Anda di halaman 1dari 4

PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU VS OLEH PAKAR

Studi atas sikap pengambilan keputusan secara keseluruhan menunjukkan bahwa pendatang
baru mengumpulkan data tanpa melakukan diskriminasi dan menunggu untuk melihat apa yang
akan terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara diskriminatif guna
menindaklanjuti observasi tertentu; mereka secara teratur meringkas data tersebut dan
memformulasikan hipotesis. Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data; peneliti
membagi tugas analisis keuangan tersebut ke dalam tiga komponen, yaitu:
1. Pengujian Informasi. Pengujian didefinisikan sebagai kegiatan menganalisis informasi yang
disajikan dan menyeleksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut, hanya informasi yang terlihat
sangat relevan dengan tugas keputusan itu yang harus dilaksanakan. Para pakar lebih banyak
mengandalkan aturan-aturan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dibandingkan dengan
para pendatang baru dan mereka juga menguji data dari lebih banyak tahun.
2. Integrasi Pengamatan dan Temuan. Integrasi melibatkan pengelompokan atas pengamatan,
baik berdasarkan hubungan sebab akibat atau berdasarkan komponen fungsional dari
perusahaan. Ketika mengintegrasikan pengamatan dan temuan, para pendatang baru
menghubungkan pengamatan dan temuan yang menjelaskan satu sama lain dan
mengabaikan yang tidak. Sebaliknya, para pakar menempatkan penekanan khusus pada
kontradiksi yang potensial dalam pengamatan dan temuan sebagai alat untuk mendeteksi
masalah yang mendasari.
3. Pertimbangan. Pertimbangan yang digunakan di sepanjang proses pengambilan keputusan
tampak lebih jelas dalam formulasi hipotesis, pengembangan petunjuk dalam formulasi
keputusan akhir, dan dalam penyusunan ringkasan temuan.
Peran kepribadian dan gaya kognitif dalam pengambilan keputusan

Perbedaan Psychologocal individu dapat dibagi menjadi dua kategori: kepribadian dan gaya
kognitif. Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya kognitif
mengacu pada cara-cara atau metode yang merupakan receivies individu, menyimpan,
memproses, trainsmits informasi,. individu-individu dari tipe kepribadian yang sama
mungkinmemiliki gaya cogniyive berbeda dan menggunakan metode yang sangat berbeda ketika
menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dengan cara yang sama, individu dengan
sikap sangat berbeda dan beliefe dapat menunjukkan gaya kognitif yang sama.
Toleransi untuk mengukur ambiguitas sejauh mana individu merasa terancam oleh ambiguitas
dalam situationa keputusan dan bagaimana ambiguitas mempengaruhi kepercayaan diri mereka
dalam pengambilan keputusan. Beberapa penulis merasa bahwa orang-orang yang tidak toleran
terhadap ambiguitas diharapkan menjadi kurang percaya diri dalam mitra toleran mereka. Lain
menunjukkan bahwa tolerants dapat mengurangi persepsi mereka tentang ketidakpastian.
Menyebabkan mereka untuk mengabaikan ketidakpastian dan ultimetly bertindak seolah-olah
ada kepastian. Oleh karena itu mereka mungkin menunjukkan kepercayaan yang lebih besar dan
mencari informasi bahkan kurang dari tolerants.
Kebebasan Wilayah adalah kemampuan individu untuk sampai pada persepsi yang benar dengan
mengabaikan e cintext interfing. Ketergantungan Wilayah adalah ketidakmampuan untuk
mengecualikan informasi yang tidak relevan dan menyesatkan ketika attemting untuk
membentuk opini. Lapangan individu depent lebih recepting daripada individu independen yang
diajukan ke informasi ambigu dan situasi masalah. Lapangan individu tergantung lebih cinfident
dalam pilihan keputusan mereka daripada lapangan yang independen, terlepas dari tingkat
ambiguitas. Differende, bagaimanapun, akan lebih parah untuk individu dengan toleransi rendah
dibandingkan mereka dengan toleransi tinggi.
PERAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara definisi, keputusan manajemen memengaruhi kejadian atau tindakan masa
depan, sedangkan informasi akuntansi memfokuskan pada peristiwa-peristiwa di masa lalu
tidak dengan sendirinya dapat mengubah kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu
dilakukan melalui proses pengambilan keputusan dengan mana kejadian masa depan beserta
konsekuensinya ditentukan. Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil
kinerja akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya
dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan data akuntansi
tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan.
Data Akuntansi sebagai Stimuli dalam Pengenalan Masalah
Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan masalah melalui pelaporan
deviasi kinerja aktual dari sasaran standar atau anggaran atau melalui pemberian informasi
kepada manajer bahwa mereka gagal untuk mencapai target output atau laba yang ditentukan
sebelumnya.
Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan Keputusan
Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam keputusan jangka
pendek di-bandingkan dalam keputusan yang melibatkan konsekuensi jangka panjang,
karena informasi akuntansi hanya mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan
dengan operasi sekarang. Dan kelihatannya para pengambil keputusan lebih memilih
informasi eksternal jika informasi tersebut langsung tersedia dan tidak begitu mahal
dibandingkan dengan data akuntansi yang dikembangkan secara internal.

Hipotesis Keperilakuan dari Dampak Data Akuntansi


Informasi akuntansi adalah salah satu input dalam model pengambilan keputusan. Input
tersebut dapat bersifat keuangan, nonkeuangan, atau bahkan tidak dapat dikuantifikasi.
Bruns (1981) mengelompokkan pengambil keputusan ke dalam tiga kelompok:
1. Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil keputusan mengenai operasi
dan sistem akuntansi digunakan untuk menyusun laporan (manajemen puncak).
2. Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat membuat keputusan
mengenai operasi saja (manajer operasi).
3. Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan mengenai perusahaan
tersebut yang dapat memengaruhi lingkungan dan operasinya, tetapi yang tidak memiliki
kendali langsung atas operasi perusahaan atau aktivitas apapun yang dilakukannya.

Para peneliti lain mempelajari pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana para


pengambil keputu-san menyesuaikan terhadap perubahan dalam metode dan terminologi
akuntansi. Mereka menemukan bahwa ada dua faktor yang menentukan tingkat penyesuaian,
yaitu: umpan balik dan fiksasi fungsional.

Umpan Balik
Untuk memahami perubahan dalam metode atau istilah akuntansi dan untuk
menyesuaikan aturan pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka pengambil keputusan
harus menerima informasi me-ngenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik tidak
langsung mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang mengabaikan dampak jangka pendek
yang mungkin akibat selang waktu antara perubahan dan indikasinya, maka kecil
kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan balik sama sekali.
Fiksasi Fungsional
Sebagai suatu atribut dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi
tingkatnya dari situasi yang satu ke situasi yang lain namun tidak pernah tidak ada sama
sekali.

Anda mungkin juga menyukai