Pajak penggajian dan potongan lainnya merupakan hal penting bagi banyak perusahaan, baik karena jumlahnya material maupun karena besarnya potensi kerugian akibat keterlambatan. Persiapan Formulir Pajak Penghasilan. Sebagai bagian dari pemahaman pengendalian internal, auditor harus menelaah setidaknya satu jenis persiapan formulir pembayaran pajak penggajian yang diserahkan klien. Potensi kerugian akibat pajak yang tidak dibayar, denda, dan bunga akan muncul jika klien tidak menyiapkan formulir tersebut dengan benar. Rekonsiliasi untuk perincian informasi pada formulir pajak dan pencatatan penggajian mungkin diperlukan ketika auditor yakin bahwa pengembalian pajak tidak dilakukan dengan benar. Indikasi adanya potensi salah saji dalam pengembalian pajak meliputi pembayaran denda dan bunga di masa lampau atas pembayaran yang tidak sesuai, adanya personel baru di departemen penggajian yang bertugas menyiapkan pengembalian, kurangnya verifikasi internal atas informasi, dan adanya masalah aliran kas klien. Pembayaran Pajak dan Potongan Gaji Lainnya yang Tepat Waktu. Pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui apakah klien sudah memenuhi kewajiban hukum dengan membayar seluruh potongan pajak penggajian. Auditor terlebih dahulu harus menentukan persyaratan yang harus dipenuhi klien dalam melakukan pembayaran dengan merujuk pada sumber lain seperti hukum pajak, kontrak dengan serikat buruh, dan perjanjian dengan karyawan. Dengan mengetahui adanya persyaratan tersebut, auditor dapat dengan mudah mengetahui apakah klien sudah membayar tepat waktu dalam jumlah yang benar dengan membandingkan pengeluaran kas selama masa tenggat dengan pencatatan penggajian. b. Pertimbangan Persediaan dan Pelanggaran dalam Penggajian Auditor biasanya memperluas prosedur audit penggajian jika penggajian mempengaruhi penilaian persedian secara signifikan, atau jika auditor perlu memperhatikan kemungkinan pelanggaran material atas transaksi penggajian, seperti karyawan yang tidak benar-benar ada atau manipulasi jumlah jam kerja.
Hubungan antara Penggajian dan Penilaian Persediaan.
Jika penggajian menempati porsi penting dalam persediaan, yang biasa terjadi pada perusahaan manufaktur atau kontruksi, maka klasifikasi akun penggajian yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahan penilaian aset untuk akun-akun seperti proses produksi, barang jadi, atau proses kontruksi. Jika tenaga kerja merupakan bagian yang material dalam penilaian persediaan, maka auditor harus memperhatikan pengujian pengendalian internal terhadap klasifikasi transaksi penggajian yang benar. Konsistensi antarperiode juga penting dalam klasifikasi transaksi dan dapat di uji dengan menelusuri tiket kerja atau bukti penilaian yang lain. Pengujian untuk Karyawan yang Tidak Benar-benar Ada. Penerbitan cek gaji untuk karyawan yang tidak bekerja bagi perusahaan (tidak benar-benar ada) biasanya terjadi karena cek untuk seorang karyawan terus berlangsung meskipun karyawan sudah tidak ada. Biasanya orang yang melakukan pelanggaran ini adalah kasir penggajian, petugas pencatat waktu, karyawan serabutan, atau bekas karyawan. Untuk mendeteksi pelanggaran, auditor dapat membandingkan nama yang tertera pada cek yang dibatalkan dengan kartu pencatat waktu atau catatan lainnya untuk mendapatkan tanda tangan yang di otorisasi dan kepastian atas pengesahan tersebut. Untuk menguji karyawan yang tidak benar-benar ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah karyawan benar-benar bekerja selama waktu penggajian. Untuk menguji karyawan yang sudah tidak bekerja lagi, auditor dapat memilih beberapa berkas dari catatan karyawan di personalia. Perlu diperiksa apakah karyawan yang berhenti bekerja tersebut sudah mendapatkan pesangon sesuai kebijakan perusahaan. Jika pembayaran gaji kepada karyawan tersebut masih berkelanjutan, maka harus dilakukan pengujian dengan memeriksa catatan penggajian pada masa tenggat. Pengujian atas Pelanggaran Jam Kerja. Pelanggaran jam kerja terjadi ketika karyawan melaporkan jam kerja lebih banyak dari seharusnya. Oleh karena kurangnya bukti yang tersedia, biasanya sulit bagi auditor untuk menemukan pelanggaran jam kerja. Prosedur yang dapat dilakukan adalah merekonsiliasi total upah per jam yang dicatat dengan pencatatan independen atas jam kerja sesungguhnya, seperti yang dilakukan oleh bagian pengendalian produksi. Bisa juga dengan pencatatan jam kerja karyawan. Biasanya lebih mudah bagi klien untuk menghindari jenis pelanggaran ini dengan pengendalian yang memadai daripada meminta auditor untuk memeriksanya. 4. METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO Dalam dua tahap awal audit, auditor menilai risiko pengendalian serta melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Setelah melakukan pengujian tersebut dan mengetahui kecendrungan salah saji dalam akun-akun laporan keuangan pada siklus penggajian dan personalia, auditor menjalankan metodologi untuk mendesain pengujian perincian saldo. a. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Penggajian (Tahap I) Risiko bisnis klien yang secara signifikan mempengaruhi penggajian berbeda di setiap perusahaan. Risiko bisnis klien muncul pada penyusunan kompensasi yang rumit, termasuk bonus dan option (hak beli) saham serta penyusunan kompensasi di muka lainnya. Sebagai contoh, banyak perusahaan tegnologi atau pun perusahaan lain menyediakan berbagai macam hak beli saham sebagai bagian dari paket kompensasi bagi karyawan kunci, hal ini sangat berpengaruh terhadap biaya kompensasi dan ekuitas pemegang saham. Contoh dari risiko lainnya muncul pada beberapa kejadian, misalnya negosiasi dengan serikat buruh dan klain atas diskriminasi. Auditor harus memahami bahwa kejadian-kejadian ini berpotensi untuk mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan (footnote disclosure).
According to Wikipedia, A News Article Discusses Current or Recent News of Either General Interest (i.e. Daily Newspapers) or of a Specific Topic (i.e. Political or Trade News Magazines, Club Newsletters, Or Technolo (6)