Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM

SISTEM SARAF PUSAT


SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS

untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan Tumbuhan


yang dibimbing oleh Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si

Kelompok 4
Elvi Nuraini (15034260____)
Etis Prasila Utami (150342605416)
Farhana Halimah Rusyda (150342607533)
Lely Rindianti F. T. P (15034260____)
Made Dewi Saraningsih (150342607055)
M. Kresnha Pangabdi (15034260____)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2016
TOPIK
Sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks

TUJUAN
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan oleh otak
2. Untuk mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan oleh medulla spinalis.

DASAR TEORI
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
terdiri atas sistem sarafsomatis dan sistem sarafotonom. Gerak refleks merupakan respon
yang cepat dan tidak di sadari terhadap perubahan lingkungan interna maupun eksterna.
Refleks di kendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (refleks kranial) atau medula
spinalis(refleks spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal. Saraf kranial dan spinal dapat
berupa saraf somatik yang mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf otonom yang
mengendalikan refleks otot polos,jantung dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi
tanpa keterlibatan otak.
Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls. Impuls dapat
menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi sinaps.
Komunikasi antara satuneuron denganneuron lainnya tetapi otak seringkali ikut memberikan
pertimbangan dalam refleks spinal.
Refleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu, disebut lengkung reflex, dengan
komponen : reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam otak dan medula
spinalis), neuron motorik dan efektor. Sebagian refleks merupakan refleks yang rumit ,
melibatkan lebih dari satu neuron penghubung .Kegiatan ini berdasarkan pada beberapa
prinsip sebagi berikut
1. pada umumnya kerusakan pada sistem saraf pusat menyebabkan kelumpuhan sementara
semua refleks yang di kendalikan oleh otak dan medula spinalis . kondisi akibat kerusakan
otak disebut neural shock , sedangkan kondisi kerusakan medula spinalis ini disebut spinal
shock yang lamanya tergantung pada kerumitan sistem saraf suatu organism
2. kerusakan salah satu lengkung refleks dapat menyebabkan hilangnya reflek stertentu.

ALAT DAN BAHAN

- papan dan alat seksi


- aquarium
- Lampu spiritus
- Thermometer
- Gelas piala 600 cc
- Alat penghitung
- Kapas
- Air hangat
- Katak

CARA KERJA
1. Katak Normal :

Mengambil katak normal, meletakkan katak dengan posisi normal


pada papan, mengamati posisis kepala, mata, dan anggota
geraknya.

Menyentuh kornea mata katak dengan kapas, dan mengamati apa


yang akan terjadi

Menghitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara


menghitung gerakan kulit rahangnya

Mengamati keseimbangan dengan cara :


1. Meletakkan katak dalam posisi terlentang pada papan.
Memutar papan secara horizontal, mengamati posisi dan
gerakan kepala,mata dan anggota geraknya
2. Memiringkan papan secara perlahan sehingga kepala katak
sedikit terangkat dan mengamati apa yang terjadi

Memasukkan katak ke dalam aquarium berisi air dan mengamati


cara berenangnya

Mengeluarkan katak dari aquarium dan meletakkan pada papan


dengan posisi normal

Mencubit jari kaki katak dengan pinset, mengamati apa yang terjadi

Memasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air kemudian
dipanaskan, dan mengamati pada suhu berapa katak akan bereaksi
Memasukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas 80 C,
mengamati apa yang terjadi

2. Single pith :
Mengambil katak dan men-single pith, diistirahatkan selama 5-6
menit untuk menghilangkan neural shock. Kemudian meletakkan
katak dengan posisi normal pada papan, mengamati posisis kepala,
mata, dan anggota geraknya

Menyentuh kornea mata katak dengan kapas, dan mengamati apa


yang akan terjadi

Menghitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara menghitung


gerakan kulit rahangnya

Mengamati keseimbangan dengan cara :


1. Meletakkan katak dalam posisi terlentang pada papan.
Memutar papan secara horizontal, mengamati posisi dan
gerakan kepala,mata dan anggota geraknya
2. Memiringkan papan secara perlahan sehingga kepala katak
sedikit terangkat dan mengamati apa yang terjadi

Memasukkan katak ke dalam aquarium berisi air dan mengamati cara


berenangnya

Mengeluarkan katak dari aquarium dan meletakkan pada papan


dengan posisi normal

Mencubit jari kaki katak dengan pinset, mengamati apa yang terjadi

Memasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air kemudian
dipanaskan, dan mengamati pada suhu berapa katak akan bereaksi

Memasukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas 80 C,


mengamati apa yang terjadi
3. Double pith :
Mengambil katak dan men-double pith, diistirahatkan selama 5-6
menit untuk menghilangkan neural shock. Kemudian meletakkan
katak dengan posisi normal pada papan, mengamati posisis kepala,
mata, dan anggota geraknya
Menyentuh kornea mata katak dengan kapas, dan mengamati apa
yang akan terjadi

Menghitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara menghitung


gerakan kulit rahangnya

Mengamati keseimbangan dengan cara :


3. Meletakkan katak dalam posisi terlentang pada papan.
Memutar papan secara horizontal, mengamati posisi dan
gerakan kepala,mata dan anggota geraknya
4. Memiringkan papan secara perlahan sehingga kepala katak
sedikit terangkat dan mengamati apa yang terjadi

Memasukkan katak ke dalam aquarium berisi air dan mengamati cara


berenangnya

Mengeluarkan katak dari aquarium dan meletakkan pada papan


dengan posisi normal

Mencubit jari kaki katak dengan pinset, mengamati apa yang terjadi

Memasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air kemudian
dipanaskan, dan mengamati pada suhu berapa katak akan bereaksi

Memasukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas 80 C,


mengamati apa yang terjadi

DATA PENGAMATAN

No. Pengamatan Normal Single pith Double pith


1. Pada kepala, mata, - Berkedip dengan - Berkedip dengan -Mata tidak
dan anggota gerak respon yang cepat respon refleks berkedip
- Posisi kepala yang lambat
serta reaksi - Posisi kepala
mendongak ke atas
sentuhan pada menunduk
- Ekstremitas katak
-Ekstremitas katak
kornea mata dengan
kaku lemas
kapas - Anggota gerak normal -Anggota gerak
tidak normal
2. Jumlah frekuensi - 89 -2 -Tidak ada
pernapasan per pernapasan
dalam 1 menit
menit
3. Keseimbangan - Anggota geraknya -Tidak ada gerakan -Anggota gerak atas
-Ekstremitas atas dan bawah lemas
kaku
- Kepala ngangkat ke kaku, -Ketika papan
ekstremitas dimiringkan,
atas, tegak ke atas
belakang lemas. tidak ada respon
- Ketika papan
-Ketika papan
dimiringkan kepala dimiringkan
sedikit diangkat ke tidak ada respon

atas
4. Cara berenang - Ekstremitas bawah -Ekstremitas atas -Katak tidak
bergerak dahulu ke dan bawah bergerak
bergerak tidak
arah dasar
bersamaan
- Ekstremitas atas
-Berenang lambat
bergerak sedikit
- Berenang cepat
5. Reaksi saat jari kaki - Respon refleknya -Tidak ada respon -Ekstremitas
dicubit dengan cepat berespon dengan
lambat
pinset
6. Suhu ketika katak - Ekstremitas terangkat -Ekstremitas -Ekstremitas
bereaksi saat salah ketika air panas terangkat ketika terangkat ketika
air panas air panas
satu kaki dicelupkan bersuhu 37C
bersuhu 36C bersuhu 67C
ke dalam gelas piala
berisi air yang
dipanaskan
7. Raksi ketika jari - Ekstremitas -Ekstremitas -Ekstremitas tidak
kaki dimasukkan ke mengangkat dengan mengangkat menganngkat
dengan respon atau tidak
dalam air panas respon cepat
yang lambat merespon
bersuhu 80C
ANALISIS DATA

1. Pada katak normal:


Pada saat katak diletakkan pada posisi normal, dan disentuh kornea matanya dengan
kapas yang terjadi yaitu posisi kepala mendongak keatas, mata berkedip dengan respon yang
cepat dan anggota geraknya normal. Jumlah frekuensi pernapasannya 89/60 menit. Ketika
katak normal diletkkan pada posisi terlentang pada papan dan papan diputar secara
horizontal reaksi yang terjadi pada katak adalah anggota geraknya kaku dan kepalanya
mengangkat agak ke atas. Ketika papan perlahan-lahan dimiringkan, kepala katak normal
sedikit terangkat ke atas. Kemudian katak normal di masukkan ke dalam aquarium yang
berasi air maka yang terjadi katak normal akan berenang dengan cara ekstremitas bawah
bergerak dahulu ke aarah dasar dan ekstremitas atas bergerak perlahan. Setelah itu ketika
katak normal dikeluarkan dari aquarium dan diletakkan di papan pada posisi normal serta
salah satu jari katak dicubit dengan pinset yang terjadi adalah katak berespon refleks sangat
cepat. Saat salah satu kaki katak normal dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi air yang
di panaskan yang terjadi adalah ekstremitas terangkat ketika bersuhu 37C. setelah itu jari
kaki dimasukan lagi ke dalam air panas yang 80C yang terjadi adalah ekstemitas
mengangkat dengan respon yang cepat.

2. Single pith :
Pada saat katak yang sudah di single pith diletakkan pada posisi normal, dan disentuh
kornea matanya dengan kapas yang terjadi yaitu posisi kepala menunduk, mata berkedip
dengan respon yang lambat dan anggota geraknya tidak normal. Jumlah frekuensi
pernapasannya 2/60 menit. Ketika katak single pith diletkkan pada posisi terlentang pada
papan dan papan diputar secara horizontal reaksi yang terjadi pada katak adalah anggota
geraknya tidak ada gerakan, ekstremitas atas kaku, ekstremitas belakang lemas .Ketika papan
perlahan-lahan dimiringkan, kepala katak single pith lemas dan tidak ada respon. Kemudian
katak di masukkan ke dalam aquarium yang berasi air yang terjadi katak single pith akan
berenang dengan cara ekstremitas atas dan ekstremitas bawah bergerak tidak bersamaan dan
berenang lambat. Setelah itu ketika katak single pith dikeluarkan dari aquarium dan
diletakkan di papan pada posisi normal serta salah satu jari katak dicubit dengan pinset yang
terjadi adalah katak tidak ada berespon. Saat salah satu kaki katak normal dimasukkan
kedalam gelas piala yang berisi air yang di panaskan yang terjadi adalah ekstremitas
terangkat ketika bersuhu 56C. setelah itu jari kaki dimasukan lagi ke dalam dalam air panas
yang 80C yang terjadi adalah ekstemitas mengangkat dengan respon yang tidak terlalu
cepat.

3. Double pith:
Pada saat katak yang sudah di double pith diletakkan pada posisi normal, dan disentuh
kornea matanya dengan kapas yang terjadi yaitu posisi kepala tidak mendongak, mata tidak
berkedi dan anggota geraknya tidak normal. Jumlah frekuensi pernapasannya tidak ada dalam
satu menit. Ketika katak double pith diletkkan pada posisi terlentang pada papan dan papan
diputar secara horizontal reaksi yang terjadi pada katak adalah anggota geraknya lemas.
Ketika papan perlahan-lahan dimiringkan, tidak ada respon. Kemudian katak double pith di
masukkan ke dalam aquarium yang berasi air maka yang terjadi katak double pith tidak
berenang. Setelah itu ketika katak double pith dikeluarkan dari aquarium dan diletakkan di
papan pada posisi normal serta salah satu jari katak dicubit dengan pinset yang terjadi adalah
katak berespon lambat. Saat salah satu kaki katak double pith dimasukkan kedalam gelas
piala yang berisi air yang di panaskan yang terjadi adalah ekstremitas terangkat ketika
bersuhu 67C. setelah itu jari kaki dimasukan lagi ke dalam air panas yang 80C yang
terjadi adalah ekstemitas tidak mengangkat dan tidak ada respon.

PEMBAHASAN

A. Katak normal
Katak normal dengan menggunakan tungkai depan dan tungkai belakangnya,
kekenyalan otot tungkai adalah kenyal. Reaksi yang diberikan katak normal ketika dicubit
adalah refleks melompat. Adapun reaksi ketika kaki katak dipanaskan pada suhu 37 0C
yaitu menarik dan terangkat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa katak normal
memiliki sistem saraf (otak dan sumsum tulang belakang) yang baik dimana saraf-saraf
tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak dan sum-sum tulang belakang dari resptor
ke efektor secara cepat.

B. Katak coba (Single-pithing)


Pada pengamatan ini, beberapa rangsangan yang diberikan pada katak coba (Single
Pithing) menghasilkan gerak refleks dengan tanggapan yang lambat oleh efektornya.
Dalam hal ini, data-data yang didapatkan setelah melakukan single-pithing adalah pada
posisi normalnya, matanya melotot dan bulat, kepalanya menunduk, dan alat geraknya
yaitu pada tungkai depan dan tungkai belakangnya melipat. Frekuensi pernapasan pada
katak coba setelah single-pithing adalah semakin lambat yaitu 99 kali dalam 1 menit
hitungan. Keseimbangan setelah diputar adalah matanya berubah menjadi sayup,
kepalanya mendongak, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan melipat dan tungkai
belakangnya melipat, sedangkan saat dimiringkan adalah matanya mengecil, kepalanya
menunduk, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan belakang melipat. Cara
berenang katak coba setelah single-pithing mengambang. Otot tungkainya masih kenyal
dan reaksi tidak bereaksi ketika dicubit. Adapun reaksi ketika kaki katak dipanaskan pada
suhu 560C yaitu menarik dan terangkat. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa dari
beberapa perlakuan tersebut katak menanggapi beberapa gerak refleks yang diberikan
dengan lambat. Kurangnya aksi refleks ini dikarenakan sistem saraf pusat yakni otak telah
mengalami kerusakan pada saat melakukan single pithing. Kerusakan sistem saraf pusat
menyebabkan reaksi efektor terhadap beberapa impuls rangsangan berjalan lambat.

C. Katak coba (Double-pithing)


Pada pengamatan ini, beberapa rangsangan yang diberikan pada katak coba (Double-
pithing) menghasilkan gerak refleks dengan tanggapan yang sangat lambat dibandingkan
saat single-pithing oleh efektornya dan beberapa respon yang diberikan tidak ditanggapi.
Data-data yang didapat setelah melakukan double-pithing adalah matanya semakin sayup,
kepalanya menunduk, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan tungkai
belakangnya lurus atau terbuka. Frekuensi pernapasannya pun lambat setelah di double-
pithing yaitu 50 kali per menit. Keseimbangan setelah diputar adalah matanya sayup,
kepala menunduk, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan tungkai belakang lurus
atau terbuka, sedangkan setelah dimiringkan adalah matanya sayup, kepalanya menunduk,
dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan belakangnya lurus atau terbuka. Cara
berenangnya pun berbeda dari katak normal dan katak coba saat single-pithing yaitu sudah
tidak bereaksi lagi dan tenggelam. Otot tungkainya juga sudah kendor. Saat dicubit dengan
menggunakan pinset juga tidak ada reaksi yang diberikan. Adapun reaksi ketika kaki dan
tangan katak dipanaskan pada suhu 670C dan 800C yaitu menarik dan terangkat. Dalam hal
ini, dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan double- pithing pada katak coba, gerak
refleks yang diberikan oleh katak adalah lemah atau lambat. Lemahnya respon refeks ini
dikarenakan sistem saraf pada otak dan sumsum tulang belakangnya medulla spinalis)
tidak mampu merespon dan memberi menghantarkan perintah terhadap impuls saraf ke
efektor.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Refleks yang dikendalikan oleh otak adalah refleks cerebellar (melibatkan otakkecil) yang
dimana otak kecil ini berperan sebagai pusat keseimbangan,koordinasi kegiatan otak,
koordinasi kerja otot dan rangka. Sebagai contoh refleks yang dikontrol oleh otak atau saraf
kranial katak meliputi frekuensi pernapasan, gerakan kepala, kekenyalan otot, cara
berenang, dan gerak tungkai depan dan belakang.

b. Refleks yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf spinal pada katak
adalah refleks spinal (pada sumsum tulang belakang) yang mampumemediasi sejumlah
refleks, somatik dan autonomik , dan meliputi reaksi ketikadicubit, perubahan mata, dan
reaksi ketika kaki dipanaskan.

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. Biologi Edisi ke 5 Jilid3.

Jakarta: Erlangga, 2004

Halwatiah. Fisiologi . Makassar: Alauddin Press, 2009

Anda mungkin juga menyukai