Anda di halaman 1dari 11

MORBILI (CAMPAK, MEASLES, RUBEOLA)

1. Definisi
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu :
a. Stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah pajanan pertama terhadap
virus dan dapat disertai gejala minimal maupun bergejala, (b) stadium prodromal yang
menunjukkan gejala demam, konjungtivitis, pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya
enentem pada mukosa(bercak koplik), dan (c) stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya
ruam makulopapular yang didahului dengan meningkatnya suhu badan (d) stadium konvalesen
yaitu masa penyembuhan. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien.
Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola. Campak yang disebut juga dengan
measles atau rubeola merupakan suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan
oleh paramixovirus yang pada umumnya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari
orang ke orang melalui percikan liur (droplet) yang terhirup.2 4

2. Etiologi
Penyebabnya ialah virus morbili Measles Virus yang terdapat dalam sekret nasofaring
dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularan
dengan droplet dan kontak. Virus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan
genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan virus
Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling
tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul. Virus campak adalah
organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Virus ini
menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, Ph asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan
selama 2 jam di udara terbuka. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60%
sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di
dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35C, beberapa hari pada suhu
0C, dan tidak aktif pada pH rendah. 1 3

Faktor resiko terkena morbili adalah


1. Daya tahan tubuh yang lemah
2. Belum pernah terkena campak
3. Belum pernah mendapat vaksinasi campak

3. Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan
seumur hidup. Bayi yang di lahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat
kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut
kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu belum pernah
menderita morbili maka bayi yang ilahirkannya tidak mempunyai kekebalan terhadap morbili
dan dapat menderita penyakit ini setelah ia dilahirkan. Bila seorang wanita menderita morbili
ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus; bila ia
menderita morbili pada trimester pertama, kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan
seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau
lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Angka kejadian campak di
Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi sekitar 3000-4000 per tahun demikian pula
frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 174.
Namun case fatality ratetelah dapat diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak
menderita campak adalah <12>
Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari
penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita masih dapat
menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari setelah ruam muncul.
Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh
campak. 1 2

4. Patologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada
kulit, selaput lender nasofaring, bronkus dan konjungtiva. Lesi pada campak terutama terdapat
pada kulit., membran mukosa nasofaring, bronkus, saluran pencernaan, dan konjungtiva. Di
sekitar kapiler terdapat eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel
polimorfonuklear. Karakteristik patologi dari Campak ialah terdapatnya distribusi yang luas dari
sel raksasa berinti banyak yang merupakan hasil dari penggabungan sel. Dua tipe utama dari sel
raksasa yang muncul adalah (1) sel Warthin-Findkeley yang ditemukan pada sistem
retikuloendotel (adenoid, tonsil, appendiks, limpa dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang
muncul terutama pada epitel saluran nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di sekitar
kelenjar sebasea dan folikel rambut. Terdapat reaksi radang umum pada daerah bukal dan
mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid dan membran mukosa trakeibronkial.
Pneumonitis intersisial karena virus campak menyebabkan terbentuknya sel raksasa dari Hecht.
Bronkopneumonia yang terjadi mungkin disebabkan infeksi sekunder oleh bakteri (Cherry,
2004). 1 2

Pada kasus encefalomyelitis terdapat demyelinisasi vaskuler dari area di otak dan medula
spinalis. Terdapat degenerasi dari korteks dan subsdtansia alba denganinclusion
body intranuklear dan intrasitoplasmik pada subacute sclerosing panencephalitis. 1

5. Gejala klinis

- Stadium inkubasi
Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada
masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak menampakkan
gejala sakit.
- Stadium prodromal
Manifestasi klinis campak biasanya baru mulai tampak pada stadium prodromal
yangberlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala klinik khas berupa batuk,
pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan fotofobia dapat menjadi
petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada
konjungtuva dapat menjadi penunjang diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan
menghilang bila seluruh bagian konjungtiva telah terkena radang
Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke-
101 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir dengan areola
tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa
bukal di depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga
mulut seperti palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 2
hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18 jam kemudian.
Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi hiperemis dan penderita
akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.
- Stadium erupsi
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada saat
stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan saat suhu
berkisar 39,5C. Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eritema atau titik merah di palatum
durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak Koplik. Terjadinya eritema yang
berbentuk macula-papula disertai menaiknya suhu badan. Kadang-kadang terdapat perdarahan
ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang
tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas rambut.
Kemudian ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan
dada bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen,
seluruh tangan, paha dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Diantara
macula terdapat kulit yang normal. Saat ruam muncul di kaki, ruam pada wajah akan menghilang
diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan munculnya.
Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan tampak memutih
dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak berwarna kecokelatan yang tidak
memudar bila ditekan. Seiring dengan masa penyembuhan maka muncullah deskuamasi
kecokelatan pada area konfluensi. Beratnya penyakit berbanding lurus dengan gambaran ruam
yang muncul. Pada infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga menutupi seluruh
bagian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah penderita juga menjadi bengkak sehingga
sulit dikenali 1 2
- Stadium konvalesen (masa penyembuhan)
Pada stadium ini, gejala2 di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi normal,
kecuali jika ada komplikasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat
merupakan tanda penyembuhan. Seiring dengan masa penyembuhan maka muncullah
deskuamasi kecokelatan pada area konfluensi. Beratnya penyakit berbanding lurus dengan
gambaran ruam yang muncul. Pada infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga
menutupi seluruh bagian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah penderita juga menjadi
bengkak sehingga sulit dikenali 1 2
6. Diagnosis
Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan
laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa berinti
banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus campak dapat dilihat dengan
pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization,
immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent
antibody (FA). Pemeriksaan HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut
pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7 10 hari setelah pengambilan sampel serum
akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih. Serum IgM
merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam. Serum IgM akan menurun dalam waktu
sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG akan menetap kadarnya seumur hidup. Pada
pemeriksaan darah tepi, jumlah sel darah putih cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan
bila terdapat penyulit encephalitis dan didapatkan peningkatan protein, peningkatan ringan
jumlah limfosit sedangkan kadar glukosa normal.
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :
a. Anamnesis
- Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau
di diagnosis banding morbili.
- Mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.
- Dapat disertai diare dan muntah.
- Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie,
ekimosis.
- Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu
sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.
b. Pemeriksaan fisik

- Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan
tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

- Pada umunya anak tampak lemah.

- Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).


- Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya
mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian
seluruh tubuh. 1 2 4

7. Diagnosis Banding

Diagnosis banding morbili diantaranya :


1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum, ruam muncul saat demam telah menghilang.
2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari campak. Gejala yang
timbul tidak seberat campak.
3. Alergi obat. Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum ruam muncul dan
biasanya tidak disertai gejala prodromal.
4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen. Tanda
patognomonik berupa lidah berwarna merah stroberi serta tonsilitis eksudativa atau
membranosa
5. German measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak Koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar
di daerah suboksipital, servikal bagiam posterior, belakang telinga.
6. Eksanterna subitum. Ruam akan timbul bila suhu badan menjadi normal. 2, 1

8. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apa bila ada
komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk
memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM belum bisa terdeteksi pada 2 hari pertama
munculnya rash, maka untuk mengembil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ke 3 untuk
menghindari adanya False Negatif. Titer IgM mulai sulit di ukut pada 4 minggu setelah muncul
rash, terbanyak IgG dapat did deteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. igG
masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus Measles dapat di isolasi dari
urin, naso faringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa
predromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-
kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. 5
9. Komplikasi

Pada penyakit morbili terdapat resistensu yang menurun sehingga dapat terjadi energy
(uji tuberculin yang semula positif berubah menjadi negative). Keadaan ini menyebabkan
mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti otitis media akut, ensefalitits, bronkopneumonia.

Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau oleh pneumococcus,


streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang
masih muda, anak dengan malnutrisi energy protein, penderita penyakir menahun (missal
tuberculosis), leukemia dan lain-lain. Oleh karena pada keadaan tertentu perlu dilakukan
pencegahan.

Komplikasi neurologis pada morbili dapat berupa hemiplegia, paraplegia, afasia,


gangguan mental, neuritis optika dan ensefalitis.

Ensefalitis morbili dapat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang menderita
morbili atau dalam satu bulan setelah mendapat imunisasi yang sedang vaksin virus morbili atau
dalam satu bulan setelah mendapat imunisasidengan vaksin virus morbili hidup (ensefalitis
morbili akut); pada enderita yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif
(immunosuppressive measles encephalopathy) dan sebagai subacute sclerosing panencephalitis
(SSPE).

Ensefalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah dan
sisa deficit neurologis sedikit. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah 1 : 1.000
kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,16 tiap
1.000.000 dosis.

SSPE adalah suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat. Penyakit ini
progresif dan fatal serta ditemukan pada anak dan orang dewasa. Di tandai oleh gejala yang
terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang dan koma. Perjalanan
klinis paling lambat dan sebagian besar pederita meninggal dunia dalam 6 bulan 3 tahun
setelah terjadi gejala pertama. Meskipun demikian remisi spontan masih bisa terjadi.

Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbili memegang peranan
dalam patogenesisnya. Biasanya anak menderita morbili sebelum umur 2 tahun sedangkan SSPE
bisa timbul sampai 7 tahun setelah morbili. SSPE yang terjadi setelah vaksinasi morbili
didapatkan kira-kira 3 tahun lemudian. Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili
adalah 0,5 1,1 tiap 10 juta; sedangkan setelah infeksi morbili sebesar 5,2 9,7 tiap 10 juta.

Immunosuppressive measles encephalopathy didapatkan pada anak dengan morbili yang


sedang menderita defisiensi imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan
immunosupresif. Di afrika didapatkan kebutaan sebagau komplikasi morbili pada anak yang
menderita malnutrisi.

Otitis Media Gendang telinga biasanya hiperemi pada fase prodromal dan stadium erupsi.
Diare Diare dapat terjadi akibat invasi virus campak ke mukosa saluran cerna sehingga
mengganggu fungsi normalnya maupun sebagai akibat menurunnya daya tahan penderita campak
(Soegeng Soegijanto, 2002)
Laringotrakheitis Penyulit ini sering muncul dan kadang dapat sangat berat sehingga
dibutuhkan tindakan trakeotomi.
Jantung Miokarditis dan perikarditis dapat menjadi penyulit campak. Walaupun jantung
seringkali terpengaruh efek dari infeksi campak, jarang terlihat gejala kliniknya.
Black measles Merupakan bentuk berat dan sering berakibat fatal dari infeksi campak
yang ditandai dengan ruam kulit konfluen yang bersifat hemoragik. Penderita menunjukkan
gejala encephalitis atau encephalopati dan pneumonia. Terjadi perdarahan ekstensif dari mulut,
hidung dan usus. Dapat pula terjadi koagulasi intravaskuler diseminata

10. Pengobatan
Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki
keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan segera terhadapat komplikasi yang timbul.
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat, pemberian cairan yang cukup,
suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi
kejang, antipiretik bila demam, dan vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1
tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A diberikan untuk membantu
pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna
untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit total. Indikasi rawat inap bila hiperpireksia
(suhu >39,5C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya penyulit. Pengobatan dengan
penyulit disesuaikan dengan penyulit yang timbul.1 2

11. Prognosis

Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetap prognosis buruk bila keadaan
umum bururk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi. 1 2 4

12.Pencegahan
Pencegahan terutama dengan melakukan imunisasi campak. Imunisasi Campak di Indonesia
termasuk Imunisasi dasar yang wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan dengan ulangan saat
anak berusia 6 tahun dan termasuk ke dalam program pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi
campak dapat pula diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak
yang telah mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan pada usia 6 tahun.
Pencegahan dengan cara isolasi penderita kurang bermakna karena transmisi telah terjadi
sebelum penyakit disadari dan didiagnosis sebagai campak2,5

Imunisasi aktif

Ini dilakukan dengan pemberian live attebuated measles vaccine. Mula-mula digunakan
strain edmonston B, tetapi karena strain ini menyebabkan panas tinggi dan eksantern pada hari
ketujuh sampai hari kesepuluh setelah vaksinasi, maka strain edmonston B diberikan bersama-
sama dengan globulingama pada lengan yang lain.

Sekarang digunakan strain Schwarz dan moraten dan tidak diberikan globulingama.
Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun
setelah vaksinasi. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 15
bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibody
secara baik karena masih ada antibody dari ibu. Tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di
daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberculosis diberikan vaksin pada umur 6 bulan
dan revaksinasi dilakukan pada umur 15 bulan. Diketahui dari penelitian Linnemann dkk. (1982)
pada anak yang divaksinasi sebelum umur 10 bulan tidak di temukan antibody; begitu pula
setelah revaksinasi kadang-kadang titer antibody tidak naik secara bermakna. Di Indonesia saat
ini masih dianjurkan memeberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan keatas. Vaksin
morbili tersebut diatas dapat pula diberikan pada orang yang alergi terhadap telur, karena vaksin
morbili ini ditumbuhkan dalam biakan jaringan janin ayam yang secara antigen adalah berbeda
dengan protein telur. Hanya bila terdapat suatu penyakit alergi sebaiknya vaksin ditunda sampai
2 minggu sembuh. Vaksin morbili juga dapat diberikan kepada penderita tuberkulosisi aktif yang
sedang mendapat tuberkulostatika. Vaksin morbili tidak boleh diberikan kepada wanita hamil,
anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif. Vaksin morbili dapat diberikan sebagai
vaksin morbili saja atau sebagai vaksin measles-mumps-rubella (MMR).

Di Indonesia digunakan pula vaksin morbili buatan Perum Biofarma yang terdiri dari
virus morbili yang hidup dan sangat dilemahkan, strain schwan dan di tumbuhkan dalam
jaringan janin ayam dan kemudian dibeku-keringkan. Tiap dosis dari vaksin yang sudah
dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari 1.000 TCID50 dan neomisin B sulfat
tidak lebih dari 50 mikrogram.

Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan. Terjadi anergi
terhadap tuberculin selama 2 bulan setelah vaksinasi. Bila seseorang tealh mendaat
immunoglobulin atau transfuse darah maka vaksinasi dengan vaksin morbili harus ditangguhkan
sekurang-kurangnya 3 bulan. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak dengan infeksi
saluran pernapasan akut atau infeksi akut lainnya yang disertai demam, anak dengan defisiensi
imunologik, anak yang sedang diberi pengobatan intensif dengan obat imunosupresif.

Imunisasi pasif

Baik diketahui bahwa morbili yang perjalanan penyakitnya diperingan dengan pemberian
globulingama dapat mengakibatkan ensefalitis dan penyebaran proses tuberculosis.2
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymus, Referensi Kedokteran. Morbili. (diakses pada tanggal 29/8/2013). Dikutip

dari : http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/morbili-campak.html
2. Buku ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1
3. Chennisa, makalah morbili. (diakses tanggal 29/9/2013) dikutip dari :

http://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/morbili.pdf
4. http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/01/18/campak-morbili/
5. Standar Pelayanan Medik. Bagian Ilmu Kesehatan anak FK Unhas.2009

Anda mungkin juga menyukai