BAB IV
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
1. Sebagai proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang dan penetapan
(legalisasi) rencana tata ruang
2. Sebagai proses penyusunan rencana tata ruang, berlandaskan atas asas :
keterpaduan; keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan;
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan
kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan;
serta akuntabilitas.
3. Sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, memuat ketentuan
tentang kegiatan-kegiatan yang diperkenankan,yang tidak diperkenankan,
yang diperkenankan bersyarat atau diperkenankan secara terbatas untuk
berada pada suatu pola pemanfaatan ruang tertentu.
4. Sebagai rujukan utama bagi penyusunan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
di tingkat kabupaten.
5. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfataan ruang untuk pola ruang yang
kewenangan pemberian izin pemanfaatan ruangnya berada pada pemerintah
daerah kabupaten.
6. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfaatan ruang pada kawasan yang
berada di sekitar sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten.
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
a. Kawasan TNKS
b. Kawasan hutan lindung
c. Kawasan yang dapat memberikan perlindungan kepada kawasan
bawahannya, meliputi : kawasan resapan air.
d. Kawasan perlindungan setempat, meliputi : sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau.
Gambar 4.1.
Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Penataan Ruang
e. Kawasan rawan bencana alam yang meliputi : kawasan rawan tanah longsor
dan kawasan rawan banjir, Kawasan rawan gemapa bumi dan kawasan rawan
gunung berapi.
A. Hutan Lindung
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan ditetapkan minimal seluas 30% luas
perkotaan, meliputi RTH publik minimal 20% dan privat minimal 10%.
Ketentuan umum peraturan zonasi bagi kawasan ini ditetapkan sebagai
berikut :
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan
rawan banjir, kawasan rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Untuk
mencegah korban dan kerugian fisik akibat bencana ditetapkan ketentuan umum
peraturan zonasi sebagai berikut :
b. Kawasan perkebunan;
c. Kawasan pertanian;
d. Kawasan pertambangan;
e. Kawasan industri;
f. Kawasan pariwisata;
g. Kawasan permukiman;
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
C. Kawasan Perkebunan
Untuk menjaga fungsi kawasan perkebunan dan untuk mengendalikan
perkembangan fisik ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan.
2. Dalam kawasan perkebunan, komoditas budidaya pertanian tanaman keras
disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
3. Dalam kawasan perkebunan tidak diperkenankan penanaman jenis tanaman
perkebunan yang bersifat menyerap air dalam jumlah banyak, terutama
kawasan perkebunan yang berlokasi di daerah hulu/kawasan resapan air.
4. Dalam kawasan perkebunan yang dikelola oleh perusahaan besar tidak
diperkenankan merubah jenis tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan
perizinan yang diberikan.
5. Dalam kawasan perkebunan diperkenankan untuk dimanfaatkan sebagai
hutan rakyat.
6. Dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperkenankan
adanya bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan dan
jaringan prasarana wilayah.
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
E. Kawasan Pertambangan
Untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian lingkungan ditetapkan
ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan pertambangan, kegiatan pertambangan dibatasi untuk
mencegah dampak lingkungan.
2. Pengharusan penjaminan segi-segi keselamatan pekerja dan keamanan
lingkungan dalam penyediaan peralatan dan pelaksanaan kegiatan
penambangan.
3. Pewajiban pemulihan rona bentang alam pasca penambangan.
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
F. Kawasan Industri
Dalam usaha mendorong industri yang sesuai dengan prinsip kelestarian
lingkungan maka ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan kawasan industri diprioritaskan untuk mengolah bahan baku
lokal menggunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
setempat.
2. Pemanfaatan kawasan industri untuk menampung kegiatan aneka industri
sesuai dengan karakteristik kawasan.
3. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan industri siap bangun.
4. Pembatasan pembangunan perumahan di dalam kawasan industri.
G. Kawasan Pariwisata
Dalam upaya mendorong pengembangan pariwisata, maka ditetapkan ketentuan
umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya setempat sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama
yang menjadi obyek wisata alam.
2. Perlindungan situs warisan budaya setempat.
3. Pembatasan pendirian bangunan non-pariwisata pada kawasan efektif
pariwisata.
4. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.
5. Pengharusan penerapan ciri khas arsitektur daerah setempat pada setiap
bangunan hotel dan fasilitas penunjang pariwisata.
6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir.
7. Pengharusan penggunaan tata busana adat daerah pada petugas jasa
pariwisata sesuai dengan jenis jasa yang disediakan.
H. Kawasan Permukiman
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan permukiman adalah sebagai
berikut:
1. Dalam kawasan permukiman dapat dimanfaatkan bagi kegiatan pariwisata.
IV - 10
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
TABEL 4.1.
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KAWASAN TALUAK AIE PUTIAH
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
A Kawasan Lindung
1 Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
a. Kawasan Hutan kawasan hutan yang memiliki sifat 1. Boleh dilakukan kegiatan lain yang bersifat komplementer terhadap fungsi
Lindung khas yang mampu memberikan hutan lindung sebagaimana ditetapkan dalam KepmenHut Nomor 50 tahun
perlindungan kepada kawasan 2006.
sekitar maupun bawahannya 2. Boleh dilakukan kegiatan wisata alam tanpa merubah bentang alam.
sebagai pengatur tata air, 3. Dilarang melakukan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan
pencegah banjir dan erosi serta hutan dan tutupan vegetasi.
memelihara kesuburan tanah 4. Kegiatan pertambangan di kawasan hutan lindung masih diperkenankan
sepanjang tidak dilakukan secara terbuka, dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan :
a. Turunnya permukaan tanah;
b. Berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen;
c. Terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
5. Penggunaan kawasan hutan untuk hutan produksi dan hutan lindung,
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas & jangka waktu tertentu serta kelestarian
lingkungan.
6. Pembangunan prasarana wilayah yang harus melintasi hutan lindung dapat
diperkenankan dengan ketentuan :
a. Tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang
budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.
b. Mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.
b. kawasan resapan kawasan yang mempunyai 1. Dalam kawasan resapan air tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya.
air kemampuan tinggi untuk 2. Permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan resapan air sebelum
meresapkan air hujan dan sebagai ditetapkan sebagai kawasan lindung masih diperkenankan namun harus
pengontrol tata air permukaan. memenuhi syarat :
Kawasan ini difungsikan untuk a. KDB maksimum 20% dan KLB maksimum 40%
meresapkan dan menyimpan air b. Perkerasan permukaan menggunakan bahan berdaya serap air tinggi.
hujan pada waktu musim hujan 3. Dalam kawasan resapan air, wajib dibangun sumur-sumur resapan sesuai
yang menjadi cadangan pada ketentuan yang berlaku
musim kemarau.
IV - 12
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 13
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 14
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
6 Kawasan Kawasan pertambangan dibedakan1. kegiatan pertambangan dibatasi untuk mencegah dampak lingkungan.
IV - 15
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 16
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 17
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 18
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
4.3. PERIZINAN
Kegiatan perizinan disini merupakan kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan
ruang yang dilakukan dalam upaya pemantauan perkembangan penggunaan lahan
yang disesuaikan dengan rencana tata ruang yang telah disepakati. Dalam
pelaksanaan perizinan hal-hal yang perlu dilakukan adalah menyusun mekanisme
perizinan dan kelembagaan yang terkait dalam pelaksanaan perizinan.
2. Proses perizinan untuk setiap kegiatan merujuk pada peraturan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada masing-masing sektor.
1. Pendaftaran
IV - 19
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
Dilakukan untuk lokasi ruang yang akan dimintakan izin pemanfaatan ruang.
Data yang disampaikan meliputi status kepemilikan tanah, rencana penggunaan
yang disertai denah lokasi, rencana bangunan yang disertai peta rencana,
persetujuan dari dinas terkait dan warga sekitar lokasi yang akan digunakan.
Data tersebut diserahkan kepada pihak atau lembaga yang berwenang
mengurus dan/atau memberi izin pemanfaatan ruang.
2. Advis Planning
3. Penetapan Izin
Hasil dari tim Advis Planning diberikan kepada Lembaga yang berwenang
memberikan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan kewenangannya. Dalam
inin tersebut tentunya disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pemohon sesuai ketentuan yang diberlakukan pada kawasan/lokasi yang
bersangkutan.
IV - 20
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
Arahan insentif dan disinsentif meliputi arahan umum dan arahan khusus. Arahan
umum berisikan arahan pemberlakuan insentif dan disinsentif untuk berbagai
pemanfaatan ruang secara umum. Sedangkan arahan khusus ditujukan secara
langsung pada jenis-jenis pemanfaatan ruang atau kawasan tertentu di daerah.
Ketentuan insentif dan disintensif menjadi alat yang paling efektif dalam rangka
mencapai tujuan perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan serta dalam
mewujudkan struktur dan pola ruang yang telah direncanakan. Insentif diberikan
kepada pihak calon pemanfaat lahan yang bersesuaian dengan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan dan disinsentif diberikan pada pemanfaat lahan yang tidak
bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, selama tidak
membawa dampak penting terhadap lingkungan fisik dan sosial.
IV - 21
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
Insentif yang merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, dapat berupa:
1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;
dan/atau.
2. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
IV - 22
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 23
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
Arahan khusus insentif-disinsentif ditujukan pada pola ruang tertentu yang dinilai
harus dilindungi fungsinya dan dihindari pemanfaatannya. Ada dua jenis pola ruang
yang harus dilindungi dan dihindari pemanfaatannya, yaitu pemanfaatan ruang
pertanian pangan, khususnya pertanian lahan basah dan kawasan-kawasan rawan
bencana alam.
1. Pertanian Pangan
Pemanfaatan ruang pertanian lahan basah tersebar di seluruh wilayah
kabupaten. Sedangkan pertanian pangan beririgasi tersebar di seluruh
kecamatan Seperti Irigasi Inderapura. Untuk melindungi eksistensinya semua
pemanfaatan ruang pertanian pangan harus diberi insentif fiskal dan non-fiskal
agar pemilik lahan tetap mengusahakan kegiatan pertanian pangan. Insentif
fiskal yang diarahkan untuk diberikan dapat berupa :
TABEL 4.2.
INSENTIF DAN DISINSENTIF PEMANFAATAN RUANG
Penolakan atau
mempersulit perizinan
Pengenaan pajak yang
tinggi
Pemanfaatan Tidak
4 -
Sesuai RTR Kewajiban menyusun
AMDAL dan Normalisasi
kawasan yang rusak
akibat kegiatan yang
dilakukan
Pengenaan pajak yang
Kegiatan di Pusat Kota tinggi
5 atau Kawasan - Kewajiban memberi
Kepadatan Tinggi subsidi pembangunan
infrastruktur
Sumber : UU 26 Tahun 2007
IV - 24
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
Daerah ini merupakan daerah rawan bencana yang meliputi kawasan rawan
gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor atau gerakan tanah, kawasan rawan
banjir, dan lainlain. Kawasan-kawasan tersebut umumya sudah dihuni
penduduk. Untuk mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut, pada
kawasan-kawasan tersebut harus diberlakukan disinsentif non-fiskal berupa
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman hanya untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang sudah ada saja. Sedangkan untuk
kawasan rawan bencana yang belum dihuni penduduk, tidak dilakukan
pembangunan prasarana dan sarana permukiman.
4.5. SANKSI
Sanksi atas pelanggaran dalam penataan ruang meliputi sanksi administrasi, sanksi
pidana dan sanksi perdata.
IV - 25
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan
c. Penghentian sementara pelayanan umum;
d. Penutupan lokasi
e. Pencabutan izin
f.Pembatalan izin
g. Pembongkaran bangunan
h. Pemulihan fungsi ruang
4. Penutupan lokasi
Pengenaan sanksi penutupan lokasi apabila terkait hal-hal sebagai berikut :
IV - 26
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
5. Pencabutan izin
Sanksi pencabutan izin dilakukan apabila terkait dengan hal-hal :
a. Menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat
yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi
pencabutan izin pemanfaatan ruang;
c. Pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai
pengenaan sanksi pencabutan izin;
d. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan
permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pencabutan izin;
e. Pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin
menerbitkan keputusan pencabutan izin; (6) memberitahukan kepada
pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut, sekaligus perintah
untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang
telah dicabut izinnya; dan
f. Apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan
pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan
IV - 27
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 28
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 29
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)
IV - 30