Anda di halaman 1dari 5

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi

: Yuyun Suprayitno
: 5 Maret 2013
: Pkl. 16.00 - 16.20 WIB (20 Menit)
: Ruang IGD
: Tn.S.
:I
: Tempat tidur pemeriksaan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pakaian kusut, gelisah.
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

KOMUNIKASI VERBAL

KOMUNIKASI NON
ANALISA BERPUSAT
ANALISA BERPUSAT
VERBAL
PADA PERAWAT
PADA KLIEN
P : Selamat sore Mas, boleh P: Memandang K dan P : Ingin membuka K : masih ragu terhadap
saya duduk di sebelah tersenyum
percakapan dengan klien
orang baru yang masuk
Mas ?
K: Ekpresi datar
dan
berharap
dengan
ke lingkungannya
sapaan sederhana P bisa
diterima oleh K.
K : jare sopo, diapakno
iki
P : Wah, suasana sore ini
terang sekali ya Mas

K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Memandang ke halaman
sambil melirik K
K : Ikut melihat ke
halaman dan menunduk
K : (bicara sendiri, tidak lagi
jelas)
P : Oh ya, perkenalkan saya P : Memandang K sambil
Yuyun,
saya menjulurkan tangan ke K

RASIONAL
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai
suatu percakapan sehingga
dapat terjalin rasa percaya.

P : tidak ada tanggapan atas K : ragu terhadap orang


salam
baru
P
ingin
memulai K : tidak memberikan Topik
ringan
akan
percakapan dengan topik
respon sepintas dan memudahkan
interaksi
ringan sebelum masuk ke
menunjukkan
lebih lanjut
kondisi K
perhatian
cukup
terhadap P
P merasa bahwa K harus K : masih memberikan Memperkenalkan diri dapat
diberikan
penjelasan
tanggapan secara ragu- menciptakan rasa percaya
1

mahasiswa
praktek K : Tanpa memandang P tentang kedatangan P
disini
yang
akan menerima uluran tangan P
merawat Mas.
K : (diam)
P : Nama Mas siapa ?
P : Masih menjabat tangan P : ingin tahu nama pasien
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menoleh sebentar
K : Sutrisno.

K : Menyebut nama dengan


menunduk dan menarik
tangannya
P : Mas senangnya P : Memandang K
dipanggil
dengan K : Menoleh ke halaman
nama apa
K : Melihat ke arah P dan
K : Sutris, sambil ngomel
menjawab singkat lalu
sendiri.
menunduk lagi
P : Wah, kedengarannya P : Memandang K sambil
enak
kalau
saya
tersenyum
manggil Mas Sutris
K : Menunduk
K : Iya

K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K

P : Mas Asalnya Dari Mana P : Memandang K


Mas Sutris?
K : Menunduk dan berpikir
K : Ploso Jombang

ragu

K ragu-ragu

klien terhadap perawat

Mengenal
akan
interaksi

nama pasien
memudahkan

P : merasa pasien enggan K merasa perkenalan hanya


berkenalan
formalitas belaka
P
:
ingin
menjalin K mencoba mengingat Nama
panggilan
kedekatan dengan pasien
nama yang disukainya
meruMasan nama akrab
klien sehingga menciptakan
P : senang walaupun K mulai tertarik dengan rasa senang akan adanya
jawaban singkat
perkenalan dengan P
pengakuan atas namanya
P mencoba mengakrabkan K
berpikir
sejenak, Pujian
berguna
untuk
suasana
mengngingat nama yang mendekatkan
perawat
disukainya
menjalin
hubungan
therapeutik dengan klien
P
merasa
pertanyaan K mulai merasa bahwa P
mendapatkan respon
datang untuk membantu K
P
masih
berusaha K berpikir dan mengingat- Topik sederhana membantu
membangun
keakraban ingat
menjalin kedekatan dengan
dengan topik sederhana
klien

K : Menoleh ke P dan P senang karena


menunduk lagi
memberi respon
P : Memperhatikan K

K K senang karena ingat


daerah asalnya dan kembali
membayangkan
daerah
2

P : Sekarang Mas P : Mendekatkan diri ke K


P mengkaji daya ingat K
Sutris
umurnya K : Menoleh ke halaman
berapa?
dan terdiam beberapa lama

asalnya tersebut
K berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya
ingat
ingat klien

K : Menoleh P sebentar P merasa arah pertanyaan


K : Em20 tahun
lalu menunduk lagi
sudah dapat dijawab jelas K menjawab sesuai dengan
P : Tersenyum
oleh K
daya
ingat
yang
dimilikinya
P : Mas Sutris ingat nggak, P
:
Menunjukkan P
berhati-hati
karena K mengingat-ingat
Keluhan utama meruMasan
kenapa Mas Sutris dibawa keseriusan
pertanyaan
tsb
sangat
dasar pasien dirawat di RS
kesini
K : Menunduk
spesifik
dan
takut
Jiwa
menyinggung pasien
K : nggak tahu
K : Menoleh ke P dan P lega karena K tidak K menjawab ragu-ragu
menepuk-nepuk kepalanya tersinggung
P : Mas Sutris pernah P : Bertanya pelahan
ngamuk?
K : Menunduk

P mengkaji lebih jauh K mengingat-ingat


alasan pasien dirawat

K : Kurang ajar.. gepuk K : Menoleh ke halaman


kamu nesu aku. lalu menunjuk-nunjuk
P : Memperhatikan respon
pasien
P : Mas Sutris masih marah P : Masih kaget
?
K : Memandang ke
halaman
K : Menunjuk ke halaman
K : ngamuk opo, iku sing dan nyerocos
gowo aku iku
P : Memperhatikan

P kaget, dan sadar kalau K mengalami


pasien
mengalami lihat
halusinasi lihat

P : Kenapa marah?

P mendiamkan karena
belum
menemukan
pertanyaan yang tepat
untuk K
P menemukan adanya
flight of ideas dan berpikir
tentang faktor penyebab
P : Menekankan pertanyaan P : mencoba menggali data
K : Menunduk
lebih dalam

Perilaku kekerasan dapat


terjadi kapan saja karena
adanya stimulus tertentu

halusinasi

K melihat kakaknya dan Dengan diam therapeutik,


mencoba menceritakannya klien merasa didengarkan
pada P
dan
bercerita
tentang
keadaannya
K
teringat
kondisi
keluarganya
K mengingat-ingat

Tehnik ekplorasi berguna


untuk mendapatkan lebih
3

K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P : Suka ngobrol nggak P : Memandang K
dengan keluarga kalau K : Menunduk
ada masalah
K : Menunduk
K:P : Memperhatikan
P : Mas Sutris, kita tadi P : Memandang K
sudah berkenalan, masih K : Menoleh
ingat nggak nama saya ?

banyak data terkait masalah


klien

K:-

K:-

: mengkaji peran K mengingat aktivitasnya Menarik diri membuat K


keluarga terhadap K
di rumah
asyik dengan dunianya
sendiri
P : mendapatkan data K menganggap ngobrol
menarik diri pada K
mengganggu wahamnya
P : ingin mengakhiri fase I K memperhatikan P
Evaluasi fase I berhasil jika
karena sudah cukup
K dapat mengingat nama P
banyak data yang terkaji
sehingga nantinya terjalin
trust
K : Memandang P tidak P : tidak ingat nama P
K mengingat-ingat nama P
mau jawab
P : Memperhatikan

P : Nah, saya senang sekali


bisa ngobrol dengan
Mas Sutris. Saya
periksa tekanan
darahnya ya.

P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan
tersenyum

P : memberikan
reinforcement pada K

K
senang
reinforcement

K:-

K : menganggukkan kepala
P : Tersenyum

P senang karena K mau


menentukan
kontrak
berikutnya
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
berikutnya

K : ikut
kontrak

P : Nah kalau Mas Sutris P : Memandang K


setuju, nanti kita ngobrol K : Menunduk
tentang perasaan Mas
Sutris terhadap keluarga
Mas Sutris.
K:-

K : Mengangguk

diberikan Kontrak berikutnya harus


ditentukan
dan
harus
mendapatkan persetujuan
klien agar klien ingat
terhadap kontrak
menentukan

K memikirkan tentang Kegiatan


yang
akan
kegiatan yang ditawarkan
dilaksanakan
harus
mendapat persetujuan K
sehingga bila K keluar dari
kegiatan dimaksud, bisa
diingatkan tentang batasan
K setuju tentang kegiatan kegiatan sesuai kontrak
4

P : Tersenyum

P senang karena K setuju yang akan dilaksanakan


dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I
K
menunjukkan
rasa
kesediaan
Mas
Sutris mengulurkan jabat tangan
percaya pada P
ngobrol
dengan
saya, K : Menoleh, menjabat
selamat sore
tangan P
K : Tersenyum lalu P senang karena K mau K menyambut salam P
K : sore.
menunduk
berinteraksi dengan P
P : Tersenyum

Salam penutup merupakan


akhir fase yang harus
dilakukan untuk mencegah
tidak percaya pada klien

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien tidak kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali
adalah data mengenai perilaku kekerasan, halusinasi, menarik diri, koping individu tidak efektif. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima
kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

Anda mungkin juga menyukai