Anda di halaman 1dari 7

HANDOUT FISIOLOGI MANUSIA

HEMATOLOGY

KELAS A

Kelompok A-3 :

1. Eva Widuri Astuti 12613007


2. Anissa Noverdiany N. 12613009
3. Kiki Permatasari 12613010
4. Tiara Dewi Salindri P. 12613013
5. Fitra Romadhonsyah 12613015
6. Ajeng Inggit Anindita 12613018
7. Mayang Guna Subagiyo 12613020

Pertanyaan :

Seseorang mengalami pendarahan hebat. Saat terjadi pendarahan,

1. Sebutkan komponen darah yang keluar dan fungsi komponen yang keluar
2. Sebutkan macam sel darah dan buat bagan pembentukan sel darahnya
3. Mekanisme tubuh untuk menghentikan darah
4. Karena pendarahannya hebat, butuh transfusi darah dengan golongan darah yang
sesuai. Kenapa darah bisa digolongkan? Macam macam golongan darah apa saja?

Jawaban :

1. Sebutkan komponen darah yang keluar dan fungsi komponen yang keluar

Ada 2 komponen darah yang akan keluar yaitu komponen plasma darah dan komponen
elemen terbentuk (formed elements).

a. Komponen Plasma Darah

Di dalam darah terdapat 55 % plasma darah pada bagian keseluruhan darah yang hanya 8
% dari total cairan yang ada di tubuh kita. Plasma darah terdiri dari 91,5 % air, 7 % protein
(terdapat 54 % albumin, 38% globulin, 7 % fibrinogen, dan 1 % protein lainnya) dan 1,5 %
komponen solute lainnya (terdapat elektrolit, nutrient, gas, waste products dan substansi
regulator). Jika darah di ambil sampelnya dan diletakkan pada sebuah gelas kaca kecil, akan
terlihat plasma darah berada di atas komponen formed elements karena plasma terdiri dari
sebagian besar air dan tidak memiliki komponen padat.

Fungsi dari komponen plasma darah :

1. Air, berfungsi sebagai pelarut dan menangguhkan media untuk komponen darah;
menyerap, transportasi, dan melepaskan panas.
2. Plasma protein, berfungsi untuk mengerahkan tekanan osmotik koloid, yang membantu
menjaga keseimbangan air antara darah dan jaringan dan mengatur volume darah.
3. Albumin merupakan bagian terkecil dan paling banyak di plasma protein, diproduksi
oleh hati. Fungsinya sebagai protein transpor untuk beberapa hormon steroid dan asam
lemak.
4. Globulins diproduksi oleh sel plasma di hati, yang berkembang dari limfosit B.
Globulin dapat sebagai antibodi (imunoglobulin) yang membantu serangan dari virus
dan bakteri. Globulin alfa dan beta mentransport zat besi, lipid, dan vitamin yang larut
dalam lemak.
5. Fibrinogen diproduksi oleh hati. Berperan penting dalam pembekuan darah.
6. Elektrolit terdiri dari kation (Na+, K+, Ca2+, Mg2+) dan anion (Cl-, HPO42-, SO42-).
Berfungsi untuk membantu menjaga tekanan osmotik dan memainkan peran penting
dalam fungsi sel.
7. Nutrient adalah produk pencernaan yang diserap ke darah untuk distribusi ke seluruh
sel tubuh seperti amino asam (dari protein), glukosa (dari karbohidrat), asam lemak
dan gliserol (dari trigliserida), vitamin, dan mineral.
8. Gas, terdapat CO2 dan O2 yang di salurkan darah menuju jaringan untuk metabolisme
sel.

b. Komponen Formed Elements

Di dalam darah terdapat 45 % formed elements pada bagian keseluruhan darah yang hanya
8 % dari total cairan yang ada di tubuh kita. Formed elements terdiri dari 3 komponen yaitu sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Fungsi dari
komponen formed elements :

1. Sel darah merah (eritrosit), mengandung Hemoglobin (Hb) yang dapat mengikat O 2
dan CO2 sebagai transport pernafasan.
2. Sel darah putih (leukosit), melawan patogen dan zat asing lainnya yang masuk ke
dalam tubuh.
- Granular leukosit :
a. Neutrophils, dapat melakukan fagositosis; penghancuran bakteri dengan lisozim,
defensin, dan oksidan yang kuat, seperti anion superoksida, hidrogen peroksida,
dan hipoklorit anion.
b. Eosinophils, Memerangi efek histamin pada reaksi alergi, phagocitis antigen-
antibodi kompleks, dan menghancurkan parasite cacing tertentu.
c. Basophils, Membebaskan heparin, histamin, dan serotonin dalam reaksi alergi yang
mengintensifkan keseluruhan respon inflamasi.
- Agranular leukosit :
a. Limfosit, Memediasi respon imun, termasuk reaksi antigen-antibodi. Sel B
berkembang menjadi sel plasma, yang mengeluarkan antibodi. Sel T menyerang
virus, sel-sel kanker, dan sel-sel jaringan transplantasi. Pembunuh alami sel
menyerang berbagai mikroba menular dan tertentu secara spontan timbul sel tumor.
b. Monosit, Fagositosis.
3. Keping darah (trombosit), mengeluarkan bahan kimia untuk pengeluaran spasme
pembuluh darah dan pembekuan darah.

2. Sebutkan macam sel darah dan buat bagan pembentukan sel darahnya

Macam macam sel darah :

a. Sel Darah Merah (Eritrosit)


b. Keping Darah (Trombosit)
c. Sel Darah Putih (Leukosit) Granular Leukosit dan Agranular Leukosit
- Eosinophil
- Basophil
- Neutrophil
Granular

- Monosit
- Limfosit T (Sel T)
- Limfosit B (Sel B)
- Sel NK (Natural Killer) Agranular
Leukosit
Bagan pembentukan sel darah :
3. Mekanisme tubuh untuk menghentikan darah

Saat tubuh terjadi pendarahan, homeostatic harus merespons dengan cepat, mengetahui
bagian mana yang terkena pendarahan, dan hati hati dalam pengendalian agar efektif.
Homeostatik bekerja untuk menjaga darah selama tubuh terjadi pendarahan. Ada 3 langkah
untuk mengatasi pendarahan yaitu Vascular Spasm, Platelet Plug Formation, dan Blood Clotting
(Coagulation). Mekanisme homeostatic ini dapat mencegah pendarahan dari pembuluh darah
berukuran kecil. Tetapi jika berasal dari pembuluh darah besar, maka memerlukan bantuan
medis.

1. Vascular Spasm

Ketika arteries atau arterioles mengeluarkan darah atau pendarahan, maka pembuluh darah
akan menyempit atau vasokonstriksi. Penyempitan pembuluh darah ini akan membuat darah
tidak keluar dari tubuh dalam beberapa menit atau beberapa jam sampai mendapatkan
pertolongan medis. Kejang tersebut mungkin disebabkan oleh kerusakan pada otot polos, oleh
zat dilepaskan dari trombosit yang diaktifkan, dan dengan refleks yang dibuat oleh reseptor rasa
sakit.

2. Platelet Plug Formation

Keping darah akan melekat pada endotel atau bagian pembuluh darah yang rusak untuk
membentuk sumbat trombosit (hemostasis primer) dan kemudian berdegranulasi menjadi seperti
serat. Karena adhesi, trombosit menjadi aktif, dan karakteristiknya berubah secara dramatis.
Keping darah memperpanjang banyak proyeksi yang memungkinkan mereka berhubungan dan
berinteraksi dengan satu lain, dan keping darah mulai membebaskan isi vesikelnya. Tahap ini
disebut reaksi pengeluaran trombosit. Pengeluaran ADP dan tromboksan A2 memainkan peran
utama oleh mengaktifkan trombosit di dekatnya. Serotonin dan tromboksan A2 berfungsi sebagai
vasokonstriktor, menyebabkan dan mempertahankan kontraksi otot polos pembuluh darah, yang
mengurangi aliran darah melalui pembuluh yang terluka.

Pelepasan AND akan membuat trombosit lainnya akan ikut melekat dan akan
mengaktifkan trombosit yang melekat. Hal ini disebut trombosit aggregation. Pada mekanisme
ini sangat berguna untuk mencegah kehilangan darah dari pembuluh darah kecil.

3. Blood Clotting

Penggumpalan darah terjadi saat fibrinogen sudah menjadi fibrin. Penggumpalan ini
adalah langkah terakhir dalam menangani pendarahan. Penggumpalan darah menggunakan
benang fibrin yang bertindak sebagai pelekat trombosit. Darah akan berubah bentuk dari cair
menjadi lebih kental atau berbentuk gel. Tetapi penggumpalan ini memiliki efek yang negatif.
Jika penggumpalan darah terlalu mudah terbentuk maka akan menyebabkan thrombosis atau
keadaan dimana darah menggumpal tidak pada pembuluh darah yang rusak. Jika penggumpalan
darah berjalan lambat, maka pendarahan akan terus terjadi.

Darah memiliki belasan faktor penjendalan, berupa protein yang eksis di dalam darah
dalam kondisi inaktif, namun akan aktif jika ada kerusakan pembuluh darah. Aktifasi faktor-
faktor penjendalan ini terjadi menurut urutan tertentu. Faktor pertama mengaktifkan faktor
kedua, faktor kedua mengaktifkan faktor ketiga, demikian seterusnya. Urutan reaksi ini
dinamakan clotting cascade (luncuran jendalan). Penjendalan darah adalah transformasi dari
bentuk cair ke bentuk jel semisolid. Jendalan dibuat fibrin yaitu serat (polimer) protein.
Monomer fibrin dihasilkan dari aktifasi fibrinogen yang semula adalah prekursor inaktif. Ujung
fibrinogen memiliki penutup, yang jika dilepas akan melekat ke fibrin-fibrin yang lain, sehingga
terbentuklah polimer fibrin. Proses perubahan fibrinogen menjadi fibrin membutuhkan enzim
yaitu trombin. Proses ini juga membutuhkan kalsium yang mengikat monomer-monomer fibrin
menjadi polimer fibrin. Serat-serat fibrin membentuk jala-jala longgar yang distabilkan oleh
faktor XIII. Jala-jala fibrin yang telah stabil menangkap eritrosit sehingga terbentuk jendalan dan
menghentikan aliran darah.

Ada 2 jalur untuk mengubah protrombin menjadi thrombin yaitu jalur intrinsik dan jalur
ekstrinsik. Jalur intrinsik, dirangsang oleh elemen-elemen intrinsik (elemen-elemen dalam
darah sendiri). Kerusakan dinding pembuluh darah merangsang aktifasi luncuran faktor
penjendalan. Luncuran ini mengakibatkan aktifasi faktor X. Faktor X yang teraktifasi merupakan
enzim pengubah protrombin menjadi trombin. Trombin mengubah fibrinogen menjadi monomer
fibrin yang kemudian terpolimerasi menjadi serat fibrin. Serat fibrin membentuk jala-jala
longgar yang distabilkan oleh serat melintang yang dibuat oleh faktor XIII. Jala-jala serat fibrin
yang stabil menjadi jendalan yang menangkap eritrosit dan trombus, kemudian menghentikan
aliran darah. Jalur ekstrinsik dirangsang oleh kerusakan jaringan di luar pembuluh darah. Jalur
ini menjendalkan darah yang mengalir dari pembuluh darah ke jaringan. Kerusakan jaringan
merangsang aktifasi tromboplastin jaringan, suatu enzim yang mengkatalisis aktivasi faktor X.
Pada poin ini jalur intrinsik dan ekstrinsik bersatu dan langkah selanjutnya sama dengan yang
dilalui jalur intrinsik.

4. Karena pendarahannya hebat, butuh transfusi darah dengan golongan darah yang
sesuai. Kenapa darah bisa digolongkan? Macam macam golongan darah apa saja?

Darah dapat digolongkan menjadi 4 golongan secara umum yaitu A, AB, B, dan O. Hal ini
dilihat berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen.
Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2
molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin.
Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan
antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh 1
molekul galaktosa. Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan,
yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B.

Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti
bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang
terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus
ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen
permukaan masih bisa diterima.

Qrang dengan golongan darah A memiliki anti-B, orang bergolongan darah B memiliki
anti-A, dan yang bergolongan darah O memiliki keduanya. Orang dengan golongan darah AB
tidak memiliki antibodi IgM ini. Karena antibodi IgM ini mampu menimbulkan aglutinasi hebat
yang dapat menyumbat pembuluh darah inilah transfusi dengan golongan darah inkompatibel
sangat berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai