GAMBARAN UMUM
Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri pada bulan Januari tahun 1999
Anggaran Makassar dengan nomenklatur saat itu Kantor Wilayah XXV Direktorat
usianya yang ke-12 Gedung Kantor Wilayah masih berdiri kokoh di atas
kantor vertikal, dua diantaranya telah berdiri jauh sebelumnya, yaitu Kantor
tupoksinya sejak tahun 1965, dan KPKN Bau Bau sejak tahun 1984 di bawah
pembinaan Kantor Wilayah XXIII Ditjen Anggaran Makassar. Dan dua KPKN
yang lain yaitu KPKN Raha dan KPKN Kolaka mulai beroperasi pada bulan
Desember 2001 dan diresmikan bersamaan dengan Kantor Wilayah XXV Ditjen
dan KPKN berubah menjadi KPPN serta penambahan struktur baru di Kanwil
yaitu Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Perubahan ini bukan hanya mengenai
proses bisnis, dan Tupoksi. Untuk saat ini struktur dan tupoksi organisasi Kantor
Tenggara telah mengalami pergantian pimpinan sebanyak 9 pejabat dan saat ini
Tenggara
dari:
Dukungan Teknis.
b. Bidang Pelaksanaan Anggaran, terdiri dari Seksi Pelaksanaan Anggaran
Pembinaan Perbendaharaan I C.
d. Bidang Pembinaan Perbendaharaan II, terdiri dari Seksi Pembinaan
Pembinaan Perbendaharaan II C.
e. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, terdiri dari Seksi Pengolahan Data
Pelaporan Keuangan.
Kabupaten Bombana;
b. KPPN Bau Bau, wilayah kerjanya meliputi Kota Bau Bau, Kabupaten
Gambar 2.1.
STRUKTUR ORGANISASI
KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KEPALA KPPN KOLAKA KEPALA KPPN RAHA KEPALA KPPN BAU BAU
12
Deskripsi tugas adalah penjelasan tentang posisi, tangung jawab, fungsi dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam suatu organisasi sesuai dengan bagiannya
Adapun deskripsi tugas dan fungsi dari sruktur organisasi diatas adalah
sebagai berikut:
1. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha/rumah tangga dan dukungan teknis serta penyelesaian temuan
hasil pemeriksaan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Umum menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian;
b. Pelaksanaan urusan keuangan;
c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
d. Pelaksanaan urusan dukungan teknis;
e. Pelaksanaan urusan kehumasan;
f. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan laporan kegiatan;
g. Pelaksanaan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan instansi
Direktur Jenderal.
pelaksanaan anggaran;
b. Pengumpulan dan pengolahan data dokumen pelaksanaan anggarana;
c. Penelaahan dokumen pelaksanaan anggaran;
d. Penyiapan bahan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran;
e. Penyelesaian revisi dokumen pelaksanaan anggaran;
f. Pemantauan dan penilaian keserasian antara dokumen pelaksanaan
perbendaharaan;
b. Pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan fungsi Kuasa BUN
pada KPPN;
14
pertanggungjawaban anggaran;
d. Pelaksanaan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja pensiun dan
bidang perbendaharaan;
h. Monitoring dan penilaian terhadap kinerja bank operasional dan
persepsi;
i. Monitoring pelaksanaan pengelolaan kas (cash forecasting dan
Perbendaharaan I.
perbendaharaan;
b. Pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan fungsi Kuasa BUN
pada KPPN;
c. Bimbingan teknis pelaksanaan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban anggaran;
d. Pelaksanaan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja pensiun dan
bidang perbendaharaan;
h. Monitoring dan penilaian terhadap kinerja bank operasional dan
persepsi;
i. Monitoring pelaksanaan pengelolaan kas (cash forecasting dan
Perbendaharaan II.
16
(BUN), dan rekonsiliasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dengan Sistem Akuntansi
Umum (SAU).
sebagai berikut:
(SAPD);
b. Pelaksanaan pembinaan SAPP dan SAPD ke Satker dan Unit
(UAPPA/B-W);
c. Pelaksanaan analisa data transaksi Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN);
d. Pelaksanaan analisa data transaksi UAPPA-W;
e. Pelaksanaan pengolahan data transaksi KPPN;
f. Pelaksanaan pengolahan data transaksi UAPPA-W;
g. Penyelenggaraan system dan teknologi informasi akuntansi;
h. Pelaksanaan rekonsiliasi Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Sulawesi Tenggara
daerah;
18
bendahara umum;
l. Pelaksanaan kehumasan;
Perbendaharaan.
a. Visi
terbuka kepada masyarakat. Kanwil Ditjen PBN Provinsi Sulawesi Tenggara harus
b. Misi
tepat waktu.
Mewujudkan pengelolaan administrasi penerimaan dan pengeluaran
Tenggara.
20
guna sehingga APBN yang terbatas dapat dimanfaatkan secara optimal, efisien
bangsa.
harus dilakukan secara transparan, efektif dan efisien agar sumber APBN yang
terbatas dapat dilakukan secara optimal, efisien dengan skala prioritas yang tinggi
dengan mengacu kepada empat pilar pembangunan yaitu pro-growth, pro-job, pro-
pengguna anggaran.
Sulawesi Tenggara
adalah:
21