KataNya kepada mereka semua: Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Lukas 9:23) Oleh: Pdt. Agus Kansil Dalam Kejadian 12:1-9, diceritakan tentang Allah memanggil Abram untuk meninggalkan rumah bapanya, menuju negeri yang disediakan Allah baginya. Tuhan memiliki rencana yang besar atas hidup Abram. Tuhan ingin Abram bisa sampai pada tujuan yang diinginkanNya. Allah ingin mengubah sifat-sifat atau adat istiadat yang dimiliki Abram untuk menjadi manusia baru. Abram diproses Tuhan untuk bisa sampai pada tujuan hidupnya. Beberapa proses yang dialami Abram untuk mencapai tujuan hidupnya: 1. Abram disuruh meninggalkan daerahnya Pada Kejadian 12:1-2, Tuhan menyuruh Abram untuk meninggalkan rumah bapanya. Rumah bapa atau negeri asal kita berbicara tentang adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan lama yang dimiliki atau dipercayai. Tuhan ingin agar kita meninggalkan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan lama untuk mengikuti Tuhan (Matius 19:29). Dalam Markus 7:1-5 dan Matius 15:3 diceritakan tentang murid- murid Tuhan Yesus yang makan dengan tangan yang tidak dibasuh. Orang-orang farisi lebih mengutamakan adat istiadat dari pada Firman Allah. Firman Allah adalah patokan dalam hidup kita. Saat kita sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam hidup kita, kita harus melepaskan cara-cara hidup, kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan lama yang kita miliki. 2. Tuhan memisahkan Lot dari Abram Pada Kejadian 13:7-9 diceritakan tentang perkelahian gembala Abram dan Lot yang kemudian berakhir dengan perpisahan Abram dan Lot. Dalam diri Lot terdapat roh perbantahan atau roh percekcokan. Lot tidak berkati karena roh perbantahan yang dimilikinya. Lot kehilangan otoritas Tuhan atas hidupnya. Tuhan ingin agar kita hidup dengan tidak berbantah-bantahan (Filipi 2:14). Tuhan ingin agar kita memiliki penundukan diri dan menjadi seorang hamba. Dalam kehidupan suami istri pun, Tuhan menginginkan agar istri tunduk pada suaminya (Efesus 5:22-24) dan suami harus mengasihi istrinya. Dalam kehidupan bergereja, Tuhan ingin agar jemaat mengingat akan pemimpin gereja dan memperhatikan hidup (Ibrani 13:17) dan menghormati mereka (1 Tmotius 5:17). Oleh karena itu, kita harus melepaskan roh perbantahan dalam hidup kita agar kita bisa mencapai tujuan hidup kita. 3. Abram harus melepaskan Sarah, istrinya Abram bangkit dan meninggalkan Sarah yang sudah meninggal (Kejadian 23:3). Sarah masih merupakan saudara bagi Abram (Kejadian 20:12). Dalam diri Sarah terdapat roh tidak percaya. Sarah tertawa dalam hatinya saat mendengar janji Tuhan atas keturunan mereka (Kejadian 18:12). Musa juga pernah memiliki roh ragu-ragu atau roh kurang percaya atas kuasa Tuhan (Bilangan 11:21-23). Kita harus percaya akan kuasa Tuhan sekalipun dalam tekanan. 4. Abram harus melepaskan Ishak, anaknya Ishak merupakan anak perjanjian. Abram sangat mengasihi Ishak. Tuhan ingin agar kita mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita (Ulangan 6:5-8). Dalam Lukas 7:38-47, diceritakan tentang seorang perempuan berdosa yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi dan menggosoknya dengan rambutnya. Tuhan ingin agar kita memiliki hati seperti perempuan berdosa ini yang mengasihi Yesus dan sadar akan dosa-dosanya. Tuhan ingin agar kita melepaskan hobi-hobi kita dan mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati kita. Untuk mengikuti Tuhan, kita perlu menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Tuhan setiap hari.