningkatan jalan
Kayu Sp. Pinti Kayu (201) lokal primer
5. Alahan Panjang Talang Kec. Lembah Gumanti - Peningkatan jalan
Babungo (53) Kec. Hiliran Gumanti kolektor primer
II Feeder antara poros Tengah dengan Poros Timur
6. Talang Babungo Garabak Kec. Hiliran Gumanti Peningkatan jalan
(112) Kec Tigo Lurah kolektor primer
7. Limau Puruik-Kp Baru-Kapujan-Batu Bajanjang:
Lk Bt Kec Lembah Gumanti - Peningkatan jalan
Gadang (Llimau Puruik) Kec Payung Sekaki lokal primer

RDTR Arosuka I - 10
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Kota/Simpul Pusat Keterangan


No Ruas Jalan Kegiatan yang (Rencana
Dihubungkan Pengembangan)
Kp. Baru (187)
Kp. Baru
- Kapujan (46)
Kp Kec Tigo Lurah
Tangah -Kapujan(173)
Sp
Kapujan - Kapujan(192)
8. Tabek Supayang (35) Kec. Payung Sekaki Peningkatan jalan
lokal primer
Sumber: RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012-2031

3. Pengembangan Ruas Jalan/Jalur Evakuasi Bencana Letusan


Gunung Api (Gunung Talang)
Pada letusan gunung api, bencana dapat ditimbulkan oleh jatuhan material
letusan, awan panas, aliran lava, gas beracun, abu gunung api, dan bencana
sekunder berupa aliran Iahar. Guna menghindari dan meminimalisir dampak
bencana tersebut, perlu disiapkan dan dikembangkan rencana jalur evakuasi
yang terintegrasi dengan sistem jaringan jalan yang ada di Kabupaten Solok.
Rencana pengembangan ruas jalan sebagai jalur evakuasi bencana gunung
api di Gunung Talang dan sekitarnya, diantaranya meliputi:
Peningkatan Jalan Arteri Primer (Jalan Nasional) antara Padang-Arosuka-
Kota Solok
Peningkatan Jalan Kolektor Primer (Jalan Provinsi) antara Lubuk Selasih
Padang Aro (Kab Solok Selatan) Batas Prov Jambi
Peningkatan Jalan Kolektor Primer (jalan Provinsi) antara Kota Solok -
Muaro Paneh - Bukit Sileh - Simpang Tanjung Nan IV
Peningkatan Jalan Kolektor Primer (Jalan Provinsi) antara Solok - Kubang
Nan Duo - Alahan Panjang, yang menjadi akses utama dengan tujuan
evakuasi:
1) Ke arah utara, yaitu ke arah Kota Sawahlunto dan atau Kota Solok via
Sirukam dan Sungai Lasi
2) Ke arah Selatan, yaitu ke Padang Aro (Kab Solok Selatan) via Alahan
Panjang dan Surian
Peningkatan ruas jalan lokal primer (Jalan Kabupaten) antara Sukarami
Batu bajanjang yang menghubungkan Kecamatan Gunung Talang dengan

RDTR Arosuka I - 11
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

kecamatan Lembang Jaya. Ruas ini juga sekaligus berfungsi sebagai


jalan penghubung atau feeder antara poros barat dengan poros timur
pada ruas Triple Axis. Ruas jalan Sukarami Batu Bajanjang akan
menjadi akses/jalur evakuasi dengan tujuan:
1) Ke Arah Utara-Timur, yaitu ke Kota Solok via Muara Panas dan Koto
Anau
2) Ke Arah Selatan-Timur, yaitu ke Alahan Panjang via Kampung Batu
Dalam (Kec Danau Kembar)

b. Pengembangan Sistem Terminal

Rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Solok diarahkan pada


pengembangan terminal penumpang dan terminal barang. Pengembangan
terminal penumpang di Kabupaten Solok didasarkan pada kriteria:
1) Lokasi terletak di PKL, PKLp dan PPK;
2) Terletak di jalan arteri/kolektor primer;
3) Luas minimum 3 ha;
4) Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal
minimum 50 m;
5) Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

Berdasarkan kriteria tersebut, arahan pengembangan sistem terminal di


Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1.3
Arahan Pengembangan Sistem Terminal di Kabupaten Solok
No Lokasi Terminal Arahan
1 Arosuka (Kec Gunung Talang) Pembangunan
2 Sumani (Kec X.Koto Singkarak) Peningkatan/Optimalisasi
3 Alahan Panjang (Kec. Lembah Gumanti) Peningkatan/Optimalisasi
4 Muara Panas (Kec Bukit Sundi) Pembangunan
5 Surian (Kec Pantai Cermin) Peningkatan/Optimalisasi
6 Bukit Sileh (Kec. Lembang Jaya) Pembangunan
Sumber: RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012-2031

Sedangkan untuk pengembangan terminal barang di Kabupaten Solok


direncanakan di Kecamatan X Koto Sungai Lasi.

RDTR Arosuka I - 12
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

c. Sistem Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Rencana pengembangan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan


di Kabupaten Solok diwujudkan melalui pengembangan angkutan danau untuk
menunjang kegiatan pariwisata yang ada di Danau Singkarak, Danau Diatas dan
Danau Dibawah.

Selain angkutan danau, juga diarahkan pada pengembangan prasarana


pelabuhan danau yang lebih ditekankan pada peningkatan dan optimalisasi fungsi
pelabuhan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para wisatawan.

Rencana Pengembangan sistem transportasi air di Danau Singkarak, Danau


Diatas dan Danau di Bawah untuk mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan
pariwisata, dilakukan melalui:

1) Pembangunan Dermaga pelabuhan penumpang di Kawasan Danau


Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan Junjung Sirih.
2) Penyediaan Kapal perintis penyeberangan danau yang melayani rute-rute
yang menghubungkan simpul-simpul pusat kegiatan, meliputi:
Kabupaten Tanah Datar dengan Kecamatan X Koto Singkarak (via Danau
Singkarak)
Paninggahan (Kec Junjung Sirih) dengan Sumani (Kecamatan X Koto
Singkarak
Jorong-jorong (desa) di sebelah barat Danau Diatas dan Danau Dibawah
dengan jorong di sebelah timur danau, yang menghubungkan antara
Kecamatan Lembah Gumanti dengan Kecamatan Danau Kembar:
3) Pembangunan dermaga pelabuhan wisata di 3 (tiga) kawasan danau, meliputi:
Danau Singkarak (Kec.X Koto Singkarak)
Danau Diatas (Kec Danau Kembar)
Danau Dibawah (Kec Danau Kembar)

d. Sistem Jaringan Kereta Api

Rencana pengembangan jaringan jalur kereta api di Kabupaten Solok sesuai


dengan rencana jaringan kereta api pada lintas barat Sumatera (berdasarkan
RTRW Provinsi Sumbar 2009-2029).

RDTR Arosuka I - 13
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

1. Pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya tersebut,


melintasi jalur yang menghubungkan antara : Teluk Bayur - Padang - Lubuk
Alung - Padang Panjang Solok - Sawahlunto
2. Pembangunan jalur short cut Pauh Limo (Padang) Solok

C. Rencana Sistem Jaringan Energi

Berdasarkan perhitungan kebutuhan energi listrik hingga tahun 2031, diperkirakan


Kabupaten Solok membutuhkan kapasitas energi listrik hingga 127.387.391 Kwh
(127.387,39), sehingga terdapat sekitar defisit energi listrik sebesar 32.527,53 Mwh
atau sekitar 25,53 % dari prediksi kebutuhan hingga tahun 2030. Arahan
pengembangan sistem jaringan energi di Kabupaten Solok, dilakukan melalui:

a. Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTS) meliputi;
b. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan ekonomi.
c. Dengan meningkatkan pasokan listrik yang bersumber dari PLN Cabang
Solok secara bertahap hingga menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Solok
d. Mengembangkan prasarana pembangkit baru dengan alternatif sumber
energi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu meliputi: Potensi
Pengembangan sumber energi panas bumi di Gunung Talang, untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), dengan potensi kapasitas 94 MW. Mengacu
pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2009-2018,
akan dikembangkan transmisi 150 KV dari PLTP Gunung Talang ke Solok dengan
target pada tahun 2017
e. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri
pada pusat kegiatan utama Kabupaten (Aro-Suka, Alahan Panjang, Selayo,
Sumani, dan Muara Panas )
f. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan ekonomi.
g. Dengan meningkatkan pasokan listrik yang bersumber dari PLN Cabang
Solok secara bertahap hingga menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Solok
h. Mengembangkan prasarana pembangkit baru dengan alternatif sumber
energi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu meliputi: Potensi
Pengembangan sumber energi panas bumi di Gunung Talang, untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), dengan potensi kapasitas 94 MW. Mengacu
pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2009-2018,

RDTR Arosuka I - 14
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

akan dikembangkan transmisi 150 KV dari PLTP Gunung Talang ke Solok dengan
target pada tahun 2017
i. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri
pada pusat kegiatan utama Kabupaten (Aro-Suka, Alahan Panjang, Selayo,
Sumani, dan Muara Panas )

Tabel 1.4
Rencana Peningkatan PLTMH dan PLTS
Pembangkit Listrik Tenaga Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) Surya (PLTS)
1. Kec. Tigo Lurah 1. Kec. Tigo Lurah
2. Kec. Hiliran Gumanti 2. Kec. X Koto Diatas
3. Kec. X Koto Diatas 3. Kec. Payung Sekaki
4. Kec. Payung Sekaki 4. Kec. Lembang Jaya
5. Kec. Lembang Jaya 5. Kec. Bukit Sundi
6. Kec. Pantai Cermin 6. Kec. IX Koto Sungai Lasi
7. Kec. Lembah Gumanti 7. Kec. Kubung
8. Kec. Kubung 8. Kec. X Koto Singkarak
9. Kec. X Koto Singkarak 9. Kec. Hiliran Gumanti
Sumber : Hasil Rencana 2012

D. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi


Telekomunikasi merupakan prasarana penting dalam mendukung kegiatan sosial-
ekonomi masyarakat, kegiatan pemerintahan serta kegiatan lainnya. Penyediaan
telepon sampai saat ini masih didominasi oleh PT. Telkom Tbk melalui penyediaan
beberapa Sentral Telepon Otomatis (STO) yang tersebar pada seluruh Kecamatan.

Sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan, meliputi sistem kabel, sistem


seluler dan sistem satelit. Prasarana telekomunikasi dikembangkan hingga ke pelosok
wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi, sehingga
kebutuhan telekomunikasi dapat dipenuhi. Arahan pengembangan sistem jaringan
telekomunikasi secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Mempertahankan dan memelihara jaringan


telekomunikasi melalui integrasi dengan sistem komunikasi lain dan dengan
sistem permukiman.

RDTR Arosuka I - 15
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

b. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan cara :

Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk meningkatkan keterkaitan


antar wilayah.
Mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai ke Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL) yang merupakan Nagari dan Jorong sebagai pusat kegiatan
dan pelayanan antar Nagari atau Jorong (desa), serta dalam rangka
meningkatkan keterkaitan kota-desa.
Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung
pengembangan kota-kota dan kawasan strategis.
c. Mengembangkan jaringan telekomunikasi secara
berkesinambungan untuk pelayanan di seluruh wilayah yang terpadu dengan
sistem jaringan telekomunikasi nasional, baik berupa jaringan terestrial maupun
jaringan satelit.

E. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air di Kabupaten Solok
diarahkan melalui :

a. Konservasi dan pengelolaan secara terpadu : Wilayah Sungai


(WS)/ Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas provinsi yang meliputi : Indragiri (Provinsi
Sumatera Barat Provinsi Riau), Batanghari (Provinsi Sumatera Barat Provinsi
Jambi) dan WS Lintas Kabupaten meliputi WS Silaut Tarusan DAS Batang Hari.
b. Konservasi dan pengelolaan secara terpadu, serta
pengamanan abrasi : Danau Singkarak, dan Danau Kembar (Danau Diatas dan
Danau Dibawah), Danau Talang.
c. Rencana pemeliharaan & pengelolaan jaringan irigasi pada
Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang pemerintah daerah Kabupaten Solok,
meliputi 256 Daerah Irigasi
d. Rencana pengelolaan dan konservasi empung sebagai
bangunan penampung air untuk penyediaan air baku alternatif. Berdasarkan data
Infrastruktur PU, terdapat 38 (tiga puluh delapan) empung yang ada di Kab Solok

F. Rencana Sistem Sistem Jaringan Limbah


Secara umum produksi air limbah di Kabupaten Solok berasal dari limbah rumah
tangga, karena jumlah industri besar dan sedang di Kabupaten Solok relatf sedikit.
Selain dari limbah rumah tangga, di Kabupaten Solok juga terdapat limbah yang

RDTR Arosuka I - 16
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

berasal dari limbah rumah sakit (RSUD Arosuka), dan beberapa pabrik teh serta
tambang bijih besi. Namun untuk pabrik teh, limbah yang dihasilkan merupakan
limbah organik sehingga belum banyak terjadi pencemaran lingkungan.

Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai
karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya.
Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system);

b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).


Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Solok masih banyak menggunakan
sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di
beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang
belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau
sungai. Pengelolaan air limbah rumah tangga yang perlu diperhatikan adalah pada
daerah permukiman yang padat dan pada perumahan-perumahan.

Di Kabupaten Solok terdapat beberapa perumahan seperti di Kecamatan Kubung,


Kecamatan Lembah Gumanti. Secara umum masyarakat diperumahan masih
menggunakan sistem air limbah setempat. Sementara itu untuk limbah RSUD, sampai
saat ini memang belum ada pengolahan limbah secara baik. Untuk penanganan
masalah air limbah diprioritaskan pada :

a. Kawasan Danau Kembar (wilayah selatan) pada kecamatan Pantai Cermin,


Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Danau Kembar
b. Kawasan Arosuka/Ibukota (Wilayah Tengah) pada Kecamatan Gunung Talang dan
Kecamatan Kubung serta Kecamatan Bukit Sundi. Pada kawasan ini banyak
terdapat perumahan-perumahan dan RSUD serta pabrik teh
c. Kawasan Danau Singkarak (Wilayah Utara) pada Kecamatan Junjung Sirih dan
Kecamatan X Koto Singkarak
d. Kawasan Daerah Tertinggal yaitu pada Kecamatan Tigo Lurah dan Kecamatan
Hiliran Gumanti.

G. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sampah

Sistem pembuangan sampah Kabupaten Solok terutama sampah domestik sampai


saat ini belum dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah oleh Dinas/Instansi terkait
hanya terbatas pada daerah-daerah perkantoran dan lingkungan pasar, sedangkan

RDTR Arosuka I - 17
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

untuk daerah permukiman penanganan masalah persampahan masih dilakukan oleh


masyarakat sendiri.

Sistem pengelolaan yang ada saat ini berupa sistem door to door dan komunal.
Sistem door to door diterapkan untuk perumahan/pemukiman yaitu dengan cara
sampah dibuang pada kantong plastik dan simpan pada tong/bak sampah di depan
rumah dan kemudian diangkut oleh truk sampah ke TPA.

Melihat kondisi eksisting yang ada dapat dirumuskan beberapa arahan program untuk
pengelolaan persamapahan diantaranya :

a. Perluasan cakupan layanan bidang persampahan.


b. Pembangunan TPA Regional dan TPA Wilayah.
c. Program pemanfaatan limbah sampah.

Berdasarkan arahan program tersebut, kegiatan yang dapat menunjang program


penanggulangan sampah di Kabupaten Solok antara lain :

a. Penambahan jumlah truck sampah


b. Pembangunan TPA di wilayah selatan Kabupaten Solok yaitu di Kecamatan
Lembah Gumanti.
c. Pembangunan TPA Regional di Ampang Kualo, dan alternatif di Kecamatan X
Koto Diatas bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solok.
d. Penambahan jumlah truck tinja
e. Pengadaan Arm Roll.
f. Pembangunan TPS terutama pada daerah pemukiman.
g. Pembangunan pabrik pengolahan sampah (kompos)

H. Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Solok terdiri dari sistem
perpipaan dan non perpipaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan yang dikelola
oleh pemerintah melalui PDAM, sedangkan sistem non perpipaan yang ada
merupakan merupakan bantuan pemerintah pusat melalui program WSLIC,
PANSIMAS dan secara individu oleh masyarakat yang pada umumnya tidak dilayani
oleh perpipaan. Tingkat pelayanan SPAM yang ada di Kabupaten Solok saat ini
sebesar 39.89% yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 25.13% dan non perpipaan
yang terlindungi sebanyak 13.71%.

RDTR Arosuka I - 18
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Berdasarkan keadaan existing dan permasalahan yang ada, maka beberapa rumusan
program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana air bersih antara lain :

a. Peningkatan akses/kemudahan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan air


bersih.
b. Peningkatan kapasitas pelayanan / cakupan layanan.
c. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat di pedesaan.
d. Optimalisasi sumber air dengan memanfaatkan kapasitas yang belum terpakai.
e. Meningkatkan kualitas air hasil olahan sesuai dengan standar Menkes RI Nomor:
907/Menkes/SK/VII/2002 untuk SPAM Perpipaan PDAM.
f. Penurunan kehilangan air pada sistem perpipaan sesuai dengan standar
pelayanan bidang air minum (Kementerian PU-Ditjen Cipta Karya).
g. Meningkatkan kontinuitas pelayanan menjadi 24 jam sesuai dengan standar
pelayanan bidang air minum (Kementerian PU-Ditjen Cipta Karya).
h. Perlindungan terhadap air baku.
i. Meningkatkan propesional karyawan yang didukung dengan struktur yang efektif
dan efisien sesuai dengan Perda Nomor: 9/2005, meningkatkan pendidikan
sumber daya manusia di PDAM, SOP organisasi dan rasio karyawan terhadap
pelanggan 1 : 100.
j. Pembuatan aturan dari Pemerintah Daerah untuk pengelolaan sistem perpipaan
non PDAM dan SPAM Non Perpipaan

I. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Drainase

Pembangunan saluran drainase beton di Kabupaten Solok selama ini terbatas


sebagian besar berada di inti kota, Ibukota Kecamatan dan kiri kanan jalan. Pada
daerah-daerah yang padat penduduknya masih kurang bangunan drainase seperti
pada daerah permukiman dan perumahan, serta pada pasar-pasar di seluruh wilayah
Kabupaten Solok. Saluran drainase di Kabupaten Solok pada umumnya masih
memanfaatkan sungai yang ada dan saluran pengairan. Pengembangan sistem
jaringan drainase diarahkan pada beberapa program utama seperti:

a. Program antisipsi banjir wilayah perkotaan


b. Peningkatan kapasitas buangan air limbah
c. Operasional dan pemeliharaan saluran pembuangan permukiman
d. Sosialisasi dan perkuatan kelembagaan

RDTR Arosuka I - 19
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Berdasarkan arahan program tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan


pokok, diantaranya:

a. Pembangunan saluran drainase permukiman


b. Perbaikan dan pemeliharaan drainase
c. Penyediaan dan perbaikan bak kontrol
d. Penyesuaian elevasi drainase dan saluran
e. Pengangkatan sampah dan sedimentasi serta pembersihan drainase.
f. Operasional dan Pemeliharaan jaringan drainase
g. Sosialisasi pencegahan banjir

1.2.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Solok

Berdasarkan Perda No. 1 tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012
2031, Rencana Pola Ruang Kabupaten Solok dibagi kedalam 2 kawasan yaitu kawasan
lindung dan kawasan budidaya.

A. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan. Berdasarkan Perda No. 1 tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Solok Tahun
2012 2031, kawasan lindung terdiri atas

a. Kawasan Hutan Lindung : Kawasan Hutan Lindung tersebar diseluruh


wilayah Kabupaten Solok, kecuali di Kecamatan Bukit Sundi.
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
berupa kawasan resapan air meliputi Kecamatan:
Gunung Talang;
Lembang Jaya;
Payung Sekaki;
Bukit Sundi;
Hiliran Gumanti; dan
Tigo Lurah.
c. kawasan perlindungan setempat berupa kawasan sempadan sungai,
kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air.

RDTR Arosuka I - 20
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Kawasan sempadan sungai meliputi:


- Kecamatan Pantai Cermin, meliputi: Batang Lolo; Batang Indarung; Batang
Kulemban; Batang Kayu Manang; Batang Limau Hantu; dan Batang Suliti.
- Kecamatan Lembah Gumanti, meliputi: Batang Gumanti; Batang Hari;
Batang Andaleh; dan Batang Sungai Rotan.
- Kecamatan Payung Sekaki, meliputi: Batang Kipek; Batang Laweh; dan
Batang Luo.
- Kecamatan Tigo Lurah, meliputi: Batang Palangki; dan Batang Kapujan.
- Batang Lembang di Kecamatan Lembang Jaya.
- Kecamatan Gunung Talang, meliputi: Batang Talang; Batang Sumani;
Batang Paneh Gadang; Batang Paneh Kaciak; dan Batang Baruih.
- Batang Air Halim di Kecamatan Bukit Sundi;
- Kecamatan IX Koto Sungai Lasi meliputi: Batang Sungai Lasi; Batang
Pamo; dan Batang Laweh.
- Kecamatan Kubung, meliputi: Batang Air Gantiang; Sungai Sariang;
Batang Air Gawan, dan Batang Imang.
- Kecamatan X Koto Singkarak, meliputi : Batang Air Kuek; dan Batang Air
Sumani.
- Kecamatan Junjung Sirih, meliputi: Batang Air Paninggahan; dan Batang Air
Muaro Pingai.
- Batang Katialo di Kecamatan X Koto Diatas.
Kawasan sekitar danau atau waduk, meliputi:
- Danau Diatas terletak di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan
Danau Kembar;
- Danau Dibawah terletak di Kecamatan Danau Kembar;
- Danau Talang terletak di Kecamatan Danau Kembar;
- Danau Singkarak terletak di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan
Junjung Sirih; dan
- Danau Tuo Ujuang Ladang di Kecamatan X Koto Singkarak.
Kawasan sekitar mata air meliputi nagari-nagari yang mempunyai sumber
mata air
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi :
Kawasan Suaka Alam Barisan I;
Kawasan Suaka Alam Air Tarusan; dan
Taman Nasional Kerinci Seblat.

RDTR Arosuka I - 21
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

e. kawasan rawan bencana alam


f. kawasan lindung geologi

B. Kawasan Budidaya

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan. Penetapan kawasan budidaya dimaksudkan
untuk memudahkan pengelolaan, dan pemantauan kegiatan termasuk penyediaan
prasarana dan sarana maupun penanganan dampak lingkungan akibat kegiatan
budidaya.

Pada bagian berikut ini akan diidentifikasi penetapan kawasan budidaya di wilayah
Kabupaten Solok hingga tahun 2030

1. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi


penetapan kawasan hutan produksi di Kabupaten Solok harus memperhatikan
arahan penetapan kawasan peruntukan hutan produksi yang telah ditetapkan
dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009-2029.

Dengan menggunakan acuan penetapan sebaran dan luas lahan hutan produksi
yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009-2029 tersebut,
serta dengan memperhatikan hasil dari analisis kesesuaian lahan, maka rencana
peruntukan luas lahan untuk kawasan hutan produksi di Kabupaten Solok menurut
wilayah kecamatan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.5
Luas Rencana Kawasan Hutan Produksi Menurut Kecamatan
di Kabupaten Solok Tahun 2030 (dalam Ha)
Luas Kawasan Hutan Produksi
No KECAMATAN Total %
HP HPK HPT
1 Bukik Sundi 1.633,87 1.633,87 6,05
2 Danau Kembar 158,51 158,51 0,59
3 Gunung Talang 365,71 365,71 1,35
4 Hiliran Gumanti 52,42 52,42 0,19
5 IX Koto Sungai Lasi 474,17 5.336,77 370,96 6.181,90 22,87
6 Junjung Sirih 0,00 0,00

RDTR Arosuka I - 22
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

7 Kubung 94,77 984,21 1.078,98 3,99


8 Lembah Gumanti 240,43 3.360,81 3.601,24 13,33
9 Lembang Jaya 48,54 48,54 0,18
10 Pantai Cermin 0,42 0,42 0,00
11 Payung Sekaki 393,20 2.094,85 5.498,63 7.986,68 29,55
12 Tigo Lurah 635,85 2.794,76 3.430,61 12,69
13 X Koto Diatas 1.093,81 1.393,30 2.487,11 9,20
14 X Koto Singkarak 0,00 0,00
TOTAL 3.504,99 11.443,00 12.078,00 27.025,99 100
Sumber: Hasil Rencana, 2010

2. Kawasan Peruntukkan Pertanian


Rencana pengembangan budidaya pertanian, baik itu pertanian lahan basah
maupun lahan kering dan hortikultura, diarahkan untuk pemanfaatan secara
intensif sebagai tanaman pangan pada lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan
tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Solok. Adapun rencana
pengembangan kawasan pertanian lahan basah serta pertanian lahan kering dan
hortikultura di Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel berikut.

Dengan memperhatikan hasil dari analisis kesesuaian lahan di Kabupaten Solok,


alokasi ruang untuk lahan pertanian lahan kering dan hortikultura relatif lebih
besar dibandingkan pertanian lahan basah. Hingga tahun 2030, luas rencana
pengembangan untuk pertanian lahan kering dan hortikultura mencapai 99.115,10
Ha, sedangkan untuk pertanian lahan basah mencapai 30.518,39 Ha.

Tabel 1.6
Luas Rencana Kawasan Peruntukan Pertanian Menurut Kecamatan
di Kabupaten Solok Tahun 2030
Kawasan Pertanian

No KECAMATAN Pertanian Total %


Pertanian Lahan
Lahan Kering &
Basah
hortikultura
1 Bukik Sundi 7.070,41 1.578,09 8.648,50 6,67
2 Danau Kembar 25,80 496,00 521,80 0,40
3 Gunung Talang 5.775,20 5.729,10 11.504,30 8,87
4 Hiliran Gumanti 1.520,96 5.213,46 6.734,42 5,19
5 IX Koto Sungai Lasi 549,89 7.324,20 7.874,09 6,07
6 Junjung Sirih 63,35 94,40 157,76 0,12

RDTR Arosuka I - 23
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Kawasan Pertanian

No KECAMATAN Pertanian Total %


Pertanian Lahan
Lahan Kering &
Basah
hortikultura
7 Kubung 5.321,65 2.373,89 7.695,55 5,94
8 Lembah Gumanti 81,50 18.940,86 19.022,36 14,67
9 Lembang Jaya 4.003,55 2.819,11 6.822,65 5,26
10 Pantai Cermin 5,33 11.924,43 11.929,77 9,20
11 Payung Sekaki 651,69 19.090,89 19.742,59 15,23
12 Tigo Lurah 1.162,03 8.073,68 9.235,72 7,12
13 X Koto Diatas 766,64 6.816,07 7.582,71 5,85
14 X Koto Singkarak 3.520,38 8.640,91 12.161,29 9,38
TOTAL 30.518,39 99.115,10 129.633,50 100,00
Sumber: Hasil Rencana, 2010

Dari rencana pengembangan tersebut, dapat dilihat bahwa alokasi peruntukan


untuk kawasan pertanian yang cukup besar ada di Kecamatan Payung Sekaki
dengan luas mencapai 19.742,77 Ha atau sekitar 15,23%, diikuti oleh Kecamatan
Lembah Gumanti dengan luas mencapai 19.022,65 Ha atau sekitar 14,67 % dari
total luas rencana lahan pertanian yang akan dikembangkan hingga tahun 2030 di
Kabupaten Solok.

3. Kawasan Peruntukan Perkebunan


Kawasan perkebunan di Kabupaten Solok dikembangkan berdasarkan fungsi
kawasan dan potensi yang ada pada daerah masing-masing memiliki prospek
ekonomi cepat tumbuh. Menurut jenis komoditasnya, pengembangan perkebunan
meliputi kopi, kakao, karet, pala, cengkeh, kayu manis dan lain-lain. Adapun
produk unggulan bidang perkebunan yang mendukung ekonomi kerakyatan yaitu :
(1) Kopi; (2) Kakao; (3) Karet; (4) Cengkeh. Keempat komoditi unggulan tersebut
sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Solok, karena iklim di daerah Solok
sangat mendukung untuk tanaman tersebut ditambah sangat diminati oleh para
pertani.

Pengembangan kawasan perkebunan diarahkan dengan pemanfaatan potensi


lahan yang memiliki kesesuaian untuk perkebunan, berada pada kawasan
budidaya, dan menghindarkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dengan
kawasan lindung, kawasan hutan produksi tetap dan produksi terbatas, kawasan
industri, dan kawasan permukiman.

RDTR Arosuka I - 24
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Rencana pengembangan kawasan perkebunan diarahkan pada seluruh wilayah


kecamatan di Kabupaten Solok dengan luasan mencapai 22.894,37 Ha. Luasan
terbesar untuk rencana pengembangan kawasan perkebunan terdapat di
Kecamatan X Koto Diatas, dengan luas mencapai 10.258,37 Ha atau sekitar
44,81% dari total luas rencana untuk pengembangan kawasan perkebunan di
Kabupaten Solok hingga tahun 2030, seperti pada tabel berikut.

Tabel 1.7
Luas Rencana Kawasan Perkebunan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Solok Tahun 2030
No Kecamatan Luas (Ha) %
1 Kec. Bukik Sundi 40,35 0,18
2 Kec. Danau Kembar 139,15 0,61
3 Kec. Gunung Talang 6.758,95 29,52
4 Kec. Hiliran Gumanti 24,77 0,11
5 Kec. IX Koto Sungai Lasi 194,55 0,85
6 Kec. Junjung Sirih 209,58 0,92
7 Kec. Kubung 500,11 2,18
8 Kec. Lembah Gumanti 1.070,15 4,67
9 Kec. Lembang Jaya 285,35 1,25
10 Kec. Pantai Cermin 81,43 0,36
11 Kec. Payung Sekaki 927,48 4,05
12 Kec. Tigo Lurah 764,64 3,34
13 Kec. X Koto Diatas 10.258,37 44,81
14 Kec. X Koto Singkarak 1.639,49 7,16
TOTAL 22.894,37 100,00
Sumber: Hasil Rencana, 2010

4. Kawasan Peruntukan Perikanan


Rencana pengembangan peruntukan perikanan di Kabupaten Solok diarahkan
pada budidaya perikanan air tawar dan juga perikanan tangkap perairan danau.
Budidaya ikan air tawar terdiri dari budidaya perikanan sungai, danau, telaga,
kolam, dan sawah serta pembibitan ikan. Jenis ikan budidaya yang dikembangkan
antara lain ikan garing, mas, nila, nilem, mujair, kulari, patin, baung, gabus, dan
ikan betok.

RDTR Arosuka I - 25
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Alokasi ruang untuk pengembangan kawasan perikanan budidaya di Kabupaten


Solok disesuaikan sesuai potensi dari masing-masing kecamatan yang ada,
diantaranya:
1. Pengembangan kegiatan budidaya ikan di sawah di
Kecamatan X Koto Singkarak, Kubung, Bukit Sundi dan Gunung Talang.
Kegiatan ini banyak dilakukan pada areal persawahan yang berpengairan
setengah teknis dan teknis.
2. Pengembangan kegiatan budidaya ikan karamba di
Kecamatan Bukit Sundi dan Kubung. Untuk budidaya ikan karamba jaring
apung diarahkan untuk dikembangkan di Danau Diatas Nagari Simpang
Tanjuang Nan IV Kecamatan Danau Kembar.
3. Pengembangan kegiatan budidaya budidaya ikan di kolam air
deras di Kecamatan X Koto Singkarak dan sebagian kecil di Kecamatan
Lembang Jaya.
4. Pengembangan kegiatan budidaya ikan di saluran irigasi di
Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Lembang Jaya, Bukit Sundi dan
Kubung.

Sedangkan usaha kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Solok lebih banyak


dilakukan di perairan danau terutama di danau Singkarak, Danau Diatas dan
Danau Dibawah. Kegiatan ini lebih banyak dilakukan jika dibandingkan dengan
kegiatan penangkapan ikan di perairan sungai. Kegiatan perikanan tangkap di
Kabupaten Solok banyak dilakukan di sepanjang nagari yang dilewati oleh Batang
Lembang. Kegiatan penangkapan ikan di sungai biasanya dilakukan untuk
kebutuhan sehari-hari. Jenis penangkapan ikan di danau umumnya jenis ikan
bilih, paweh/nilem, mas dan nila serta ikan lainnya.

5. Kawasan Peruntukan Pertambangan


Pengembangan sektor pertambangan di Kabupaten Solok dihadapkan pada
kenyataan bahwa di satu sisi keberadaan akan sumberdaya tambang seperti
emas, perak, batubara, bijih besi cukup melimpah guna meningkatkan
pendapatan daerah, namun pada sisi lain keberadaan sumberdaya tambang
tersebut pada kawasan hutan lindung maupun hutan produksi. Oleh karena itu
pengembangan sektor pertambangan ini di masa mendatang harus dapat
menjawab tantangan bagaimana pengembangan sektor pertambangan bisa

RDTR Arosuka I - 26
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

diintensifkan tanpa menimbulkan permasalahan dengan peraturan perundangan


yang berlaku dan harus dipatuhi.

Kondisi geologi dan topografi Kabupaten Solok yang dominan berupa perbukitan
dan pegunungan menempatkan keberadaan sebaran sumberdaya mineral
umumnya berada di kawasan hutan lindung dan sedikit yang dijumpai di kawasan
hutan produksi maupun hutan konversi sehingga memerlukan kehati-hatian dalam
proses eksploitasi dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku
selain juga secara teknis memperhatikan kondisi wilayah tersebut dengan adanya
keterbatasan aksesibilitas karena belum adanya infrastruktur penopang
eksploitasi tersebut.

Pengembangan kawasan pertambangan diarahkan untuk pengelolaan potensi


sumber daya alam secara berimbang dan berkelanjutan dengan memprioritaskan
aspek keseimbangan ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup.

Potensi sumberdaya mineral di Kabupaten Solok tercatat tidak kurang dari 104
bahan galian, yang mencakup bahan galian golongan b dan c dengan besaran
potensi dari mulai terindikasi hingga terukur, akan tetapi mayoritas data yang ada
hingga sekarang adalah hanya teridikasi saja. Berdasarkan sebaran bahan
pertambangan di Kabupaten Solok maka dapat dibagi ke dalam dua usaha
pertambangan, yaitu :
1. Bahan galian batubara
2. Bahan galian mineral, meliputi:
a. Mineral logam, yang terdiri atas:Emas, Tembaga, Perak, Mangan, Timah
Hitam, Biji besi, Air Raksa
b. Mineral bukan logam, terdiri atas: Pasir besi, Belerang, Feldspar, Fosfat,
Tawas
c. Batuan, meliputi: Batu Gamping/Batu Kapur, Dolomit, Marmer, Granit,
Andesit dan Basalt, Batu Apung (Pumice), Batu Tulis (Slate),Obsidian, Perlit,
Trass, Kaolin, Lempung/Tanah Liat (clay), Rijang, Oker, Pasir Kuarsa
Disamping itu bagian wilayah Kabupaten Solok juga termasuk dalam rencana
wilayah pertambangan minyak dan gas bumi blok Bukit Barisan Barat Daya (Blok
Singkarak), serta Panas Bumi (geothermal). Penetapan kawasan pertambangan
diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
a. meningkatkan produksi pertambangan dan mendayagunakan investasi;

RDTR Arosuka I - 27
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor


serta kegiatan ekonomi sekitarnya;
c. tidak mengganggu fungsi lindung; dan memperhatikan upaya pengelolaan
kemampuan sumber daya alam;
d. meningkatkan pendapatan masyarakat; dan meningkatkan pendapatan
daerah;
e. menciptakan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat

6. Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang


digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat
yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan, dengan mempertimbangkan
kelestarian lingkungan dan diupayakan tidak melakukan peralihan fungsi terhadap
lahan pertanian teknis.

Kawasan peruntukan permukiman harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana


lingkungan, serta tempat kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan
kerja terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi
permukiman tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Secara keseluruhan luas lahan untuk pengembangan kawasan permukiman di


Kabupaten Solok sebesar 7.038, 40 Ha, yang terdiri atas Kawasan permukiman
perdesaan dengan luas 5.690, 04 Ha dan Kawasan permukiman perkotaan seluas
1.348,40 Ha.

Secara lebih lengkap alokasi ruang untuk pengembangan kawasan permukiman


dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.8
Luas Rencana Kawasan Permukiman di Kabupaten Solok hingga tahun 2030

No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah %

RDTR Arosuka I - 28
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Permukiman Permukiman
Perdesaan Perkotaan
1 Kec. Bukik Sundi 179,60 64,60 244,20 3,47
2 Kec. Danau Kembar 100,53 14,82 115,34 1,64
3 Kec. Gunung Talang 1.009,63 359,47 1.369,10 19,45
4 Kec. Hiliran Gumanti 97,33 43,95 141,27 2,01
5 Kec. IX Koto Sungai Lasi 349,39 168,61 518,00 7,36
6 Kec. Junjung Sirih 129,39 52,08 181,48 2,58
7 Kec. Kubung 416,65 129,40 546,05 7,76
8 Kec. Lembah Gumanti 492,35 223,30 715,65 10,17
9 Kec. Lembang Jaya 191,79 67,87 259,66 3,69
10 Kec. Pantai Cermin 303,14 24,22 327,35 4,65
11 Kec. Payung Sekaki 36,23 24,73 60,97 0,87
12 Kec. Tigo Lurah 1.460,98 78,09 1.539,07 21,87
13 Kec. X Koto Diatas 141,46 118,62 260,07 3,70
14 Kec. X Koto Singkarak 660,30 99,92 760,22 10,80
TOTAL 5.690,04 1.348,40 7.038,44 100,00
Sumber: Hasil Rencana, 2010

7. Kawasan Peruntukan Pariwisata


Kawasan peruntukan pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi
kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau
kawasan budi daya lainnya di mana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas
penunjang pariwisata.

Kabupaten Solok sangat beruntung memiliki pesona alam yang tidak dimiliki
daerah lain seperti pesona danau Diatas dan danau Dibawah, danau Singkarak
dan hamparan hijau kebun teh di kawasan Kecamatan Gunung Talang serta
banyak lainnya. Keunggulan komparatif di bidang pariwisata ini harus mampu
dikelola dengan sebaik-baiknya untuk mendatangkan sebanyak mungkin
wisatawan ke Kabupaten Solok.

Peruntukan kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Solok dapat diklasifikasikan


menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
Kawasan pariwisata alam; dan
Kawasan pariwisata budaya

8. Kawasan Peruntukan Industri

RDTR Arosuka I - 29
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Solok, diarahkan


untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai
tambah dan produktifitas wilayah secara berkelanjutan.

Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Solok, diharapkan mampu


menjadi stimulus percepatan perkembangan ekonomi daerah kabupaten dan
kesejahteraan masyarakat sekitar dan wilayah lebih luas, dengan tetap
memperhatikan upaya mencegah pencemaran fungsi lingkungan.

Sebaran pengembangan kawasan industri pengelolaan sumber daya alam


diarahkan pada kawasan sekitar pusat-pusat kegiatan utama Kabupaten, seperti
pengembangan industri pengelolaan hasil pertanian di Kawasan Agropolitan
Lembah Gumanti, serta pengembangan industri kecil dan kerajinan di Kecamatan
Kubung dan Kecamatan Gunung Talang. Jenis komoditi hasil industri yang
potensial dikembangkan di Kabupaten Solok diantaranya sirup markisa, bubuk
kopi, kerupuk ubi, dsb. Sedangkan untuk industri kerajinan, diantaranya dapat
dikembangkan jenis kerajinan anyaman bambu, rotan, ukiran kayu, dan lain
sebagainya

1.2.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Solok

Berdasarkan Perda No. 1 tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012
2031, kawasan strategis Kabupaten Solok terdiri atas

A. Kawasan Strategis Nasional di Kabupaten Solok

Kawasan strategis nasional yang berada di Kabupaten Solok berupa Kawasan


Strategis Nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
berupa Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS) sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang
dikelola dengan sistem Zonasi dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan menunjang kebudayaan dan berpotensi untuk rekreasi /
pariwisata.

B. Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Solok

RDTR Arosuka I - 30
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Solok adalah kawasan pada wilayah


Kabupate Solok yang penataan ruangnya yang diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh yang sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan yang terdiri atas :

a. Kawasan Strategis Danau Singkarak


b. Kawasan Strategis Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang

C. Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan strategis kabupaten adalah kawasan pada wilayah kabupaten Solok yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting
dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

1. Kawasan Strategis Kabupaten Solok Pada Aspek Ekonomi


Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, kawasan strategis
Kabupaten Solok pada aspek ekonomi terdiri atas
Kawasan Wisata Danau Singkarak
Kawasan Wisata Danau Kembar
Kawasan Ibukota Kabupaten Solok (Kawasan Arosuka)
Kawasan Sentra Pertanian Hortikultura (Agropolitan)
Kawasan Perkotaan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi
(PKLp)

Kawasan Strategis Kabupaten yang berupa kawasan perkotaan sebagai Pusat


Kegiatan Lokal promosi (PKLp) di wilayah Kabupaten Solok, meliputi:
Kawasan Perkotaan Alahan Panjang di Kecamatan Lembah Gumanti
Kawasan Perkotaan Sumani di Kecamatan X Koto Singkarak
Kawasan Perkotaan Muara Panas di Kecamatan Bukik Sundi

2. Kawasan Strategis Kabupaten Solok Pada Aspek Sosial Budaya


Berdasarkan hasil analisa data, arahan penetapan kawasan strategis sosial
budaya di wilayah Kabupaten Solok difokuskan pada pengembangan kawasan-
kawasan sebagai berikut
Kawasan Masjid Tuo Kayu Jao dan sekitarnya (dsk) di Kecamatan Gunung
Talang
Kawasan Masjid Raya Tanjung Bingkung dsk di Kecamatan Kubung

RDTR Arosuka I - 31
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Kawasan Makam Datuk Perpatih Nan Sabatang dsk di Kecamatan Kubung

Kawasan Balairung Sari dsk di Kecamatan X Koto Diatas

Kawasan Rumah Gadang Sulit Air dsk di Kecamatan X Koto Diatas

Kawasan Makam Syech Muchsin dsk di Kecamatan Payung Sekaki

Kawasan Makam Syech Imam Marajo dan Sekitarnya di Kecamatan Kubung

Kawasan Sentra Pendidikan di Koto Baru Kecamatan Kubung

1.3 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENCANA TATA


RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SOLOK
Dalam RTRW Kabupaten Solok tahun 2012 2031 yang dimuat dalam Perda No. 1
tahun 2013 dijelaskan bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Solok
mencakup sebagai berikut:

1.3.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Solok

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah


yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten guna mencapai tujuan penataan
ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Kebijakan penataan
ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Dengan rangka pencapaian tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten, maka rumusan kebijakan penataan ruang dari
Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan organisasi ruang wilayah kabupaten yang efisien melalui susunan


pusat kegiatan yang berhirarki dan mencakup seluruh ruang wilayah kabupaten

b. Pengembangan sistem jaringan dan node prasarana yang mengintegrasikan seluruh


pusat kegiatan wilayah kabupaten dan sistem perdesaan hinterland-nya dan
memberikan layanan bagi sebesar-besarnya permukiman yang ada pada wilayah
kabupaten

c. Pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Solok yang telah ditetapkan


dalam RTRWN dan RTRW Provinsi dan menambah kawasan lindung dalam
kewenangan Kabupaten

RDTR Arosuka I - 32
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

d. Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui


pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan,
pariwisata, dan industri

e. Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke kawasan bukan
hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan
Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku (PP No. 10/2010 tentang
Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi kawasan Hutan).

1.3.2 Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Solok

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan


ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang
dijabarkan secara lebih operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten Solok
adalah sebagai berikut:

1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka Pengembangan organisasi ruang


wilayah kabupaten yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki dan
mencakup seluruh ruang wilayah kabupaten adalah :

Mengembangkan satu pusat kegiatan utama wilayah kabupaten (PKL)


sesuai arahan RTRWP dan mempromosikan pusat utama lainnya sesuai dengan
potensinya;

Menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai Pusat


Pengembangan Kawasan (PPK) pada masing-masing kecamatan;

Menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki wilayah


layanan antar desa dan atau lebih dari satu desa sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL), selain yang telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan
Kawasan (PPK); dan

Menetapkan pusat permukiman yang memiliki tingkat layanan mendekati


pusat kegiatan di atasnya, dipromosikan menjadi pusat kegiatan di atasnya
(PKLp, PPKp, PPLp).

2. Strategi untuk Pengembangan sistem jaringan dan node prasarana yang


mengintegrasikan seluruh pusat kegiatan wilayah kabupaten dan sistem perdesaan
hinterland-nya dan memberikan layanan bagi sebesar-besarnya permukiman yang
ada pada wilayah kabupaten adalah

RDTR Arosuka I - 33
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Mendukung pengembangan jaringan jalan akses ke Kabupaten Solok


sesuai kebijakan Nasional dan Provinsi serta pengembangan rintisan jalan baru
ke/dari Kabupaten Solok dengan kabupaten/kota Lain bersebelahan;

Mengembangkan jalan multi akses dari dan ke pusat kegiatan yang


mengintegrasikan seluruh wilayah kabupaten;

Mendukung pengembangan sistem jaringan KA Nasional dan Provinsi


Sumbar yang melintasi wilayah Kabupaten Solok;

Mengembangkan sistem transportasi air di Danau Singkarak, Danau


Diatas dan Danau di Bawah untuk mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan
pariwisata;

Mengembangkan Sistem Jaringan Energi/Listrik untuk memenuhi


kebutuhan listrik di seluruh wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Solok;

Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi seluler yang melayani


seluruh wilayah Kabupaten Solok dan meningkatkan jaringan telekomunikasi
kabel terutama untuk layanan kegiatan industri pada Pusat Kegiatan Utama
Kabupaten (PKL dan PKLp);

Mengembangkan sistem jaringan air baku untuk memenuhi kebutuhan air


minum pada pusat kegiatan utama kabupaten (PKL dan PKLp) dan untuk wilayah-
wilayah yang sulit air, serta mengembangkan jaringan irigasi kabupaten (primer-
Sekunder-tersier) pada kawasan potensi pertanian lahan basah;

Mengembangkan TPA Regional bekerjasama dengan Kota Padang dan


kabupaten berdekatan dalam Metropolitan Padang dan sekitarnya;

Mengembangkan prasarana ekonomi pada pusat kegiatan dan pusat


pelayanan sesuai dengan tingkatan dan wilayah layanannya;

Mengembangkan prasarana sosial budaya, peribadatan, kesehatan, dan


oleh raga untuk menunjang kehidupan sosial budaya masyarakat yang nyaman
dan berkelanjutan;

3. Strategi untuk Pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Solok yang


telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRW Provinsi dan menambah kawasan lindung
dalam kewenangan Kabupaten adalah:

Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai RTRWN


dan RTRWP;

RDTR Arosuka I - 34
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang telah


ditetapkan pada RTRWN dan RTRWP yang telah mengalami perubahan
pemanfaatan non lindung, sepanjang syarat dan ketentuan sebagai kawasan
lindung terpenuhi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 10/2010 tentang Tata
Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;

Mengembangkan kawasan lindung skala kabupaten sesuai dengan


potensi fungsi yang ada pada kawasan; dan

Mengusahakan terjaganya kawasan hutan minimal 30% dari setiap DAS


dalam keseluruhan wilayah Kabupaten.

4. Strategi untuk Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan


ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian,
perkebunan, pariwisata, dan industri adalah:

Mengembangkan kawasan budidaya pertanian diarahkan untuk terjaganya


Kabupaten Solok sebagai bagian dari lumbung padi Nasional dan Provinsi
Sumbar melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian;

Mengembangkan kawasan budidaya perkebunan diarahkan untuk


pengembangan ekonomi produktif wilayah yang memiliki daya dongkrak tinggi
terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

Mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk peningkatan


kenyamanan hidup masyarakat sekaligus menjadi bagian pengembangan
ekonomi produktif wilayah yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di
dalam kawasan wisata maupun wilayah yang lebih luas dalam wilayah kabupaten;

Mengembangkan kawasan peruntukan industri diarahkan untuk industri


pengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai tambah dan
produktifitas wilayah, secara berkelanjutan;

Mengembangkan kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung


pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar
sebagaimana Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten;

Mengembangkan Kawasan budidaya kehutanan diarahkan untuk dapat


menstimulai kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan dan
peningkatan produktivitas wilayah kabupaten pada sektor kehutanan;

RDTR Arosuka I - 35
RDTR KAWASAN IBUKOTA AROSUKA TAHUN 2012
2012 - 2031
2031

Mengembangkan kawasan pertambangan untuk pengelolaan potensi


sumber daya alam secara berimbang dan berkelanjutan dengan memprioritaskan
aspek keseimbangan ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup;

5. Strategi untuk Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke
kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan
pembangunan Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku (PP No.
10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi kawasan Hutan)
adalah:

Menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam kawasan


budidaya di Kabupaten Solok, sebagaimana dalam RTRWP Sumbar yang telah
disetujui oleh Menteri Kehutanan; dan

Mewujudkan pengelolaan kawasan yang telah disetujui Menteri Kehutanan


sebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari kawasan hutan, sebesar-
besarnya untuk pengembangan ekonomi produktif masyarakat berbasis pertanian,
perkebunan, pariwisata dan industri.

1.4 TUJUAN RENCANA DETAIL TATA RUANG


Tujuan penyusunan RDTR Kawasan Ibukota Arosuka adalah menyusun acuan
operasional pelaksanaan pembangunan yang meliputi pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang guna mewujudkan kawasan fungsional yang aman,
produktif dan berkelanjutan. Dengan sasaran sebagai berikut:

1. Menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antar lingkungan


permukiman kawasan ibukota Arosuka;
2. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam
kawasan ibukota Arosuka;
3. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi kota baik yang dilakukan
pemerintah maupun masyarakat/swasta;
4. Mendorong investasi masyarakat dalam kawasan ibukota Arosuka; dan
5. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dengan
swasta/masyarakat di kawasan ibukota Arosuka.

RDTR Arosuka I - 36

Anda mungkin juga menyukai