Anda di halaman 1dari 16

Makalah: Evolusi

B I O G E O G R A F I

Disusun oleh:

KELOMPOK III
KARMILA (1414441005)
ANDI DWI MEYTIANA (1414441007)
HASLINAR (1414441009)
YOEL SURA (1414441011)

PENDIDIKAN BIOLOGI ICP A


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi yang kita tempati akan selalu berkembang, begitu pun mahluk
hidup yang hidup dibumi. Mahluk hidup yang ada di masa yang lalu tidak
sama dengan mahluk hidup yang hidup dimasa sekarang. Hal itu terjadi karena
mahluk hidup selalu megalami perubahan dari masa ke masa, baik itu dari
pola hidup, pola makan, dan tempat mereka hidup mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan kehidupan di bumi. Melalui proses evolusi,
spesies yang baru muncul dari suatu mekanisme spesiasi. Dimana jenis
makhluk hidup baru muncul dan berkembang biak secara lancar bila mereka
mempunyai ecology niche. Spesies akan punah bila mereka tidak bisa
bertahan bila ada perubahan di ekologi mereka ataupun bila persaingan
semakin ketat dari makhluk hidup lain yang lebih kuat. Umumnya, suatu
spesies akan punah dalam waktu 10 juta tahun, dihitung dari permulaan
kemunculannya. Beberapa spesies, biasanya juga disebut fosil hidup telah
bertahan dan tidak banyak berubah selama ratusan juta tahun.
Seperti kita ketahui bersama bahwa negara kita Indonesia merupakan
negara yang mempunyai tingkat biodiversitas yang tinggi dan menempati
urutan ketiga sedunia dimana Indonesia memiliki kaeanekaragaman hayati
yang menyebar di seluruh daerah-daerah di Indonesia atau disebut juga
biogeografi. Indonesia sangat kaya akan hewan dan tumbuhan yang beragam
dan tersebar di seuruh wilayah Indonesia Persebaran makhluk hidup yang
berbeda-beda ini dapat ditentukan oleh letak geografis, seperti ketinggian,
garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi
cahaya. Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan. Beragam tumbuhan,
hewan, jamur, bakteri, dan jasad renik lain banyak terdapat di Indonesia. Ada
banyak spesies tumbuhan, hewan, jamur dan juga monera yag ada di
Indoensia. Bahkan banyak jenis makhluk hidup yang merupakan makhluk
hidup endemik atau hanya ditemukan di suatu daerah saja. Untuk mengetahui
persebaran hewan dan tumbuhan tersebut, maka dari makalah ini akan dibahas
tentang biogeografi yang dimana tentang persebaran makhluk hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biogeografi?
2. Apa faktor yang mempengaruhi biogeografi atau persebaran makhluk
hidup?
3. Bagaimana bisa dikatakan bahwa biogeografi sebagai bukti evolusi?
4. Dimana saja daerah biogeografi di dunia?
5. Bagaimana penyebaran flora/fauna di Indonesia?
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi Biogeografi
Biogeografi merupakan kombinasi dari kata Bios dan
Geografi. Bios berarti hidup atau makhluk hidup, sedangkan
Geograf merupakan studi dan deskripsi perbedaan-
perbedaan dan agihan fenomena di bumi, yang mana
mencakup semua yang mengubah dan mempengaruhi
permukaan bumi, termasuk sifat-sifat fisiknya, iklim dan hasil-
hasil, baik yang bersifat hidup atau tidak. Selain itu,
biogeografi dapat diartikan pula sebagai studi tentang
hubungan antara pola dan proses sebaran organisme dalam
ruang dan waktu, atau bisa juga diartikan sebagai kajian
organisme baik masa lampau maupun sekarang, atau bisa
juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencoba untuk
menggambarkan dan memahami banyaknya pola dalam
distribusi spesies dan kelompok taksonomi yang lebih besar
(Supriana, 2008).
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara
spesifik makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis
sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan,
biogeografi pada umumnya dibagi atas geografi tumbuhan (fitogeografi)
dan geografi hewan (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah
bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan
deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua
faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh
interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya (Campbell, 2004).
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara
makhluk hidup dengan daerah/ wilayah tertentu di permukaan bumi adalah
Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang
mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Ilmu
Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat
kepada Henry Bates, I believe the western part to be a separaed portion of
continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific
continent. (Alfred Russel Wallace, 1858) (dalam Williams, 2008).
Edwards (1964) berpendapat, persebaran flora dan fauna di dunia
dipelajari dalam cabang ilmu biogeografi dengan menggunakan 2 pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan biogeografi sejarah, yaitu pendekatan cabang ilmu biogeografi
yang melihat dari sudut pandang perkembangan dan evolusi kelompok
organisme, iklim, migrasi, gerakan bumi pada masa lalu, serta hubungan
ekologis masa lalu dengan sekarang)
2. Pendekatan biogeografi ekologi, yaitu pendekatan cabang ilmu biogeografi
yang melihat dari sudut pandang interaksi antarorganisme serta interaksi
organisme dengan lingkungannya.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Biogeografi Atau Persebaran Makhluk


Hidup
Farb (1985) menyatakan dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran
organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor
penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran
organisme. Faktor tersebut dikelompokkan dalam faktor fisik dan faktor non
fisik.
1. Faktor fisik
a. Curah hujan
Di daerah yang jumlah curah hujannya selalu ada sepanjang tahun ada
terdapat vegetasi hujan. Semakin berkurang jumlah curah hujan, maka
tanaman yang didapati sudah bukan berupa hutan lagi, akan tetapi berupa
semak belukar atau padang rumput. Dan di daerah gurun, dimana curah
hujannya sangat kecil maka vegetasi yang ada bergantung pada musim-
musim yang ada hujannya. dengan adanya curah hujan yang tinggi, maka
tanaman dan hewan dapat hidup dengan baik, karena tersedinya
makanan.

b. Suhu
Keadaan temperatur di bumi berbeda-beda karena pengaruh dari
intensitas penyinaran matahari. Semakin tinggi suhu, semakin bervariatif
jenis tanaman, sebaliknya, semakin jauh dari matahari, tanaman semakin
sedikit bahkan tidak tumbuh.
c. Kelembaban udara
Jumlah uap air yang dikandung udara akan mempengaruhi penyebaran
flora. Semakin lembab, jenis tanaman semakin bervariatif. Pada udara
kering, tanaman akan semakin sedikit jenisnya, bahkan ada tanaman yang
hanya bisa tumbuh di daerah kelembaban yang tinggi.
d. Angin
Angin sangat besar pengaruhnya terhadap proses penguapan dan
transpirasi bagi tanaman. Misalnya : angin Bahorok yang dapat
mengeringkan perkebunan tembakau di Delli, demikian pula dengan
adanya angin dingin, angin laut, dsb. adanya arah angin yang bertiup
pada suatu daerah akan mempengaruhi perkembangbiakan hewan. Selain
itu, angin yang bertiup kencang juga sangat membahayakan manusia.
e. Sinar matahari
Sinar matahari bagi tumbuhan diperlukan untuk pembuatan zat hijau
daun atau klorofil.Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari akan
sulit mengalami perkembangan karena sinar matahari mempunyai fungsi
yang penting dalam pembakaran klorofil.Matahari yang menyinari
permukaan bumijuga berpengaruh dalam perkembangbiakan hewan.Sinar
matahari yang terang mengakibatkan sulit berkembangbiak dengan baik
karena menghalangi proses persalinan.
f. Tanah
Tanah juga mempengaruhi pertumbuhan berbagai jenis tanaman.Tidak
semua tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai
lahan,tergantung dari unsur hara,jenis tanah,dan tingkat
kesuburan.Hewan yang menempati alam semesta juga bergantung dari
ketersediaan makanan.Tanah yang subur akan banyak didiami oleh
tumbuhan dan hewan.
g. Relief (ketinggian tempat)
Tinggi rendahnya permukaan bumi akan berpengaruh pada kandungan
udara dan penyinaran matahari. Daerah yang rendah banyak di tumbuhi
tanaman yang lebat, sedangkan pada daerah yang tinggi akan jarang
ditumbuhi tanaman. Semakin tinggi suatu daerah maka akan semakin
jarang janis tanaman yang dapat tumbuh. Begitu juga dengan hewan akan
berjumlah sedikit pada daerah yang tinggi.
2. Faktor non fisik (biotik)
a. Tumbuhan
Misalnya tumbuhan besar melindungi tumbuhan yang ada di bawahnya
atau diantaranya.
b. Hewan
Pengaruh binatang terhadap binatang (insekta) dan penyebaran biji
(burung atau tupai).
c. Manusia
Manusia dapat mengubah seluruh pertumbuhan melalui penebangan,
pengairan, pemupukan, penanaman kembali. Demikian juga, misalnya
mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan industri serta
daerah pemukiman.
d. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup
lainnya. Jaring jaring makanan memiliki pengaruh yang besar juga
terhadap persebaran makhluk hidup, adanya jaring jaring makanan ini
akan menjadikan bertahannya suatu populasi hewan atau tumbuhan,
atau justru sebagai penghambat kehidupan mereka karena tidak
sesuainya lingkungan dan populasi yang ada diwilayah setempat .
e. Kemampuan beradaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk tetap hidup
dengan baik. Makhluk hidup akan mampu bertahan dalam
lingkungannnya, dimana ketika mereka memiliki kamampuan untuk
baradaptasi sebagai wujud pencegahan serangan dari musuh atau
pertahanan diri. Namun tidak semua makhluk hidup baik tumbuhan
maupun hewan memiliki kemampuan untuk berdapatasi, melainkan
hanya hewan dan tumbuhan tertentu.
C. Biogeografi Sebagai Bukti Evolusi
Studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul
pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat
asal. Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi
mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang terpisah antar-daerah
biogeografis yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup
sesungguhnya identik pada daerah biogeografis berbeda, jarang ditempati oleh
spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di dunia
mempunyai karakteristik kelompok tanaman dan hewan (Supriana, 2008).
Edwards (1964), proses evolusi biogeografis yang terjadi pada makhluk
hidup dapat dilihat dari bukti-bukti berikut ini :
1. Bentuk Paruh Burung Finch Di Kepulauan Galapagos.
Jika diamati, burung Finch yang hidup di kepulauan Galapagos memiliki
bentuk paruh yang mirip dengan bentuk paruh nenek moyang
burung Finch yang hidup di Amerika Serikat.
Kemungkinan di masa lalu mereka bermigrasi ke Galapagos kemudian
beradaptasi dengan lingkungan dan jenis makanan yang tersedia di pulau
tersebut. Proses adaptasi inilah yang kemudian memunculkan 14 spesies
burung Finch dengan bentuk dan ukuran paruh yang berbeda.

2. Keberadaan Hewan Sejenis Kanguru (Marsupial ) Di Australia.


Di Australia terdapat hewan sejenis kanguru (marsupial) yang memiliki
kantong sebagai tempat menyusui anaknya. keberadaan kanguru ini tidak
ditemukan di tempat lain hanya ada di Australia saja.
3. Keberadaan Tanaman Kaktus Di Amerika Utara
Keberadaan habitat tanaman kaktus (family Cactaceae) dalam jumlah
besar hanya terdapat di gurun pasir sebelah tenggara Amerika Serikat dan
gunung pasir Andes. Habitat kaktus ini tidak ditemukan di tempat lain,
dimanapun di bumi selain di tempat ini.

D. Daerah-daerah Biogeografi Di Dunia


Menurut Alfred Russell Wallace (dalam Williams, 2008), berdasarkan
adanya persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat
dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut:
1. Zona Neartik
Wilayah fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah
benua Amerika bagian utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah
persebaran ini terdapat beberapa bioma yang mendominasi kawasannya,
antara lain :
a. Amerika Utara bagian timur banyak ditumbuhi oleh vegetasi hutan
gugur.
b. Amerika Utara bagian tengah terdiri atas bioma padang rumput
c. Amerika Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang
memiliki hutan konifer yang sangat luas.
d. Lingkungan fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan
ketebalan yang sulit ditentukan
Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :
Antelop bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika
Utara, kolkum (kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou,
mockingbird dan muskox.

2. Zona Paleartik
Wilayah persebaran fauna Paleartik meliputi hampir seluruh daratan
Eurasia dan beberapa daerah lain seperti kawasan pegunungan Himalaya,
Afganistan, Afrika, Inggris dan Jepang. Keadaan lingkungan di wilayah ini
cukup bervariasi, antara lain memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan
curah hujan yang berbeda-beda. Beberapa jenis fauna yang hidup jenis
fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain:
a. Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.
b. Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan
beruang kutub.
c. Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan
Oriental
d. Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang
Panda.
3. Zona Neotropik
Wilayah fauna Neotropik tersebar dari Meksiko bagian selatan sampai
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kondisi wilayah Neotropik
sebagian besar beriklim tropis dan di Amerika Sealatan lebih banyak yang
beriklim sedang.
Beberapa jenis fauna khas yang hidup di wilayah fauna ini antara lain :
Kukang, armadillo, alpaka, kelelawar penghisap darah, orang hutan,
siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, kera dan tapir
(berbeda dengan tapir Asia terutama pada punggungnya.
4. Zona Oriental
Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau
disekitarnya meliputi Srilangka, Filipina dan wilayah fauna Indonesia
bagian barat dan tengah yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi.
Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian
besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya
akan flora dan fauna. Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental
antara lain :
a. Harimau, gajah, siamang, orang hutan, bekantan, monyet, badak
bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa.
b. Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu,
misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau
Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
5. Zona Ethiopia
Wilayah fauna Ethiopian meliputi seluruh daratan benua Afrika,
Madagaskar dan daratan Arab bagian selatan. Keadaan lingkungan wilayah
Ethiopian relatif seragam. Di bagian utara wilayah Ethiopian terdapat
Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Gurun ini
menjadi barier atau pembatas antara wilayah Ethipian dengan wilayah
Paleartik.
Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih 160 vertebrata darat, dan
memiliki beberapa fauna khas.
a. Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, cheetah,
hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika
b. Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan
anjing, lemur, baboon, gorila dan simpanse.
c. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kuda nil kecil
(Pygmyhippopotamus) dan beberapa burung endemik seperti burung
gajah besar.
6. Zona Australis
Wilayah persebaran fauna Australis sebagian besar kondisi lingkungannya
tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan di wilayah
Australia yang cukup mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah
jauh dari benua lainnya.
Wilayah persebaran fauan Australis meliputi :
a. Benua Australia
b. Selandia Baru
c. Papua
d. Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
e. Kepulauan-kepulauan di samudera pasifik di sebeleh selatan garis
katulistiwa
Beberapa hewan khas wilayah fauna Australia antara lain :
Nokdiak (landak Irian) - Wallaby - Cendrawasih Kangguru. Selain itu
juga terdapat beberapa fauna endemik yang hanya terdapat di satu wilayah,
yaitu Tuatara (sphenodon punctatus)sejenis amphibi purba yang hanya
terdapat di Selandia Baru dan Tazmanian Devil yang terdapat di pulau
Tasmania.

E. Penyebaran Flora/Fauna Di Indonesia


Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi
yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada
penyebaran fauna. Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam
bukunya The World of Life (Chapman and Hall, London), Wallace
menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi
Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-
penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli fauna dan flora ditemukan
bahwa: Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke
timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah
wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zona-zona biogeografi (Hugget,
1998).
Maeskimun (1985) menyatakan beberapa cirri khas fauna dan flora di
wilayah Indonesia sebagai berikut:
1. Persebaran fauna
a. Fauna Indonesia Barat
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat
di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut.

Pulau Jenis Fauna


Sumatera gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera,
pelanduk, siamang, kijang, ular, kambing,
burung kakaktua, kutilang, tekukur, dan gereja
Jawa harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau
liar, monyet, ular, musang, burung gereja dan burung
belibis.
Kalimantan orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang,
musang, pelanduk, buaya, burung elang,
pekakak, kakatua, rajawali, serta ular piton dan kobra.

b. Fauna Indonesia Tengah


Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di
pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah
sebagai berikut.
Pulau Jenis Fauna
Sulawesi dan rusa, anoa, musang, dan monyet
sekitarnya
Kepulauan Nusa sapi, rusa, komodo, domba, burung
tenggara kakaktua, jalak, dan nuri

c. Fauna Indonesia Timur


Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan
di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia
timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.
Pulau Jenis Fauna
Maluku kuskus, burung nuri, dan cenderawasih
Papua dan rusa, kanguru,
sekitarnya burung cenderawasih, kakaktua raja, kasuari, dan
parkit.

2. Persebaran flora
Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat
tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari
sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.
a. Flora Indonesia Barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman
yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil
di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki
persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.
Pulau Jenis Flora
Sumatera pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin,
dan raflesia
Jawa jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek,
dan bugenvil
Kalimantan ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan
rotan

b. Flora Indonesia Tengah


Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara
terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan.
Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah.
Pulau Jenis Flora
Sulawesi eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan,
dan beberapa jenis bunga anggrek
Nusa jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis
Tenggara bunga anggrek
Maluku sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu
putih, dan anggrek

c. Flora Indonesia Timur


Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di
pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering
dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di
daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan mengenai biogeografi adalah:
1. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara
spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini.
2. Faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup ada berupa faktor
fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).
3. Persebaran flora dan fauna di permukaan bumi menunjukkan Spesies
berasal dari suatu tempat yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah,
organisme tersebut kemudian melakukan diferensiasi menjadi subspesies
baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya dan
biogeografis dalam hal ini menjadi bukti adanya evolusi
4. Daerah biogeografis di dunia meliputi Neartik, Paleartik, Neotrapik,
Oriental, Ethiopia dan Australis.
5. Persebaran flora dan fauna di Indonesia dibagi atas 3 wilayah yaitu
persebaran di daerah Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia
Timur.

B. Saran
Dengan adanya pemahaman bahwa terjadi persebaran organism dalam hal
ini flora dan fauna terhadap letak geografisnya, diharapkan kita sebagai
manusia mampu menjaga kelestarian habitat dimana flora dan fauna tersebut
hidup. Tindakan-tindakan pemeliharaan ekosistem dan juga tidak mencemari
lingkungan diharapkan dapat terlaksana demi pelestarian komponen biotic dan
abiotik di lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Bilogi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Edwards. A.W.F. and Cavalli-Sforw. LL 1064. Reconstruction of evolutionary


trees. In Plrenenc and Phylugmwfiv Classification. Heywood. VII. and
McNeil , J. (eds-x). pp. 67-76. Systematics Association pub. no. 6.
London.
Farb, Peter, 1985, Ekologi, Pustaka Alam Life, Jakarta.
Huggett R.J. 1998. Fundamentals of Biogeography. Routledge: London
Maeskimun, Taty, 1985, Flora Fauna dan Kelestarian, Bina Karya, Jakarta.
Supriana, Jutna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia

Williams, DM and M.C. Ebach. 2008. Foundations of Systematics and


Biogeography. Springer Science Business. Media LLC, New York, USA,

Anda mungkin juga menyukai