PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah salah satu sumber kekuatan dan energi yang ada di bumi
ini. Air merupakan sebuah elemen dan partikel cair. Tanpa air, semua
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup dan akan mati. Secara umum
banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia,
binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan
hidupnya.namun tidak semua bisa mengolahnya. Jumlah air bersih sepertinya
tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di mana air
yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui
proses alam.dengan itulah susunan air sehingga mengalami proses yang
panjang.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian, perputaran dan
penyebaran air di atmosfer dan di permukaan bumi serta di bawah permukaan
bumi disebut Hidrologi. Cabang hidrologi meliputi Potamologi, Limnologi,
Teknik Air Tanah, Hidrometeorologi, dan Kriologi. Proses hidrologi akan
berlangsung dengan adanya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari air itu
sendiri sehingga menjadi sebuah tanggung jawab bagi kita untuk memelihara
lingkungan sebagai penampung air dan menggunakan air seefisien mungkin.
Disini peran ilmu dari hidrologi itu sendiri adalah untuk dapat mengkaji dan
mengamati serta membenahi apa apa yang kaitannya dengan hidro dilihat dari
kebutuhan makhluk hidup yang besar terhadap air.Komponen utama siklus
hidrologi meliputi penyimpanan (storage), air di atmosfer, air di permukaan
bumi, dan air di dalam tanah.
Karena perkembangan yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi
dasar dari pengelolaan sumber daya-sumber daya air rumah tangga yang
merupakan pengembangan dan penggunaan sumber daya-sumber daya air
secara terencana. Banyak proyek di dunia seperti rekayasa air, irigasi,
pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain.
1
Pada praktikum hidrologi kali ini dipusatkan pada beberapa fenomena
hidrologi seperti pengukuran hidrogeologi (sumur), infiltrasi, menghitung
debit air sungai, dan menghitung daya tampung situ/danau serta luas
penampangnya. Praktikum ini merupakan suatu penerapan langsung dari
berbagai teori yang sudah diajarkan dan merupakan suatu tolak ukur untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Dengan praktikum yang dilakukan langsung di lapangan ini, kita dapat
mengetahui keadaan sebenarnya tentang bagaimana keadaan air di bumi
jikadikaitkan dengan teori yang ada sehingga dapat menghasilkan data yang
sesuai dari hasil penelitian tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada laporan praktikum ini adalah
1. Bagaimana arah aliran dan debit dari air sumur yang ada di lokasi
praktikum?
2. Bagaimana laju infiltrasi di lokasi praktikum?
3. Bagaimana besaran debit air sungai dan hubungannya dengan luas
penampang sungai di lokasi praktikum?
4. Bagaimana daya tampung dan bentuk penampang dari Situ Eul-Eul di
lokasi praktikum?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada laporan praktikum ini adalah
1. Mengetahui arah aliran dari air sumur yang ada di sekitar lokasi
praktikum;
2. Mengetahui laju infiltrasi di lokasi praktikum;
3. Mengetahui besaran debit air sungai dan hubungannya dengan luas
penampang sungai di lokasi praktikum;
4. Mengetahui daya tampung dan bentuk penampang dari Situ Eul-Eul di
lokasi praktikum.
2
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui arah aliran air sumur di lokasi praktikum;
2. Dapat mengetahui perbedaan laju infiltrasi di tempat yang berbeda dilihat
dari jenis tanah dan pengaruh keadaan sekitarnya;
3. Dapat mengetahui besarnya debit air sungai di lokasi praktikum;
4. Dapat mengetahui dan bentuk daya tamping danau;
5. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai objek yang diteliti;
6. Dapat memperdalam pengetahuan mengenai mata kuliah hidrologi;
7. Mengembangkan keterampilan dalam memperoleh data dan informasi di
lapangan;
8. Menganalisis data sehingga menghasilkan deskripsi yang informatif dalam
bentuk laporan penelitian;
9. Menerapkan dan mengintegrasikan teori-teori dan berbagai ilmu
pengetahuan yang dimiliki dengan keadaan riil di lapangan.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas lima bab dengan jumlah halaman sebanyak
empat puluh sembilan halaman. BAB I adalah latar belakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum, manfaat praktikum, dan sistematika penulisan.
Latar belakang berisi tentang alasan dari dibuatnya makalah ini. Rumusan
masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi topik
bahasan pada BAB II. Tujuan praktikum berisi tentang hasil atau informasi
yang akan kita dapatkan dari praktikum yang akan dilakukan. Manfaat
praktikum berisi tentang informasi tentang manfaat apa saja yang bisa
didapatkan dari praktikum.
BAB II Tinjauan Teoritis berisi teori-teori yang menunjang dari topik
yang akan dibahas dalam makalah.
BAB III Metodologi Penelitian yang membahas metode-metode yang
digunakan dalam melakukan penelitian.
BAB IV Analisis Data yang berisi hasil dari analisis data dari
praktikum yang telah dilakukan sesuai dengan rumusan masalah.
3
BAB V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari apa yang telah dibahas
dalam BAB IV. Selain itu makalah ini dilengkapi juga dengan kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar pustaka sebagai informasi
tentang sumber materi yang dibahas dan lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
A. Hidrologi
Hidrologi berasal dari kata bahasa Yunani Hydrologia yang artinya
ilmu air. Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari
pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus
hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi
disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta
teknik sipil dan teknik lingkungan.
Secara umum hidrologi dimaksudkan sebagai ilmu yang menyangkut
masalah air. Akan tetapi dengan alasan-alasan praktis hanya dibatasi pada
beberapa aspek saja. Konsep pokok untuk ilmu hidrologi adalah siklus
hidrologi yang didefinisikan sebagai berikut: Hidrologi adalah ilmu tentang
seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan distribusinya, sifat
alam dan kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungan
dengan kehidupan.
Lebih jauh Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986),
menyatakan pula bahwa:" Hidrologi ialah ilmu yang membicarakan tentang
air yang ada di bumi, yaitu mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya,
sifat fisika dan kimia, serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk
hubungannya dengan kehidupan".
Singh, 1992 menyatakfan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
membahas karakteristik menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan
kualitas air bumi, termasuk di dalamnya proses hidrologi, pergerakan,
penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan manajemen.
Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi,
baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika
air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan.
Kebearadaan air dalam kehidupan merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting, sebab semua mahkluk hidup di bumi membutuhkan air sebagai salah
satu sumber kehidupan.
5
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di
dalam bumi, tentang perputarannya, kejadiannya, distribusinya serta
pengaruhnya terhadap kehidupan yang ada di alam ini.
Cabang-cabang ilmu Hidrologi sendiri meliputi hidrometeorologi
(ilmu yang mempelajari air yang berada di atmosfer), hidrogeologi (ilmu
yang mempelajari air yang berada di bawah permukaan bumi), potamologi
(ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan), limnologi (ilmu
yang mempelajari air yang menggenang di permukaan bumi) dan kriologi
(ilmu yang mempelajari air yang berbentuk padat). Oseanografi dan
meteorologi tidak termasuk karena air hanya satu dari aspek penting lainnya.
Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi teknik
lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga
mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan
karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap
bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
Secara substansial, cakupan bidang ilmu hidrologi, meliputi
1. Asal mula dan proses terjadinya air
3. Sifat-sifat air
6
Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam
atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000
meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung
serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap
air berkondensasi (mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan
bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.
Keberadaan akan air saat ini tidak saja sebagai kebutuhan konsumsi
semata namun air juga memiliki berbagai kegunaan dalam aplikasinya bagi
manusia seperti kajian air dalam sains, air dan seni, air dan kesehatan, udara
dan air serta air dan tanaman. Air jika tidak dikelola secara baik dan bijak
sana juga akan memberikan dampak yang buruk bagi mahkluk hidup di bumi,
hal ini terjadi bilamana bumi kehilangan atau semakin berkurangnya
sumberdaya air, dan dampak buruk tersebut dapat pula terjadi akibat dari
adanya proses pencemaran sehingga rusaknya kualitas air sehinga mahkluk
hidup tidak dapat lagi mengambil manfaat air bersih dan sehat sebagai
kebutuhan hidup.
B. Siklus Hidrologi
7
Siklus hidrologi adalah prinsip dasar yang paling utama dalam
hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan sebagai suatu rangkaian yang
rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud (cair dan uap air) pada
permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum
kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu
aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Siklus Hidrologi adalah suatu proses
yang berkaitan, di mana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat
dan kembali lagi ke laut.
Sebagian air hujan yang tidak tertahan oleh tumbuhan akan mengalir
melalui dahan-dahan pohon dan jatuh ke permukaan tanah lalu mengalir
8
meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan infiltrasi, dan
bergerak terus ke bawah. Air yang menginfiltrasi itu pertama-tama
mengabsorbsi atau mengikat untuk meningkatkan butiran air dalam tanah atau
kelembapan tanah (soil moister) namun sebagian butiran air tersebut akan
dikembalikan ke permukaan tanah melalui proses kenaikan kapiler yaitu gaya
tarik dari zona jenuh di dalam tanah yang di tarik oleh gaya ke dalam zona
aerasi atau ke permukaan tanah.
9
terinfiltrasi. Sedangkan air yang tidak terinfiltrasi yang merupakan limpasan
mengalir ke tempat yang lebih rendah, mengalir ke danau dan tertampung.
Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah danau (reservoir) air hujan
(presipitasi) yang langsung jatuh diatas danau menjadi tampungan langsung.
Air yang tertahan di danau akan mengalir melalui sistem jaringan sungai,
permukaan tanah (akibat debit banjir) dan merembes melalui tanah. Dalam
hal ini air yang tertampung di danau adalah inflow sedangkan yang mengalir
atau merembes adalah outflow.
10
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
(Sumber: dc193.4shared.com/doc/yBqA6CNj/preview.html)
11
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin
membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan
uap air yang berasal dari danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya,
serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini berubah menjadi awan
dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh, sebagian
meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya
presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es.
Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir
di permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau, dan
selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir
menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi
mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling
lama dan prosesnya paling lengkap.
12
yang tinggi, kemudian pergerakan uap air di atmosfer akibat perbedaan
tekanaan uap air dan uap air tersebut bergerak dari tekanan uap air besar
ke tekanan uap air kecil. Akhirnya pada ketinggian tertentu uap air akan
mengalaami penjenuhan, jika diikuti dengan kondensasi maka uap air
akan berubah menjadi butiran-butiran hujan
Udara di atmosfer akan mengalami proses pendinginan melalui
beberapa cara umumnya adalah akibat pertemuan antara dua massa
udara dengan suhu yang berbeda atau oleh sentuhan udara dengan objek
dingin. Awan merupakam indikasi awal terjadinya presipitasi tetapi
awan tidak otomatis menandakan akan adanya hujan.
Mekanisme berlangsungnya hujan melibatkan tiga faktor utama:
1) Kenaikan massa uap air ketempat yang lebih tinggi sampai saatnya
atmosfer menjadi jenuh.
2) Terjadinya kondensasi atas partikel-partikel uap air di atmosfer.
3) Partikel uap air tersebut bertambah besar sejalan dengan waktu,
selanjutnya jatuh ke bumi dan permukaan laut (sebagai hujan)
karena faktor grativitasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi, yaitu:
1) Adanya uap air di atmosfer
2) Faktor-faktor meteorologis
3) Lokasi daerah
4) Adanya rintangan missal adanya gunung
b. Evapotranspirasi
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap,
hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak
jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara
eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan
yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi
matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada
tingkat yang lebih rendah.Transpirasi pada dasarnya merupakan salah
13
satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada
permukaan daun (tajuk).
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari
permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi
(penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi.
Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi, maka dapat
diartikan evaprotranspirasi adalah perpaduan antara evaporasi dari
permukaan tanah dengan transpirasi dari tumbuh-tumbuhan.
Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen utama dalam siklus
hidrologi dengan kaitannya pada perhitungan ketersediaan air.
14
Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi
sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi dan
evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi
aktual.
c. Run Off
15
satuan cfs/cms = m3/s ini adalah laju aliran air. Atau dapat dalam inci
atau mmcm (ketebalan).
16
Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber :
3) Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah permukaan air
tanah ke elevasi yang lebih rendah yang akhirnya menuju sungai
atau langsung ke laut.
d. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya
air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi,
jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan
meresap ke dalam tanah, sebagian akan mengisi cekungan permukaan
dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud
dengan daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang
dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan
17
atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam.
Laju infiltrasi adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang
dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap
1) Proses limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat
diserap kedalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk kedalam
tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah.
Aliran air tanah sangat lambat, makin besar daya infiltrasi maka
perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi
makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil
sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
2) Pengisian lengas tanah (soil moisture) dan air tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk
tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan
menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak
jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih
antara infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah
yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar,
pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari
kenaikan kapiler air tanah.
18
d) Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju
infiltrasi selama tahapan awal ujan berikutnya.
e) Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur)
dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau
menurunkan cadangan permukaan.
(1) Kondisi-kondisi penutup permukaan
(a) Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan
dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan,
seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi.
(b) Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama
seperti yang dilakukan seresah.
(c) Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah
permukaan) mengurangi infiltrasi.
(2) Transmibilitas tanah
(a) Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian
dari struktur tanah, merupakan salah satu faktor penting
yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui
tanah.
(b) Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
19
6) Kondisi permukaan tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
1) Jenis permukaan tanah
2) Cara pengolahan lahan
3) Kepadatan tanah
4) Sifat dan jenis tanaman.
e. Perkolasi
Infiltrasi atau perkolasi ke dalam tanah, air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka
air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak
secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Kedalaman air yang
masuk ke tanah bergantung dari beberapa factor yaitu, jumlah air hujan,
porositas tanah, jumlah tumbuh-tumbuhan serta lapisan yang tidak
dapat ditembus oleh air. Air yang tertahan oleh lapisan kedap air
(misalnya batu) membentuk air tanah. Air tersebut dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan sehari-hari.
Di daerah perkotaan yang padat penduduknya peresapan air
kecil sekali, karena sebagian besar lahan tanah tertutup atau dilapis
aspal atau dibeton dan perumahan dibangun dimana-mana, sehingga
luas tanah terbuka semakin sempit sehingga semakin sedikit pula dapat
menyerap air. Seharusnya beberapa tempat di kota dibiarkan terbuka
sebagai tanah resapan air hujan.
f. Debit Sungai
Debit adalah jumlah aliran air (volume) yg mengalir melalui suatu
penampang dalam waktu tertentu.
Q=VxA
Keterangan:
Q = debit sungai (m3/dtk)
V = kecepatan aliran (m/dtk)
A = luas penampang ( m2)
20
BAB III
METODE PRAKTIKUM
21
(hidrogeologi) sebanyak tiga plot yang bertempatan di Kampung
Sukagalih, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Pasir Jambu. Pengukuran sumur
yang pertama dilaksanakan di Kelurahan Pasir Jambu RT 01 RW 04,
untuk sumur yang kedua dilaksanakan di Keluarahan Pasir Jambu RT 05
RW 04, dan sumur yang ketiga dilaksanakan di Kelurahan Pasir Jambu
RT 06 RW 04.
Pengukuran laju infiltrasi dan pengukuran debit air dan luas
penampang sungai dilaksanakan di sekitar Perkebunan Sinumbra.
Pengukuran daya tampung dan penampang Situ Eul-Eul dilaksanakan di
Desa Indragiri, Kecamatan Rancabali yang tepatnya pada koordinat
1072025,4 LS dan 070847 BT. Adapun plot dari masing-masing
lokasi praktikum adalah
22
b. Ploting Lokasi Praktikum Infiltrasi
23
2. Waktu Praktikum
Praktikum hidrologi dilaksanakan pada Hari Sabtu dan Minggu,
tanggal 18 dan 19 Oktober 2014. Alokasi waktu perjalanan dari
Universitas Pendidikan Indonesia Bumi Siliwangi menuju tempat
praktikum yaitu kurang lebih tiga jam. Pengukuran sumur (hidrogeologi)
dan infiltrasi dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014. Sedangkan
untuk pengukuran debit air dan luas penampang sungai dan pengukuran
daya tampung dan penampang Situ Eul-Eul dilaksanakan pada hari
Minggu tanggal 19 Oktober 2014.
24
12. Kamera
13. 2 Tongkat (3 meter)
14. Payung
15. Batu
16. Air
17. Sepatu Boot
18. Webbing
19. Plastik Sample
20. Laptop
21. Zat pewarna
2. Pengukuran Infiltrasi
a. Menentukan lokasi pengukuran ilfiltrasi
b. Ploting tempat pengukuran ilfiltrasi
c. Kemudian masukan alat infiltrometer ke dalam tanah minimal
sepertiga tinggi dari infilrometer
d. Masukkan air ke dalam infiltrometer air, isi kedua bagian
infiltrometer dan letakkan penggaris di dalamnya
e. Tentukan waktu yang akan disesuaikan
f. Isi kembali infiltrometer seperti pengisian pertama dan catat penurunan
air sesuai waktu yang disesuaikan dengan terus menambahkan air ke
25
dalam infiltrometer selama terjadi penurunan sesuai waktu yang
ditentukan
g. Lakukan langkah hingga penurunan air konstan.
3. Pengukuran debit sungai
a. Lakukan pengukuran penampang basah dengan mengukur lebar,
panjang dan kedalaman sungai.
b. Pengukuran kecepatan air dengan menggunakan pelampung dengan
membagi menjadi tiga bagian yaitu, kanan, tengah dan kiri sungai.
c. Kemudian hanyutkan pelampung ke aliran sungai dan lakukan
pencatatan waktu pada saat pelampung dihanyutkan dari hulu ke hilir.
d. Pengukuran kedalaman sungai di lakukan dengan cara mengukur
persegmen dengan jarak 10 cm.
4. Pengukuran Storage
a. Lakukan penghitungan luas situ dengan menggunakan metode kompas
bidik (Azimut dan Back Azimut)
b. Melakukan ploting situ
c. Lakukan pengukuran kedalaman dengan membagi panjang plot dengan
membagi persegmen (5 meter)
d. Pengukuran kedalaman situ dengan menggunakan tongkat yang sudah
diberi ukuran.
26
27