Anda di halaman 1dari 52

BAB 8

SISTEM
PEREDARAN
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

DARAH
1. Mengindentifikasi struktur, fungsi dan proses sistem peredaran darah
pada manusia dan hewan tertentu .
Page | 323
2. Mengaitkan struktur, fungsi dan proses sistem peredaran darah
(jantung, pembuluh darah, komponen dan fungsi darah) pada manusia
dan hewan tertentu.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari unit ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengindentifikasi struktur, fungsi dan proses sistem peredaran darah
pada manusia dan hewan tertentu .
2. Mengaitkan struktur, fungsi dan proses sistem peredaran darah
(jantung, pembuluh darah, komponen dan fungsi darah) pada manusia
dan hewan tertentu.
3. Mengaitkan struktur, fungsi dan proses sistem peredaran darah pada
manusia dan hewan tertentu
4. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem peredaran darah
manusia dan hewan tertentu
5. Memeberi contoh teknologi yang berhubungan dengan kelainan yang
terjadi pada sistem peredaran darah

PETUNJUK KERJA

1. a. Perhatikan petunjuk buku


b. Baca buku ajar Anda dengan cermat, garis bawahi

semua kata-kata atau ide penting.

2. Kerja semua tugas yang ada di buku Mahasiswa seperti:


Info Penting
Pikirkan!
Saya Belum Mengerti
Ruang Rangkuman
Ruang Peta Konsep
Ruang Istilah Penting
Reviw Pengetahuan
Teka Teki Silang
Bio Laboratorium

324
A. PENDAHULUAN
Komponen utama sistem transportasi
pada manusia yaitu (i) Sistem peredaran
darah dan (ii) Sistem peredaran limfa atau
peredaran getah bening. Sistem peredaran
darah dibangun oleh tiga komponen utama
yaitu (i) jantung, (ii) darah dan (iii) pembuluh
darah., sedangkan peredaran limfa dibangun
oleh cairan limfa dan pembuluh limfa. Di
dalam tubuh, darah berfungsi sebagai :
a) Mengangkut zat yang berhubungan
dengan pernapasan, yaitu O2 diangkut
dari organ pernapasan (misalnya paru-
paru) ke seluruh jaringan tubuh, dan Gambar 8.1. Komponen darah
(Sumber: Glencoe Science Biology)
CO2 diangkut dari jaringan ke organ
pernapasan (misalnya paru-paru)
b) Mengangkut zat yang berhubungan dengan nutrisi, misalnya glukosa, asam-asam
amino, asam lemak dan gliserol dari hasil penyerapan system pencernaan ke
seluruh jaringan tubuh.
c) Mengangkut zat yang berhubungan dengan eksresi, misalnya urea, asam urat,
kreatinin ke organ eksresi.
d) Mengangkut zat-zat yang berhubungan dengan pengaturan, misalnya hormone dari
kelenjar endokrin menuju organ sasaran.
e) Mengangkut air dan elektrolit yang penting dalam mempertahankan homeostasis
cairan tubuh.
f) Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan
g) Sebagai alat pertahanan tubuh
h) Mengatur suhu tubuh.

B. SISTEM TRANSPORTASI MANUSIA


1. Sistem Peredaran Darah
a. Darah
Darah terdiri atas sel-sel darah (45%) dan plasma darah (cairan darah) (55%).
Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (Eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit). Jumlah eritrosit di dalam darah manusia berkisar 4,5-5,5
juta/mm3, sel darah putih berkisar 6000-10.000/mm3 dan keping darah berkisar
250.000-500.000/mm3.
Di dalam sel-sel darah merah terdapat hemoglobin yang memiliki kemampuan
untuk mengikat O2 dan CO2. Sel darah merah di buat di dalam sumsum tulang. Sel-sel

325
darah putih berfungsi untuk pertahanan
tubuh, terutama memakan (memfagositosis)
benda-benda asing serta menghasilkan
antibodi. Sel darah putih (granulosit dan
monosit) dibentuk di dalam sumsum tulang
dan sebagian sel darah putih (limfosit dan
sel plasma) dibentuk di dalam jaringan
limfa. Keping darah berfungsi dalam
pembekuan darah. Plasma darah terdiri
atas (i) air 91-92%, (ii) protein (8-9%),
garam-garam anorganik (0,9%), dan
substansi-substansi lain seperti gas,
hormon, dan enzim. Ada tiga macam protein
plasma yang sangat penting yaitu serum Gambar 8.2. Sel darah merah
(Sumber: McGraw-Hill Ryerson)
albumin, serum globulin, dan fibrinogen.

Gambar 8.3. Komponen darah


(Sumber: McGraw Hill)

1) Sel Darah Merah


Sel darah merah pada manusia berbentuk bulat bikonkaf, tidak berinti, diameter
berkisar 7,5 mikron dan tebal sekitar 1 mikron, luas permukaan berkisar 120 mikron dan
volume 1 sel darah merah berkisar 85 mikron kubik. Sel darah merah terdiri atas
membran plasma dan stroma. Membran plasma membtasi sitoplasma dari lingkungan

326
luarnya. Stroma memiliki struktur yang menyerupai spons dan di dalamnya terdapat
haemoglobin (Hb).
Hemoglobin atau zat warna darah merupakan senyawa protein yang mengandung
unsur besi. Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen. Selain itu Hb juga mampu mengikat
gas CO dan CO2. Reaksi Hb dan O2 adalah:
2Hb2 + 4O2 4HbO2
Oksihemoglobin (4HbO2) dibawah ke sel-sel tubuh dan oksigen dilepaskan untuk
digunakan di dalam peristiwa pernapasan sel. Rata-rata jumlah Hb pada orang dewasa
adalah 14, 5 g/100 ml darah.

(a) (b)

Gambar 8.4. Sel-sel darah manusia (a) sel darah merah


normal (b) sel sabit
(Sumber: https://hellosehat.com/pusat-
kesehatan/anemia/ringkasan-seputar-penyakit-sel-sabit)

Pada awal perkembangan embrio, sel darah merah dibentuk pada kantung yolk,
hati, limfa dan kelenjar getah bening. Setelah lahir, pembentukan sel-sel darah merah
berlangsung di dalam sum-sum tulang merah. Sel darah merah berasal dari sel-sel induk
yang disebut proeritroblas atau hemositoblas dan secara bertahap akhirnya dibentuk
sel darah merah yang dewasa (eritrosit). Tahap-tahap pembentukan sel-sel darah
merah adalah:

Gambar 8.5. Tahap-tahap perkembangan sel darah merah


(Sumber: Google picture)

Sel darah merah pada manusia dapat mencapai umur berkisar 90-140 hari dengan
rata-rata 120 hari. Selama waktu tersebut sel darah merah telah menempuh perjalanan

327
sepanjang kira-kira 700 mil. Sel darah merah yang telah tua akan dihancurkan di dalam
sistim retikuloendotelium (RES), yaitu hati, limfa dan sum-sum tulang. Sel-sel pada RES
antara lain sel makrofag dan sel kuffer. Membrane sel darah merah yang tua mulai
rapuh dan pecah. Oleh sel-sel RES memfagositosis dan memecah Hb menjadi globin dan
heme. Globin merupakan bagian yang berupa protein dan heme merupakan bagian yang
mengandung besi (hemosiderin). Heme selanjutnya diuraikan menjadi bilirubin, biliferin
dan zat besi. Bilirubin akhirnya disekresikan ke usus dan keluar bersama feces. Besi (Fe)
disimpan dan kembali digunakan dalam pembentukan sel darah merah.

2) Sel Darah Putih


Jumlah sel darah putih pada orang dewasa berkisar 8000/mm 3. Secara normal di
dalam darah terdapat 5 jenis sel putih, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan
limfosit. Neutrofil, eosinofil, basofil biasa disebut sel darah putih granuler karena di
dalam sitoplasmanya terdapat banyak granula, sedangkan 2 yang lainnya biasa disebut
sel darah putih agranuler. Sel darah putih (monosit) dibentuk di dalam sum-sum tulang,
sedangkan limfosit dibentuk di dalam limfa. Sel-sel darah putih memiliki kemampuan
untuk melakukan diapedisis, gerak amuboid, kemotaksis, dan sebagian mampu melakukan
fagositosis.

Gambar 8.6. Berbagai jenis sel darah putih


(Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1f/Blausen_0909_WhiteBloodCells.png)

a) Neutrofil
Neutrofil merupakan sel darah putih yang
paling banyak. Jumlahnya berkisar 60-70% dari
keseluruhan sel darah putih. Mengandung
granula-granula yang berisi enzim-enzim lisosom
(hidrolase asam), peroksidase, muramidase dan
protein anti bakteri. Memiliki kemampuan
fagositosis dan pinositosis. Neutrofil memiliki Gambar 8.7. Neutrofil
)Sumber: http://www.wisegeek.org/what-
umur yang singkat, yaitu berkisar 6-20 jam. are-neutrophils.htm#neutrophil)

328
b) Monosit
Merupakan sel yang belum matang yang
beredar di dalam pembuluh darah. Menempati
pembuluh darah kurang lebih 1-3 hari,
selanjutnya memasuki jaringan tubuh. Di dalam
jaringan tubuh, monosit mengalami pematangan
dan berubah menjadi makrofag. Memiliki
granula sitoplasma yang berisi enzim hidrolase
asam, esterase dan sedikit peroksidase.. Fungsi
utama monosit dan makrofag adalah (i)
Pertahanan tubuh terhadap mikroba, (ii)
Gambar 8.8. Monosit
(Sumber: http://pediaa.com/difference- menghancurkan sel-sel yang rusak, telah tua dan
between-monocyte-and-macrophage/) mati (iii) aktif dalam kemotaksis dan nekrotaksis
(tarikan terhadap sel-sel yang mati), (iv) mengirim informasi antigen untuk limfosit, dan
(v) memproduksi interferon (agent anti virus).
Bila monosit telah memasuki jaringan tubuh, umumnya ia tidak kembali lagi ke
dalam system peredaran darah. Di dalam jaringan, monosit mengalami pematangan dan
diberi nama sesuai dengan tempat dimana ia menetap, misalnya histiosit di dalam
jaringan ikat, makrofag alveolar di dalam paru-paru, sel kuffer di dalam jaringan hati,
osteoklas di dalam jaringan tulang, sel mikroglia di dalam system saraf pusat, dan sel
Schwann di dalam sistim saraf perifer.

c) Eosinofil
Mengandung granula lisosom yang berisi
histamine, peroksidase, hidrolase asam. Kurang
lebih 1/3 histamin darah dibawah oleh eosinofil.
Eosinofil aktif pada tahap akhir imflamasi dan
mencerna kompleks antigen-antibodi. Selain itu
eosinofil juga aktif pada reaksi alergi dan infeksi
parasit. Pada keadaan tersebut terjadi
peningkatan jumlah eosinofil. Eosinofil berjumlah
kurang lebih 15% dari jumlah sel darah putih.

Gambar 8.9. Eosinofil


(Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bl
ausen_0352_Eosinophil_(crop).png)

329
d) Basofil
Granula yang dikandungnya buka
granula lisosom. Granula berisi histamine,
heparin atau senyawa-senyawa yang
menyerupai heparin. dari histamine darah
berada di dalam basofil. Fungsi basofil
belum banyak diketahui kecuali
partisipasinya di dalam reaksi alergi.

Gambar 8.10. Basofil


(Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:
Blausen_0352_Eosinophil_(crop).png)

e) Limfosit
Limfosit terdiri atas dua
kelompok besar yaitu limfosit T dan
limfosit B. Limfosit Bberumur
singkat sedangkan limfosit T
berumur panjang (2 10 tahun).
Fungsi utama limfosit adalah
bereaksi dengan antigen dan
(a) (b)
merangsang ke kebalan tubuh. Gambar 8.11. (a) Limfosit T (b) Limfosit B
(Sumber:
https://ko.wikipedia.org/wiki/%ED%8C%8C%EC%9D%BC:
Blausen_0625_Lymphocyte_T_cell_(crop).png)

3) Keping Darah
Di dalam darah, selain terdapat sel darah merah dan putih, juga dijumpai
keeping-keping darah (trombosit). Jumlah keeping-keping darah pada tubuh orang
dewasa kurang lebih 250.000/mm3. keeping darah berukuran kecil (diameter 2-4
mikron), tidak berinti dan bentuknya kurang teratur. Keping darah berperan dalam
pembekuan darah.
Bila dinding pembuluh darah robek, darah akan mengalir keluar dari dalam
pembuluh darah, kemudian mengalami pembekuan. Reaksi utama yang terjadi pada proses
pembekuan darah adalah perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Perubahan ini diatur oleh
enzim trombin yang disebut trombokinase. Dalam peredaran darah trombin berada
dalam bentuk protrombin (trombin tidak aktif). Pengaktifan protrombin dipengaruhi
oleh ion kalsium yang berasal dari jaringan luka, trombosit yang pecah dan komponen
darah itu sendiri. Protrombin dibentuk di dalam hati dan dipengaruhi oleh vitamin K.
Secara sederhana, mekanisme pembekuan darah adalah sebagai berikut: Bila terjadi
luka, trombosit akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Trombokinase, ion

330
kalsium dan vitamin K mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin mengubah
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.

Gambar 8.12. Keping keping darah (trombosit)


(Sumber: https://www.newyorker.com/tech/elements/the-blood-injections-that-
might-transform-orthopedics)

PIKIRKAN!!!
Diskusikan bersama teman kelas Anda!
Sel darah putih memiliki peranan dalam sistem imun tubuh. manakah dari 5
jenis sel darah putih yang berperan dalam sistem imun tubuh? Jelaskan!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

331
SAYA BELUM MENGERTI!

Setelah mambaca tentang komponen darah, tanyakan hal hal yang belum
Anda mengerti kepada teman atau dosen Anda!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

BIO LABORATORIUM

AKTIVITAS I
Mengamati Sel Darah Merah

A. Tujuan
Mempelajari struktur sel darah merah pada manusia dan hewan
B. Alat dan Bahan
Alat : mikroskop, bloog lancet, kapas bersih, alat disseksi.
Bahan : Alkohol 70%, metil violet, hematoksilin eosin, darah manusia,
mencit, ayam jantan, dan katak
C. Cara Kerja
I. Mengamati Sel Darah Merah Manusia
1. Bersihkan salah satu dari tiga ujung jari tengah Anda dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%. Biarkan alkohol mengering. Bersihkan pula blood
lancet dengan alkohol dan biarkan kering.
2. Atur panjang lancet sesuai yang Anda kehendaki (jangan terlalu
panjang/terlalu pendek), kemudian tempelkan ujungnya pada jari dan cepat
pijitlah tombol blood lancet sehingga lancet menusuk ujung jari Anda.
3. Hapus darah pertama yang keluar dari luka dengan kapas bersih. Biarkan
tetes darah berikutnya keluar dari luka dan teteskan di atas gelas objek.
4. Teteskan satu tetes larutan NaCl 0,8%, tetesi dengan metil violet. Biarkan
5 menit. Lepaskan kelebihan zat warna bila ada. Kemudian teteskan larutan
hematoksilin eosin. Biarkan selama 5 menit. Buang kelebihan zat warna.
5. Tutuplah sediaan Anda dengan kaca penutup. Amati preparat Anda dengan
menggunakan mikroskop dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat.
Gambarlah hasil pengamatan Anda.

332
BIO LABORATORIUM

II. Mengamati Sel Darah Merah Pada Mencit, Ayam Dan Katak
1. Untuk mencit: Gunakan kapas bersih dan alkohol 70%. Bersihkan ekor
mencit. Potonglah bagian ujung ekor dengan menggunakan pisau/silet tajam.
Darah pertama dibuang, dan darah berikutnya diteteskan di atas kaca
objek.
2. Untuk ayam: Gunakan kapas bersih dan alkohol 70%. Bersihkan jengger
ayam, lalu potonglah bagian ujung jengger dengan menggunakan pisau silet
yang tajam. Darah pertama dibuang, dan darah berikutnya diteteskan di
atas kaca objek.
3. Untuk katak: Gunakan kapas bersih dan alkohol 70%. Bersihkan kaki
belakang katak, lalu potonglah bagian jari kaki katak dengan menggunakan
gunting disseksi yang tajam. Darah pertama dibuang, dan darah berikutnya
diteteskan di atas kaca objek.
D. Pertanyaan
1. Apakah perbedaan dari keempat sel darah merah tersebut ?
2. Buatlah gambar dari masing-masing sel darah merah tersebut !

AKTIVITAS II
MENGHITUNG SEL DARAH
A. Tujuan
Mempelajari cara perhitungan jumlah sel darah putih & merah manusia.
B. Alat dan Bahan
Alat : bloog lancet, kapas bersih, pipet sel darah putih, hemasitometer,
mikroskop.
Bahan : alkohol 70%, larutan hayem, HCl 1%
C. Cara Kerja
I. Menghitung Sel Darah Putih
1. Bersihkan salah satu dari tiga ujung jari tengah Anda dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%. Biarkan alkohol mengering. Bersihkan pula blood
lancet dengan alkohol dan biarkan kering.
2. Atur panjang lancet sesuai yang Anda kehendaki (jangan terlalu
panjang/terlalu pendek), kemudian tempelkan ujungnya pada jari dan cepat
pijitlah tombol blood lancet sehingga lancet menusuk ujung jari Anda.

333
BIO LABORATORIUM
3. Bersihkan salah satu dari tiga ujung jari tengah Anda dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%. Biarkan alkohol mengering. Bersihkan pula blood
lancet dengan alkohol dan biarkan kering.
4. Atur panjang lancet sesuai yang Anda kehendaki (jangan terlalu
panjang/terlalu pendek), kemudian tempelkan ujungnya pada jari dan cepat
pijitlah tombol blood lancet sehingga lancet menusuk ujung jari Anda.
5. Hapus darah pertama yang keluar dari luka dengan kapas bersih. Biarkan
tetes darah berikutnya keluar dari luka.
6. Tempelkan ujung pipet sel darah putih pada darah diujung jari Anda,
kemudian hisap darah dengan pipet sampai batas skala 0,5 ml. Masukkan
ujung pipet ke dalam HCl 1% dengan cepat dan dengan hati-hati hisap HCl
1% tersebut ke dalam pipet sampai batas tanda 11.0.
7. Tutup ujung pipet dengan ibu jari, dan kocoklah pipet dengan posisi
horisontal selama 2-3 menit. Kemudian buang 2-3 tetes darah dari dalam
pipet
8. Pasang hemasitometer pada meja mikroskop dalam posisi mendatar, dan
dengan pembesaran 10x, fokuskan bidang pandang ke kotak perhitungan sel
darah merah.
9. Tunggu hingga darah di dalam fokus pandang tenang (tidak ada aliran),
kemudian lakukan perhitungan sel darah merah pada 5 daerah perhitungan
sel darah merah dan catat hasilnya.

II. Menghitung Sel Darah Merah


1. Langkah 1 s/d 3 sama dengan langkah pada cara menghitung sel darah putih.
2. Tempelkan ujung pipet sel darah merah pada darah diujung jari Anda,
kemudian hisap darah dengan pipet sampai batas skala 0,5. Segera
masukkan larutan Hayem ke dalam pipet hingga skala 101, kemuadian kocoki
selama 2-3 menit. Kemudian buang 2-3 tetes darah dari dalam pipet dengan
cara menghisapnya dengan menggunakan kertas hisap.
3. Pacang kaca penutup pada hemasitometer, kemudian teteskan darah dari
pipet ke batas antara hemasitometer dan kaca penutup. Jaga jangan
sampai tetesan darah terlalu banyak. Bila terjadi hal yang demikian, maka
cepat hisap darah tersebut dengan kertas hisap.
4. Pasang hemasitometer pada meja mikroskop dalam posisi mendatar, dan
dengan pembesaran 10x, fokuskan bidang pandang ke kotak perhitungan sel
darah merah.

334
BIO LABORATORIUM
5. Tunggu hingga darah di dalam fokus pandang tenang (tidak ada aliran),
kemudian lakukan perhitungan sel darah merah pada 5 daerah perhitungan
sel darah merah dan catat hasilnya.

D. Pertanyaan
1. Jumlah sel darah merah per mm3 darah dapat diperoleh dari mengalikan
jumlah sel darah merah hasil perhitungan di 5 daerah perhitungan dengan
10.000. Coba diskusikan dengan kelompok Anda, dari mana asalnya angka
10.000.
2. Selama melakukan praktikum, kesulitan apa yang Anda alami ?
3. Dari hasil pengematan Anda, apakah ada data atau kejadian yang berbeda
dengan teori ?. Bila ada, bahas mengapa dapat terjadi demikian !

AKTIVITAS III
MENGAMATI HEMOLISA DAN KRENASI PADA SEL DARAH

A. Tujuan
Menentukan konsentrasi NaCl yang tidak merusak sel darah merah
B. Alat dan Bahan
Alat : lancet, gelas obyek, kaca penutup, pipet, mikroskop.
Bahan : Alkohol 70%, darah manusia, larutan NaCl 0,4, 0,6, 0,8, dan 1,0%
C. Cara Kerja
1. Lakukan pengambilan darah seperti petunjuk sebelumnya.
2. Teteskan sedikit darah di atas kaca objek dan tambahkan beberapa tetes
larutan NaCl.
3. Amati dengan menggunakan mikroskop.
4. Ulangi percobaan di atas dengan konsentrasi larutan NaCl berturut-turut
0,4, 0,6, 0,8, dan 1,0%
D. Pertanyaan
1. Proses apakah yang menyebabkan darah membengkak pada larutan hipotonis
dan mengerut pada larutan hipotonis ?
2. Larutan NaCl manakah yang isotonis untuk darah Anda ?

335
BIO LABORATORIUM

AKTIVITAS IV
PEMBEKUAN DARAH

A. Tujuan
Mengamati terbentuknya fibrin pada darah
B. Alat dan Bahan
Alat : lancet, kaca kapiler.
Bahan : Alkohol 70%, darah manusia, zat warna metil violet
C. Cara Kerja
1. Bersihkan jari Anda dengan alkohol
2. Tusukkan jari Anda dengan lanset yang telah dipanaskan di atas lampu
spiritus.
3. Tempelkan pembuluh kaca kapiler (kurang lebih 6 cm) pada tetesan darah.
4. Dengan interval 1 menit, potonglah sedikit demi sedikit pembuluh kaca
kapiler tersebut sampai Anda melihat fibrin yang terbentuk.

D. Pertanyaan
1. Berapa waktu yang diperlukan darah Anda untuk membeku ?
2. Apakah waktu beku darah setiap orang sama ?
3. Faktor apakah yang mempengaruhi waktu beku darah seseorang ?
4. Jelaskan bagaimana proses terjadinya pembekuan darah.

336
b. Golongan Darah
Pada tubuh manusia dikenal ada tiga golongan darah utama yaitu golongan darah
ABO, golongan darah rhesusu, dan golongan darah sistem MN.
1) Golongan Darah Sistem ABO
Karl Landstainer (Austria, 1868-1947) merupakan penemu golongan darah
berdasarkan sistem ABO. Berdasarkan golongan darah sistem ABO, manusia
dikelompokkan men jadi 4 golongan, yaitu manusia dengan golongan darah A, B, AB, dan
O. Pengelompokan ini didasarkan atas adanya zat aglutinogen (antigen) A, B, A dan B,
atau sama sekali tidak mengandung aglutinogen di dalam sel darah merahnya. Selain itu
di dalam plasma darah manusia terdapat antibodi yang dikenal dengan nama aglutinin A
dan B. Ciri-ciri golongan darah setiap orang berdasarkan sistem ABO ditunjukkan pada
tabel 6.1.
Tabel 8.1. Ciri-ciri golongan darah berdasarkan sistem ABO
Golongan Sel Darah Merah Plasma darah
Darah Aglutinogen A Aglutinogen B Aglutinin A Aglutinin B
A Ada Tidak ada tidak ada ada
B tidak ada Ada ada tidak ada
AB Ada Ada tidak ada tidak ada
O tidak ada Tidak ada ada ada

Pada darah manusia yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen A, maka
pada plasma darahnya tidak boleh ada aglutinin A, demikian pula sebaliknya. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa seseorang yang bergolongan darah AB tidak memiliki
aglutinin A dan B di dalam plasma darahnya, dan sebaliknya pada orang yang bergolongan
darah O, di dalam plasma darahnya mengandung aglutinin A dan B. Pertemuan antara
aglutinin A dan aglutinogen A di dalam sebuah darah menyebabkan terjadinya koagulasi
darah atau penggumpalan. Namun perlu diingat bahwa pada peristiwa transfusi darah,
koagulasi darah lebih disebabkan oleh aglutinin dari darah resipien dibandingkan oleh
aglutinin darah donor. Hal ini disebabkan karena titer aglutinin darah donor mengalami
pengenceran di dalam plasma darah resipien. Berdasarkan kaidah tersebut, maka
golongan darah O dikenal sebagai donor universal dan golongan darah AB dikenal sebagai
resipien universal.

337
Gambar 8.13. Golongan darah AB0
(Sumber: http://google.com)

2) Golongan Darah Rhesus


Selain golongan darah sistem ABO, juga dikenal adanya golongan darah sistem
rhesus. Sesungguhnya selain aglutinogen A dan B, pada sel darah manusia masih terdapat
aglutinogen C, D dan E. Aglutinogen D merupakan aglutinogen yang cukup penting pada
transfusi darah. Bila seseorang di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen D,
maka orang tersebut dinamakan rhesus positif (Rh+). Di dalam plasma darah orang yang
bergolongan darah rh+, di dalam plasma darahnya tidak mampu membentuk anti D
sehingga anti D tidak ada. Namun bila orang yang rh- mendapatkan transfusi darah dari
orang yang rh+ maka orang yang bergolongan darah rh- dapat membentuk anti D.
Dalam kehidupan prenatal, fetus (bayi) di dalam rahim ibu memiliki sistem
peredaran darah yang terpisah dari sistem peredaran darah ibunya, namun keberadaan
plasenta memungkinkan terjadinya pelaluan berbagai subtansi yang berasal dari darah
ibu menuju ke sistem peredaran darah fetus atau sebaliknya. Pada kondisi normal, sel
darah merah tidak mampu berpindah dari peredaran darah ibu ke fetus atau sebaliknya.
Namun bila seorang ibu dengan rhesus negatif menerima transfusi darah dari orang yang
memiliki rhesus positif, maka di dalam plasma darah ibu dapat terbentuk anti D.

338
Andaikan ibu yang bersangkutan hamil dan bayi di dalam kandungannya memiliki darah
dengan rhesus positif, maka di dalam sel darah merah bayi terdapat aglutinogen D. Anti
D yang terdapat di dalam plasma darah ibu dapat bergerak melintasi plasenta dan
memasuki sistem peredaran darah fetus dan bertemu dengan aglutinogen D. Hal ini
menyebabkan terjadinya aglutinasi. Akibatnya bayi dapat mengalami kematian. Andaikan
bayi tersebut lahir hidup, maka ia akan menderita kekuningan yang berat yang dikenal
dengan nama Icterus Gravis Neonatorum.

BIO LABORATORIUM

AKTIVITAS V
MENGUJI GOLONGAN DARAH DARAH

A. Tujuan
Mempelajari cara mengidentifikasi golongan darah pada manusia.
B. Alat dan Bahan
Alat : bloog lancet, kapas bersih, gelas objek, tusuk gigi
Bahan : alkohol 70%, serum anti A, serum anti B
C. Cara Kerja
1. Siapkan kaca benda yang bersih, serum anti A, serum anti B, tuusk gigi,
lancet, alkohol 70% dan kapas
2. Ambil kaca benda, beri tnada A di sebelah kiri dan tanda B disebelah kanan.
Teteskan serum anti A di sebelah kiri dan serum anti B di sebelah kanan.
3. Bersihkan ujung jari Anda beserta lancet yang Anda akan gunakan dengan
alkohol 70%. Tusuk ujung jari Anda dengan lancet sampai keluar darah.
Hapus tetes darah pertama dengan kapas bersih, kemudian teteskan tetes
darah berikutnya satu tetes pada serum anti A dan satu tetes pada serum
anti B.
4. Segera aduk darah yang telah diteteskan pada anti serum tersebut dengan
tusuk gigi (masing-masing gunakan tusuk gigi baru). Amati terjadinya
penggumpalan darah (agflutinasi)
5. Bila pada A terjadi penggumpalan, sedangkan B tidak, maka golongan darah
Anda adalah A. Bila terjadi sebaliknya, maka golongan darah Anda adalah B.
Bila kedua-duanya terjadi penggumpalan maka golongan darah Anda adalah
AB. Bila tidak terjadi penggumpalan, maka golongan darah Anda adalah O.

339
3) Golongan Darah Tipe MN
K. Landsteiner dan p. Levine menemukan antigen baru yang dikenal sebagain
antigen M dan antigen N. Sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu
atau kedua antigen tersebut. Dengan menggunakan dua macam anti serum, sel darah
seseorang dapat ditentukan apakah eritrosit seseorang bereaksi dengan anti M serum,
anti N serum, atau anti m dan anti N serum.
Tabel 8.2. Reaksi Eritrosit Terhadap Anti Serum Pada Golongan Darah Sistem MN
Reaksi dengan Anti Serum
Antigen pada Eritrosit Golonhan Darah
Anti M Anti N
Hanya M + M
M dan N + + MN
Hanya N + N

PIKIRKAN!!!
Diskusikan bersama teman kelas Anda!
Golongan darah setiap orang berbeda
beda. Mengapa terjadi perbedaan pada
golongan darah tersebut? Mengapa ada
beberapa buku diet yang dibuat
berdasarkan perbedaan golongan darah ?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

SAYA BELUM MENGERTI!

Setelah mambaca tentang golongan darah, tanyakan hal hal yang belum
Anda mengerti kepada teman atau dosen Anda!
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
c. Alat Peredaran Darah

340
1) Jantung
a) Morfologi/Anatomi Jantung
Jantung merupakan suatu pompa berdenyut yang terletak di dalam rongga dada
agak ke sebelah kiri dan diapit oleh paru-paru di belakang tulang dada. Ukuran jantung
kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa dengan berat berkisar 300g. Jantung
merupakan modifikasi dari pembuluh darah. Dindingnya terdiri atas tiga lapis berturut-
turut dari dalam keluar, yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium. Endokardium
dibangun oleh endotelium dan jaringan elastin, miokardium merupakan lapisan otot
jantng yang tebal, dan epikardium terdiri atas jaringan ikat dan mesotelium.

Gambar 8.14. Morfologi jantung manusia


(Sumber: http://google.com)

Bagian dalam jantung dipisahkan menjadi bagian kiri dan kanan oleh septum.
Jantung manusia terdiri atas empat kamar yaitu, (i) serambi kanan, merupakan ruang
yang berfungsi menampung darah dari seluruh tubuh dan mengalirkan darah ke ventrikel
kanan (ii) serambi kiri, merupakan ruangan yang menampung darah dari paru-paru dan
mengalirkan darah ke ventrikel kiri (iii) bilik kanan, merupakan ruangan jantung yang bila
berkonstraksi akan menimbulkan tekanan yang mendorong atau memompa darah menuju
ke sistem peredaran darah paru-paru, (iv) bilik kiri, ruang jantung yang bila berkontraksi
akan menimbulkan tekanan yang mendorong atau memompa darah menuju sistem
peredaran darah sistemik (peredaran darah panjang atau peredaran darah besar).
Serambi (atrium) memiliki dinding yang tipis, terletak pada bagian atas, sedangkan bilik

341
(ventrikel) mempunyai dinding yang tebal, terletak pada bagian bawah. Jantung
mempunyai katup yang mengarahkan aliran darah dan mencegah kembalinya aliran darah.
Katup yang terletak di antara atrium dan ventrikel disebut katup atrioventrikular.
Katup atrioventrikular pada bagian kanan disebut katup trikuspid sebab mempunyai tiga
penutup (flap), dan katup pada atrioventrikular kiri disebut katup bikuspid (mitral),
karena mempunyai dua penutup. Katup-katup ini ditunjang oleh suatu tenunan yang
berbentuk seperti tali-tali halus yang kuat yang disebut chorda tendinea. Di antara
ventrikel dan arteri pulmonalis, terdapat katup semilunar paru-paru.

Gambar 8.15. Anatomi jantung manusia


(Sumber: http://google.com)
Bila tekanan di dalam atrium lebih besar dari pada tekanan di dalam ventrikel,
maka katup-katup terbuka ke arah ventrikel, dan akan menutup bilamana tekanan di
dalam ventrikel lebih besar daripada atrium, yaitu selama ventrikel berkontraksi
(sistole). Pada waktu dinding ventrikel berkontraksi, tekanan di dalam ruang ventrikel
lebih besar daripada di dalam atrium, sehingga katup atrioventrikularis didorong ke arah
atrium dan chorda tendinea akan menahan katup agar tidak terlalu jauh masuk ke
dalam ruang atrium sehingga lubang atrioventrikularis tertutup dengan baik.

342
b) Siklus Jantung

Gambar 8.16. Siklus Jantung. (a) Jika jantung relaksasi, atrium dan ventrikel terisi penuh oleh darah, (b)
Jika atrium berkontraksi, ventrikel relaksasi dan dipenuhi dengan darah (c) Jika ventrikel berkontraksi,
katup artrioventrikular menutup, katup semilunar terbuka.
(Sumber: http://google.com)

Di dalam tubuh, mula-mula kontraksi bagian atrium jantung akan mendorong


darah masuk ke dalam ventrikel melalui lubang atrioventrikularis yang berkatup.
Kemudian, akan diikuti oleh diastole atrium. Karena tekanan di dalam atrium menjadi
kecil daripada tekanan darah di vena cava dan vena pulmonalis, maka darah dari vena-
vena tersebut masuk ke dalam atrium. Bersamaan dengan permulaan diastole atrium,
ventrikel bersistole. Kontraksi dinding ventrikel ini menyebabkan tekanan darah di
dalam ventrikel naik melebihi tekanan darah di dalam atrium menyebabkan katup
artrioventrikularis menutup, dan kemudian diikuti oleh terbukanya katup semilunaris
pada saat tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan darah arteri-arteri (aorta dan
arteri pulmonalis). Darah di dorong masuk ke dalam sistem arteri tersebut. Kontraksi
(sistole) ventrikel diikuti diastole ventrikel, yang akan menyebabkan tertutupnya katup
semilunaris dan mulai terbukanya katup-katup artrioventrikularis. Darah akan mengalir
dengan cepat dari atrium ke ventrikel pada saat atrium berkontraksi dan seterusnya
proses itu disebut siklus jantung dan terjadi berulang-ulang.

343
2) Pembuluh Darah
Pada sistem peredaran darah, pembuluh darah dibagi atas menjadi arteri,
arteriol, kapiler, venula, dan vena. Arteri adalah pembuluh darah yang berperan dalam
menyalurkan darah ke seluruh jaringan tubuh. Arteriol adalah pembuluh darah yang
berperan dalam mendistribusikan atau membagi-bagi darah ke berbagai alat-alat tubuh.
Kapiler adalah pembuluh darah tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan
cairan jaringan Venula adalah pembuluh darah yang menampung darah dari kapiler dan
mengalirkannya ke pembuluh darah vena. Vena adalah pembuluh darah yang berperan
menampung darah dari seluruh tubuh melalui venula dan mengalirkannya kembali ke
jantung.

Gambar 8.17. (a) Arteri, (b) kapiler, (c) Vena


(Sumber: McGraw-Hill Ryerson)

Tabel 8.3. Perbandingan antara Arteri dan Vena


No Arteri Vena
1. Menjauhi jantung Menuju jantung
2. Darah yang diangkut umumnya kaya Darah yang diangkut umumnya kaya
dengan oksigen, kecuali arteri karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis
pulmonalis

3. Letak pembuluh darah agak ke dalam Letak pembuluh darah lebih ke permukaan
4. Aliran darah kuat, dan bila pembuluh Aliran darah lemah dan darah tidak
darah luka, maka darah memancar memancar bila pembuluh luka
ke luar

344
5. Dinding pembuluh darah tebal dan Dinding pembuluh darah tipis dan elastis
agak kaku.

Gambar 8.18. Perbandingan struktur arteri, vena dan arteri


(Sumber: http://google.com)

d. Mekanisme Peredaran Darah


Sisi kanan jantung mengirimkan darah ke paru-paru dan sisi kiri jantung
mengirimkan darah ke seluruh tubuh. Secara umum ada dua siklus darah yaitu (i) darah
dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung dikenal dengan nama peredaran darah
paru-paru (peredaran darah kecil) dan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
kembali ke jantung dikenal dengan nama peredaran darah sistemik (Peredaran darah
besar atau peredaran darah panjang). Sisi kanan jantung memompa pertama untuk
memulai sirkulasi dan sisi kiri jantung memompa yang kedua. Jadi jantung merupakan
pompa ganda. Ventrikel kiri memompakan darah ke seluruh tubuh. Oleh sebab itu, ia
memiliki dinding yang lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan.
Aliran darah yang miskin oksigen dan kaya CO2 masuk ke atrium kanan melalui
vena kava superior dan vena kava inferior. Kontraksi atrium kanan memaksa darah
melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan. Ventrikel kanan memompa darah melalui

345
katup semilunar paru-paru (katup
pulmonari) menuju trunkus pulmonaris.
Trunkus pulmonalis bercabang dua
membentuk arteri pulmonalis yang
membawa darah ke paru-paru.
Dari paru-paru, darah yang kaya
oksigen dan miskin CO2 masuk ke atrium
kiri melalui vena pulmonalis. Kontraksi
atrium kiri memaksa darah melalui
katup bikuspid masuk ke ventrikel kiri.
Ventrikel kiri memompa darah melalui
katup semilunar (katup aortiksemilunar)
ke dalam aorta. Aorta mengirimkan
darah ke seluruh jaringan tubuh.
Cabang-cabang yang pertama dari aorta
terdapat tepat di dekat katup
semilunar aortik.
Darah masuk ke dalam arteri
pulmonalis yang langsung bercabang-
cabang menjadi cabang kanan dan kiri
yang masing-masing menuju paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Arteri-arteri
Gambar 8.19. Peredaran darah paru-paru dan sistemik.
ini bercabang-cabang pula sampai Darah tidak dapat Berpindah dari Sisi Kanan jantung
membentuk arteriol. Arteriol-arteriol Menuju Sisi Kiri Jantung Tanpa Melewati Paru-paru.
memberi darah ke anyaman kapiler di (Sumber: Mader)

dalam paru-paru. Di sinilah darah


melepaskan CO2 dan mengambil persediaan oksigen. Anyaman kapiler di dalam paru-paru
akan ditapis oleh pembuluh darah yang disebut venul, yang berfungsi sebagai saluran
anak dari vena pulmonalis. Ada empat vena pulmonalis. Dua dari setiap paru-paru
membawa darah yang kaya oksigen (darah oksi) ke atrium kiri jantung. Ini merupakan
bagian sistem sirkulasi yang dikenal dengan sistem sirkulasi pulmonal (peredaran darah
paru-paru).
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup biskupid.
Kontraksi ventrikel akan menutup katup biskupid dan membuka katup aortik pada lubang
masuk aorta. Cabang-cabang yang pertama dari aorta terdapat tepat di dekat kutup
aortik. Dua lubang menuju ke arteri-arteri koroner kanan dan kiri yang memberi darah
ke jantung itu sendiri.
Meskipun arteri-arteri timbul di bagian aorta yang masih ada di dalam massa
jantung, arteri-arteri ini ke luar langsung ke permukaan jantung, menyilang ke belakang

346
pada jantung tersebut. Arteri-arteri ini menuju ke arteriol-arteriol yang selanjutnya
memberikan darah ke anyaman kapiler yang menembus ke seluruh bagian jantung.
Kapiler-kapiler ini ditapis oleh venul-venul yang menuju ke vena koroner yang bermuara
ke atrium kanan. Sistem sirkulasi bagian ini disebut sistem koroner. Hal ini sangat
penting, sebab kenyataannya otot-otot jantung harus mempunyai persediaan oksigen
yang cukup dan berkesinambungan, agar dapat berdenyut secara terus-menerus.
Gangguan pada sistem koroner berpengaruh secara langsung pada jantung dan dapat
berakibat fatal. Dalam tahun 1976 kira-kira 38% dari semua kematian di Amerika
Serikat, disebabkan penyakit jantung.

Gambar 8.20. Pembuluh Darah Pada Sistem Peredaran Darah Paru-paru dan Sistemik
(Sumber: Mader) 347
Peredaran darah sistemik disebut juga peredaran darah panjang karena lintasan
aliran darahnya panjang, dimulai dari bilik jantung kiri sampai di serambi jantung kanan.
Peredaran darah sistemik dimulai dari konstraksi bilik jantung kiri yang mengakibatkan
darah bergerak atau mengalir ke aorta. Dari aorta, darah akan mengalir melalui arteri,
arteriol, dan kapiler dari semua jaringan tubuh. Dari kapiler jaringan tubuh, darah akan
dialirkan kembali ke serambi jantung kanan. Peredaran darah sistemik terdiri atas dua
jaringan komunikasi, yaitu jaringan arteri dan jaringan vena yang dihubungkan dengan
kapiler. Kegunaan peredaran darah sistemik adalah untuk membawa oksigen dan zat
makanan ke seluruh jaringan tubuh dan mengambil zat ampas untuk dikeluarkan.
Darah mengalir karena kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi ventrikel kiri.
Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi dipindahkan melalui dinding otot yang
elastis dari seluruh sistem arteri. Meskipun pada saat jantung kendur (diastole),
tekanan tetap ada pada sistem arteri. Bila jantung berkontraksi (sistole), tekanan
meningkat.
Pengukuran tekanan darah merupakan petunjuk klinis yang umum. Pengukuran ini
selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80 mmHg. Angka dari pembilang
tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Angka pembilang merupakan
tekanan darah selama diastole dan angka penyebut merupakan tekanan darah selama
sistole. Meskipun tekanan darah, dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada
orang tertentu, tekanan yang terus-menerus tinggi, mungkin merupakan suatu gejala
atau sebab dari berbagai penyakit.
Bila suatu arteri dilukai, darah tersebut ke luar karena tekanan yang dihasilkan
oleh ventrikel kiri dan dapat berakibat pendarahan yang parah. Untunglah arteri-arteri
cenderung terletak agak lebih dalam di jaringan badan daripada vena, sehingga tidak
begitu mudah rusak. Tetapi bila seandainya perdarahan arteri terjadi dengan parah,
maka perlulah untuk menekan tempat di sisi robekan yang terdekat dengan jantung.

e. Kelainan dan Gangguan pada Sistem Peredaran Darah


Beberapa kelainan dan gangguan pada darah dan sistem peredaran darah dapat
terjadi, baik yang bersifat genetis maupun yang non genetis. Ada sejumlah kalainan atau
gangguan pada darah dan sistem peredaran darah, yaitu hemofili, anemia, leukemia,
hipertensi, icterus gravis neonatorum, varises,wasir, dan arterioklorosis.

1) Hemofili
Hemofili merupakan penyakit keturunan dimana darah yanng keluar dari pembuluh
darah sulit membeku. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya pada proses pembekuan
darah ada sejumlah faktor yang terlibat. Salah satu diantaranya adalah faktor
antihemofili. Faktor antihemofili diperlukan untuk pembentukan aktifator protrombin

348
dari komponen-komponen darah. Hemofili merupakan penyakit yang diturunkan secara
genetis.

Gambar 6.21. Penderita hemofili


(Sumber: http://google.com)

2) Leukimia
Leukemia biasa disebut kanker darah. Pada p[enderita leukemia, jumlah seldarah

Gambar 8.22. Sel darah penderita leukimia


(Sumber: http://www.wikiwand.com/en/Leukemia)

putih jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah normalnya disebabkan karena
pembelahannya tidak terkendali. Selain itu sel darah putih juga bersifat ganas sehingga
menyerang sel-sel darah putih.

349
3) Anemia

Gambar 8.23. Sel darah penderita anemia


(Sumber: http://google.com)

Anemia merupakan penyakit kekurangan darah. Ada sejumlah faktor yang


menjadi penyebab anemia, antara lain kekurangan hemoglobin di dalam sel darah merah
maupun zat besi dan vitamin B12. Selain itu juga dapat disebabkan karena seseorang
menderita penyakit, misalnya penyakit malaria atau karena mengalami luka yang
menyebabkan terjadinya perdarahan yang hebat.

4) Arterioklorosis
Merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pengerasan pada pembuluh nadi.
Pengerasan pembuluh nadi dapat terjadi karena adanya timbunan lemak, khususnya
kolesterol dan endapan zat kapur.

350
Gambar 8.24. Arterioklorosis
(Sumber: McGraw-Hill Ryerson)

5) Varises
Varises disbebakan karena pembuluh vena mengalami pelebaran. Hal ini biasanya
dijumpai pada betis. Bila pelebaran terjadi pada vena dekat anus, disebut ambeien atau
hemoroid atau wasir.

Gambar 8.25. Varises


(Sumber: http://onlinehealth.wiki/beauty/varicose-veins-causes )

351
2. Sistem Limfa
Sistem peredaran limfa sangat erat hubungannya dengan sistem peredaran
darah sebab sistem ini terdiri atas pembuluh-pembuluh yang mengambil kelebihan cairan
jaringan dan mentraspornya ke aliran darah. Cairan jaringan yaitu cairan yang
mengelilingi sel. Pembengkakan lokal akibat kelebihan cairan jaringan, yang tidak
ditampung oleh sistem limf dinamakan edema. Sistem limfatik adalah suatu sistem yang
dimulai dari jaringan dan bermuara ke dalam sistem peredaran darah.

Gambar 8.26. Sistem limfa pada manusia


(Sumber: http://google.com)

352
Pada tubuh manusia,
pembuluh limfa terdiri atas
pembuluh limfa kanan dan
pembuluh limfa kiri. Pembuluh
limfa kanan mengumpulkan limfa
yang berasal dari daerah jantung,
dada, paru-paru, kepala, leher, dan
lengan atas. Akhirnya, limfa masuk
ke vena di bawah selangka kanan.
Pembuluh limfa kiri mengumpulkan Gambar 8.27. Keterkaitan antara pembuluh darah dan limfa
(Sumber: http://google.com)
limfa pada bagian tubuh sebelah
kiri dan bagian bawah tubuh. Pembuluh limfa memiliki kemiripan dengan pembuluh darah,
termasuk adanya kapiler, vena, dan berbagai macam katup. Sistem peredaran limfa
berfungsi untuk pengangkutan lipida hasil pencernaan makanan.

Gambar 8.28. Pembuluh lifa berhubungan erat dengan pembuluh darah


(Sumber: McGraw-Hill Ryerson)

Sistem limfa merupakan suatu sistem sirkulasi yang dimulai dengan kapiler limfa
di dekat kapiler pembuluh darah dan membawa cairan yang berdifusi dari kapiler. Sekali
cairan jaringan memasuki pembuluh limfa, maka cairan tersebut dinamakan limfa. Limfa
juga mengandung limfosit, suatu tipe sel darah putih. Beberapa limfosit menghasilkan
antibodi, protein yang mampu berkombinasi dengan antigen, misalnya protein bakteri dan
virus yang menyebabkan penyakit, dan selanjutnya nodus limfa membantu melawan
sumber infeksi tersebut. Disepanjang pembuluh limfa terdapat beberapa kelenjar limfa,
terutama pada kelenjar paha, ketiak, dan leher. Kelenjar limfa berperan untuk
menghasilkan sel darah putih khususnya limfosit B dan T. Sel-sel limfosit B akan menjadi
sel plasma yang kelak menghasilkan antibodi.

353
C. SISTEM TRANSPORTASI HEWAN
1. Mekanisme Pengangkutan Sederhana
Mikroorganisme dan hewan kecil tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan
yang khusus. Difusi, pengangkutan aktif, dan aliran sitoplasma cukup menjamin setiap
bagian tubuhnya untuk mendapat bahan-bahan yang dibutuhkannya. Vakuola makanan
terbentuk di dalam amuba, diedarkan oleh aliran sitoplasma di seluruh sel. Sementara
terjadi pencernaan makanan yang terdapat di dalamnya, molekul-molekul makanan yang
telah dicerna, kemudian secara difusi atau oleh pengangkutan aktif masuk ke dalam
sitoplasma.
Suatu hewan serumit planaria dapat hidup tanpa adanya sistem sirkulasi yang
sesungguhnya. Pada planaria meskipun ada sejumlah kecil cairan yang membasahi organ-
organ interna, satu-satunya aliran yang terjadi ialah yang diakibatkan oleh gerakan
pengerutan dan pembesaran badan secara acak. Bentuk planaria yang sederhana
menyebabkan tak perlu mempunyai suatu sistem khusus untuk mengangkut oksigen dan
karbon dioksida. Keharusan pengangkutan secara ekstensif bahan makanan yang telah
dicerna ditiadakan oleh ruang gastrovaskular yang sangat bercabang-cabang. Pencernaan
pada planaria terjadi secara intrasel dan tidak ada bagian dari bahan terletak jauh dari
sel-sel endosit yang melapisi ruang gastrovaskular dan hal ini cukup untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.

2. Sistem Peredaran Terbuka pada Belalang


Mewakili peredaran darah terbuka, pada belalang darah tidak selalu berada di
dalam pembuluh darah. Darah di dalam pembuluh darah selanjutnya memasuki rogga
badan. Sistem yang demikian dikenal sebagai suatu sistem sirkulasi terbuka. Volume
darah yang dibutuhkan bagi sistem yang demikian diperlukan untuk dasar praktis karena
reduksi rongga badan yang mencolok. Rongga badan yang mengecil ini disebut homosoel.
Efisiensi aliran dan pembagian darah ini dipelihara dengan adanya pembagian homosoel
menjadi kamar-kamar yang disebut sinus.

Gambar 8.29. Sistem transportasi belalang


(Sumber: McGraw-Hill Ryerson)

354
Pada belalng, bagian sistem yang tertutup itu terbatas pada sebuah jantung
pembuluh yang panjang dan aorta yang terdapat di sebelah dorsal. Jantung memopa
darah ke dalam sinus-sinus dari homosoel yang merupakan tempat terjadinya pertukaran
bahan-bahan. Gerakan otot-otot badan yang dikoordinasi secara berangsur-angsur
mengembalikan darah ke sinus dorsal menuju jantung
Pada belalang pertukaran oksogen dan karbon dioksida dilakukan dengan sistem
trakea. Darah tidak berperan dalam proses ini. Malahan dalam darah belalang tidak
mengandung pigmen pembawa oksigen. Pada hewan-hewan seperti belalang dan serangga
lainnya, sistem pertukaran gasnya benar-benar tak tergantung pada sistem sirkulasi dan
persyaratan untuk sistem sirkulasi jauh lebih sederhana daripada hewan-hewan (seperti
cacing tanah) dimana fungsi-fungsinya tergabung.

3. Sistem Peredaran Darah Tertutup pada Cacing Tanah


Cacing mempunyai suatu sistem sirkulasi untuk transpor bahan-bahan yang
efisien. Hal ini disebabkan karena adanya (i) suatu cairan tempat terlarutnya bahan-
bahan yang diangkut, (ii) suatu sistem pembuluh atau saluran tempat cairan mengalir,
(iii) suatu pompa untuk mengatur aliran cairan, (iv) organ khusus untuk melangsungkan
pertukaran antara cairan dan lingkungan eksterna. Ini meliputi organ-organ (seperti
kulit dan usus) yang menambahkan bahan-bahan ke dalam cairan dan organ-organ seperti
kulit (dan organ ekskresi) yang membersihkan bahan-bahan dari cairan dan
membuangnya kembali ke lingkungan eksterna.

Gambar 8.30. Sistem transportasi cacing tanah


(Sumber: McGraw-Hill Ryerson)

Pada cacing tanah cairan yang beredar adalah darah. Ini biasanya berupa larutan yang
mengandung gas, gula, asam amino, garam dan banyak molekul-molekul dan ion-ion lainnya
yang memegang peranan dalam metabolisme. Efisiensi darah cacing sebagai medium
pengangkutan oksigen meningkat dengan adanya pigmen darah berupa hemoglobin.
Hemoglobin cacing tanah tidak terdapat dalam sel-sel darah merah seperti hemoglobin
manusia, tetapi benar-benar larut di dalam plasma darah.

355
Darah cacing tanah diedarkan oleh sistem pembuluh darah, tetapi darah ini hanya
melakukan fungsi pertukaran bahan-bahan dengan sel-sel pada saat melalui kapiler.
Karena darah selalu beredar dalam sistem pembuluh-pembuluh darah itu, kita katakan
bahwa cacing tanah mempunyai suatu sistem tertutup. Pompa yang mendesak darah
mengalir ke kapiler-kapiler terdiri atas lima pasang lengkung aorta Kontraksi otot dan
dinding lengkung aorta mendesak darah mengalir ke dalam pembuluh darah ventral.
Pembuluh darah ventral mengangkut darah ke arah belakang dan mengalirkan darah ke
suatu sistem pembuluh darah yang lebih kecil dan rumit. Dan berakhir dalam kapiler-
kapiler. Di dalam kapiler terjadi pertukaran antara organ pertukaran dan darah dan
antara darah dan jaringan. Setelah melalui daerah-daerah kapiler, darah menuju ke
sistem pembuluh kedua yang menuju ke pembuluh darah dorsal. Selanjutnya darah
kembali ke lengkung aorta di ujung depan dari cacing.

4. Sistem Peredaran Darah pada Ikan


Jantung ikan terdiri atas dua ruangan yaitu 1 atrium dan 1 ventrikel. Antara
atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah.
Darah dari seluruh tubuh mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium.
Dari atrium darah masuk ke ventrikel menuju conus arteriosus. Dari conus arteriosus
darah mengalir ke aortaventralis menuju insang. Pada insang terjadi pertukaran CO2 dan
O2. Darah yang kaya oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Melalui vena cava, darah kembali
ke sinus venosus untuk selanjutnya memasuki jantung.

Gambar 8.31. Sistem Peredaran darah ikan


(Sumber: Glencoe Science Biology)

356
Pada saat jantung relaksasi, darah
dari atrium mengalir ke ventrikel yang
berdinding tebal. Kontraksi ventrikel
yang kuat mendesak darah ke luar
menuju kapiler darah yang terdapat di
insang. Dari insang, darah mengalir ke Laba laba laut menggunakan ususnya
untuk memompa darah yang mengikat
seluruh tubuh. Kemudian darah kembali
oksigen dan diedarkan keseluruh
ke jantung. Sehingga peredaran darah tubuhnnya. Usus laba laba laut
pada ikan disebut sistem peredar an bercabang hingga kekaki dan mengisi
darah tertutup karena selamam proses ruang disemua bagian tubuh layaknya
pembuluh darah manusia. Hal ini
peredarannya darah mengalir di dalam
dikarenakan jantung berdetak lemah
pembuluh darah. sehingga tidak mampu memompa darah
keseluruh tubuh.

5. Sistem Peredaran Darah Pada


Katak
Jantung katak terdiri dari tiga
kamar utama, dua atrium (kiri dan kanan)
dan sebuah ventrikel. Darah dari jaringan
atau organ-organ tubuh melalui vena
masuk ke sinus venosus. Selanjutnya
darah masuk ke dalam dalam atrium kanan.
Darah dari atrium kanan masuk ke dalam
ventrikel dan dipompakan masuk ke dalam
paru-paru, melalui arteri pulmonalis. Di
dalam paru-paru terjadi pertukaran O2
dan CO2. Darah yang kaya akan oksigen
yang berasal dari paru-paru dialirkan ke
atrium sebelah kiri melalui vena Gambar 8.32. Sistem Peredaran darah katak
pulmonalis. Darah dari kedua atrium (Sumber: Glencoe Science Biology)
tersebut mengalir kembali ke ventrikel.
Kontraksi ventrikel ini mendesak darah ke conus arteriosus menuju aorta. Dari dari

357
aorta diedarkan ke seluruh tubuh dan kembali ke sinus venosus untuk selanjutnya masuk
ke atrium kanan. Walaupun hanya memiliki satu ventrikel, namun disini percampuran
antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen hanya sedikit, sebab ventrikel
masih terbagi menjadi kamar-kamar kecil yang cenderung mengurangi percampuran tadi.

BIO LABORATORIUM
AKTIVITAS VI
MENGAMATI ALIRAN DARAH

A. Tujuan
Mempelajari aliran darah pada kecebong dan selaput renang kaki belakang
katak sawah.

B. Alat dan Bahan


Alat : gelas piala, cawan petri, mikroskop
Bahan : larutan uretan 2% dan 25%, larutan ringer atau larutan salin,
kecebong, katak sawah

C. Cara Kerja
I. Mengamati aliran darah pada ekor kecebong
1. Masukkan beberapa ekor kecebong ke dalam gelas piala yang berisi larutan
uretan 2%. Tunggu sampai kecebong tersebut tidak sadar
(narcotized/terbius).
2. Pindahkan seekor kecebong yang telah terbius ke dalam cawan petri yang
berisi sedikit air.
3. Amati dengan menggunakan mikroskop pembuluh darah pada ekor kecebong
yang tampak transparan. Perhatikan aliran darah pada pembuluh-pembuluh
tersebut.
4. Gambar sebagian pembuluh darah yang aklian amati

358
BIO LABORATORIUM
II. Mengamati aliran darah pada kaki belakang katak sawah
1. Suntikkan larutan uretan 25% ke dalam kantung-kantung limfa pada bagian
ventral tubuh katak (dosis 0,1 ml/7 g berat badan )
2. Setelah terbius, rentangkan katak tersebut di atas papan berlubang.
3. Rentangkan selaput renang pada jari kaki belakang di atas lubang ( jangan
menggunakan penjepit pada kaki untuk mencegah terhampatnya aliran darah
4. Amati aliran darah dengan menggunakan mikroskop pembesaran lemah.
5. Basali selaput renang katak sawah dengan larutan inger atau larutan salin
yang dipanaskan (kurang lebih 300C). Perhatikan pengaruhnya terhadap
jalannya aliran darah.
D. Pertanyaan
1. Dapatkan Anda membedakan antara arteri, vena, arteriol, kapiler dan
venula ?
2. Perhatikan kecepatan aliran darah di dalam arteriol, kapiler dan venula.
Dalam pembuluh darah yang mana kecepatan aliran darah konstan dan yang
mana yang tidak konstan.

6. Peredaran Darah Pada Reptil dan Burung


Reptil memiliki sistem peredaran darah yang serupa dengan amfibi. Kebanyakan
reptil memiliki dua atrium terpisah dan satu ventrikel yang terbagi sebagian oleh septum
yang tidak sempurna. Namun buaya memiliki jantung yang terdiri atas 4 ruang yaitu
atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Darah dari seluruh tubuh
melalui vena masuk ke dalam sinus venosus. Dari sinus venosus darah mengalir masuk ke
atrium kanan, dan dari atrium kanan darah masuk ke dalam ventrikel kanan. Melalui
arteri pulmonalis, darah dari ventrikel kanan dipompa masuk ke dalam paru-paru. Di
paru-paru terjadi pertukaran O2 dan CO2. Darah yang kaya oksigen kemudian dialirkan
ke atrium kiri melalui vena pulmonalis, dan dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri untuk
selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Darah dari berbagai jaringan kembali ke atrium
kanan melalui pembuluh vena.

359
Gambar 8.33. Sistem Peredaran
darah reptil
(Sumber: Glencoe Science Biology)

Peredaran darah pada reptil sangat mirip dengan peredaran darah pada burung.
Burung juga memiliki empat bilik jantung. Memiliki dua ventrikel menjaga darah yang
membawa O2 dan CO2 terpisah dan membuat peredaran darah darah beroksigen lebih
efisien. Atrium kiri menerima darah dari paru-paru. Darah ini dipompa ke ventrikel kiri
dan menuju ke seluruh tubuh. Darah yang kembali dari tubuh dikirim ke atrium kanan,
kemudian bergerak ke ventrikel kanan dan menuju ke paru-paru di mana akan terjadi
difusi O2 dan CO2. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

Gambar 8.34. Sistem Peredaran darah aves


(Sumber: Glencoe Science Biology)

360
BIO LABORATORIUM

AKTIVITAS VI
MENGAMATI STRUKTUR SEL DARAH KATAK

A. Tujuan
Mempelajari struktur sel darah katak sawah.

B. Alat dan Bahan


Alat : gelas piala, cawan petri, mikroskop
Bahan : larutan uretan 2% dan 25%, larutan ringer atau larutan salin,
kecebong, katak sawah

C. Cara Kerja
I. Mengamati aliran darah pada ekor kecebong
1. Taruhlah setetes darah katak di atas gelas objek
2. Tambahkan 1-3 teteslarutan NaCl 0,6%
3. Tutuplah dengan kaca penutup, dan amatilah dengan menggunakan mikroskop
cahaya
4. Gambarlah hasil pengamatan kalian

D. Pertanyaan
1. Bagaimana bentuk sel darah katak yang kalian amati ?
2. Dapatkah kalian mengamati inti sel darah katak ? Jelaskan!

361
RUANG RANGKUM
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

362
RUANG PETA KONSEP
Setelah anda membaca sistem peredaran darah, buatlah peta konsep.
Caranya, daftarkanlah kata-kata atau konsep penting. Selanjutnya hubungkan
konsep yang satu dengan yang lain dengan menggunkan preposisi.

363
RUANG ISTILAH
PENTING
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

364
REVIEW
PENGETAHUAN
Bagian ini berfugsi untuk mereview pengetahuan anda setelah mempelajari
buku ajar di rumah. Anda di minta untuk menjawab pertayaan-pertayaan
berdasarkan hasil bacaan Anda. Review pengetahuan mengharapkan jawaban yang
akan menjadi dasar bagi anda untuk berpikir pada tingkat yang lebih kompleks.
1. Jelaskan proses berlangsungnya siklus jantung!
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

2. Tuliskan minimal 5 perbedaan antara arteri dan vena.


No. Arteri Vena
1.

2.

3.

4.

5.

3. Jelaskan pengertian tekanan darah 80/120!


__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

365
REVIEW
PENGETAHUAN
4. Perhatikan gambar berikut ini. Lengkapilah dengan keterangan !

Gambar jantung reptil.


__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

5. Perhatikan gambar berikut ini. Lengkapilah dengan keterangan !

Gambar jangtung aves.


__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

366
Evaluasi
PILIHAN GANDA
Berikah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !
1. Sistem transportasi pada manusia terdiri atas .
a. Sistem peredaran darah d. Darah dan pembuluh darah
b. Sistem peredaran limfe e. a dan b benar
c. Sistem golongan darah ABO

2. Darah, pembuluh darah dan jantung merupakan komponen dari .


a. Sistem peredaran d. Sistem peredaran darah
b. Sistem sirkulasi e. Sistem peredaran limfe
c. Sistem transportasi

3. Berikut ini yang merupakan fungsi dari sistem peredaran adalah .


a. Mengangkut zat makanan ke seluruh jaringan tubuh
b. Mengangkut sisa-sisa metabolisme yang ada pada ginjal
c. Mengangkut O2 dari jaringan tubuh ke alat-alat pernafasan
d. Mengangkut CO2 dari alat-alat pernafasan ke jaringan tubuh
e. Mengangkut hormone ke seluruh tubu

4. Komponen sel-sel darah yang paling banyak di jumpai di dalam sistem peredaran
darah adalah .
a. Sel darah putih d. Leukosit
b. Sel darah merah e. Granulosit
c. Thrombosit

5. Komponen darah yang paling banyak dijumpai di dalam sistem peredaran adalah .
a. Plasma darah d. Air
b. Sel-sel darah e. Protein
c. Hormon

6. Protein plasma darah yang paling penting di dalam darah adalah .


a. Albumin, serum, dan globulin
b. Albumin, serum, dan fibrinogen

367
c. Fibrinogen, hemoglobin dan globulin
d. Albumin, globulin dan fibrinogen
e. Fibrinogen, hemoglobin, albumin

7. Hemoglobin pada darah dijumpai pada .


a. Sel-sel darah merah d. Plasma darah
b. Sel-sel darah putih e. Smsum-tulang belakang
c. Sel sabit

8. Dinding jantung dari dalam ke luar terdiri atas .


a. Endokardium, myokardium dan epikardium
b. Endokardium, epikardium dan myokardium
c. Myokardium, epikardium dan endokardium
d. Epikardium, myokardium dan endokardium
e. Myokardium, endokardium, epikardium

9. Bagian jantung pada manusia yang berfungsi menampung darah dari seluruh adalah .
a. Serambi kanan d. Bilik kanan
b. Serambi kiri e. Bilik kiri
c. Katup tricuspid

10. Bagian jantung yang berfungsi untuk menampung darah dari paru-paru adalah .
a. Serambi kanan d. Bilik kanan
b. Serambi kiri e. Bilik kiri
c. Aorta

11. Bagian jantung yang berfungsi memompa darah menuju sistem peredaran darah paru-
paru adalah .
a. Serambi kanan d. Bilik kanan
b. Serambi kiri e. Bilik kiri
c. Arteri pulmonalis

12. Pernyataan berikut ini yang benar adalah .


a. Serambi mempunyai dinding yang tipis dan terletak pada bagian atas jantung
b. Serambi mempunyai dinding yang tebal dan terletak pada bagian bawah jantung
c. Bilik mempunyai dinding yang tebal dan terletak pada bagian atas jantung
d. Bilik mempunyai dinding yang tipis dan terletak pada bagian bawah jantung
e. Bilik dan serambi memiliki dinding yang sama temalnya

368
13. Fungsi katup pada jantung adalah .
a. Mengarahkan aliran darah
b. Mengarahkan aliran darah dan mencegah kembalinya aliran darah
c. Mencegah kembalinya aliran darah
d. Memperkuat tekanan pada jantung
e. Memeprkuat tekanan aliran darah

14. Bila tekanan di dalam serambi (atrium) lebih besar dari pada tekanan di dalam bilik
(ventrikel), maka .
a. Katup-katup terbuka ke arah ventrikel
b. Katup-katup menutup ke arah atrium
c. Katup-katup menutup ke arah ventrikel
d. Katup-katup membuka ke arah atrium
e. Katup- katup membuka bersamaan

15. Jika jantung berelaksasi, maka .


a. Atrium terisi penuh oleh darah
b. Ventrikel terisi penuh oleh darah
c. Atrium dan ventrikel terisi penuh oleh darah
d. Kandungan darah pada atrium menurun
e. kandungan darah pada ventrikel manurun

16. Pembuluh darah yang berfungsi menyalurkan darah ke seluruh jaringan tubuh adalah
.
a. Vena d. Kapiler
b. Arteri e. Arteriol
c. Vanula

17. Pembuluh darah yang berfungsi menampung darah dari seluruh tubuh dan
mengalirkan-nya ke jantung adalah .
a. Vena d. Kapiler
b. Arteri e. Arteriol
c. Venula

18. Peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung disebut .
a. Peredaran darah besar d. Peredaran darah paru-paru
b. Peredaran darah sistemik e . Peredaran darah terbuka
c. Peredaran darah tertup

369
19. Darah yang berasal dari paru-paru menuju jantung mengalir melalui .
a. Vena pulmonalis c. Vena kava inferior
b. Vena karotis d. Vena kava superior
c. Vena renalis

20. Peredaran darah besar atau peredaran darah sistemik dimulai .


a. Konstraksi bilik kiri jantung
b. Kontraksi bilik kanan jantung
c. Konstraksi serambi kiri jantung
d. Konstraksi serambi kanan jantung
e. Kontraksi otot jantung

21. Aliran darah yang miskin oksigen dan kaya CO2 masuk ke atrium kanan melalui .
a. Vena kava superior d. Trunkus pulmonalis
b. Vena kava inferior e. a dan b benar
c. Vena pulmonalis

22. Aliran darah yang kaya oksigen yang berasal dari paru-paru masuk ke atrium kiri
melalui .
a. Vena kava superior d. Trunkus pulmonalis
b. Vena kava inferior e. Vena pulmonalis
c. Arteri pulmonalis

23. Perhatikan gambar berikut ini!

1 5

6
7
8

Gambar Struktur Bagian dalam jantung

370
Bagian jantung yang mengandung darah yang kaya dengan oksigen, adalah .
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 2 dan 7 d. 1 dan 3
c. 5 dan 6

24. Perhatikan gambar pada nomor 23. Bagian jantung yang mengandung darah yang kaya
karbondioksida, adalah .
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 2 dan 7 d. 1 dan 3
c. 5 dan 6

25. Perhatikan gambar pada nomor 23. Bagian jantung yang mengalirkan darah menuju
paru-paru, adalah.
a. 4 c. 7
b. 5 d. 8
c. 6

371
Jawablah teka teki silang di bawah ini dengan cara mengisi kolom dan baris yang
telah disediakan!

Mendatar:
3. Katup yang terletak di antara atrium dan ventrikel
4. Otot jantung yang tebal
5. Zat aglutinogen
8. Monosit pada jaringan ikat
9. Berperan dalam pembekuan darah
10. Sel belum matang yang beredar di dalam pembuluh darah
11. Pembuluh darah yang mendistribusikan darah ke alat-alat tubuh
13. Sebutan bagi jantung yang berkontraksi
15. Darah yanng keluar dari pembuluh darah sulit membeku
16. Pembuluh darah yang menampung darah dari kapiler dan mengalirkannya
ke pembuluh darah vena

372
Menurun:
1. Sel darah merah
2. Pigmen darah
3. Penyakit yang disebabkan karena terjadinya pengerasan pada pembuluh nadi
6. Memisah jantung menjadi bagian kiri dan kanan
7. Sel darah putih yang paling banyak
12. Cairan berwarna yang terdiri dari sel sel darah dan plasma darah
14. Sistem yang atas pembuluh-pembuluh yang mengambil kelebihan cairan jaringan dan
mentraspornya ke aliran darah

373
374

Anda mungkin juga menyukai