Anda di halaman 1dari 42

PORTOFOLIO

LAPORAN KEGIATAN INTERNSHIP

“RETENSI URINE”

Oleh:

dr. Herianti Jahidin

Pembimbing :
dr. . Rifai, M.Kes
dr. Agus Salim

RSU. LASINRANG
SULAWESI SELATAN
PERIODE FEBRUARI
2017
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. A
 RM : 20 73 00
 JenisKelamin : Laki-laki
 Umur : 48 tahun
 Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
 Pekerjaan :-
 Tgl.Pemeriksaan : 13 Mei 2017
 Tempat Pemeriksaan : UGD
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Seorang laki-laki berusia 48 tahun dating dengan keluhan
tidak bisa BAK sejak 1 hari SMRS.

Anamnesis Terpimpin
• Sebelumnya pasien merasakan BAK yang terasa tidak
tuntas walaupun pasien sudah mengedan. Pancaran
melemah, jumlah BAK sedikit-sedikit namun sering.
Frekuensi BAK meningkat. Pasien kesulitan menahan BAK
sehingga bila ditahan terlalu lama BAK menetes. Pasien
juga sering terbangun tidur karena ingin BAK. BAK darah (-
), nyeri saat BAK (+), BAK berpasir (-) nyeri pinggang atau
perut bawah (-), demam (-), riwayat trauma (-). Pasien tidak
berobat. Sejak 1 hari SMRS pasien mengeluh tidak bisa
BAK.
ANAMNESIS TERPIMPIN

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.

Riwayat trauma pada genital, pinggul, selakangan (straddle) disangkal

Riwayat pemasangan kateter uretra sebelumnya tidak ada

Riwayat keluar batu saat BAK disangkal

Riwayat infeksi saluran kemih disangkal`

Riwayat operasi prostat sebelumnya disangkal

Riwayat kencing nanah disangkal


PEMERIKSAAN FISIK

 Regio kepala :
Mata: Anemis-/-,
Ikterus-/-
Status Generalis  Regio Thoraks :
SS / GC / CM
Simetris kiri/kanan,
GCS E4M6V5 Nyeri tekan(-),
T : 130/90 mmHg
Rh-/-, Wh-/-
N : 88 x/menit
P : 20 x/menit  Regio abdomen :
S : 36.5 ˚C Nyeri tekan(-),
Peristaltik (+) kesan N
 Regio Ekstremitas :
Edema -/-
 Rectal toucher
TSA baik, bulbous cavernous reflex (+), mukosa licin,
ampula recti tidak kolaps, teraba prostat, pole atas
prostat teraba, konsistensi kenyal, permukaan rata,
nyeri (-), nodul (-),feses (+) dan darah (-)
LABORATORIUM
 WBC : 14.1  GDS : 156
 RBC : 5.00  Kolesterol : 189
 HGB :14.6  SGOT : 16
 HCT : 41.7  SGPT : 17
 PLT : 313  Ureum : 20
 MCV : 83.4  Kreatinin : 1.4
 MCH : 29.2
 MCHC : 35.0

8
PENANGANAN AWAL
 Rawat inap
 IVFD Ringer Laktat 20 tpm
 Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
 Santagesic 1 amp/8 jam/iv
 Neuro Sanbe 1 amp/hari/drips
 Cek darah lengkap, GDS, Kolesterol, Fungsi Hati,
Fungsi Ginjal
 Pasang kateter urin
 USG
FOLLOW UP

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi

14/05/2017 S: BAK tertahan, Nyeri P :


saat BAK IVFD RL20 tpm
O : Ranitidin 1 amp/12 jam
TD : 130/90 mmHG Santagesic 1 amp/8 jam
P: 20 x/menit Neurosanbe1 amp/hari
Nadi : 88 x/menit Pasang kateter urin
USG
A : Retensi
urine
FOLLOW UP

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi

15/05/2017 S: Nyeri pada saat BAK R/


O : IVFD Ringer Laktat 20 tpm
TD : 150/90 mmHG Inj. Ceftriaxon 1 vial/12 jam
P: 20 x/menit (skin test)
Nadi : 92 x/menit Ranitidin 1 amp/12 jam
A : Retensi urine Santagesic 1 amp/8 jam
Neuro Sanbe 1 amp/hari
terpasang kateter
FOLLOW UP

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi

16/05/2017 S: Cefadroxil 2x500 mg


Nyeri pada perut bagian Asam Mefenamat 3x500
bawah g
O : Ranitidin 2x150 mg
TD : 150/90 mmHG Alprazolam 0,5 mg 1x1
P: 20 x/menit pasien pulang
Nadi : 92 x/menit Kontrol poliklinik
A : Retensi
urine
PENDAHULUAN

Retensi Urin merupakan suatu keadaan darurat


urologi yang paling sering ditemukan dan dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Bilamana
retensi urin tidak ditangani sebagaimana mestinya,
akan mengakibatkan terjadinya penyulit yang
memperberat morbiditas penderita yang
bersangkutan.
DEFINISI

Retensi urin adalah ketidakmampuan


seseorang untuk mengeluarkan urine
yang terkumpul di dalam buli-buli
hingga kapasitas maksimal buli-buli
terlampaui.

14
ETIOLOGI
PENYEBAB
Kelainan medulla
spinalis
Kelemahan Otot
Detrusor
Kelainan saraf
perifer
Obstruksi Uretra

Inkoordinasi Otor Trauma Cauda


Detrusor-Uretra equina

15
ETIOLOGI
FIMOSIS
STENOSIS
MEATUS PARAFIMOSIS
EKSTERNUS

STRIKTUR HIPERPLASIA
URETRA PROSTAT

BATU OBSTRUKSI CA PROSTAT


URETRA URETRA

16
Kerusakan
medulla spinalis
Th12-L1
SUPRAVESIKAL
Kerusakan saraf
simpatis-
parasimpatis

Kelemahan otot
VESIKAL
detrusor buli-buli
LOKASI

BPH, Ca Prostat

INFRAVESIKAL Stritur uretra

17
Fimosis,
parafimosis
KLASIFIKASI

AKUT KRONIS

• ketidakmampuan • retensi urin ‘tanpa rasa


berkemih yang tiba-tiba nyeri’ yang disebabkan
dan disertai rasa sakit oleh peningkatan
meskipun buli-buli volume residu urin
terisi penuh. yang bertahap.
• tidak dapat berkemih • masih dapat berkemih,
sama sekali namun tidak lancar
• kandung kemih penuh, • sulit memulai berkemih
terjadi tiba-tiba (hesitancy)
• disertai rasa nyeri • tidak dapat
mengosongkan
kandung kemih dengan
18
sempurna.
EPIDEMIOLOGI
laki-laki usia 40-83 thn: 4,5 – 6,8/1000 laki-
laki/tahun

usia 70-an: 10%

usia 80-an: 30%

Insidens retensi urin ‘akut’: 3/1000 laki-laki/tahun

Insidens pada wanita: 3/100.000 wanita/tahun 19


BATU URETRA

Batu uretra biasanya berasal


dari batu ginjal/batu ureter yang
turun ke buli-buli kemudian
masuk ke uretra.

Batu uretra yang merupakan


batu primer terbentuk di uretra
sangat jarang, kecuali jika
terbentuk di dalam divertikel
uretra.

Angka kejadian batu uretra ini


tidak lebih 1% dari seluruh batu
saluran kemih. 20
PEMERIKSAAN PENUNJANG

GEJALA KLINIS
Foto BOF
Nyeri pinggang

Intermitensi IVP
Retensi urin

Nyeri pada tempat batu


berada

Nyeri pada
rectum/perineum 21
PENATALAKSANAAN

ANTERIOR POSTERIOR

• Lubrikasi • Lubrikasi
anterior posterior
• Meatotomi • Litotripsi
• Ureterolitotomi

22
STRIKTURA URETRA
Striktura uretra adalah
penyempitan lumen uretra karena
fibrosis pada dindingnya

Penyempitan lumen ini disebabkan


karena dindingnya mengalami
fibrosis dan pada tingkat yang lebih
parah terjadi fibrosis korpus
spongiosum.

ETIOLOGI

• Infeksi uretra
• Trauma
• Akibat tindakan 23
transuretra
PATOFISIOLOGI

infeksi trauma
DERAJAT PENYEMPITAN
LUMEN
Proses radang

Jaringan sikatrik

Hambatan aliran urine

Retensi urin

24
GEJALA KLINIS

Pancaran urin Pancaran urine


Terminal dribbling
melemah menyemprot/bercabang

Indurasi/massa
Frekuensi Disuria
noduler pada uretra

25
PEMERIKSAAN
TERAPI
PENUNJANG
URETROGRAFI
Businisasi

FOTO BIPOLAR
SISTO-URETROGRAFI
Uretrotomi interna
USG

Uretrotomi eksterna
URETHROSCOPY

26
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

Benign Prostate Hyperplasia (BPH) sebenarnya adalah suatu


keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami
hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke
perifer dan menjadi simpai bedah.

27
GEJALA KLINIS
OBSTRUKSI IRITASI
1. LUTS  Hesistansi  Frekuensi

 Pancaran miksi lemah  Nokturi

 Intermitensi  Urgensi

 Miksi tidak puas  Disuria

 Distensi abdomen Urgensi dan disuria jarang


terjadi, jika ada disebabkan
 Terminal dribbling (menetes)
oleh ketidakstabilan detrusor
 Volume urine menurun sehingga terjadi kontraksi
involunter.
 Mengejan saat berkemih

2. GEJALA SALURAN KEMIH BAGIAN ATAS

2. GEJALA DI LUAR SALURAN KEMIH


28
PEMERIKSAAN
TERAPI
PENUNJANG
• DL • WATCHFUL
• UL WAITING
• FOTO BOF • MEDIKAMENTOSA
• IVP • OPERATIF
• UROFLOWMETRI • TURP
• SISTOSKOPI • TUIP
• TRUS • PROSTATEKTOMI
• USG TERBUKA

29
TRANSURETHRAL RESECTION
PROSTATE

30
CARCINOMA PROSTATE

pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan


prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau
suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada
bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yangdapat diraba

31
GAMBARAN KLINIS

Gangguan
kencing : disuria,
Keluhan BAB Nyeri tulang
hesitency,
hematuri

RT : nodul keras
Peningkatan PSA
pada prostat

32
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Penanda tumor : PAP dan PSA

TRUS

CT-Scan

MRI

Bone Scan
33
PENATALAKSANAAN

PROSTATEKTOMI
OBERVASI
RADIKAL

TERAPI
RADIASI
HORMONAL

34
PENATALAKSANAAN RETENSI URIN

PEMASANGAN PUNGSI BULI-


SISTOSTOMI
KATETER BULI

35
1. KATETER
Bila terjadi keslulitan jangan dipaksakan mungkin terdapat striktur,
spasme yang terutama terjadi di pars membrananesa atau batu pada
uretra. Bila ujung kateter terhalang oleh lobus tengah prostate maka
memasukkan kateter dapat dibantu dengan mendorong ujung kateter
kearah atas lewat RT.

36
2. SISTOSTOMI
Suatu tindakan pembedahan untuk mengalirkan kencing melalui
lubang yang dibuat supra pubik untuk mengatasi retensi urin dan
menghindari komplikasi

SISTOSTOMI
TROKAR

SISTOSTOMI
TERBUKA
37
SISTOSTOMI TROKAR

Indikasi: Syarat-syarat:

• Kateterisasi gagal : • Retensi urin dan


striktura, batu uretra bull-buli penuh,
yang menancap kutub atas lebih
(impacted). tinggi pertengahan
• Kateterisasi tidak jarak antara simfisis-
dibenarkan : umbilikus.
kerobekan uretra • Ukuran kateter Foley
pada trauma. lebih kecil daripada
celah dalam trokar (<
- > 20F)
38
SISTOSTOMI TERBUKA

Indikasi:

• Bila sistostomi trokar gagal


• Bila akan melakukan tindakan
tambahan seperti mengambil batu
di dalam bull-buli, evaluasi
gumpalan darah, memasang "drain"
di rongga retzii, dan sebagainya.
39
3. PUNGSI BULI-BULI
Merupakan tindakan darurat sementara bila keteterisasi tidak berhasil dan
fasilitas / sarana untuk sistostomi baik trokar maupun terbuka tidak tersedia.

Digunakan jarum pungsi dan


penderita segera dirujuk ke
pusat pelayanan dimana dapat
dilakukan sistostomi.
Penderita dan keluarga harus
diberi informasi yang jelas
tentang prosedur ini karena
tanpa tindakan susulan
sistostomi, buli-buli akan terisi
penuh kembali dan sebagian
urin merembes melalui lubang
bekas pungsi.

40
KOMPLIKASI
infeksi saluran kemih,

kontraksi otot buli-buli menjadi lemah,

hidroureter dan hidronefrosis yang selanjutnya akan dapat


menimbulkan gagal ginjal.

trabekulasi (serat-serat otot detrusor menebal)

sacculae (tekanan intravesika meningkat, selaput lendir


diantara otot-otot membesar)

divertikel,

41
fistula, pembentukan batu, overflow incontinence.
PROGNOSIS

 Prognosis pada penderita dengan retensi urin


akut akan bonam jika retensi urin ditangani
secara cepat.

42

Anda mungkin juga menyukai

  • Triase
    Triase
    Dokumen17 halaman
    Triase
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Bab II Mini Project
    Bab II Mini Project
    Dokumen10 halaman
    Bab II Mini Project
    syahfa
    Belum ada peringkat
  • HS Elaa
    HS Elaa
    Dokumen27 halaman
    HS Elaa
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Monitoring Spo Mpo
    Monitoring Spo Mpo
    Dokumen2 halaman
    Monitoring Spo Mpo
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Hypertrophy Pyloric Stenosis
    Hypertrophy Pyloric Stenosis
    Dokumen25 halaman
    Hypertrophy Pyloric Stenosis
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Retensi Urine Elaa
    Retensi Urine Elaa
    Dokumen15 halaman
    Retensi Urine Elaa
    heraaaa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Sosialisasi 5 RKP
    Daftar Hadir Sosialisasi 5 RKP
    Dokumen3 halaman
    Daftar Hadir Sosialisasi 5 RKP
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • PPT Referat BPH
    PPT Referat BPH
    Dokumen29 halaman
    PPT Referat BPH
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner Cuci Tangan
    Kuisioner Cuci Tangan
    Dokumen1 halaman
    Kuisioner Cuci Tangan
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • PHBS CTPS
    PHBS CTPS
    Dokumen4 halaman
    PHBS CTPS
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • BPH Herianti
    BPH Herianti
    Dokumen13 halaman
    BPH Herianti
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Nhs
    Nhs
    Dokumen12 halaman
    Nhs
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • Skor Hasanuddin
    Skor Hasanuddin
    Dokumen1 halaman
    Skor Hasanuddin
    Neno Arismayanti
    100% (1)
  • F1 Sadari
    F1 Sadari
    Dokumen6 halaman
    F1 Sadari
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • MORBILI
    MORBILI
    Dokumen11 halaman
    MORBILI
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat
  • F1 Sadari
    F1 Sadari
    Dokumen6 halaman
    F1 Sadari
    Neno Arismayanti
    Belum ada peringkat