Tinjauan Pustaka
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan
termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior
pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen
yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan
abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior
dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila,
determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk
penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan
benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1.
Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2.
1.
Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
1.
2.
3.
4.
Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
5.
Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan
bergaris hitam
6.
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;
Jantan
1. Ukuran tubuh lebih kecil dari
betina
2. Sayap lebih pendek dari sayap
betina
3. Terdapat sisir kelamin (sex
comb)
4. Ujung abdomen tumpul dan
lebih hitam
Betina
1. Ukuran tubuh lebih besar dari
jantan
2. Sayap lebih panjang dari
sayap jantan
3. Tidak terdapat sisir kelamin
(sex comb)
4. Ujung abdomen runcing
disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi
keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai
dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak
aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang
sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut
anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk
dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari.
Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang.
Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma
dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.
Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat
berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam
perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan pada
terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan
kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat
hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisibotol medium terlalu padat
akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian
pada individu dewasa.
Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih
menyukai
cahaya
remang-remang
dan akan
BAB II
METODE KERJA
II.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Kantong Plastik
b. Bahan
Drosophila melanogaster
buah
dipancing untuk
buahan lainyang
datang dengan
memasukkan pisang
ke dalam
kantung
atau buah-
plastik kosong.
Setelah beberapapasang lalat buah masuk ke dalam plastik, lalat buah dipindahkan ke
botol media.Makin banyak lalat yang tertangkap makin baik, karena meningkatkan
kemungkinan
terdapatnya
lalat
betina
dan memperkecil
kemungkinan
adanya
dan
sedikit
daerah
disekitarnya
menggunakan
sendok.
Kultur
dapatjuga dipindahkan ke media baru, dengan mensterilkan botol dan sumbat busa
sebelum dipakai. Bila media menjadi sangat basah,masukkan kertas saring kedalam
botol media tersebut.
3. Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah
Tempat, tanggal, jam penangkapan dan jumlah lalat buah yang tertangkap dicatat dalam
lembar pengamatan. Botol media berisi lalat buah kemudian diamati paling sedikit dua
kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan tertentu, tanggal dan jam
pengamatan dicatat. Bila pupa pertama telah muncul, lalat buah parental harus
dikeluarkan dari botol media. Pengamatan dilanjutkan sampai lalat buah dewasa
pertama muncul.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Siklus Hidup Lalat Buah
Tanggal lalat buah parental dimasukkan ke dalam botol : 16 Desember 2016
Tanggal lalat buah parental dikeluarkan dari botol : 20 Desember 2016
Umur
muncul
pengamatan lainnya
berwarna putih dengan ukuran
(hari/jam)
Telur
Larva
Instar I
24 jam
2 hari
motil
ukuran lebih besar dibanding
larva instar I, tubuh bersegmen,
Larva
Instar II
3 hari
Instar III
5 hari
7 hari
10 hari
terlihat bening.
BAB IV
PEMBAHASAN
Foto
1.
2.
Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat
menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
3.
4.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
5.
Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki Giant Chromosme. kromosom
ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa,
sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
6.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang
dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki
beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan
perbesaran yang lemah pula.
7.
Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari
telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago).
Pada pengamatan ini, praktikan mengganti media di dalam botol media. Lalat yang
telah dimasukkan ke dalam botol media, mati hanya dalam waktu beberapa jam saja. Hal ini
dapat disebabkan karena ketidaklayakan media yang pertama kali diberikan. Karena telah
dicampur beberapa bahan untuk mencegah kontaminasi mutan lain seperti bakteri, tungau,
atau jamur. Alkohol yang berasal dari bahan anti jamur menyebabkan lalat tidak dapat
bertahan lama.
Media dalam botol akhirnya diganti dengan pisang ambon bulu busuk yang
dilumatkan. Kemudian, lalat dimasukkan ke dalam botol media pada pukul 09.00. Jumlah
lalat yang dimasukkan ke dalam botol media sekitar 13 ekor. Pada tanggal 10 september
2008 pukul 04.00 mulai ditemukan beberapa bercak-bercak putih. Menurut literatur, bercakbercak putih berukuran kurang dari 0.5 mm tersebut tidak lain adalah telur dari Drosophila
melanogaster. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga mulai muncul larva instar 1 setelah 2
hari. Larva instar 1 berukuran kurang lebih 0.5 mm, berwarna putih, dan terlihat adanya
pergerakan (motil). Perubahan berikutnya terlihat saat larva instar 1 mulai membesar
ukurannya pada hari ke 3, inilah yang disebut larva instar 2. Selain itu, pergerakannya
terlihat lebih aktif dibanding larva instar 1. Saat mengamati munculnya larva instar 2,
terlihat adanya kontaminasi jamur. Hari berikutnya, ukuran larva makin bertambah besar
dan fase larva instar 3 mulai muncul. Pergerakan larva ini aktif di atas media maupun di
dinding botol. Saat pengamatan larva instar 3, media di dalam botol mengalami kenaikan
permukaan akibat gas yang menekan di bagian dasar. Gas tersebut diperkirakan dari
adanya hasil fermentasi oleh jamur yang tumbuh di sekitar permukaan media. Namun
setelah larva berubah menjadi larva instar 3, jamur yang ada di permukaan media
menghilang. Larva-larva tersebut yang memakan jamur yang tumbuh di atas permukaan
media. Namun, setelah hilangnya jamur bagian dasar media mulai berair. Selanjutnya, larva
instar 3 mulai melakukan pergerakan ke bagian atas botol, mengurangi pergerakannya dan
diam menempel pada bagian dinding atas botol. Larva instar 3 ini mulai akan berubah
menjadiprepupa yang berwarna putih. Prepupa kemudian berubah menjadi fase pupa.
Dan imagopun akhirnya muncul setelah 10 hari lamanya.
Waktu yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk pergiliran yang dilakukan praktikan 2
adalah 8 hari. Lamanya perubahan telur menjadi imago dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
seperti suhu lingkungan (rendah, ideal atau tinggi) dan perlakuan yang diberikan masingmasing praktikan seperti pemberian intensitas cahaya (botol diletakkan di tempat gelap
atau terang).
Dalam mengembangbiakkan Drosophila melanogaster dalam botol medium teramati
adanya kontaminasi dengan tumbuhnya jamur diatas medium buah pisang ambon bulu
busuk yang dilumatkan. Hal ini disebabkan karena media semakin membusuk. Selain itu,
beberapa saat botol sempat ditaruh di tempat yang cukup lembab (di dalam lemari).
Namun, setelah beberapa waktu dilakukan pengamatan kembali, jamur yang tumbuh di atas
medium buah tersebut menghilang karena Drosophila memakan jamur yang tumbuh dalam
medium buah dalam botol. Hal ini memperlihatkan bahwa Drosophila melanogaster, sejenis
serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang
tumbuh pada buah.
Pada
pengamatan,
praktikan
perlu
mengetahui
dan
mempelajari
siklus
BAB V
SIMPULAN
1. Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah; telur larva instar I
larva instar II larva instar III prepupa pupa imago
2. Lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar1 sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva
instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 2 hari, dan pupa 3 hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila
melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 10 hari. Lama perubahan dari telur
menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan,
pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.
3. Dalam memelihara Drosophila melanogaster, botoL media diusahakan berada pada kondisi
lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25C. Selain itu, perlu diperhatikan ketersediaan media
makanannya. Jumlah Drosophila melanogaster yang dimasukkan ke dalam botol cukup
beberapa pasang saja sehingga memberikan ruang pada Drosophila melanogaster untuk
hidup. Botol media juga sebaiknya diletakkan di tempat dengan cahaya remang-remang
yang tidak terlalu besar intensitas cahayanya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster. California: Academic
Press Inc,.
Hartwell,L.H, Hood, L.,Goldberg,.,Reynolds, Silver, Veres. 2004. Genetics From
Genes To Genoms second edition. New Delhi: McGraw-Hill Publishing Company
LTD.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan
Pengajaran
Triana.
2003. Pengaruh
Pemberian
and
biology
of Drosophila (Ashburner
M,
Carson
HL
and
and
Times
its
Activity
Peaks
to
Early
Dawn
Dusk, http://intljbr.sagepub.com/cgi/content/abstract/22/5/387,
pada 12 September 2008
and
Late
diakses