Anda di halaman 1dari 6

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN MALARIA

I. PATOGENESIS

Nyamuk Anopheles Manusia


Dalam darah Dalam jaringan/ hati
Obat skizontosid jaringan

Sporozoit Sporozoit

Eksoeritrositik
Eritrositik
Sporogoni primer
skizogoni
Skizogoni
Obat skizontosoid
Merozoit
darah
Eksoeritrositik
Laten
Gamet Gametosit Skizogoni

Relaps

Obat Sporontosid Obat anti Obat anti relaps


gametosid

II. KELOMPOK RESIKO TINGGI


1. Seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap malaria: pendatang baru atau
turis yang berkunjung ke daerah endemik malaria
2. Anak-anak dengan wanita hamil di daerah endemik malaria
3. Penduduk yang tinggal di daerah dengan kejadian luar biasa ( KLB)

III. MALARIA BERAT


Adanya infeksi plasmodium falciparum dengan bentuk aseksual dengan satu atau lebih
gejala atau tanda khas di bawah ini:
1. Malaria berat ( GCS < 4)
2. Anemia berat Hb < 5 gr% / Ht < 15 %
3. GGA (Produksi urin < 400 ml/ 24 jam & kreatinin > 3 mg %)
4. Edema paru
5. Hipoglikemia (GDS < 40 mg %)
6. Syok hipovolemik (TD sistolik < 70 mmHg)
7. Perdarahan spontan
8. Kejang berulang (kejang > 2x/ 24 jam)
9. Asidosis (pH darah < 7,25. Plasma bikarbonat < 15 mmol/L)
10. Haemoglobinuria
Keadaan klinis lain yang mendukung:
1. Hiperparasitemia > 5 %
2. Bilirubin total > 3 mg % (ikterus)
3. Hipetermia > 40 C
4. Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15)

IV. PENATALAKSANAAN MALARIA BERAT


Penatalaksanaan malaria berat mempunyai 3 komponen:
1. Terapi suportif ( termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)
Jaga jalan nafas: berikan oksigen
Berikan cairan infus: RL, Dextrose
Monitoring vital sign. Apabila pasien mengalami hipotensi maka posisikan pasin
pada posisi trandelerberg
Pengobatan simptomatik dengan memberikan antipiretik untuk mencegah
terjadinya hipertermia
Bila kejang sebaiknya pasien diberikan antikonvulsan: diazepam, 5-10 mg
2. Terapi anti malaria
Quinin ( melalui infus)
Atemether (IM)
Artesunate (IV atau IM)
Artemisin suppositoria
Terapi anti malaria:
Kina IV (injeksi) kemasan garam kina HCL 25% injeksi. 1 ampul berisi 500 mg/ 2 ml.
Total dosis kina yang diperlukan
Hari 0 : 30 mg/kgBB
Hari I : 30 mg/kgBB
Hari II dan berikutnya: 15-20 mg/kgBB
Dosis maksimum dewasa : 2.000 mg/hari

Quinin/ Kina
Loading dose: 20 mg/kgBB dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau D 5% habis dalam 4
jam.
Maintenance dose: 10 mg/kgBB dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau D 5% habis
dalam 4 jam
Loading dose Maintanance Maintanance
Dose Dose

0 4 Infus jaga 8 12 infus jaga 16 20 infus jaga 24


D 10%/ Ns D 10%/ Ns D 10%/ Ns

Loading dose diberikan pada seluruh penderita kecuali bila telah mendapat dosis yang
adekuat quinin/ mefloquin dalam 24 jam terakhir.

Bila terapi parenteral > 48 jam Maintanance dose 5-7 mg/kgBB

Monitor hipoglikemia gunakan infus D 5% untuk mengurangi resiko


Perhatian: ibu hamil, orang tua, penyakit jantung

Ganti dengan tablet quinin 10 mg/kgBB setiap8 jam segera setelah penderita dapat
minum obat selama 7 hari

Kombinasi terapi dengan

Doxycycline : 1x3 mg/kgBB, atau

Tetracycline : 4x4 mg/kgBB, atau

Clindamycin : 2x10 mg/kgBB,atau

Berikan primaquin 3 tablet (45 mg) dosis tunggal

Artemether

Loading dose : 3,2 mg/kgBB (IM pada hari I)

Maintanance dose : 1,6 mg/kgBB (IM pada hari ke 2-4)

3,2 mg/kgBB 1,6 mg/kgBB 1,6 mg/kgBB 1,6 mg/kgBB

0 12 24 36 48 60 72

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Dx KEPERAWATAN NOC NIC

1. Hipertermi b.d Setelah dilakukan Penanganan demam


Dehidrasi, Penyakit atau tindakan keperawatan
trauma pada pasien selama 3 x Lakukan monitoring
24 jam di RS , klien suhu secara kontinu
dapat mencapai status Monitor suhu dan
termoregulasi yang warna kulit
baik denagn kriteria Monitor tekanan darah,
hasil nadi, respirasi
Monitor WBC, Hb, dan
Tanda-tanda vital
HCT
dalam batas normal
Monitor intake dan
Kulit tidak panas,
output
kemerahan
Kolaborasi pemberian
antipiretik
Berikan cairan
intravena
Kompres klien pada
lipat paha dan aksila
Pengaturan suhu

monitor suhu minimal


tiap 2 jam
monitor TD, nadi, RR
monitor warna dan
suhu kulit
monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
2. Defisit volume cairan Setelah dilakukan Fluid management
b.d intake oral tidak tindakan keperawatan
adekuat, demam selama 3 x 24 jam di RS pertahankan catatan
maka klien akan intake dan output yang
menunjukkan akurat
Hydration Kriteria monitor status hidrasi
hasil: (kelembapan membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah, nadi, tekanan darah
suhu tubuh dalam ortostatik) jika
batas normal diperlukan
tidak ada tanda- monitor vital sign
tanda dehidrasi, lakukan terapi IV
elastisitas turgor monitor status nutrisi
kulit baik,
dorong masukan oral
membrane mukosa
lembab, tidak ada kolaborasi dokter jika
rasa haus yang tanda cairan berlebih
berlebihan menucul memburuk
kolaborasi pemberian
transfusi
persiapan untuk
transfusi
pantau hasil
laboratorium yang
relevan dengan
keseimbangan cairan
(misalnya: kadar
hematokrit, BUN).
berikan cairan, sesuai
dengan kebutuhan.

Pengelolaan elektrolit
observasi khususnya
terhadap kehilangan
cairan yang tinggi
elektrolit (misalnya:
diare, muntah)
pantau ulang elektrolit,
terutama natrium,
kalium, klorida, dan
kreatinin.

Pengelolaan syok
pantau warna, jumlah,
dan frekewensi
kehilangan cairan
pantau perdarahan
(misalnya periksa
semua sekresi dari
adanya darah nyata atau
darah samar)
identifikasi faktor-
faktor yang
berkontribusi terhadap
bertambah buruknya
dehidrasi (misalnya:
obat-obatan, demam,
stress, dan program
pengobatan)
kaji adanya vertigo
atau hipotensi postural
kaji terhadap orang,
tempat, dan waktu
posisikan dalam
trendelenburg atau
tinggikan kaki pasien
bila hipotensi, jika
tidak merupakan
kontraindikasi.
3. PK. Anemia Setelah dilakukan - monitor kondisi klien
tindakan keperawatan (conjungtiva, kondisi
pada pasien selama 3 x kulit klien)
24 jam di RS, klien akan - monitor WBC, Hb, dan
menunjukkan: HCT
- kolaborasi pemberian
- conjungtiva merah transfusi bila diperlukan
muda - monitor efek samping
- klien tidak pucat pemberian tranfusi
4. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Pengelolaan jalan nafas
nafas b.d ansietas tindakan keperawatan
pada klien selama 3 x 24 pantau adanya sianosis
jam, klien akan dan pucat
menujukkan status tanda pertahankan oksigen
vital yang baik dengan aliran rendah dengan
Mempunyai kanul nasal, masker
kecepatan dan irama sungkup atau tenda.
respirasi dalam batas Spesifikkan kecepatan
normal aliran
Tanda-tanda vital sinkronisasikan antara
dalam batas normal kecepatan pola
pernafasan klien
dengan kecepatan
ventilasi

Anda mungkin juga menyukai