Anda di halaman 1dari 30

Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah

(Kabupaten Solok Selatan)

BAB IV
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG

4.1. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah adalah ketentuan yang


diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan
disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana
tata ruang wilayah.

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah berfungsi:

1. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan;


2. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;
3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang
yang telah sesuai dengan rencana tata ruang;
4. Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang; dan
5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan.

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah disusun berdasarkan:


a. Rencana struktur ruang dan pola ruang;
b. Tingkat masalah, tantangan, dan potensi yang dimiliki wilayah kabupaten;

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

c. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan


d. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah disusun dengan kriteria:


1) Terukur dan realistis
2) Dapat diterapkan dan penetapannya melalui kesepakatan antar pemangku
kepentingan.

4.2. KETENTUAN PERATURAN ZONASI

Ketentuan Umum peraturan zonasi kabupaten berdasarkan UU No.26 tahun 2007


tentang Penataan Ruang adalah ketentuan yang mengatur tentang pemanfaatan
setiap fungsi yang sudah ditetapkan di dalam rencana pola ruang wilayah .

Ketentuan Umum peraturan zonasi memiliki beberapa fungsi :

1. Sebagai proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang dan penetapan
(legalisasi) rencana tata ruang
2. Sebagai proses penyusunan rencana tata ruang, berlandaskan atas asas :
keterpaduan; keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan;
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan
kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan;
serta akuntabilitas.
3. Sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, memuat ketentuan
tentang kegiatan-kegiatan yang diperkenankan,yang tidak diperkenankan,
yang diperkenankan bersyarat atau diperkenankan secara terbatas untuk
berada pada suatu pola pemanfaatan ruang tertentu.
4. Sebagai rujukan utama bagi penyusunan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
di tingkat kabupaten.
5. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfataan ruang untuk pola ruang yang
kewenangan pemberian izin pemanfaatan ruangnya berada pada pemerintah
daerah kabupaten.
6. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfaatan ruang pada kawasan yang
berada di sekitar sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten.

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

4.2.1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi pada Kawasan Lindung


Peruntukan kawasan lindung sampai tahun 2032 terdiri dari :

a. Kawasan TNKS
b. Kawasan hutan lindung
c. Kawasan yang dapat memberikan perlindungan kepada kawasan
bawahannya, meliputi : kawasan resapan air.
d. Kawasan perlindungan setempat, meliputi : sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau.

Gambar 4.1.
Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Penataan Ruang

e. Kawasan rawan bencana alam yang meliputi : kawasan rawan tanah longsor
dan kawasan rawan banjir, Kawasan rawan gemapa bumi dan kawasan rawan
gunung berapi.

Sesuai peruntukan kawasan lindung tersebut, maka ketentuan umum peraturan


zonasi untuk kawasan lindung ditetapkan sebagai berikut :

A. Hutan Lindung

Untuk mempertahankan fungsi kawasan hutan lindung, maka ketentuan umum


peraturan zonasinya di tetapkan sebagai berikut :

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

1. Dalam kawasan hutan lindung masih diperkenankan dilakukan kegiatan lain


yang bersifat komplementer terhadap fungsi hutan lindung sebagaimana
ditetapkan dalam KepmenHut Nomor 50 tahun 2006.
2. Dalam kawasan hutan lindung, masih diperkenankan dilakukan kegiatan
wisata alam tanpa merubah bentang alam.
3. Dalam hutan lindung tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang
berpotensi mengurangi luas kawasan hutan dan tutupan vegetasi.
4. Kegiatan pertambangan di kawasan hutan lindung masih diperkenankan
sepanjang tidak dilakukan secara terbuka, dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan :
a. Turunnya permukaan tanah;
b. Berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan
c. Terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
5. Penggunaan kawasan hutan baik itu kawasan hutan produksi dan hutan
lindung, dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian
lingkungan.
6. Pembangunan prasarana wilayah yang harus melintasi hutan lindung dapat
diperkenankan dengan ketentuan :
a. Tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang
budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.
b. Mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.

B. Kawasan Yang Dapat Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

Kawasan yang dapat memberikan perlindungan kepada kawasan bawahannya


meliputi kawasan resapan air. Kawasan resapan air berfungsi untuk meresapkan
dan menyimpan air ke dalam tanah pada musim hujan sehingga pada musim
kemarau ketersediaan air tanah tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan. Dengan
demikian kawasan ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan air tanah
guna menunjang kehidupan. Untuk mempertahankan fungsi resapan air, maka
ketentuan umum peraturan zonasinya ditetapkan sebagai berikut:
1. Dalam kawasan resapan air tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya.

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

2. Permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan resapan air sebelum


ditetapkan sebagai kawasan lindung masih diperkenankan namun harus
memenuhi syarat :
a. Tingkat kerapatan bangunan rendah (KDB maksimum 20% dan KLB
maksimum 40%).
b. Perkerasan permukaan menggunakan bahan yang memiliki daya serap air
tinggi.
c. Dalam kawasan resapan air, wajib dibangun sumur-sumur resapan sesuai
ketentuan yang berlaku.

C. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat yang ditetapkan meliputi sempadan sungai dan


ruang terbuka hijau. Untuk mempertahankan fungsi kawasan perlindungan
setempat ditetapkan peraturan zonasi untuk masing-masing kawasan adalah :
1. Sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 100 m di kiri kanan sungai
untuk sungai besar dan 50 m dari kiri kanan anak sungai yang berada di luar
permukiman. Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai
dibangun jalan inspeksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :

a. Dalam kawasan sempadan sungai, jenis pemanfaatan ruangnya untuk


ruang terbuka hijau.

b. Dalam kawasan sempadan sungai tidak diperkenankan dilakukan


kegiatan budidaya yang mengakibatkan terganggunya fungsi sungai.

c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman


rekreasi terbuka dan fungsi pengamanan sempadan.

d. Dalam kawasan sempadan sungai masih diperkenankan dibangun


prasarana wilayah dan utilitas lainnya dengan ketentuan :

1) Tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang


budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.
2) Dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

2. Sempadan mata air sekurang-kurangnya memiliki jari-jari 200 m di sekitar


mata air yang berfungsi untuk melindungi mata air. Untuk itu maka ditetapkan
ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :

a. Dalam kawasan sempadan mata air tidak diperkenankan dilakukan


kegiatan budidaya yang dapat merusak mata air.

b. Dalam kawasan sempadan mata air masih diperkenankan dilakukan


kegiatan penunjang pariwisata alam sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Dalam kawasan sempadan sungai tidak diperkenankan kegiatan budidaya


terbangun di dalam kawasan sekitar mata air dalam radius 200 (dua ratus)
meter.

d. Dalam kawasan sempadan sungai tidak diperkenankan melakukan


pengeboran air bawah tanah pada radius 200 (dua ratus) meter di sekitar
mata air.

e. Dalam kawasan lindung, pemanfaatan diprioritaskan untuk kegiatan


penanaman pohon berfungsi lindung.

3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan ditetapkan minimal seluas 30% luas
perkotaan, meliputi RTH publik minimal 20% dan privat minimal 10%.
Ketentuan umum peraturan zonasi bagi kawasan ini ditetapkan sebagai
berikut :

a. Dalam kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau tidak


diperkenankan dialihfungsikan.

b. Dalam kawasan lindung, diperkenankan pemanfaatan ruang untuk


kegiatan pertanian, kuburan, hutan, dan rekreasi terbuka.

c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan


pertanian, kuburan, dan rekreasi terbuka.

d. Dalam kawasan ruang terbuka hijau masih diperkenankan dibangun


fasilitas pelayanan sosial secara terbatas.

D. Kawasan Rawan Bencana Alam

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan
rawan banjir, kawasan rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Untuk
mencegah korban dan kerugian fisik akibat bencana ditetapkan ketentuan umum
peraturan zonasi sebagai berikut :

1. Perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di dalam


kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan
bangunan (building code) sesuai dengan potensi bahaya/bencana alam serta
dilengkapi jalur evakuasi.

2. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk.

3. Dalam kawasan rawan bencana masih dapat dilakukan pembangunan


prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan
pemasangan sistem peringatan dini (early warning system).

4. Dalam kawasan rawan bencana alam masih diperkenankan adanya kegiatan


budidaya lain seperti pertanian, perkebunan dan kehutanan serta bangunan
yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam.

4.2.2. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya yang ditetapkan meliputi :

a. Kawasan hutan produksi;

b. Kawasan perkebunan;

c. Kawasan pertanian;

d. Kawasan pertambangan;

e. Kawasan industri;

f. Kawasan pariwisata;

g. Kawasan permukiman;

h. Kawasan peruntukan lainnya.

Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan budidaya ditetapkan sebagai


berikut :

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

A. Kawasan Hutan Produksi


Untuk mempertahankan fungsi kawasan hutan produksi ditetapkan ketentuan
umum peraturan zonasinya sebagai berikut :
1. Dalam kawasan hutan produksi, pemanfaatan hasil hutan dibatasi untuk
menjaga kestabilan neraca sumber daya hutan.
2. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dapat dialihfungsikan untuk
kegiatan lain di luar kehutanan setelah potensi hutan tersebut dimanfaatkan
dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3. Dalam kawasan hutan produksi, pembatasan pendirian bangunan hanya
untuk menunjang kegiatan pengamanan kawasan dan pemanfaatan hasil
hutan.
4. Pengembangan fungsi hutan produksi menjadi hutan berfungsi lindung.

C. Kawasan Perkebunan
Untuk menjaga fungsi kawasan perkebunan dan untuk mengendalikan
perkembangan fisik ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan.
2. Dalam kawasan perkebunan, komoditas budidaya pertanian tanaman keras
disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
3. Dalam kawasan perkebunan tidak diperkenankan penanaman jenis tanaman
perkebunan yang bersifat menyerap air dalam jumlah banyak, terutama
kawasan perkebunan yang berlokasi di daerah hulu/kawasan resapan air.
4. Dalam kawasan perkebunan yang dikelola oleh perusahaan besar tidak
diperkenankan merubah jenis tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan
perizinan yang diberikan.
5. Dalam kawasan perkebunan diperkenankan untuk dimanfaatkan sebagai
hutan rakyat.
6. Dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperkenankan
adanya bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan dan
jaringan prasarana wilayah.

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

7. Diversifikasi pada tanaman perkebunan dapat dilaksanakan sepanjang


persyaratan teknis dipenuhi.
8. Promosi dan dukungan ekspor komoditas unggulan .

D. Kawasan Pertanian Lahan Basah


Peruntukan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah. Untuk
menjaga fungsi kawasan pertanian ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi
sebagai berikut :
1. Pengamanan kawasan pertanian lahan basah produktif sesuai dengan arahan
luas zonasi, lebih lanjut ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah,
Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan, sebagai kawasan pertanian lahan basah
berkelanjutan.
2. Jaringan irigasi kawasan pertanian lahan basah produktif yang telah diarahkan
menjadi kawasan terbangun, tetap dipertahankan dan dipelihara sampai
dengan pemanfaatan sebagai kawasan terbangun dimulai.
3. Pada kawasan budidaya pertanian lahan basah diperkenankan adanya
bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung
kegiatan pertanian.
4. Dalam kawasan pertanian lahan basah diperkenankan dimanfaatkan sebagai
kegiatan perikanan.
5. Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata
alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan.

E. Kawasan Pertambangan
Untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian lingkungan ditetapkan
ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan pertambangan, kegiatan pertambangan dibatasi untuk
mencegah dampak lingkungan.
2. Pengharusan penjaminan segi-segi keselamatan pekerja dan keamanan
lingkungan dalam penyediaan peralatan dan pelaksanaan kegiatan
penambangan.
3. Pewajiban pemulihan rona bentang alam pasca penambangan.

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

F. Kawasan Industri
Dalam usaha mendorong industri yang sesuai dengan prinsip kelestarian
lingkungan maka ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan kawasan industri diprioritaskan untuk mengolah bahan baku
lokal menggunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
setempat.
2. Pemanfaatan kawasan industri untuk menampung kegiatan aneka industri
sesuai dengan karakteristik kawasan.
3. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan industri siap bangun.
4. Pembatasan pembangunan perumahan di dalam kawasan industri.

G. Kawasan Pariwisata
Dalam upaya mendorong pengembangan pariwisata, maka ditetapkan ketentuan
umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya setempat sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama
yang menjadi obyek wisata alam.
2. Perlindungan situs warisan budaya setempat.
3. Pembatasan pendirian bangunan non-pariwisata pada kawasan efektif
pariwisata.
4. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.
5. Pengharusan penerapan ciri khas arsitektur daerah setempat pada setiap
bangunan hotel dan fasilitas penunjang pariwisata.
6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir.
7. Pengharusan penggunaan tata busana adat daerah pada petugas jasa
pariwisata sesuai dengan jenis jasa yang disediakan.

H. Kawasan Permukiman
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan permukiman adalah sebagai
berikut:
1. Dalam kawasan permukiman dapat dimanfaatkan bagi kegiatan pariwisata.

IV - 10
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

2. Pengharusan penerapan ketentuan tata lingkungan dan tata bangunan.


3. Pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan
lingkungan.
4. Pengharusan penetapan jenis dan penerapan syarat-syarat penggunaan
bangunan.
5. Pengharusan penyediaan kolam penampungan air hujan secara merata di
setiap bagian daerah yang rawan genangan air dan rawan banjir.
6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi setiap bangunan untuk kegiatan
usaha.
7. Kepadatan penduduk dalam kawasan permukiman dibatasi setinggi-tingginya
sama dengan kepadatan penduduk yang ditetapkan berdasarkan standar
lingkungan permukiman.
8. Kepadatan penghunian satu unit hunian untuk satu rumah tangga dalam
kawasan permukiman setinggi-tingginya sama dengan standar kepadatan
layak huni, tidak termasuk bangunan hunian yang terletak di dalam kawasan
permukiman tradisional.

I. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya merupakan kawasan budidaya selain kawasan yang


telah disebutkan di atas, seperti kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan,
kawasan ditetapkan Indikasi arahan peraturan zonasi sebagai berikut :

1. Diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung fasilitas peruntukan


tersebut sesuai dengan petunjuk teknis.
2. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang merusak fungsi ekosistem
daerah peruntukan.
3. Pembangunan kawasan peruntukan lainnya harus sesuai dengan peraturan
teknis dan peraturan lainnya yang berlaku (KDB, KLB, sempadan bangunan,
dan lain sebagainya).

IV -
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

TABEL 4.1.
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KAWASAN TALUAK AIE PUTIAH
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
A Kawasan Lindung
1 Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
a. Kawasan Hutan kawasan hutan yang memiliki sifat 1. Boleh dilakukan kegiatan lain yang bersifat komplementer terhadap fungsi
Lindung khas yang mampu memberikan hutan lindung sebagaimana ditetapkan dalam KepmenHut Nomor 50 tahun
perlindungan kepada kawasan 2006.
sekitar maupun bawahannya 2. Boleh dilakukan kegiatan wisata alam tanpa merubah bentang alam.
sebagai pengatur tata air, 3. Dilarang melakukan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan
pencegah banjir dan erosi serta hutan dan tutupan vegetasi.
memelihara kesuburan tanah 4. Kegiatan pertambangan di kawasan hutan lindung masih diperkenankan
sepanjang tidak dilakukan secara terbuka, dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan :
a. Turunnya permukaan tanah;
b. Berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen;
c. Terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
5. Penggunaan kawasan hutan untuk hutan produksi dan hutan lindung,
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas & jangka waktu tertentu serta kelestarian
lingkungan.
6. Pembangunan prasarana wilayah yang harus melintasi hutan lindung dapat
diperkenankan dengan ketentuan :
a. Tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang
budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.
b. Mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.
b. kawasan resapan kawasan yang mempunyai 1. Dalam kawasan resapan air tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya.
air kemampuan tinggi untuk 2. Permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan resapan air sebelum
meresapkan air hujan dan sebagai ditetapkan sebagai kawasan lindung masih diperkenankan namun harus
pengontrol tata air permukaan. memenuhi syarat :
Kawasan ini difungsikan untuk a. KDB maksimum 20% dan KLB maksimum 40%
meresapkan dan menyimpan air b. Perkerasan permukaan menggunakan bahan berdaya serap air tinggi.
hujan pada waktu musim hujan 3. Dalam kawasan resapan air, wajib dibangun sumur-sumur resapan sesuai
yang menjadi cadangan pada ketentuan yang berlaku
musim kemarau.

IV - 12
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi


Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
c. Kawasan kawasan perlindungan setempat 1. Sempadan Sungai:
Perlindungan meliputi kawasan sempadan
a. Dalam kawasan sempadan sungai, jenis
Setempat pantai, sempadan sungai, kawasan
pemanfaatannya untuk RTH.
sekitar danau atau waduk,
kawasan sekitar mata air, dan b. Tidak diperkenankan ada kegiatan
kawasan lindung spiritual dan budidaya yg mengakibatkan terganggunya fungsi sungai.
kearifan lokal lainnya.
c. Pendirian bangunan dibatasi hanya
untuk menunjang fungsi taman rekreasi terbuka dan fungsi pengamanan
sempadan.
d. Diperkenankan dibangun prasarana
wilayah dan utilitas lainnya dengan ketentuan :
Tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang
budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.
Dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
2. Sempadan mata air :
a. Tidak diperkenankan ada kegiatan
budidaya yang dapat merusak mata air.
b. diperkenankan dilakukan keg penunjang
pariwisata alam sesuai ketentuan.
c. Dalam kawasan sempadan sungai tidak
diperkenankan kegiatan budidaya terbangun di dalam kawasan sekitar
mata air dalam radius 200 meter.
d. Dalam kawasan sempadan sungai tidak
diperkenankan melakukan pengeboran air bawah tanah pada radius 200
meter di sekitar mata air.
e. Dalam kawasan lindung, pemanfaatan
diprioritaskan untuk kegiatan penanaman pohon berfungsi lindung.
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH):

IV - 13
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi


Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
a. Dalam kws lindung, kawasan RTH tidak
diperkenankan dialihfungsikan.
b. Dalam kawasan lindung, diperkenankan
pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian, kuburan, hutan, dan
rekreasi terbuka.
c. Pendirian bangunan dibatasi hanya
untuk bangunan penunjang kegiatan pertanian, kuburan, dan rekreasi
terbuka.
d. dalam kawasan ruang terbuka hijau
masih diperkenankan dibangun fasilitas pelayanan sosial secara
terbatas.
d. Kawasan Rawan kawasan bencana alam dibedakan 1. Kawasan permukimanyg sudah terbangun di dalam kawasan rawan bencana
Bencana Alam menjadi kawasan rawan tanah alam harus dibatasi dan diterapkan building code; dilengkapi jalur evakuasi.
longsor, kawasan rawan 2. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk.
gelombang pasang, dan kawasan 3. Masih dapat dilakukan pembangunan prasarana penunjang untuk
rawan banjir mengurangi resiko bencana alam & early warning system.
4. Masih diperkenankan adanya keg budidaya lain seperti pertanian,
perkebunan dan kehutanan serta bangunan untuk mengurangi resiko akibat
bencana alam
B Kawasan Budidaya
1 Kawasan Peruntukan Kawasan budidaya hutan produksi, 1. Pemanfaatan hasil hutan dibatasi untuk menjaga kestabilan neraca
Hutan Produksi dibedakan menjadi hutan produksi sumberdaya hutan.
terbatas, hutan produksi tetap, 2. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dapat dialihfungsikan untuk
hutan produksi yang dapat kegiatan lain di luar kehutanan setelah potensi hutan tersebut dimanfaatkan
dikonversi dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3. Dalam kawasan hutan produksi, pembatasan pendirian bangunan hanya
untuk menunjang kegiatan pengamanan kawasan dan pemanfaatan hasil
hutan.
4. Pengembangan fungsi hutan produksi menjadi hutan berfungsi lindung.
3 Kawasan kawasan peruntukan pertanian a. Kawasan Pertanian Lahan Basah:
Peruntukkan mencakup kawasan pertanian 1. Pengamanan kws pertanian lahan basah produktif sesuai arahan luas
Peruntukkan lahan basah, pertanian lahan zonasi, lebih lanjut ditetapkan dalam Rencana Rinci Tata Ruang Kws, sbg
Pertanian kering dan holtikultura. kws pertanian lahan basah berkelanjutan.

IV - 14
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi


Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
2. Jaringan irigasi kws pertanian lahan basah produktif yang telah diarahkan
menjadi kawasan terbangun, tetap dipertahankan dan dipelihara sampai
dengan pemanfaatan sebagai kawasan terbangun dimulai.
3. Pada kawasan budidaya pertanian lahan basah perkenankan untuk:
adanya bangunan prasarana wilayah&bangunan pendukung
kegiatan pertanian.
diperkenankan dimanfaatkan sebagai kegiatan perikanan.
Diperkenankan dilakukan keg wisata alam secara terbatas,
penelitian&pendidikan

b. Kawasan Pertanian Lahan Kering


1. Peningkatan produktivitas;
2. Penyesuaian komoditas budidaya pertanian lahan kering dengan
kebutuhan pasar;
3. Pengembangan sarana dan prasarana wisata agro secara terbatas; dan
4. Pengembangan sarana dan prasarana industri agro
4 Kawasan Pengembangan kawasan 1. Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan.
Peruntukkan perkebunan diarahkan dengan 2. komoditas budidaya pertanian tanaman keras disesuaikan dengan kebutuhan
Perkebunan pemanfaatan potensi lahan yang pasar.
memiliki kesesuaian untuk 3. Tidak diperkenankan penanaman jenis tanaman perkebunan yang bersifat
perkebunan, berada pada menyerap air dalam jumlah banyak, terutama yang berlokasi di daerah
kawasan budidaya, dan hulu/kawasan resapan air.
menghindarkan timbulnya konflik 4. kawasan perkebunan yang dikelola perusahaan besar tidak diperkenankan
pemanfaatan lahan dengan merubah jenis tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan perizinan yang
kawasan lindung, kawasan hutan diberikan.
produksi tetap dan produksi 5. Dalam kawasan perkebunan diperkenankan untuk dimanfaatkan sebagai hutan
terbatas, kawasan industri, dan rakyat.
kawasan permukiman 6. Dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperkenankan
adanya bangunan yang bersifat mendukung keg.perkebunan dan jaringan
prasarana wilayah.
7. Diversifikasi tanaman perkebunan dapat dilaksanakan selama persyaratan teknis
dipenuhi.
8.Promosi dan dukungan ekspor komoditas unggulan

6 Kawasan Kawasan pertambangan dibedakan1. kegiatan pertambangan dibatasi untuk mencegah dampak lingkungan.

IV - 15
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi


Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
Peruntukkan atas: kws mineral &batubara; 2. Pengharusan penjaminan segi-segi keselamatan pekerja dan keamanan
Pertambangan minyak dan gas bumi; kawasan lingkungan dalam penyediaan peralatan dan pelaksanaan kegiatan
panas bumi, serta air tanah di penambangan.
kawasan pertambangan 3. Pewajiban pemulihan rona bentang alam pasca penambangan.
7 Kawasan 1. Pemanfaatan kawasan industri diprioritaskan
Peruntukkan Industri untuk mengolah bahan baku lokal menggunakan potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia setempat.
2. Pemanfaatan kawasan industri untuk menampung
kegiatan aneka industri sesuai dengan karakteristik kawasan.
3. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan
industri siap bangun.
4. Pembatasan pembangunan perumahan di dalam
kawasan industri.
8 Kawasan Kawasan peruntukan pariwisata 1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya setempat
Peruntukkan adalah kawasan yang didominasi sesuai daya dukung &daya tampung lingkungan.
Pariwisata oleh fungsi kepariwisataan dapat 2. Perlindungan situs warisan budaya setempat.
mencakup sebagian areal dalam 3. Pembatasan pendirian bangunan non-pariwisata
kawasan lindung atau kawasan pada kawasan efektif pariwisata.
budi daya lainnya di mana 4. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang
terdapat konsentrasi daya tarik pariwisata.
dan fasilitas penunjang pariwisata. 5. Pengharusan penerapan ciri khas arsitektur
daerah setempat pada setiap bangunan hotel dan fasilitas penunjang
pariwisata.
6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir.
7. Pengharusan penggunaan tata busana adat
daerah pada petugas jasa pariwisata sesuai dengan jenis jasa yang
disediakan.
9 Kawasan Kawasan permukiman merupakan 1. Dalam kawasan permukiman dapat dimanfaatkan bagi kegiatan
Peruntukkan kawasan di luar kawasan lindung pariwisata.
Permukiman yang digunakan sebagai 2. Pengharusan penerapan ketentuan tata lingkungan dan tata bangunan.
lingkungan tempat tinggal atau 3. Pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan
lingkungan hunian masyarakat lingkungan.
yang berada di wilayah perkotaan 4. Pengharusan penetapan jenis dan penerapan syarat-syarat penggunaan
dan perdesaan, dengan bangunan.
mempertimbangkan kelestarian 5. Pengharusan penyediaan kolam penampungan air hujan secara merata

IV - 16
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi


Zona Berdasarkan
No Deskripsi
RTR
Ketentuan Umum Kegiatan Ket
lingkungan dan diupayakan tidak di setiap bagian daerah yang rawan genangan air dan rawan banjir.
melakukan peralihan fungsi 6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi bangunan untuk kegiatan
terhadap lahan pertanian teknis. usaha.
7. Kepadatan penduduk dalam kawasan permukiman dibatasi maksimal
sama dengan kepadatan penduduk yang ditetapkan berdasarkan standar
lingkungan permukiman.
8. Kepadatan penghunian satu unit hunian untuk satu rumah tangga
dalam kawasan permukiman maksimal sama dengan standar kepadatan
layak huni, tidak termasuk bangunan hunian yang terletak di dalam kawasan
permukiman tradisional.
C Kawasan Sekitar Sistem Prasarana
1 Sekitar Prasarana a. Di sepanjang kws sekitar sistem jaringan jalan nasional, provinsi dan
Transportasi kabupaten tidak diperkenankan adanya kegiatan yang dapat menimbulkan
hambatan lalu lintas regional.
b. Di sepanjang kawasan sekitar sistem jaringan jalan nasional, provinsi dan
kabupaten tidak diperkenankan adanya akses langsung dari bangunan ke
jalan.
c. Bangunan di sepanjang kawasan sekitar sistem jaringan jalan nasional,
provinsi dan kabupaten harus memilki sempadan bangunan sesuai dengan
ketentuan 1/2 rumija +1
2 Sekitar Prasarana 1. Pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai dengan tetap menjaga
Sumber Daya Air kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan.
2. Pemanfaatan ruang DAS lintas kabupaten/kota, termasuk daerah hulunya,
yang dilakukan oleh kabupaten/kota tetangga harus selaras dg arahan pola
ruang wilayah
3 Sekitar Prasarana pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi sesuai
Energi dengan peraturan perundang-undangan.
4 Sekitar Prasarana penempatan stasiun bumi dan menara pemancar telekomunikasi dengan
Telekomunikasi memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan kegiatan kawasan
sekitarnya.

IV - 17
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

IV - 18
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

4.3. PERIZINAN
Kegiatan perizinan disini merupakan kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan
ruang yang dilakukan dalam upaya pemantauan perkembangan penggunaan lahan
yang disesuaikan dengan rencana tata ruang yang telah disepakati. Dalam
pelaksanaan perizinan hal-hal yang perlu dilakukan adalah menyusun mekanisme
perizinan dan kelembagaan yang terkait dalam pelaksanaan perizinan.

4.3.1. Arahan Perizinan


Arahan perizinan pemanfaatan ruang merupakan acuan bagi penertiban
pemanfaatan ruang pada tingkat operasional, yaitu yang diberikan pada pemanfatan
ruang di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, seperti izin prinsip, Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), Izin gangguan (HO), dan Izin Tempat Usaha. Semua jenis
perizinan pemanfaatan ruang pada prinsipnya harus diintegrasikan dan sesuai
dengan tujuan penataan ruang provinsi yang dijabarkan secara rinci ke dalam
RTRW Kabupaten/kota dan rencana yang lebih rinci lainnya. Secara umum perizinan
pemanfaatan ruang dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Perizinan diberikan terhadap kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rencana


pola ruang dan merujuk pada arahan indikasi peraturan zonasi.

2. Proses perizinan untuk setiap kegiatan merujuk pada peraturan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada masing-masing sektor.

3. Pemberi izin pemanfaatan ruang diberikan oleh instansi pemerintah yang


berwenang sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam PP No.
38 tahun 2007 dan peraturan perundangan lain yang berlaku.

4.3.2. Mekanisme Perizinan


Mekanisme perizinan merupakan prosedur penting dalam upaya penyelarasan
pemanfaatan ruang dengan ketentuan indikasi arahan peraturan zonasi yang
tertuang dalam penataan ruang wilayah. Prosedur proses yang perlu dilakukan
dalam perizinan pemanfaatan ruang adalah :

1. Pendaftaran

IV - 19
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Dilakukan untuk lokasi ruang yang akan dimintakan izin pemanfaatan ruang.
Data yang disampaikan meliputi status kepemilikan tanah, rencana penggunaan
yang disertai denah lokasi, rencana bangunan yang disertai peta rencana,
persetujuan dari dinas terkait dan warga sekitar lokasi yang akan digunakan.
Data tersebut diserahkan kepada pihak atau lembaga yang berwenang
mengurus dan/atau memberi izin pemanfaatan ruang.

Khusus bagi rencana pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan dampak


lingkungan seperti kebisingan, limbah, dan perubahan lingkungan secara
signifikan, wajib disertakan hasil studi AMDAL yang telah disetujui oleh tim atau
Komisi AMDAL.

2. Advis Planning

Setelah proses pendaftaran selesai, selanjutnya dilakukan konfirmasi atas izin


yang diajukan terhadap rencana pola ruang dan indikasi arahan peraturan
zonasi yang diberlakukan oleh Tim Advis Planning yang berwenang. Selain itu
Tim Advis Planning juga melakukan cek lapangan atas lokasi yang dimintakan
izin pemanfaatan ruang dan proses perizinan akan dilanjutkan apabila
permintaan izin memenuhi ketentuan pola ruang dan indikasi arahan peraturan
zonasi.

3. Penetapan Izin

Hasil dari tim Advis Planning diberikan kepada Lembaga yang berwenang
memberikan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan kewenangannya. Dalam
inin tersebut tentunya disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pemohon sesuai ketentuan yang diberlakukan pada kawasan/lokasi yang
bersangkutan.

IV - 20
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

4.3.3. Kelembagaan Perizinan


Kelembagaan perizinan merupakan suatu organisasi yang berwenang memberikan
pelayanan khususnya perizinan pemanfaatan ruang kepada masyarakat. Anggota
dalam lembaga ini dapat berbeda antar daerah tergantung dari susunan kerja
perangkat daerah masing-masing dan memperhatikan keotonomian daerah sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Namun demikian pada prinsipnya lembaga ini
mencakup beberapa unsur berikut :

1. Masyarakat sebagai pihak yang akan merasakan langsung akibat dari


pemanfaatan ruang, terutama pemanfaatan ruang berskala menengah sampai
besar/luas.

2. Tim advisory pembangunan daerah yang memiliki kompetensi di bidang


penataan ruang. Instansi tersebut diantaranya Dinas PU, Bappeda, Bapedalda
dan instansi yang terkait langsung dengan izin yang disampaikan oleh pemohon,
misalnya Dinas Kehutanan apabila kegiatan yang dimohonkan izin untuk sektor
kehutanan, Dinas perindustrian apabila izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan
industri.

4.4. KETENTUAN INSENTIF DAN DISISENTIF

Arahan insentif dan disinsentif meliputi arahan umum dan arahan khusus. Arahan
umum berisikan arahan pemberlakuan insentif dan disinsentif untuk berbagai
pemanfaatan ruang secara umum. Sedangkan arahan khusus ditujukan secara
langsung pada jenis-jenis pemanfaatan ruang atau kawasan tertentu di daerah.

Ketentuan insentif dan disintensif menjadi alat yang paling efektif dalam rangka
mencapai tujuan perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan serta dalam
mewujudkan struktur dan pola ruang yang telah direncanakan. Insentif diberikan
kepada pihak calon pemanfaat lahan yang bersesuaian dengan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan dan disinsentif diberikan pada pemanfaat lahan yang tidak
bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, selama tidak
membawa dampak penting terhadap lingkungan fisik dan sosial.

IV - 21
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Insentif yang merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, dapat berupa:

1. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa


ruang, dan urun saham;
2. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
3. Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
4. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah
daerah

Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau


mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang dapat
berupa :

1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;
dan/atau.
2. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

Dalam pemberian insentif dan disinsentif seyogyanya dengan tetap menghormati


hak masyarakat. Sedangkan Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh:

a. Pemerintah kepada pemerintah daerah;


b. pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya; dan
c. pemerintah kepada masyarakat.

4.4.1. Arahan Umum Insentif-Disinsentif


Pemberian insentif diberlakukan pada pemanfaatan ruang yang didorong
perkembangannya dan sesuai dengan rencana tata ruang, sedang
disinsentif diberlakukan bagi kawasan yang dibatasi atau dikendalikan
perkembangannya bahkan dilarang dikembangkan untuk kegiatan
budidaya.

1. Memberikan keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan


kemudahan proses perizinan.

IV - 22
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

2. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk


memperingan biaya investasi oleh pemohon izin.

3. Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum


rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

4. Kegiatan yang menimbulkan dampak positif akan diberikan


kemudahan dalam perizinan.

Sedangkan pemberian disinsentif diberlakukan terhadap pemanfaatan


ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan penataan ruang dan peraturan
zonasi. Adapun arahan pemberian disinsentif adalah sebagai berikut :

a. Pengenaan pajak yang tinggi terhadap kegiatan yang berlokasi di


daerah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti pusat kota, kawasan
komersial, daerah yang memiliki tingkat kepadatan tinggi.

b. Tidak memberikan izin perpanjangan hak guna usaha, hak guna


bangunan terhadap kegiatan yang terlanjur tidak sesuai dengan
rencana tata ruang dan peraturan zonasi.

c. Tidak menyediakan sarana dan prasarana bagi daerah yang tidak


dipacu pengembangannya, atau pengembangannya dibatasi

d. Tidak menerbitkan izin pemanfaatan ruang budidaya yang akan


dilakukan di dalam kawasan lindung.

e. Pencabutan izin yang sudah diberikan karena adanya perubahan


pemanfaatan ruang budidaya mernjadi lindung.

Secara terstruktur insentif dan disinsentif pola ruang di wilayah


perencanaan sesuai dengan kondisi wilayahnya.

4.4.2. Arahan Khusus Insentif-Disinsentif

IV - 23
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

Arahan khusus insentif-disinsentif ditujukan pada pola ruang tertentu yang dinilai
harus dilindungi fungsinya dan dihindari pemanfaatannya. Ada dua jenis pola ruang
yang harus dilindungi dan dihindari pemanfaatannya, yaitu pemanfaatan ruang
pertanian pangan, khususnya pertanian lahan basah dan kawasan-kawasan rawan
bencana alam.

1. Pertanian Pangan
Pemanfaatan ruang pertanian lahan basah tersebar di seluruh wilayah
kabupaten. Sedangkan pertanian pangan beririgasi tersebar di seluruh
kecamatan Seperti Irigasi Inderapura. Untuk melindungi eksistensinya semua
pemanfaatan ruang pertanian pangan harus diberi insentif fiskal dan non-fiskal
agar pemilik lahan tetap mengusahakan kegiatan pertanian pangan. Insentif
fiskal yang diarahkan untuk diberikan dapat berupa :

TABEL 4.2.
INSENTIF DAN DISINSENTIF PEMANFAATAN RUANG

No Kegiatan Insentif Disinsentif


Kemudahan perizinan
Pemanfaatan Sesuai Pemberian pajak yang ringan
1 -
RTR
Subsidi pembangunan
infrastruktur
Kemudahan perizinan
Pemanfaatan Ruang di
Pemberian pajak yang ringan
2 Kawasan non -
produktif Subsidi pembangunan
infrastruktur
Kegiatan yang Kemudahan perizinan
3 menyerap tenaga -
kerja Pemberian pajak yang ringan

Penolakan atau
mempersulit perizinan
Pengenaan pajak yang
tinggi
Pemanfaatan Tidak
4 -
Sesuai RTR Kewajiban menyusun
AMDAL dan Normalisasi
kawasan yang rusak
akibat kegiatan yang
dilakukan
Pengenaan pajak yang
Kegiatan di Pusat Kota tinggi
5 atau Kawasan - Kewajiban memberi
Kepadatan Tinggi subsidi pembangunan
infrastruktur
Sumber : UU 26 Tahun 2007

IV - 24
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

a. Penghapusan semua retribusi yang diberlakukan di kawasan pertanian


pangan.
b. Pengurangan atau penghapusan sama sekali PBB kawasan pertanian
pangan produktif melalui mekanisme restitusi pajak oleh dana APBD.

Insentif non-fiskal dapat diberikan dalam bentuk penyediaan


prasarana pendukung produksi dan pemasaran produk.

Selain itu untuk mencegah atau mempersulit pengalihfungsian lahan


pertanian pangan ke fungsi lain, semua kawasan pertanian pangan
diberi insentif non-fiskal, berupa tidak diberikannya sarana dan
prasarana permukiman yang memungkinkan pengalihan fungsi lahan
pertanian menjadi perumahan atau kegiatan komersial.

2. Kawasan Rawan Bencana Alam

Daerah ini merupakan daerah rawan bencana yang meliputi kawasan rawan
gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor atau gerakan tanah, kawasan rawan
banjir, dan lainlain. Kawasan-kawasan tersebut umumya sudah dihuni
penduduk. Untuk mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut, pada
kawasan-kawasan tersebut harus diberlakukan disinsentif non-fiskal berupa
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman hanya untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang sudah ada saja. Sedangkan untuk
kawasan rawan bencana yang belum dihuni penduduk, tidak dilakukan
pembangunan prasarana dan sarana permukiman.

4.5. SANKSI

Sanksi atas pelanggaran dalam penataan ruang meliputi sanksi administrasi, sanksi
pidana dan sanksi perdata.

Pada beberapa UU terdapat kesamaan tentang sanksi administratif dalam


pelanggaran hukum yang terkait dengan penataan ruang. Sanksi diberikan kepada
pejabat berwenang dan masyarakat (pemegang izin, hak). Adapaun bentuk sanksi
administrasi adalah ;

IV - 25
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan
c. Penghentian sementara pelayanan umum;
d. Penutupan lokasi
e. Pencabutan izin
f.Pembatalan izin
g. Pembongkaran bangunan
h. Pemulihan fungsi ruang

4.5.1. Sanksi Administrasi

Bentuk sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran penataan ruang,


meliputi :

1. Peringatan tertulis dilakukan apabila :

a. Pelaksanaan pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.

b. Pelaksanaan pemanfaatan ruang telah dilakukan sementara izinnya belum


diberikan oleh pihak yang berwenang.

2. Penghentian sementara kegiatan


Sanksi ini dikenakan apabila peringatan tertulis yang telah diberikan berturut-
turut sebanyak 3 (tiga) kali tidak diindahkan oleh pemohon/ pelaku pemanfaatan
ruang.

3. Penghentian sementara pelayanan umum


Pemberhentian sementara pelayanan umum seperti penyediaan listrik, telepon,
air bersih dan sejenisya apabila sanksi penghentian sementara kegiatan tidak
diindahkan.

4. Penutupan lokasi
Pengenaan sanksi penutupan lokasi apabila terkait hal-hal sebagai berikut :

a. Penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang


melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
b. Apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan, pejabat

IV - 26
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan


lokasi kepada pelanggar;
c. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan
lokasi yang akan segera dilaksanakan;
d. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang
dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara
paksa; dan
e. Pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk
memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan
pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan
ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan
ruang yang berlaku.

5. Pencabutan izin
Sanksi pencabutan izin dilakukan apabila terkait dengan hal-hal :
a. Menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat
yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi
pencabutan izin pemanfaatan ruang;
c. Pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai
pengenaan sanksi pencabutan izin;
d. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan
permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pencabutan izin;
e. Pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin
menerbitkan keputusan pencabutan izin; (6) memberitahukan kepada
pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut, sekaligus perintah
untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang
telah dicabut izinnya; dan
f. Apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan
pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan

IV - 27
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

penertiban kegiatan tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan yang


berlaku.

6. Pembatalan izin dan pembongkaran


a. Membuat lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara pemanfaatan
ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan pola pemanfaatan ruang
dalam rencana tata ruang yang berlaku;
b. Memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana
pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin;
c. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang
melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
d. Memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin;
e. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki
kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan
f. Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah
dibatalkan.

7. Pembongkaran bangunan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:


a. Menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan dari
pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan
ruang;
b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat
keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan;
c. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan
kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan
yang akan segera dilaksanakan; dan
d. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang
melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban
melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.

8. Sanksi pemulihan fungsi ruang


a. Menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian
yang harus dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya;

IV - 28
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

b. Pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan


ruang menerbitkan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang;
c. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat
keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang;
d. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban, memberitahukan
kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang
harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu;
e. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dan melakukan
pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang;
f. Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum
melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab
melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk
melakukan pemulihan fungsi ruang; dan
g. Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan
pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan
pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar
di kemudian hari.

9. Sanksi Denda Administrasi

Sanksi denda administrasi dilakukan apabila kondisi izin pembangunan maupun


yang tidak memiliki izin melakukan kesalahan penggunaan lahan dikenakan
denda administrasi berupa pembayaran uang administrasi pelangaran.

4.5.2. Sanksi Pidana

1. Pidana pokok, yaitu penjara dan denda


Sanksi Pidana Pokok dilakukan disebakan hal-hal berikut :
a. Sanksi akibat kesalahan pengguna lahan melakukan proses
pembangunan tanpa memiliki izin .
b. Sanksi kesalahan pengguna lahan dalam melaksanakan
pembangunan, tidak sesuai dengan izin yang telah diterbitkan.
c. Sanksi terhadap kesalahan pemberi advis planning yang tidak
sesuai dengan tata ruang.

IV - 29
Laporan Akhir RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aia Putiah
(Kabupaten Solok Selatan)

d. Sanksi terhadap kesalahan pemberi ketetapan izin pengguna lahan


yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
e. Sanksi terhadap perencana tata ruang yang salah merencanakan
wilayah kota, dan timbul permasalahan kerusakan lingkungan.
f. Sanksi terhadap badan perencana daerah dan pihak legislatif
dalam menentukan perencanaan tata ruang kota yang salah,
menimbulkan kerusakan lingkungan
2. Pidana tambahan, yaitu Pemberhentian secara tidak hormat dari
jabatannya.
Sanksi pemberhentian tidak hormat pada pemberi advis planning,
Institusi terkait perencanaan dan pihak legislatif yang menyetujui
recana tata ruang dan pemberian izin yang tidak sesuai tata ruang.

4.5.3. Sanksi Perdata


Tindakan pidana yang menimbulkan kerugian secara perdata, sanksi ini diterapkan
akibat pelanggaran yang ada menimbulkan masalah pada perorangan atau
masyarakat secara umum, maka sanksi perdata perlu diterapkan sesuai peraturan
perundangan.

IV - 30

Anda mungkin juga menyukai