Anda di halaman 1dari 14

Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah

(Kabupaten Solok Selatan)

BAB I
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN
STRATEGI

1.1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Tujuan, kebijakan, dan strategi ditetapkan untuk menjawab isu strategis dan
memberikan koridor pembangunan kawasan strategis provinsi. Sesuai tujuan
pembentukan masing-masing tipologi kawasan strategis provinsi yang spesifik,
maka tujuan, kebijakan, dan strategi yang disusun juga spesifik menjamin
pencapaian perwujudan kawasan strategis provinsi

Perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi Kawasan Strategis Provinsi Taluak Aie
Putiah berdasarkan tipologi KSP yaitu sebagai Kawasan Perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup difokuskan pada:

1. Pengelolaan lingkungan
2. Pengaturan zonasi
3. Pengaturan kegiatan
4. Pengaturan sistem jaringan prasarana dan,
5. Pengelolaan kawasan penyangga

I-1
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

1.2. PERTIMBANGAN PERUMUSAN TUJUAN, KEBIJAKAN DAN


STRATEGI PENGEMBANGAN KSP
Pertimbangan perumusan, tujuan, kebijakan dan strategi KSP Tipologi kawasan
perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup, meliputi:

a Fungsi perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup terkait besarnya


manfaat perlindungan setempat dan perlindungan kawasan bawahnya serta
kekayaan keanekaragaman hayati,
b Kondisi pemanfaatan ruang kawasan dan sekitar kawasan
c Kondisi sosial-ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
d Keberadaan sistem pusat pelayanan di dalam dan sekitar kawasan
e Kondisi sistem jaringan prasarana di dalam dan sekitar kawasan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka acuan muatan pengaturan tujuan,


kebijakan dan strategi adalah sebagai berikut :

1.3. PERUMUSAN TUJUAN


Tujuan Penataan Ruang Kawasan Strategis Taluak Aie Putiah dirumuskan untuk
mengatasi permasalahan tata ruang saat ini dan mengembangkan potensi
Kecamatan Sangir terutama pada Kawasan Taluak Aie Putiah Kabupaten Solok
Selatan untuk mencapai keinginan yang akan diwujudkan sampai akhir tahun
perencanaan sejalan dengan tujuan pembangunan kota.

Permasalahan pokok yang dihadapi Kecamatan Sangir saat ini antara lain :

1. Arahan fungsi dan peran kawasan perencanaan sebagai pusat pertumbuhan,


meningkatkan resiko alih fungsi lahan yang tidak terkendali, dan berdampak
pada kerusakan lingkungan hidup yang menjadi ciri khas kawasan sebagai
kawasan dengan dominasi wilayah TNKS.
2. Kondisi fisiografis kawasan yang curam dan rawan bencana, menjadi kendala
bagi pengembangan infrastruktur dan permukiman.
3. Rendahnya kualitas SDM menyebabkan tingginya tingkat pengangguran dan
angka dependency ratio, serta penduduk pra sejahtera.
4. Mata pencarian penduduk, masih sangat tergantung pada kegiatan pertanian
yang bersifat padat modal dan ekstensif.
5. Penggunaan lahan didominasi oleh kawasan penyangga dan lindung, sehingga
pengembangan kegiatan perkotaan harus sangat hati-hati untuk dilakukan.

I-2
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Sedangkan potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung penataan ruang


wilayah Kota Kawasan Taluak Aie Putiah adalah :

1. Merupakan bagian dari kawasan strategis nasional, yakni TNKS, berupa potensi
Sumberdaya alam, pariwisata dan lingkungan.
2. Merupakan kawasan pusat kegiatan (PKL) di Kabupaten Solok Selatan, yakni
sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa serta pertanian.
3. Memiliki potensi sumberdaya alam dan buatan berupa daerah aliran sungai untuk
kegiatan pertanian, sumber energy (pembangkit listrik), sumber air bersih dan
objek wisata alam.
4. Memiliki jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Solok Selatan dengan tingkat
partisipasi angkatan kerja cukup tinggi, sebagai potensi sumber daya manusia.
5. Didukung oleh beragam sektor ekonomi yakni pertanian, perdagangan, jasa dan
industri pengolahan, dengan sektor basis pada sub-sektor perkebunan dan
penggalian.

Isu-isu strategis Kecamatan Sangir antara lain:

Perlindungan kawasan hutan dan TNKS seluas 32.533 ha atau 51,46% (luas
hutan 6.959 ha atau sekitar 11% dan tnks 25.564 ha atau sekitar 40,45%)
Luasnya areal dengan kondisi fisiografis curam (48,6%) dan sangat curam
(15,9%)
Terbatasnya daya dukung lahan bagi pengembangan kegiatan permukiman
(luas 18.164 ha. Atau sekitar 29%)
Pengembangan ekonomi masyarakat berbasis perlindungan sumberdaya
alam dan wisata, berupa kegiatan ekowisata

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari sebuah rencana yang disusun.
Kawasan Strategis Taluak Aie Putiah merupakan kawasan yang dikelilingi oleh
kawasan lindung yang berfungsi untuk menjaga kawasan disekitarnya sesuai
dengan kajian potensi dan masalah serta issue kawasan, berdasarkan kondisi ini
maka tujuan di fokuskan pada PERWUJUDAN DAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG LESTARI PADA JANGKA PANJANG.

I-3
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Penjelasan daripada perwujudan tujuan tata ruang tersebut di atas adalah sebagai
berikut:

1. Kecamatan Sangir dikelilingi oleh kawasan lindung berupa Kawasan TNKS


dan Hutan Lindung serta kawasan resapan air dan aliran sungai. Kondisi
alam Kecamatan sangir memberikan perlindungan bagi daerah-daerah lain
yang berada di hilirnya karena memiliki peranan dalam keseimbangan
ekosistem dan lingkungan. Khusus untuk kawasan TNKS yang merupakan
kawasan strategis nasional mutlak sebagai kawasan lindung yang
memberikan proteksi bagi daerah di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi
Jambi serta Bengkulu.
2. Kecamatan Sangir juga terletak pada kawasan yang memiliki tingkat
kerawanan bencana tinggi. Bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi
(Gunung Kerinci) dapat memicu timbulnya bencana lain seperti longsor dan
semburan abu vulkanik.

Dengan demikian pengembangan ruang di Kecamatan Sangir harus memperhatikan


ruang-ruang yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung dan kawasan yang
rawan bencana alam. Hasil kajian tentang ruang-ruang yang memiliki fungsi lindung
dan kawasan rawan terhadap bencana alam menunjukkan di Kecamatan Sangir
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Dengan demikian dalam rencana tata ruang perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :

1) Kawasan TNKS sebagai Kawasan Strategis Nasional dengan Zona Inti, Zona
Rimba dan Zona Rehabilitasi sebagai kawasan lindung yang dipertahankan
untuk pelestarian ekosistem dan ditetapkan sebagai Kawasan Inti
2) Kawasan TNKS sebagai Kawasan Strategis Nasional dengan Zona
Pemanfaatan dapat dikembangkan sebagai kawasan lindung dengan peran
ekowisata dengan proporsi kawasan terbangun tetap 0% yang ditetapkan
sebagai kawasan penyangga
3) Kawasan budidaya yang telah berkembang dan berbatasan dengan kawasan
Lindung menjadi kawasan penyangga dengan intensitas sangat rendah dan
menjadi kawasan Ekowisata (penempatan fasilitas Ekowisata).

I-4
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

4) Pengembangan kawasan budidaya yang selaras dengan daya dukung


kawasan.
5) Penyediaan Ruang-Ruang Evakuasi dan jalur distribusi bantuan sebagai
upaya tanggap darurat bencana.
.

1.4. PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI


Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan.
Perumusan kebijakan difokuskan pada :
1 Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan, dilakukan melalui :
a Pengembangan kegiatan ekowisata yang dapat mendukung terpeliharanya
spesies dan habitat secara langsung dalam pelestarian dengan melibatkan
wisatawan dalam kegiatan pelestarian lingkungan, sehingga diharapkan
kesadaran akan keberadaan sumber daya dan lingkungan memudahkan
masyarakat untuk terlibat dalam berbagai upaya pelestarian/konservasi.
b Pemberdayaan masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan,
dengan memberikan pandangan kepada masyarakat agar dapat menaruh
nilai, dan melindungi wisata alam dan kehidupan lainnya sebagai sumber
pendapatan. Usaha pariwisata yang lebih banyak menggunakan sarana
transportasi lokal, sarana akomodasi lokal, yang dikelola masyarakat
setempat akan meningkatkan pendapatan masyarakat dari berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan. Pelibatan masyarakat akan
berdampak kepada tumbuhnya inovasi, kreativitas masyarakat dalam
menggali berbagai sumber kegiatan positif yang menunjang, sehingga
diharapkan dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas masyarakat untuk
mendorong pertumbuhan ekowisata di daerahnya.
2 Penentuan persyaratan pembangunan sistem jaringan prasarana kawasan,
dilakukan melalui ;
a Penyediaan infrastruktur dasar adalah merupakan kegiatan penting untuk
memperkuat pengembangan ekowisata. Jalan, jembatan, air bersih, jaringan
telekomunikasi, listrik dan sistem pengendalian dan pemeliharaan
lingkungan, merupakan unsur-unsur fisik yang dibangun dengan cara
menghindari perusakan lingkungan atau menghilangkan ranah keindahan
pada lokasi ekowisata.

I-5
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

b Pengembangan ekologi pariwisata berdampak kepada pemanfaatan sumber


daya yang tersedia seperti terhadap areal yang digunakan, banyaknya
energi yang terpakai, banyaknya sanitasi, polusi suara dan udara, tekanan
terhadap flora dan fauna serta ketidakseimbangan lingkungan terkait dengan
itu, maka perlu dilakukan pembinaan usaha pariwisata oleh pihak-pihak
yang akan melakukan monitoring lingkungan pariwisata yang didukung oleh
para ahli dibidang itu, mengingat bentuk dampak lingkungan sangat
berbeda-beda antara satu usaha dengan usaha lainnya.
3 Penetapan batas, zonasi, penetapan kegiatan, dukungan sistem jaringan
prasarana dan sarana kawasan, pada Kawasan Penyangga.

Zoning peletakan fasilitas dibedakan dalam beberapa zonasi yaitu zona inti,
zona penyangga, zona pelayanan dan zona pengembangan.

a. Zona Inti : dimana atraksi/daya tarik wisata utama ekowisata.

b. Zona Antara (Buffer Zone) : dimana kekuatan daya tarik ekowisata


dipertahankan sebagai ciri-ciri dan karakteristik ekowisata yaitu
mendasarkan lingkungan sebagai yang harus dihindari dari pembangunan
dan pengembangan unsur-unsur teknologi lain yang akan merusak dan
menurunkan daya dukung lingkungan dan tidak sepadan dengan ekowisata.

c. Zona Pelayanan : wilayah yang dapat dikembangkan berbagai fasilitas yang


dibutuhkan wisatawan, sepadan dengan kebutuhan ekowisata.

d. Zona Pengembangan : areal dimana berfungsi sebagai lokasi budidaya dan


penelitian pengembangan ekowisata.

Kegiatan yang perlu dilakukan adalah berupa :

a Penetapan batasan zona lindung


b Penetapan rencana tata ruang yang mengutamakan fungsi lindung
kawasan
c Peningkatan dan pemantapan upaya pengendalian pemanfaatan lahan
dengan mekanisme insentif dan disinsentif yang tegas.

I-6
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal


strategi diuraikan sebagai berikut :

1 Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,


meliputi :
a Mencegah pemanfaatan ruang di dalam dan sekitar kawasan fungsional
yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
b Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar
kawasan inti yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang
tidak sesuai;
c Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan
inti;
d Mengembangkan kegiatan budi daya yang berfungsi sebagai zona
penyangga kawasan inti;

2 Perumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan kawasan


fungsional. Meliputi :
a Penetapan zonasi,
b Penetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona
pada kawasan fungsional.

3 Perumusan strategi terkait pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan inti,


meliputi :
a Penetapan kebutuhan
b Penetapan jenis dan standar pelayanan minimum.

4 Perumusan strategi terkait perwujudan kawasan penyangga, sebagai berikut :


a Penetapan batas kawasan penyangga khususnya pertimbangan pengaruh
negatif kegiatan sekitar kawasan
b Penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga
c Pengendalian sistem jaringan prasarana dan sistem pusat pelayanan
kawasan penyangga untuk menjaga kelestarian kawasan inti.

Berdasarkan empat fokus kebijakan yang telah dijabarkan diatas serta Tujuan dari
Rencana Tata Ruang maka dikembangkan tiga kebijakan dengan tujuan strategi
pengembangan sebagai berikut ini.

I-7
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

1 Kebijakan PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG


BERKELANJUTAN PADA KAWASAN INTI
Strategi :
Mempertahankan Luasan Kawasan Berfungsi Lindung
Merehabilitasi Kawasan Berfungsi Lindung yang Terdegradasi

2 Kebijakan ZONASI DAN PENGATURAN KEGIATAN PADA KAWASAN


PENYANGGA
Menata Kembali Permukiman Masyarakat yang Berada pada Kawasan
Penyangga
Mengendalikan Kegiatan Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Sempadan
Sungai dan Kawasan yang Berbatasan dengan Kawasan Lindung dan
Kawasan Rawan Bencana

3 Kebijakan PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS


EKOWISATA
Menentukan Zonasi Kawasan Pengembangan Ekowisata
Mengembangkan Prasarana dan Sarana Pendukung Kegiatan Ekowisata
Peningkatan Kesiapan Masyarakat dalam Peng embangan Ekowisata

Berdasarkan rumusan Kebijakan dan Strategi diatas, maka langkah yang perlu
dilakukan adalah :

1. Pembinaan lingkungan ekowisata

a. Pemerintah berkewajiban untuk membina dan melakukan kegiatan berupa:

1) Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap konservasi sumber daya


alam hayati dan ekosistemnya.
2) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3) Rehabilitasi lahan melalui keterpaduan program dan pelaksanaan dengan
swasta dan masyarakat.
4) Peningkatan produktivitas lahan.
5) Peningkatan daya dukung lahan masyarakat atau lingkungan tertentu,
yang saat ini berada dalam keadaan kritis sehingga terlantarkan.
6) Menyempurnakan prasarana dasar di wilayah sekitarnya.

I-8
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

7) Menumbuhkan dan meningkatkan lembaga-lembaga kemasyarakatan


untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan konservasi.
8) Mengembangkan segmen pasar ekowisata bersama usaha pariwisata.
9) Menetapkan lokasi ekowisata yang berdasarkan penelitian merupakan
daerah yang perlu dibuat perencanaannya lebih lanjut.
10) Menyusun kebijakan pengembangan ekowisata yang pada gilirannya dapat
dinaungi payung hukum baik berupa peraturan Gubernur, Walikota, Bupati
maupun Peraturan Daerah.

b. Pihak Swasta atau usaha pariwisata, diharapkan dapat berperan dalam:

1) Pemanfaatan sarana dan fasilitas milik penduduk lokal, untuk tercapainya


pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui bimbingan dan tuntunan
dalam menata sarana penginapan, rumah makan, transportasi, dan lain-
lain, guna tercapainya pelayanan standar fasilitas dimasing-masing jenis
usaha tersebut.
2) Dalam bentuk donasi keuangan yang diberikan kepada kelompok
masyarakat pada setiap kali kunjungan atau singgah dan menginap di
lokasi ekowisata, untuk kegiatan yang bertujuan rehabilitasi lingkungan,
rehabilitasi habitat dan spesies yang hampir punah, pengembangan
pemeliharaan flora dan fauna serta kegiatan lainnya yang sepadan dengan
pembinaan lingkungan.
3) Menerapkan kode etik wisatawan yang bertanggung jawab. Kode etik ini
penting agar dalam menerapkan dan menegakan aturan main dalam
mengenal dan menghormati adat istiadat setempat. Wisatawan perlu diajari
menjadi tamu yang baik.
4) Menjaga standar mutu pelayanan, mutu pelayanan merupakan kunci
penting dalam persaingan dan tingkat keputusan membeli konsumen
ditentukan oleh sumber daya manusia dan produk wisata yang dijadikan
andalan dalam ekowisata.
5) Mengembangkan tema-tema paket wisata eko yang memiliki daya saing
dan daya pemikat yang mencerminkan karakter dan citra wisata eko

I-9
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

kepada wisatawan individual, FIT (Free Individual Traveller) maupun GIT


(Group Independent Traveller).
6) Mendorong tingkat pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan hasil
kreativitas, inovasi masyarakat yang sepadan dengan bahan baku yang
tersedia pada lingkungan setempat, mengembangkan desa tour dengan
kegiatan yang tidak bertentangan dengan kegiatan masyarakat desa dan
lingkungan alam sekitarnya.
7) Menghindari kegiatan tour dengan jumlah wisatawan yang tidak sesuai
dengan kapasitas dan daya dukung lingkungan baik lingkungan terbangun
maupun lingkungan alami (Natural Based)
8) Mendorong bertumbuh kembangnya kewirausahaan masyarakat setempat
dan memungkinkan tumbuhnya saling pengertian dalam arti yang
sebenarnya antara pihak wisatawan dan masyarakat setempat.
9) Melakukan berbagai kegiatan promosi melalui berbagai teknik promosi dan
pameran pasar wisata dengan tetap mendasarkan pendekatan konsep
pemasaran sosial.

c. Peranan masyarakat yang diharapkan berupa:


1) Dalam penataan ruang ekowisata masyarakat berhak untuk: (1) berperan
serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang, (2) mengetahui secara terbuka rencana
tata kawasan dan rencana rinci tata ruang kawasan ekowisata.
2) Memberi informasi kepada pemerintah mengenai masalah-masalah dan
konsekuensi yang timbul dari tindakan yang direncanakan pemerintah.
3) Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata
berupa:
a) Partisipasi masyarakat dari waktu ke waktu harus terus didorong dan
diberikan kesempatan dalam seluruh aspek kegiatan.
b) Setiap upaya pengembangan diarahkan agar semakin lama kekuasaan
semakin besar yang diberikan kepada masyarakat lokal.

c) Masyarakat diikutsertakan dalam kegiatan penyusunan perencanaan


pengembangan pelaksanaan hingga beroperasinya eko wisata

I - 10
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

d) Di dalam pemodalan ekowisata perlu diciptakan suatu bentuk usaha


yang mendorong masyarakat untuk dapat ikut memiliki saham.

e) Keuntungan finansial yang diperoleh dari usaha ekowisata harus


dikembalikan ke kawasan dalam rangka membiayai peningkatan
kelestarian lingkungan.

f) Sedapat mungkin dalam pengembangan ekowisata seluruh komponen


masyarakat sesuai dengan statusnya baik pemimpin formal maupun
informal dilibatkan dalam posisi jabatan yang tepat

g) Komponen masyarakat yang memiliki pengalaman lain di luar


kepariwisataan amatlah penting untuk dapat terwujudnya
pengembangan ekowisata yang memiliki muatan integratif antar
pandangan, pengetahuan, pengalaman dari berbagai segi kepentingan

h) Pengembangan ekowisata lebih banyak memanfaatkan kearifan lokal


yang membentuk lokal identitas yang unik, oleh karena itu, kedua unsur
tersebut perlu terus dilestarikan dan dikembangkan terutama dalam
menempatkan budaya masyarakat sebagai daya tarik yang unik (unique
selling point).

i) Setiap upaya peningkatan pengembangan ekowisata harus disusun


dengan satu sistem pengawasan dan penilaian yang baik, sebab
kegiatan ekowisata berpotensi merugikan kerusakan lingkungan dan
perubahan sosial, budaya. Agar perubahan dapat terkendali dan terarah
perlu disusun suatu sistem pengawasan dan penilaian yang baik.
Dengan cara demikian setiap perubahan dapat diketahui lebih dini.

2. Rehabilitasi lahan
Kegiatan rehabilitasi lahan meliputi tahapan:
(1) Inventarisasi lahan kritis baik yang diakibatkan oleh peristiwa alam, maupun
yang diakibatkan dampak pembangunan yang tidak terkendali.
Inventarisasi ini bertujuan untuk mengenali keadaan lahan/daerah.

I - 11
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

(2) Pemetaan lahan kritis, dengan pemetaan yang dibuat bersama-sama


masyarakat, agar mengenali lebih mendalam akan potensi wilayahnya
termasuk pola pemanfaatan sumber daya alam,
(3) Penelusuran lokasi, bertujuan untuk menggali informasi yang berkaitan
dengan kerusakan lahan dengan cara melakukan observasi langsung ke
lokasi dengan mencatat berbagai permasalahan yang mengakibatkan
kerusakan lahan, kemudian hasil pengamatan dituangkan dalam gambar
irisan bumi (transek),
(4) Penyusunan hasil pemeliharaan dalam bentuk kajian terhadap upaya-upaya
rehabilitasi kerusakan lahan dan lahan kritis, bertujuan untuk memberikan
masukan kepada pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan, untuk
dapat dijadikan program rehabilitasi lahan dan pengembangannya.

3. Kegiatan Konservasi
Kegiatan konservasi dilakukan melalui, beberapa kegiatan yaitu:
1) Inventarisasi keragaman hayati di dalam taman nasional

2) Melakukan koleksi spisemen

3) Menyelenggarakan pendidikan konservasi dan ekowisata untuk anak-anak dan


orang dewasa termasuk para pejabat-pejabat

4) Menyelenggarakan penelitian dan menerbitkan buku-buku hasil penelitian

5) Menyelenggarakan penelitian untuk menemukan obat-obatan baru yang


bersumber dari tumbuhan dan satwa liar (bioprospeting).

4. Pembinaan Regulasi lingkungan


Kegiatan pembinaan regulasi lingkungan dilakukan melalui pengkajian terhadap
bahan kajian teoritis baik yang bersifat undang-undang, peraturan daerah dan
payung hukum lainnya, dengan mengimplementasikannya di lapangan bersama-
sama masyarakat. Dengan menunjukkan mana yang melanggar ketentuan hukum,
mana yang sejalan dengan ketentuan hukum lingkungan sehingga terwujudnya
masyarakat sadar hukum dan sadar wisata. Dengan tidak bosan-bosannya bentuk-
bentuk larangan dalam bentuk papan informasi perlu terus diberdayakan dan

I - 12
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

dipublikasikan di tempat-tempat tertentu, dan dipublikasikan secara


berkesinambungan, serta membawa wisatawan tidak hanya kepada lokasi
ekowisata terpelihara, wisatawan diberikan pula contoh kerusakan lingkungan
sebagai media pendidikan.

5. Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur


Untuk dapat berkembangnya suatu lokasi ekowisata tidak dapat dilepaskan dari
upaya penyediaan infrastruktur yang dapat menunjang kelancaran dan kemudahan
bagi wisatawan mencapai objek wisata, oleh karena sebagai langkah awal dalam
penyediaan infrastruktur dasar adalah membina masyarakat melalui berbagai
kegiatan seperti:
1. Masyarakat harus melakukan pengawasan atas perkembangan kegiatan
penyediaan prasarana dasar yang sedang dibangun.
2. Mengajak organisasi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan dengan
dibangunnya kawasan ekowisata melalui aktivitas ekonomi seperti koperasi,
pengembangan UKM dalam berbagai kegiatan usaha kerajinan, makanan,
minuman, perdagangan, pertanian dan lain-lain.
3. Sistem Share Holder atas modal masyarakat seperti lahan/tanah terkena
pengembangan prasarana dasar, merupakan satu upaya yang ditawarkan
kepada masyarakat untuk mencegah hilangnya uang masyarakat yang diperoleh
dari penjualan lahan atau tanah yang dibeli pengembang, dengan belanja yang
bersifat konsumtif. Untuk mengikutsertakan modal masyarakat atas penjualan
tanah/lahan mereka perlu dibuat satu aturan main yang jelas, transparan,
tepercaya dan memiliki jangkauan keuntungan bagi penanaman modal dimasa
mendatang, sehingga pertumbuhan nilai modal dapat menjadi pendorong bagi
kepemilikan harta dan benda yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
4. Membentuk kelompok pemangku kepentingan lokal yang akan intensif dalam
kegiatan pembangunan prasarana dasar, pembentukan ini dapat melibatkan
individu maupun institusi yang dapat berperan aktif dalam menyuarakan
berbagai kepentingan masyarakat pada tatanan pengelola kegiatan dan
pengambilan keputusan.
5. Memberikan wawasan yang seluas-luasnya terhadap manfaat keuntungan
dengan kegiatan pengembangan kawasan ekowisata dengan kegiatan

I - 13
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

konservasi. Baik peningkatan pendapatan maupun perluasan kesempatan kerja


yang dapat diperoleh masyarakat.
6. Infrastruktur yang meliputi jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, air bersih
merupakan infrastruktur dasar yang keberadaannya menjadi keharusan untuk
dibangun baik di ekowisata maupun pada jalur yang menuju ke lokasi ekowisata,
terutama jalan dan jembatan yang memungkinkan wisatawan dengan mudah
mencapai ekowisata. Hal tersebut penting diperhatikan karena pada umumnya
lokasi ekowisata berada pada posisi yang agak sulit dijangkau oleh kendaraan
roda empat seperti bus, minibus.
7. Untuk pengembangan infrastruktur membutuhkan tingkat kerjasama yang tinggi
diantara instansi pemerintah atau BUMN pengelola kegiatan seperti listrik,
telepon, air bersih dan dalam hal penyediaan sangat dibutuhkan peran aktif
instansi-instansi melalui sistem kemitraan dimana peran masyarakat setempat
menjadi bagian penting dan penentu untuk terjaminnya penyediaan infrastruktur
di wilayah/daerah pengembangan ekowisata.
8. Memberikan informasi secara terbuka terhadap dampak negatif yang dapat
terjadi dengan berkembangnya kawasan ekowisata baik dari sikap wisatawan,
kehadiran wisatawan yang akan mengganggu ketenangan, pola transportasi,
efek perubahan pola hidup masyarakat, dan efek-efek sosial lainnya yang
mungkin berkembangnya kawasan ekowisata di satu wilayah/daerah.

I - 14

Anda mungkin juga menyukai