Anda di halaman 1dari 8

PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

NAMA : YANTI FARIANTI


NPM : 15320232P
JURUSAN : KEPERAWATAN

1. PENGARUH KONSELING PREMENOPAUSE TERHADAP


KESIAPAN MENTAL WANITA DALAM MENGHADAPI
MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016

2. HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP


PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016

3. HUBUNGAN UMUR IBU, PARITAS, KONDISI PUTING, IMD,


POSISI MENYUSUI, PERLEKATAN MENYUSUI, DAN
FREKUENSI MENYUSUI DENGAN TERJADINYA
PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016
PENGARUH KONSELING PREMENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN
MENTAL WANITA DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2016

A. LATAR BELAKANG

Pada masa klimakterium wanita sangat membutuhkan perhatian khusus,

karena wanita akan mengalami sejumlah gangguan fisik maupun psikologis yang

mengganggu aktivitas sehari-hari serta menimbulkan dampak negatif

terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri. Peran petugas kesehatan

reproduksi minim dalam pemberian informasi tentang kesehatan maternal.

Informasi serta dukungan petugas sangat dibutuhkan wanita agar mereka

siap menghadapi menopause (Siswono, 2004).

Masalah utama yang dihadapi wanita adalah kurangnya hormon estrogen

pada masa menopause. Peran petugas sangat dibutuhkan dalam pemberian

informasi mengenai masa menopause. Dalam memberikan perannya sebagai

edukator, motivator dan fasilitator, petugas kesehatan dituntut untuk memberikan

seluruh hal yang dibutuhkan wanita untuk mengatasi gangguan fisik dan

mental saat menopause (Wiknjosastro, 2005).

Usia terjadinya menopause pada sebagian besar wanita adalah antara 46-55

tahun. Namun ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada

umur yang lebih tua. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (Statistics

Indonesia), pada tahun 2015, proporsi wanita yang mengalami menopause

mengalami peningkatan dari 11% pada wanita umur 40-44 tahun, 22% pada

wanita berumur 44-45 tahun, dan 45% pada wanita umur 48-49 tahun

(Sastrawinata, 2015).
Sindroma premenopause dan menopause dialami oleh banyak perempuan

hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di

Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu

peneliti gejala yang paling banyak dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes,

38% mengalami sulit tidur, 37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering

lupa, 33% mudah tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit

kepala yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause (Atikah,

2010).

Berdasarkan jumlah penduduk dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia

pada Tahun 2013, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 203,46 juta orang

dengan 101,81 juta penduduk wanita, sekitar 25% atau sekitar 15,5 juta jiwa dari

penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopause. Jumlah tersebut

meningkat menjadi 11% pada Tahun 2014. Pada Tahun 2014 sekitar 5.320.000

wanita memasuki usia menopause. Pada Tahun 2015 diperkirakan jumlah tersebut

akan bertambah sebesar 14%. Tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup

dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang. Tentunya, dengan semakin

meningkatnya wanita menopause maka akan meningkat pula jumlah wanita pasca

menopause. Jumlah penduduk wanita usia 40-50 Tahun di Kabupaten Lampung

Selatan yaitu berjumlah 19.190 jiwa (Kemenkes 2014).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan dalam menghadapi menopause

telah diteliti oleh Soedirham (2008) di Surabaya yang menunjukkan hasil bahwa

pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan wanita sangat

berpengaruh terhadap kesiapan mereka menghadapi menopause. Keluhan masalah

kesehatan yang di hadapi oleh perempuan menopause yaitu perubahan fisik


seperti : keluhan nyeri senggama (93,33%), perdarahan pasca senggama 84,44%,

vagina kering 93,33%, dan keputihan 75,55%, gatal pada vagina 88,88%,

perasaan panas pada vagina 84,44%, nyeri berkemih 77,77%, inkontenensia urin

68,88% (Dempsey, 2002). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

wanita menopause di Indonesia, ditemukan masih rendahnya pengetahuan ibu

tentang penggunaan terapi sulih hormon sebagai upaya mengatasi gejala

klimakterium dan kurangnya pengetahuan ibu tentang gejala klimakterium serta

berbedanya keluhan sindrom klimakterium yang dialami tiap-tiap wanita.

Keadaan ini menyebabkan ibu tidak siap untuk menerima keadaan menopause

yang dapat berakibat pada gangguan biopsikososialnya sehingga menyebabkan

derajat keluhan sindrom klimakterium semakin serius yang dapat mengganggu

kualitas hidupnya (Rachman et al, 2004).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: Apakah pengaruh konseling premenopause terhadap kesiapan mental

wanita dalam menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016?


HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP
PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016

A. LATAR BELAKANG

Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita

muda pada masa puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO)

memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil

atau bersalin. Penyebab langsung kematian ibu secara global yaitu perdarahan,

sepsis, hipertensi dalam kehamilan, partus macet, komplikasi abortus yang tidak

aman dan sebab-sebab lain.

Total fertility rate (TFR) atau total angka kelahiran di Provinsi Lampung

sebsar 19,3%. Sedangkan di kabupaten Lampung Selatan tahun 2015 mengalami

peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan data TFR yang terdapat pada

kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Lampung

Selatan, saat ini jumlah TFR di Lampung Selatan telah mencapai 2,7%, yang

semula hanya mencapai 2,5% (Dinas Kesehatan Lampung Selatan).

Salah satu upaya pencegahan kematian ibu adalah melakukan asuhan sayang

ibu dimana Asuhan sayang ibu atau safe motherhood adalah program yang

direncanakan pemerintah untuk mengurangi tingginya angka kematian dan

kesakitan para ibu yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan kelahiran.

Asuhan saying ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,

kepercayaan dan keinginan ibu, Salah satu prinsip asuhan sayang ibu adalah

dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan.

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan dukungan, baik fisik maupun

emosional, melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah komplikasi,


menangani komplikasi, melakukan rujukan pada kasus yang tidak dapat

ditangani sendiri, memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu dengan

intervensi minimal sesuai dengan tahap persalinannya memperkecil resiko

infeksi, memberitahu ibu dan keluarganya mengenai kemajuan perslainan

Asuhan sayang ibu atau safe motherhood adalah program yang direncanakan

pemerintah untuk mengurangi tingginya angka kematian dan kesakitan para ibu

yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan kelahiran. Pelaksanaan asuhan

sayang ibu dalam hal ini dukungan emosional bahwa semua responden

didampingi suami atau keluarganya. Ini sangat membantu ibu untuk lebih rileks

dan dapat meringankan sakit atau his yang dirasakan ibu selama proses

persalinan dan dukungan emosional yang sedikit yaitu tenaga kesehatan memberi

penjelasan setiap tindakan yang akan dilakukan, ini biasa tidak dilakukan oleh

petugas kesehatan karena petugas kesehatan merasa kerepotan kalau harus

menjelaskan setiap tindakannnya dengan persalinan yang berlangsung cepat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: Apakah ada hubungan pelaksanaan asuhan sayang ibu terhadap proses

persalinan di wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan

tahun 2016?
HUBUNGAN UMUR IBU, PARITAS, KONDISI PUTING, IMD, POSISI
MENYUSUI, PERLEKATAN MENYUSUI, DAN FREKUENSI
MENYUSUI DENGAN TERJADINYA PEMBENGKAKAN PAYUDARA
PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia masih cukup

memprihatinkan. Hal ini terbukti dari masalah tingginya Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. AKI dan AKB

termasuk dalam target Sustainable Development Goals (SDG) tahun 2016.

Mencapai target SDG 3 di Indonesia masih terbilang cukup sulit. Berdasarkan

survei demografi dan kesehatan (SDKI) tahun 2012 menunjukan tingkat kematian

ibu meningkat tajam dibandingkan survei yang dilakukan pada tahun 2007

yang lalu. Pada tahun 2012, AKI mencapai 359 kematian per 100.000

kelahiran hidup dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, sebesar 228

kematian per 100.000 kelahiran hidup dengan tiga penyebab langsung kematian

ibu paling banyak adalah perdarahan, hipertensi, dan infeksi (DepKes RI, 2012).

Sedangkan hasil SDKI tahun 2015 pada AKB sebanyak 59,4 % kematian bayi

dan 47,5% kematian balita terjadi pada usia neonatal. Oleh karena itu, AKI dan

AKB harus diturunkan dengan upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan

menjamin pertolongan persalinan yang aman sesuai dengan SDG 3 tentang

menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan hidup untuk

seluruh masyarakat disegala umur (Kemenkes RI, 2015).

Pada ibu post partum diwajibkan untuk memeriksa payudara agar tidak ada

masalah dan gangguan pada payudara pada waktu menyusui, seperti payudara

berwarna kemerahan atau payudara bengkak, karena jika payudara ibu post
partum terdapat masalah dan gangguan maka akan menggangu produksi ASI.

Produksi ASI akan menurun, dikarenakan saluran ASI yang tersumbat akan

mengalami bendungan. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian

dukungan, pengertian dan informasi sehingga ibu mengetahui cara melakukan

perawatan payudara seperti massage payudara dan kompres (Farrer, 2001).

Anda mungkin juga menyukai