Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Kotbah

Minggu, 04 September 2016

Capailah Tujuan Hidupmu!


KataNya kepada mereka semua: Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut
Aku. (Lukas 9:23)
Oleh: Pdt. Agus Kansil
Dalam Kejadian 12:1-9, diceritakan tentang Allah memanggil Abram
untuk meninggalkan rumah bapanya, menuju negeri yang disediakan
Allah baginya. Tuhan memiliki rencana yang besar atas hidup Abram.
Tuhan ingin Abram bisa sampai pada tujuan yang diinginkanNya. Allah
ingin mengubah sifat-sifat atau adat istiadat yang dimiliki Abram untuk
menjadi manusia baru. Abram diproses Tuhan untuk bisa sampai pada
tujuan hidupnya. Beberapa proses yang dialami Abram untuk mencapai
tujuan hidupnya:
1. Abram disuruh meninggalkan daerahnya
Pada Kejadian 12:1-2, Tuhan menyuruh Abram untuk meninggalkan
rumah bapanya. Rumah bapa atau negeri asal kita berbicara
tentang adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan lama yang dimiliki atau
dipercayai. Tuhan ingin agar kita meninggalkan adat istiadat,
kebiasaan-kebiasaan lama untuk mengikuti Tuhan (Matius 19:29).
Dalam Markus 7:1-5 dan Matius 15:3 diceritakan tentang murid-
murid Tuhan Yesus yang makan dengan tangan yang tidak dibasuh.
Orang-orang farisi lebih mengutamakan adat istiadat dari pada
Firman Allah. Firman Allah adalah patokan dalam hidup kita. Saat
kita sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
dalam hidup kita, kita harus melepaskan cara-cara hidup,
kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan lama yang kita
miliki.
2. Tuhan memisahkan Lot dari Abram
Pada Kejadian 13:7-9 diceritakan tentang perkelahian gembala
Abram dan Lot yang kemudian berakhir dengan perpisahan Abram
dan Lot. Dalam diri Lot terdapat roh perbantahan atau roh
percekcokan. Lot tidak berkati karena roh perbantahan yang
dimilikinya. Lot kehilangan otoritas Tuhan atas hidupnya. Tuhan
ingin agar kita hidup dengan tidak berbantah-bantahan (Filipi 2:14).
Tuhan ingin agar kita memiliki penundukan diri dan menjadi
seorang hamba. Dalam kehidupan suami istri pun, Tuhan
menginginkan agar istri tunduk pada suaminya (Efesus 5:22-24) dan
suami harus mengasihi istrinya. Dalam kehidupan bergereja, Tuhan
ingin agar jemaat mengingat akan pemimpin gereja dan
memperhatikan hidup (Ibrani 13:17) dan menghormati mereka (1
Tmotius 5:17). Oleh karena itu, kita harus melepaskan roh
perbantahan dalam hidup kita agar kita bisa mencapai tujuan hidup
kita.
3. Abram harus melepaskan Sarah, istrinya
Abram bangkit dan meninggalkan Sarah yang sudah meninggal
(Kejadian 23:3). Sarah masih merupakan saudara bagi Abram
(Kejadian 20:12). Dalam diri Sarah terdapat roh tidak percaya. Sarah
tertawa dalam hatinya saat mendengar janji Tuhan atas keturunan
mereka (Kejadian 18:12). Musa juga pernah memiliki roh ragu-ragu
atau roh kurang percaya atas kuasa Tuhan (Bilangan 11:21-23). Kita
harus percaya akan kuasa Tuhan sekalipun dalam tekanan.
4. Abram harus melepaskan Ishak, anaknya
Ishak merupakan anak perjanjian. Abram sangat mengasihi Ishak.
Tuhan ingin agar kita mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan
kekuatan kita (Ulangan 6:5-8). Dalam Lukas 7:38-47, diceritakan
tentang seorang perempuan berdosa yang meminyaki kaki Yesus
dengan minyak wangi dan menggosoknya dengan rambutnya.
Tuhan ingin agar kita memiliki hati seperti perempuan berdosa ini
yang mengasihi Yesus dan sadar akan dosa-dosanya. Tuhan ingin
agar kita melepaskan hobi-hobi kita dan mengikuti Tuhan dengan
sepenuh hati kita. Untuk mengikuti Tuhan, kita perlu menyangkal
diri, memikul salib dan mengikuti Tuhan setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai