Kelompok 4
Elvi Nuraini (15034260____)
Etis Prasila Utami (150342605416)
Farhana Halimah Rusyda (150342607533)
Lely Rindianti F. T. P (15034260____)
Made Dewi Saraningsih (150342607055)
M. Kresnha Pangabdi (15034260____)
TUJUAN
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan oleh otak
2. Untuk mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan oleh medulla spinalis.
DASAR TEORI
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
terdiri atas sistem sarafsomatis dan sistem sarafotonom. Gerak refleks merupakan respon
yang cepat dan tidak di sadari terhadap perubahan lingkungan interna maupun eksterna.
Refleks di kendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (refleks kranial) atau medula
spinalis(refleks spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal. Saraf kranial dan spinal dapat
berupa saraf somatik yang mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf otonom yang
mengendalikan refleks otot polos,jantung dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi
tanpa keterlibatan otak.
Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls. Impuls dapat
menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi sinaps.
Komunikasi antara satuneuron denganneuron lainnya tetapi otak seringkali ikut memberikan
pertimbangan dalam refleks spinal.
Refleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu, disebut lengkung reflex, dengan
komponen : reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam otak dan medula
spinalis), neuron motorik dan efektor. Sebagian refleks merupakan refleks yang rumit ,
melibatkan lebih dari satu neuron penghubung .Kegiatan ini berdasarkan pada beberapa
prinsip sebagi berikut
1. pada umumnya kerusakan pada sistem saraf pusat menyebabkan kelumpuhan sementara
semua refleks yang di kendalikan oleh otak dan medula spinalis . kondisi akibat kerusakan
otak disebut neural shock , sedangkan kondisi kerusakan medula spinalis ini disebut spinal
shock yang lamanya tergantung pada kerumitan sistem saraf suatu organism
2. kerusakan salah satu lengkung refleks dapat menyebabkan hilangnya reflek stertentu.
CARA KERJA
1. Katak Normal :
Mencubit jari kaki katak dengan pinset, mengamati apa yang terjadi
Memasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air kemudian
dipanaskan, dan mengamati pada suhu berapa katak akan bereaksi
Memasukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas 80 C,
mengamati apa yang terjadi
2. Single pith :
Mengambil katak dan men-single pith, diistirahatkan selama 5-6
menit untuk menghilangkan neural shock. Kemudian meletakkan
katak dengan posisi normal pada papan, mengamati posisis kepala,
mata, dan anggota geraknya
Mencubit jari kaki katak dengan pinset, mengamati apa yang terjadi
Memasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air kemudian
dipanaskan, dan mengamati pada suhu berapa katak akan bereaksi
Mencubit jari kaki katak dengan pinset, mengamati apa yang terjadi
Memasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air kemudian
dipanaskan, dan mengamati pada suhu berapa katak akan bereaksi
DATA PENGAMATAN
atas
4. Cara berenang - Ekstremitas bawah -Ekstremitas atas -Katak tidak
bergerak dahulu ke dan bawah bergerak
bergerak tidak
arah dasar
bersamaan
- Ekstremitas atas
-Berenang lambat
bergerak sedikit
- Berenang cepat
5. Reaksi saat jari kaki - Respon refleknya -Tidak ada respon -Ekstremitas
dicubit dengan cepat berespon dengan
lambat
pinset
6. Suhu ketika katak - Ekstremitas terangkat -Ekstremitas -Ekstremitas
bereaksi saat salah ketika air panas terangkat ketika terangkat ketika
air panas air panas
satu kaki dicelupkan bersuhu 37C
bersuhu 36C bersuhu 67C
ke dalam gelas piala
berisi air yang
dipanaskan
7. Raksi ketika jari - Ekstremitas -Ekstremitas -Ekstremitas tidak
kaki dimasukkan ke mengangkat dengan mengangkat menganngkat
dengan respon atau tidak
dalam air panas respon cepat
yang lambat merespon
bersuhu 80C
ANALISIS DATA
2. Single pith :
Pada saat katak yang sudah di single pith diletakkan pada posisi normal, dan disentuh
kornea matanya dengan kapas yang terjadi yaitu posisi kepala menunduk, mata berkedip
dengan respon yang lambat dan anggota geraknya tidak normal. Jumlah frekuensi
pernapasannya 2/60 menit. Ketika katak single pith diletkkan pada posisi terlentang pada
papan dan papan diputar secara horizontal reaksi yang terjadi pada katak adalah anggota
geraknya tidak ada gerakan, ekstremitas atas kaku, ekstremitas belakang lemas .Ketika papan
perlahan-lahan dimiringkan, kepala katak single pith lemas dan tidak ada respon. Kemudian
katak di masukkan ke dalam aquarium yang berasi air yang terjadi katak single pith akan
berenang dengan cara ekstremitas atas dan ekstremitas bawah bergerak tidak bersamaan dan
berenang lambat. Setelah itu ketika katak single pith dikeluarkan dari aquarium dan
diletakkan di papan pada posisi normal serta salah satu jari katak dicubit dengan pinset yang
terjadi adalah katak tidak ada berespon. Saat salah satu kaki katak normal dimasukkan
kedalam gelas piala yang berisi air yang di panaskan yang terjadi adalah ekstremitas
terangkat ketika bersuhu 56C. setelah itu jari kaki dimasukan lagi ke dalam dalam air panas
yang 80C yang terjadi adalah ekstemitas mengangkat dengan respon yang tidak terlalu
cepat.
3. Double pith:
Pada saat katak yang sudah di double pith diletakkan pada posisi normal, dan disentuh
kornea matanya dengan kapas yang terjadi yaitu posisi kepala tidak mendongak, mata tidak
berkedi dan anggota geraknya tidak normal. Jumlah frekuensi pernapasannya tidak ada dalam
satu menit. Ketika katak double pith diletkkan pada posisi terlentang pada papan dan papan
diputar secara horizontal reaksi yang terjadi pada katak adalah anggota geraknya lemas.
Ketika papan perlahan-lahan dimiringkan, tidak ada respon. Kemudian katak double pith di
masukkan ke dalam aquarium yang berasi air maka yang terjadi katak double pith tidak
berenang. Setelah itu ketika katak double pith dikeluarkan dari aquarium dan diletakkan di
papan pada posisi normal serta salah satu jari katak dicubit dengan pinset yang terjadi adalah
katak berespon lambat. Saat salah satu kaki katak double pith dimasukkan kedalam gelas
piala yang berisi air yang di panaskan yang terjadi adalah ekstremitas terangkat ketika
bersuhu 67C. setelah itu jari kaki dimasukan lagi ke dalam air panas yang 80C yang
terjadi adalah ekstemitas tidak mengangkat dan tidak ada respon.
PEMBAHASAN
A. Katak normal
Katak normal dengan menggunakan tungkai depan dan tungkai belakangnya,
kekenyalan otot tungkai adalah kenyal. Reaksi yang diberikan katak normal ketika dicubit
adalah refleks melompat. Adapun reaksi ketika kaki katak dipanaskan pada suhu 37 0C
yaitu menarik dan terangkat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa katak normal
memiliki sistem saraf (otak dan sumsum tulang belakang) yang baik dimana saraf-saraf
tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak dan sum-sum tulang belakang dari resptor
ke efektor secara cepat.
KESIMPULAN
a. Refleks yang dikendalikan oleh otak adalah refleks cerebellar (melibatkan otakkecil) yang
dimana otak kecil ini berperan sebagai pusat keseimbangan,koordinasi kegiatan otak,
koordinasi kerja otot dan rangka. Sebagai contoh refleks yang dikontrol oleh otak atau saraf
kranial katak meliputi frekuensi pernapasan, gerakan kepala, kekenyalan otot, cara
berenang, dan gerak tungkai depan dan belakang.
b. Refleks yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf spinal pada katak
adalah refleks spinal (pada sumsum tulang belakang) yang mampumemediasi sejumlah
refleks, somatik dan autonomik , dan meliputi reaksi ketikadicubit, perubahan mata, dan
reaksi ketika kaki dipanaskan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. Biologi Edisi ke 5 Jilid3.