Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Semua makhluk hidup pasti melakukan interaksi antara satu dengan yang lain. interaksi
tersebut ada yang berdampak saling menguntungkan bagi kedua pihak ataupun sebaliknya.
Salah satu macam hubungan antar makhluk hidup adalah antagonisme. Artinya, makhluk
hidup satu akan menghambat pertumbuhan makhuk hidup lain. hubungan semacam ini juga
terjadi pada mikroorganisme. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang spesifik
yang dikenal dengan simbiosis (Kusnadi, 2003). Interaksi antar mikroorganisme yang
menempati suatu habitat yang sama akan memberikan pengaruh positif atau saling
menguntungkan dan pengaruh negative atau saling merugikan dan juga netral, tidak ada
pengaruh yang berarti (Kusnadi, 2003).
Hubungan mikroorganisme dengan organisme lain yang saling menekan
pertumbuhannya disebut antagonisme atau amensalisme. Praktikum ini dilakukan untuk
mempelajari sifat antagonisme antara kapang Penicillium chrysogenum dengan bakteri
Staphyllococcus aureus. Setelah diamati, ternyata terbentuk zona penghambat berada
disekitar kapang Penicillium chrysogenum. Zona penghambat ini ditandai dengan area yang
berwarna lebih jernih daripada daerah disekitarnya. Zona penghambat ulangan 1 adalah 1,2
cm dan pada ulangan 2 adalah 1,1 cm. Hal ini menunjukkan bahwa P.chrysogenum
menghambat pertumbuhan dari bakteri S.aureus sehingga dapat dikatakan hubungan di antara
kedua mikroorganisme tersebut bersifat antagonis. Hasil ini senada dengan pernyataan
Wheeler (1988) menyimpulkan bahwa daerah bening sekitar koloni jamur menunjukkan
bahwa jamur memproduksi suatu senyawa yang mematikan bakteri atau tidak
mengijinkannya tumbuh.
Antagonisme bermakna sebagai hubungan yang saling berlawanan, spesies yang satu
menghasilkan zat yang mampu meracuni spesies yang lain, sehingga pertumbuhannya
terganggu. Zat tersebut dapat berupa suatu sekret, baik yang disekresi langsung dari organ
tubuh sebagai zat racun atau berupa sisa makanan yang mematikan kehidupan organisme lain.
Zat tersebut dinamakan antibiotika (Lasriantoni, 2010). Mikroba antagonis merupakan suatu
jasad renik yang dapat menekan, menghambat dan memusnahkan mikroba lainnya. Mikroba
antagonis ini dapat berupa bakteri, jamur atau cendawan, actinomycetes atau virus (Suryadi,
2009). Berkaitan dengan hal tersebut, praktikum ini menggunakan jamur Penicillium
chrysogenum sebagai mikroba antagonis. Pertumbuhan Staphylococcus aureus terhambat
pada daerah yang terjangkau oleh sekret di sekitar cetakan P. chrysogenum. Hasil praktikum
ini telah menunjukkan terjadinya antagonisme antara Staphylococcus aureus dan Penicillium
chrysogenum. Dwidjoseputro (2009) menggunakan istilah amensalisme untuk hubungan
antagonisme tersebut. Spesies yang terhambat pertumbuhannya disebut amensal, sedang
spesies yang menghambat pertumbuhan disebut antagonis. Pada praktikum ini,
Staphylococcus aureus berperan sebagai amensal dan kapang Penicillium chrysogenum
berperan sebagai antagonis.
Lasriantoni (2010) menyatakan ada tiga mekanisme yang digunakan oleh bakteri
antagonis untuk mencegah bakteri merugikan. Pertama, menimbulkan persaingan makanan
sedemikian rupa sehingga bakteri pembusuk sulit mendapatkan makanan; kedua, menurunkan
pH lingkungan sehingga aktivitas bakteri pembusuk terganggu dan menjadi tidak dapat
bertahan hidup; dan ketiga, menghasilkan produk metabolit yang bersifat racun bagi bakteri
bakteri merugikan. Antibiotik yang dihasilkan oleh Penicillium sp menghasilkan antibiotik
berupa cairan berwarna kekuning-kuningan yang dinamakan penicillin. Antibiotik jenis ini
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengahmbat sintesis dinding sel. Penisilin
dalah sebuah kelompok antibiotika -laktam yang bekerja dengan menghambat pembentukan
peptidoglikan di dinding sel (Madigan dkk, 2000). Beta-laktam akan terikat pada enzim
transpeptidase yang berhubungan dengan molekul peptidoglikan bakteri, dan hal ini akan
melemahkan dinding sel bakteri ketika membelah. Dengan kata lain, antibiotika ini dapat
menyebabkan perpecahan sel (sitolisis) ketika bakteri mencoba untuk membelah diri.
Penisilin dalam lingkup sempit dikembangkan untuk meningkatkan keefektifitas melawan
beta-laktamase yang dibuat oleh Staphylococcus aureus,dan dikenal dengan penisilin anti-
staphylococcal (Anonim, 2012). Berikut adalah struktur senyawa penicilin.

Gambar Struktur Penisilin


Asam 6-Aminopenisilanat, Inti dari setiap turunan Penisilin
(Sumber : Anonim, 2012)
Daftar Rujukan

Anonim. 2012. Penisilin. (Online). (http://kateglo.bahtera.org/?


mod=dictionary&action=view&phrase=penisilin, diakses pada 1 Mei 2017 pukul 07.34).

Dwidjoseputro, D. 2009. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA.

Lasriantoni, Redho. 2010. Hubungan Antar Spesies. (Online). (http://id.shvoong.com/exact-


sciences/biology/2081945-hubungan-antar-spesies), diakses pada 1 Mei 2017 pukul 07.21).

Madigan, M. T., Martinko, J. M., Parker, J., 2000, Brock Biology of Microorganisms, Ninth
Edition, Prentice-Hall, London.

Suryadi , Yadi dan M. Machmud M. 2009. Seleksi dan Karakterisasi Mikroba Antagonis. Online.
(http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr262044.pdfhttp:/ /www.pustaka-
deptan.go.id/publikasi/.pdf), diakses pada 1 Mei 2017 pukul 07.23).

Wheeler, MArgareth F. Volk, Wesley A. 1988. Dasar-dasar Mikrobiolgi. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai