Anda di halaman 1dari 6

BAB II

HASIL VISITASI

2.1 Kurikulum SMKN 1 Cikalongkulon


Kurikulum yang dipakai oleh SMK Negeri 1 Cikalongkulon yakni

Kurikulum 2013 (kurtilas) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).


Meskipun terdapat 2 jenis kurikulum yang dipakai, tidak semua tingkatan kelas
menggunakan keduanya secara bersamaan. Seperti penerapan kurikulum 2013
(kurtilas) pada kelas X dan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) pada kelas XI dan XII. Hal ini berdasarkan penuturan Azis
Syamnurdin selaku kepala bagian kurikulum bahwa pemerintah pendidikan dan
kebudayaan mencanangkan peraturan untuk kelas X menggunakan kurikulum
2013 sedangkan kelas XI dan XII menggunakan KTSP.

Demi kesuksesan penerapan kurikulum memungkinkan adanya sarana


pendukung. Menurut Azis, sarana pendukung tersebut yakni buku-buku sumber
bacaan siswa dan puji syukur, SMKN 1 Cikalongkulon sudah memiliki buku
-buku bacaan tersebut, dilanjutkan lagi, adanya sarana TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi seperti laboratorium yang menunjang. Sarana pendukung
tersebut penting karena sangat berpengaruh terhadap implementasi kurikulum.
Selain sarana pendukung dalam pelaksanaanya juga terdapat hambatan. Hambatan
tersebut di SMKN 1 Cikalongkulon yaitu faktor penunjang yang telah disebutkan
di atas yang belum lengkap sepenuhnya, maka dari itu, SMKN 1 Cikalongkulon
mengadakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan bidang industri, sehingga
apabila terdapat sarana yang tidak memadai dapat meminta bantuan perusahaan
tersebut.

2.2 Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran

Pendektan saintifik sangat erat kaitannya dengan kurikulum 2013 kurtilas).


Implementasi kurikulum 2013 sangat menonjolkan pendekatan saintifik

dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Machin, 2014). Menurut
Anonim (2014a) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran
yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin
diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),
mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/
menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta
mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan
dengan kegiatan mencipta.

Pelaksanaan pembelajaran di SMK Negeri 1 Cikalongkulon, guru beserta

jajaranya menggunakan model pembelajaran saintific learning dan dalam


pelaksanaannya pula terdapat beberapa kendala. Azis menuturkan, saintific
learning bergantung pada gurunya, ya. Pemerintah sudah menginstruksikan
kepada guru untuk selalu menggunakan saintific larning itu. Mungkin kendala-
kendala tersebut dirasakan oleh guru-gurunya. Apakah mungkin faktor siswanya,
kemudian juga faktor situasi dan kondisi karena situasi dan kondisi siswa
berbeda-beda. Dan yang terakhir ialah faktor pendukungnya.

Apabila mengacu pada ketepatan impelementasinya, SMKN 1


Cikalongkulon tidak dapat menyimpulkan kurikulum mana yang paling tepat,
apakah kurikulum 2013 (kurtilas) atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) karena kurtilas maupun KTSP masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan, tetapi, Azis merasakan kurikulum 2013 maupun KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), keduanya relatif cocok untuk semua
SMK tergantung pada sarana dan prasarana pendukung karena pihak sekolah tidak
dapa menyediakan secara totalitas, maka dari itu kami meminta bantuan
pemerintah juga untuk menanggapi masalah ini.

2.3 Model Pembelajaran


Pada umumnya, sekolah yang menggunakan kurikulum 2013

Menggunakan 4 jenis model pembelajaran, diantaranya Inquiry Based Learning,


Discovery Based Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning.
Tetapi, untuk SMKN 1 Cikalongkulon model pembelajaran yang digunakan
diduga menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning. Karena
terlihat dari langkah atau sintaks yang dilakukan oleh guru saat mengajar di kelas
yakni: (Anonim, 2014b)

1. Observasi/Mengamati
2. Mengajukan pertanyaan
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau
melakukan penalaran
4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan/memprediksi dugaan
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah
atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

Sedangkan untuk pembelajaran di laboratorium saat praktikum, guru


menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, hal ini terlihat saat
pelaksaannya di labortaorium. Sintaks atau langkah yang digunakan adalah
sebagai berikut: (Anonim, 2014b)

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta


didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa
melalui percobaan.
3. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek
yang sedang dikerjakan.
5. Menguji hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan
perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata
pelajaran lain.

2.4 Pembelajaran di Kelas


Saat kami memasuki kelas dan pada saat yang sama, kami
memasuki kelas X TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) pada
mata pelajaran Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan yang
diampu oleh Ihsan Kamil S dengan jumlah jam pelajaran yakni 2 jam x 45
menit. Dan materi yang disampaikan saat itu adalah jenis kerusakan bahan
pangan.
Seiring dengan berjalannya durasi pelajaran, terlihat respon siswa
yang beragam. Diantaranya siswa tidak kondusif. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan beberapa faktor yaitu dengan adanya kedatangan kami di
kelas yang memungkinkan siswa tidak berkonsentrasi dan memilih untuk
mengobrol dengan teman, maka hal yang harus dilakukan oleh guru adalah
dengan mentertibkan suasana kelas (diberi ketegasan) kepada siswa dan
berusaha untuk mengalihkan eprhatian siswa menuju guru yang
bersangkutan dengan penyampaian yang menarik dan faktor yang kedua
ialah kurangnya inisiatif siswa untuk belajar pada hari itu. Padahal, media
yang digunakan oleh guru saat itu ialah media presentasi powerpoint. Sulit
untuk diteksi apabila tidak dilakukan pendekatan terhadap siswa.
Saat berakhirnya jam pelajaran, kami meminta agar guru yang
bersangkutan dapat menyebutkan RPP (Rancangan Pelaksaanaan
Pembelajaraan) selamaa satu semester ganjil. RPP etrsebut diantaranya:
1. Pengelompokkan Bahan Pangan
2. Metabolisme Bahan Pangan
3. Kerusakan Bahan Pangan
4. Proses Pemanenan

2.5 Pembelajaran di Laboratorium

Sama halnya dengan pembelajaran di laboratorium (praktikum)


yang diampu oleh Yayu selaku ketua program keahlian Agribisnis Hasil
Pertanian. Saat pertama yang dilakukan sebelum memulai praktikum ialah
piket kebersihan yang dilakukan oleh seluruh siswa yang pada saat itu
melakukan pembelajaran di laboratorium ialah kelas X Agribisnis Hasil
Pertanian. Lalu, dilanjutkan dengan pembuatan donat. Siswa yang
melakukan praktikum terlihat sangat antusias dan disiplin. Tetapi, tidak
terlihat satu siswa pun yang menggunakan jas laboratorium, sarung tangan
ataupun masker. Padahal, atribut seperti ini merupakan SOP (Standard
Operational Procedure) yang harus ditaati setiap praktikan jika hendak
melakukan aktivitas di laboratorium karena ini mengacu pada kesehatan,
keamanan dan keselamatan kerja. Hal ini mungkin disebebakan karena
kurang tegasnya aturan laboratorium tersebut. Belum lagi, saat yang
bersamaan, kelas XII ikut menempati ruangan laboratorium untuk
mengerjakan tugas laporan praktikum. Seharusnya hal ini jangan dibiarkan
terjadi, karena orang-orang yang semestinya berada di dalam laboratoium
adalah praktikan yang hendak melakukan aktvitas penelitian maupun
produksi, selain itu tidak diperkenankan untuk ikut memasuki ruangan
karena akan menghambat keberlangsungan aktivitas di dalam
laboratorium. Dan terakhir, sarana dan prasana dalam laboratoium tersebut
dirasa kurang, karena masih dijumpai siswa melakukan kerja dengan
tangan sendiri (mannual) tanpa menggunakan mesin.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014a). Pengertian Definisi pendekatan Saintifik. [Online]. Diakses

dari:

http://www.salamedukasi.com/2014/06/langkah-langkah

pembelajaran-scientific.html.

Anonim. (2014b). Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran Kurikulum

2013. [Online]. Diakses dari:


http://www.matematrick.com/2014/11/pendekatan saintifik-danmodel.html

Machin, A. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan

Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Indonesian Journal

of Science Education, vol. 1 (3). Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai