Anda di halaman 1dari 10

PKMK Pembuatan Roti Budin

Des 16

Posted by awanadec99

1. A. Judul Program

Usaha Pembuatan dan Pemasaran Roti Budin cokelat Kobong

1. B. Latar Belakang Masalah

Indonesia mempunyai potensi kekayaan alam yang melimpah termasuk kekayaan hasil panen
dari tumbuh-tumbuhannya, disini kami akan membahas tentang tanaman yang bernama
singkong, ketela atau budin (b.jawa). Singkong merupakan salah satu buah tropis, singkong
Membutuhkan banyak sinar matahari untuk dapat tumbuh subur dan berbuah. Pohon singkong
juga banyak tumbuh di Indonesia, karena letak geografis Indonesia yang terletak di sepanjang
khatulistiwa, oleh karenanya pohon singkong dapat tumbuh di hampir seluruh tempat di
Indonesia dan dapat dipanen sepanjang tahun. Selain dimanfaatkan buahnya pohon singkong
juga dimanfaatkan daunnya untuk dijadikan sayur, bahkan di daerah pedesaan di Indonesia
batang singkong dimanfaatkan untuk kayu bakar kemudian juga dapat juga di manfaatkan untuk
ditanam kembali. Di beberapa daerah singkong biasanya digunakan sebagai pengganti makanan
pokok, selain itu singkong diolah dalam bentuk lain, seperti: keripik singkong, singkong goreng,
singkong rebus, kolak singkong, dan masih banyak lagi produk-produk olahan dari singkong
yang telah umum kami temukan di pasaran. Potensi alam ini alangkah baiknya jika diolah
sebaik-baiknya sehingga meningkatkan daya jual dari hasil singkong itu sendiri. Karena
kebanyakan masyarakat kurang menyadari kalau buah tersebut memiliki nilai ekonomis yang
tinggi jika didukung dengan pengolahan yang baik. Kebanyakan masyarakat khususnya daerah
pedesaan berpikir menjual buah tersebut secara tradisional tanpa melalui pengolahan, sehingga
disini kami berpikir kreatif untuk meningkatkan nilai jual singkong dengan melalui proses
pengolahan yang baik dan lebih banyak digemari masyarakat luas. Proses pengolahannya pun
masih tergolong sederhana karena hanya membutuhkan alat-alat yang digunakan untuk membuat
roti pada dasarnya, yaitu: oven, kompor dan mixer, asalkan kita ulet dalam menjalankan bisnis
serata mampu memperkenalkan makanan khas daerah ini ke semua lapisan masyarakat yang ada
di Indonesia pada khususnya, maka akan merasakan hasil dari bisnis pengolahan singkong ini.
Sebab singkong juga banyak mengandung karbohidrat layaknya beras sehingga makanan ini
mampu menggantikan posisi beras sementara.

1. C. Perumusan Masalah

1) Bagaimana cara mengolah singkong agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi?

2) Bagaimana cara menjalankan usaha roti singkong?


3) Bagaimana cara roti singkong menciptakan peluang usaha?

4) Bagaimana cara melatih mahasiswa dalam berwirausaha?

1. D. Tujuan

1) Mengolah singkong agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

2) Mengembangkan roti singkong sebagai produk olahan makanan ringan baru dari buah
singkong.

3) Membuka peluang bisnis kepada masyarakat umum melalui pengembangan usaha


pembuatan roti singkong.

4) Melatih kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha sebagai sarana pembelajaran model


industri pangan skala kecil.

1. E. Luaran yang Diharapkan

1) Menghasilkan produk pangan berupa roti dengan bahan dasar singkong yang bermutu
dengan cara memanfaatkan hasil panen daerah yang kurang dilihat oleh masyarakat luas..

2) Meningkatkan karya kreatif inovatif mengolah singkong dalam terciptanya peluang usaha
baru bagi mahasiswa yang bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.

1. F. Kegunaan

1) Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kretivitas inovatif dalam mengolah makanan serta menemukan hasil


karyayang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.

2) Bagi Masyarakat

Meningkatkan nilai jual pada tanaman singkong denganmenganekaragamkan olahan


singkong yang salah satunya adalahberupa roti singkong.

Memberikan inovasi dalam mengolah singkong yang lebih berdaya saing, baik dari
bentuk maupun harga.

1. G. Gambaran Umum Rencana Usaha

1) Prospek roti singkong

Pemanfaatan roti singkong semakin berkembang, yang selama ini singkong kurang diminati dan
hanya diolah dengan cara yang begitu-begitu saja. Seiring dengan perkembangan teknologi,
singkong semakin mudah dikonsumsi dengan semakin banyaknya variasi dalam proses
mengolahnya seperti roti budin kobong ini sehingga lebih banyak diminati khususnya dalam
bentuk seperti ini.

2) Peluang Pasar

Seperti halnya dengan roti pada umumnya yang banyak dijumpai, roti singkong mempunyai
kelebihan di banding roti yang ada karena roti singkong memiliki manfaat yang sangat banyak,
salah satunya yaitu lebih mengenyangkan, lebih murah juga harganya.

3) Media promosi yang akan digunakan

Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk
mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan
masyarakat dalam mengkonsumsi roti singkong ini. Media itu berupa pamflet, spanduk, brosur,
berikan dimedia massa, lewat penyuluhan dan lainnya.

4) Strategi pemasaran yang akan diterapkan

Strategi pemasaran yang akan digunakan dalam usaha pembuatan roti singkong ini menggunakan
analisis Marketing Mix (bauran pemasaran) 4 P yaitu mengenai kebijakan produk, harga,
promosi dan distribusi, sebagai berikut:

a) Kebijakan Produk

Usaha roti singkong ini akan diolah dengan standar pangan agar aman dikonsumsi, kemudian di
produksi dalam jumlah yang cukup besar dan di distribusikan ke seluruh daerah.

b) Kebijakan harga

Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar Rp 2.000,00 perbungkus, harga ini lebih
rendah dibanding harga pesaing yang biasanya menawarkan harga sebesar Rp. 2.500,00
perbungkus.

c) Kebijakan promosi

Untuk meningkatkan hasil penjualan roti singkong ini maka perlu dilakukan promosi. Bentuk
promosi ini diantaranya yaitu dengan menggunakan pamflet, spanduk, radio dan media promosi
lainnya. Sistem penjualan yang dilakukan yaitu penjualan secara tunai.

d) Kebijakan distribusi

Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha
maupun secara tidak langsung yaitu dengan menawarkan kerja sama ke berbagai warung,toko
maupun minimarket.
1. H. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan program usaha pembuatan roti singkong terdiri dari tiga tahap yaitu: persiapan
pelaksanaan, dan evaluasi.

1) Persiapan

Sebelum memproduksi roti singkong, langkah awal yang perlu dilakukan adalah

persiapan produksi. Dalam persiapan produksi ini terdapat dua kegiatan utama yaitu persiapan
alat dan persiapan bahan.

2) Pelaksanaan

a) Tahapan pembuatan bahan yang diolah sendiri.

Melakukan proses pengubahan singkong menjadi butiran halus yang dapat dilakukan
dengan cara diparut atau juga diblender dalam upaya menjadikan singkong sebagai bahan
utama pembuatan roti.

Membuat tepung pengganti yang harusnya tepung gandum menjadi tepung tapioka
dikarenakan tepung gandum yang selama ini kita gunakan sebagai bahan pembuat roti
ternyata hasil import dari luar negeri, agar kita mampu memperkecil jumlah import itu
sekaligus sebagai upaya memajukan hasil dari dalam negeri sebagai pengganti gandum
yaitu tepung tapioka yang berbahan dasar singkong itu sendiri, untuk mendapatkan
tepung tapioka yang baik haruslah benar dalam proses pengendapannya dimulai dari
bahannya yang memang unggulan, dengan cara diparut kemudian hasil parutannya diberi
air dan diperas airnya, air perasannya didiamkan di dalam baskom selama sehari penuh
dan jika sudah sehari maka akan terdapat endapan kemudian dijemur dan itu yang
nantinya akan jadi tepung.

b) Tahapan produksi Roti Budin Kobong ini adalah sebagai berikut

Bahan:

2 kg tepung tapioca

100 gr cokelat

4 butir telur

400 gr gula pasir


4 bks ragi

1,3 ltr susu cair/kuleb

1 sdt garam

200 gr margarin

Cara membuat:

Campur tepung, singkong, telur ke dalam mixer.

Kemudian tambahkan gula dan ragi, aduk rata.

Tuangkan susu sedikit demi sedikat hingga menjadi adonan yang berbulir, setengah kalis.

Masukan garam dan mentega, aduk hingga benar-benar kalis.

Bulatkan, kemudian diamkan selama 30 menit.

Timbang adonan kuleb @50 gr, bulatkan.

Gilas adonan kemudian isi sesuai selera, dan bulatkan kembali.

Taruh dalam Loyang yang telah diolesi mentega dan cokelat.

Diamkan selama 45 menit.

Panaskan oven dengan temperature 375 f/200 C.

Olesi permukaan roti dengan campuran telur dan susu, kemudian bakar kuleb 15 menit.

Catatan:

Pemakaian jumlah susu cair tergantung dengan kelembaban tepung.

Bila adonan masih terasa kering, bisa ditambah kembali susu cair sedikit demi sedikit.

Sesuatu yang berlebihan akan terasa tidak enak.

3) Evaluasi

Tahap eveluasi merupakan tahap akhir dimana kita akan mengetahui apa yang kita usahakan
selama ini mendapatkan untung atau sebaliknya yaitu rugi, dihitung dari jumlah uang yang
diperoleh dikurangi uang yang dikeluarkan untuk proses produksi tersebut. Untuk
mengetahuinya kita memerlukan catatan keuangan yang ditulis oleh bendahara, dan di cek
dengan seksama. Selain itu juga di dalam proses evaluasi ini kiya juga harus memperhitungkan
segmen pasar yang telah kita peroleh agar kita mengetahui di daerah mana sajakah produk kita
banyak diminati sebagai patokan untuk memeperbanyak jumlah produksi dan memperluas
daerah pemasaran, dan memperoleh lebih banyak lagi konsumen. Ditinjau dari hal itu pula kita
dapat mengembangkan bisnis yang kita jalankan agar mampu lebih berkembang lagi
kedepannya, dan sebisa mungkin kita mencari partner dalam berbisnis untuk mempermudah
dalam perluasan pasar serta perluasan daerah pemasaran juga. Kemampuan kita mengevaluasi ini
juga dapat menentukan bisnis yang kita jalankan agar mampu bersaing dengan orang lain.
Penjual produk yang sejenis pun merupakan pesaing kita dalam berbisnis maka dari itu selain
kita bersaing lewat kualitas barang yang dijual kita juga bersaing dalam hal harga maka dari itu
kita sebisa mungkin mempresure harga seminin mungkin, namun alangkah baiknya jika kita
mampu menjadikan mereka juga sebagai partner dalam menjalankan bisnis kita, jangan sampai
menganggap mereka saingan yang perlu dan harus disingkirkan dan dihancurkan.

1. I. Jadwal Kegiatan

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V


Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan

proposal

Observasi

Perancangan

pembuatan

Produksi

Evaluasi

Penyusunan
laporan akhir
program

1. J. Rancangan Biaya

Biaya
Uraian Jumlah Harga satuan (Rp)
(Rp)

Biaya Tetap

Oven 1 buah Rp 200.000,- Rp 200.000,-

Mixer 1 buah Rp 125.000,- Rp 125.000,-

Panci Perebus 1 buah Rp 150.000,- Rp 150.000,-

Timbangan 1 buah Rp 150.000,- Rp 150.000,-

Parutan 2 buah Rp 8.000,- Rp 16.000,-

Baksom 2 buah Rp 25.000,- Rp 50.000,-

Pisau 5 buah Rp 10.000,- Rp 50.000,-

Kompor Gas 1 buah Rp 500.000,- Rp 500.000,-

Tabung Gas 1buah Rp 500.000,- Rp 500.000,-

Biaya Produksi (selama 3 bulan)


Tepung tapioka
(Singkong) 200 kg Rp 5.500,- Rp 1.100.000,-

Telur
44 kg Rp 10.000,- Rp 440.000,-

Gula Pasir
46 kg Rp 6.800,- Rp 312.800,-

Ragi
360 bks Rp 1.200,- Rp 432.000,-

Susu cair//kurleb
120 ltr Rp 8.000,- Rp 960.000,-

Margarin
30 kg Rp 4.000,- Rp 120.000,-

Garam
12 bks Rp 2000,- Rp 24.000,-

Akomodasi

Pulsa Selular Rp 100.000,- Rp 100.000,-


Komunikasi
Pulsa Internet Rp 200.000,- Rp 200.000,-

Konsumsi 330 hari Rp 10.000,- Rp 900.000,-

Isi ulang gas


2 kali Rp 80.000,- Rp 160.000,-

Plastik 36 wadah Rp 3.000,- Rp 108.000,-


Lain-lain

Promosi Leaflet Rp 200.000,-

TOTAL Rp 6.797.800,-

Break Even Point (BEP)

1. 1. Biaya Tetap Total/3 Bulan

Biaya modal usaha = Rp. 1.741.000

Biaya produksi = Rp. 3.388.800

Gaji karyawan = Rp. 350.000

Sewa tempat usaha = Rp. 300.000

Akomodasi = Rp. 1.668.000

Total = Rp. 7.447.800

1. 2. Harga jual

Tiap bungkus = Rp. 2000

BEP = Rp. 7.447.800/ Rp.2.000

= 3723,9 bungkus

= 3724 bungkus ( pembulatan )

1. 3. Pejualan per hari = 50 bungkus


2. 4. Waktu tercapai BEP = 3724 : 50

= 74,5 hari atau 75 hari

Penjualan/biaya = 3724 bungkus x Rp. 2.000

= Rp 7.448.000

Anda mungkin juga menyukai