Tinja berasal dari sisa metabolisme tubuh manusia yang harus dikeluarkan agar tidak
meracuni tubuh. Keluaran berupa feses bersama urin biasanya dibuang ke dalam tangki septik.
Lumpur tinja/night soil yang telah memenuhi tangki septik dapat dibawa ke Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja. Komposisi dan volume lumpur tangki septik tergantung dari faktor diet, iklim dan
kesehatan manusia (Richard dkk, 1989). Komposisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
No Parameter Berat
No Parameter Persentase
Karbon 44%-55%
Nitrogen 5%-7%
Phospor 3%-5,4%
kolon, chyme tersebut mengalami proses absorbsi air, natrium, dan klorida.
Absorbsi ini dibantu dengan adanya gerakan peristaltik usus. Dari 750 cc
2008).
harinya, yang kita kenal dengan istilah flatus. Misalnya, karbohidrat saat
terjadi gangguan pencernaan karbohidrat, maka akan ada banyak gas yang
asam amino, indole, statole, dan hydrogen sulfide. Oleh karenannya, apabila
terjadi gangguan pencernaan protein, maka flatus dan fesesnya menjadi sangat
Telah diketahui bahwa Kanalis analis adalah bagian akhir dari traktus
gastrointestinal, dimana terdapat sfinkter ani eksternus dan internus yang berperan
dalam proses defekasi. Proses defekasi diawali dengan adanya mass movement dari
usus besar desenden yang mendorong tinja ke dalam rektum. Mass movement timbul
+/- 15 menit setelah makan dan hanya terjadi beberapa kali dalam sehari.Adanya tinja
dalam rektum menyebabkan peregangan rektum dan pendorongan tinja kea rah sfinkter
metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan
melalui anus. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yaitu
parasimpatis, sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar
proses tersebut, seperti otot-otot dinding perut, diafragma, dan otot-otot dasar
Kedua faktor tersebut dikontrol oleh sistem saraf parasimpatis. Gerakan kolon
gerakan massa kolon. Gerakan massa kolon ini dengan cepat mendorong feses
defekasi, refleks tersebut adalah sebagai berikut (Tarwoto & Wartonah, 2004)
defekasi.
terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan
diafragma, dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot
femur dan posisi jongkok. Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan
normalnya 7-10 liter/24 jam. Jenis gas yang terbanyak adalah CO2, metana,
13.