LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 3 / Offering I
JURUSAN BIOLOGI
Mei 2017
Antagonisme Antar Mikroba
Tujuan :
Untuk mempelajari sifat antagonism antara kapang dengan bakteri
Dasar Teori
Ada beberapa macam hubungan antar spesies bakteri dialam, salah satu diantaranya ialah
antagonisme atau amensalisme. Pada hubungan antagonisme ini, spesies yang satu menghasilkan
suatu zat yang dapat meracuni spesies yang lain sehingga terhambat pertumbuhannya
(Hastuti,2015) . Antagonisme merupakan suatu bentuk asosiasi antara spesies yang tidak saling
berkaitan (secara alamiah) dan akan terbentuk (asosiasi ini) ketika terjadi persaingan komunitas.
Secara garis besar interaksi microbial (interaksi antar mikroba) terbagi menjadi interaksi
simbiotik dan non-simbiotik. Dikatakan simbiotik apabila spesies yang satu dengan yang lain
saling berkaitan dan membutuhkan. Dalam asosiasi ini, hubungan antar mikroba terbagi menjadi
hubungan mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Sementara asosiasi non-simbiotik terjadi
pada 2 spesies yang tidak saling terkait untuk mendukung kehidupannya. Dalam hubungan ini
terdapat hubungan sinergisme dan antagonisme (Talaro, 2001: 215).
Ada tiga mekanisme yang digunakan oleh bakteri antagonis untuk mencegah bakteri
merugikan. Pertama, menimbulkan persaingan makanan sedemikian rupa sehingga bakteri
pembusuk sulit mendapatkan makanan; kedua, menurunkan pH lingkungan sehingga aktivitas
bakteri pembusuk terganggu dan menjadi tidak dapat bertahan hidup; dan ketiga, menghasilkan
produk metabolit yang bersifat racun bagi bakteri bakteri merugikan (Lasriantoni, 2010).
Jumlah populasi mikroorganisme dalam suatu komunitas agar dapat mencapai jumlah
yang optimal, maka mikroorganisme berinteraksi dan mempengaruhi organisme yang lainnya.
Mikroorganisme harus berkompetisi dengan organisme lain dalam memperoleh nutrisi dari
lingkungannya sehingga dapat terus lulus hidup dan dapat berkembangbiak dengan sukses
(Kusnadi, 2003). Kemampuan jamur untuk berada di habitat tertentu seperti tanah ataupun di
permukaan bagian tanaman sebagian ditentukan oleh hubungan interaksi dengan mikro-
organisme lainnya. Hubungan yang bersifat antagonis satu dengan lainnya sehingga berpotential
digunakan sebagai agensia hayati. Diantara contoh jamur yang bersifat antagonis ini adalah
Trichoderma spp, Peniillium spp dan Gliocladium spp. Jamur-jamur tersebut dapat bersifat
antagonis (Nurhayati, 2011).
Diinkubasikan pada suhu kamar dengan cawan dalam keadaan terbalik selama 6-7x24
jam pada suhu 25oC sampai terdapat bintik-bintik cairan kekuning-kuningan disekitar
koloni kapang
Analisis Data
Perhitungan diameter zona hambat bakteri S. aureus diperoleh dari diameter zona jernih
dikurangi diameter koloni P. Chrysogenumyang. Namun pada praktikum yang telah dilakukann
berbentuk tidak berbentuk diameter zona jernih dan diameter koloni sehingga tidak dihasilkan
diameter zona hambat
Pembahasan
Seperti halnya makhluk hidup lain, mikroba (mikroorganisme) juga melakukan interaksi
baik dengan individu sejenis maupun individu yang berlainan. Interaksi mikroba tidak hanya
terjadi diantara mikroba saja, melainkan juga dengan tumbuhan dan hewan. Interaksi tersebut
dapat bersifat positif maupun negative (Presscott, 2002). Praktikum ini dilakukan untuk
mempelajari sifat antagonisme antara kapang dengan bakteri, dimana dalam hal ini digunakan
koloni Penicillium chrysogenum yang telah dikembangbiakan di dalam medium NC dan bakteri
Staphyllococcus aureus yang sudah diinokulasikan kedalam cawan steril dari medium NA.
Selanjutnya memotong Penicillium chrysogenum berbentuk lingkaran kecil dan meletakkan
potongan kapang tersebut diatas bakteri Staphyllococcus aureus. Selanjutnya diinkubasi selama
1X24 jam pada suhu 37 0C dan diamati pertumbuhannya.
Pertumbuhan yang benar seharusnya terdapat daerah berwarna bening atau daerah yang
berwarna lebih putih pada daerah sekitar potongan kapang. Akan tetapi pada praktikum ini tidak
ditemukan daerah yang berwarna bening. Hal ini dikarenakan Penicillium chrysogenum yang
digunakan sudah lama. Daerah bening sekitar koloni jamur menunjukkan bahwa jamur
memproduksi suatu senyawa yang mematikan bakteri atau tidak mengijinkannya tumbuh
(Wheeler, 1988).
Antagonisme hubungan dapat dikatakan sebagai hubungan yang asosial. Spesies yang satu
menghasilkan sesuatu yang meracuni spesies yang lain, sehingga pertumbuhan spesies yang
terakhir sangat terganggu. Zat yang dihasiIkan oleh spesies yang pertama mungkin berupa suatu
ekskret, sisa makanan dan yang jelas bahwa zat itu "menentang" kehidupan yang lain. Zat
penentang tersebut dinamakan antibiotika (Lasriantoni, 2010). Penicillium chrysogenum
menghasilkan antibiotik yang dinamakan penicillin. Antibiotik inilah yang menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara mengahmbat sintesis dinding sel. Dimana penisilin dalah
sebuah kelompok antibiotika -laktam yang digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi
karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif. Semua penisilin memiliki dasar rangka Penisilin
yang memiliki rumus molekul R-C9H11N2O4S, dimana R adalah rangka samping yang
beragam. Penisilin dalam lingkup sempit dikembangkan untuk meningkatkan keefektifitas
melawan beta-laktamase yang dibuat oleh Staphylococcus aureus,dan dikenal dengan penisilin
anti-staphylococcal. Antibiotika -laktam ini bekerja dengan menghambat pembentukan
peptidoglikan di dinding sel. Beta-laktam akan terikat pada enzim transpeptidase yang
berhubungan dengan molekul peptidoglikan bakteri, dan hal ini akan melemahkan dinding sel
bakteri ketika membelah. Dengan kata lain, antibiotika ini dapat menyebabkan perpecahan sel
(sitolisis) ketika bakteri mencoba untuk membelah diri. Pada bakteri Gram positif yang
kehilangan dinding selnya akan menjadi protoplas, sedangkam Gram negatif menjadi sferoplas.
Protoplas dan sferoplas kemudian akan pecah atau lisis (Hamdiyati, 2010).
Kesimpulan
Diskusi
BAHAN DISKUSI
1. Adakah daerah jernih pada medium yang tidak ditumbuhi bakteri ? Bila ada , mengapa
hal ini terjadi ?
Jawab: Tidak ada pada praktikum ini, Pertumbuhan yang benar seharusnya terdapat
daerah berwarna bening atau daerah yang berwarna lebih putih pada daerah sekitar
potongan kapang. Akan tetapi pada praktikum ini tidak ditemukan daerah yang berwarna
bening. Hal ini dikarenakan Penicillium chrysogenum yang digunakan sudah lama.
Daerah bening sekitar koloni jamur menunjukkan bahwa jamur memproduksi suatu
senyawa yang mematikan bakteri atau tidak mengijinkannya tumbuh
2. Mengapa digunakan medium Skim Milk Agar untuk membiakkan P. chrysogenum?
Jawab: Karena dalam medium SMA terdapat protein yang dibutuhkan P.chrysogenum
untuk membentuk penicillium.
Daftar Rujukan
Suryadi , Yadi dan M. Machmud M. 2009. Seleksi dan Karakterisasi Mikroba Antagonis. Online.
(http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/wr262044.pdf.http://www.pustakad
eptan.go.id/publikasi/.pdf , diakses pada 28 April 2017 )
Talaro, Kathleen Park & Arthur Talaro. 2001. Foundations in Microbiology 4th edition. USA:
McGraw-Hill companies