KEPERAWATAN GERONTIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas gerotik
pada Program Profesi Ners
OLEH:
ALFREDO KRISTIAN GOLDIE
30190116067
Senam lidah dapat dilakukan sebelum terapi wicara. Hal ini bertujuan untuk
merilekskan otot-otot lidah. Senam lidah terdiri dari sembilan gerakan. Gerakan
pertama adalah menjulurkan lidah kedepan. Gerakan kedua adalah sentuhkan lidah
dengan rahang atas. Gerakan ketiga adalah sentuhkan lidah dengan rang bawah.
Gerakan keempat adalah sentuhkan lidah dengan sudut bubur kanan. Gerkan kelima
adalah sentuhkan lidah dengan sudut bibir kiri. Gerakan keenam adalah tersenyum.
Gerakan ketujuh adalah memonyongkan bibir. Gerakan kedelapan adalah membuka
bibir hingga selebar-lebarnya. Gerakan terakhir adalah merapatkan bibir (Nadeau,
Rothi, dan Crosson, 2000).
Latihan pengucapan huruf vokal dan penggabungan huruf vokal dengan huruf
konsonan juga perlu dilakukan sebelum terapi wicara. Hal ini bertujaun agar residen
mengetahui cara pengucapan huruf sebelum belajar mengucapkan kata atau kalimat.
Tahapan ini mengjarkan pengucapan huruf vokal a, i, u, e, o. Selain itu,
penggabungan huruf vokal dengan huruf konsonan juga perlu dilatih seperti
pengucapan ba bi bu be bo, pa pi pu pe po, ma mi mu me mo, ta ti tu te to,ya yi yu ye
yo, dan za zi zu ze zo.
Words finders atau mencari kata-kata merupaka tugas pertama dalam terapi
wicara. Residen diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai
kehidupan sehari-hari (Berthier, 2005). Contoh pertanyaannya yaitu, Mencuci tangan
2
menggunakan sabun dan? jawabnya, Air. Setelah madni kita memakai baju dan?
jawabnya, Celana. Seorang anak mempunyai orangtua yang terdiri dari ayah dan?
jawabannya, Ibu.
Everyday objects atau benda sehari-hari merupakan tugas kedua dari terapi
wicara. Residen pada tahap ini akan ditunjukkan beberapa benda yang biasa
digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Residen kemudian dilatih untuk mengucapkan
nama benda-benda tersebut. Contoh nama benda yang dilatih seperti kursi, pulpen,
lemari, bantal, buku, cermin, sepatu, tempat tidur, tempat sampah, dan kain pel.
Object and action atau benda dan aksi merupakan tugas ketiga dari terapi wicara.
Residen pada tahap ini ditunjukkan beberapa benda yang biasa digunakan sehari-hari.
Setelah itu, residen diminta untuk membuat kalimat berisi aktivitas menggunakan
benda tersebut. Contohnya residen ditunjukkan sebuah gelas, kemudia residen dapat
membuat kalimat seperti, Saya minum teh menggunakan gelas.Selanjutnya residen
ditunjukkan sebuah pulpen.Terakhir residen ditunjukkan sebuah sepatu, kalimat yang
dapat dibuat seperti, Saya pergi memakai sepatu.
3
Apakah musim hujan lebih panas dari musim kemarau? jawabannya, Tidak,
musim hujanlebih dingin dari musim kemarau.
Phrase builders atau membuat frase merupakan tugas kelima dari terapi
wicara. Residen pada tahap ini diberikan sebuah frase dan diminta membuat kalimat
dari frase tersebut. Susunan kalimat yang dibuat pada tahap pertama berpola subjek
predikat objek, misalnya frase raja hutan, kalimat yang dapat dibuat Singa adalah
raja hutan.Contohnya lainnya frase kue cokelat, maka kalimat yang dapat dibuat
Laki-laki itu membuat kue cokelat.Susunan kalimat yang dibuat pada tahap kedua
berpola subjek predikat objek keterangan, contohnya frase kue cokelat, maka kalimat
yang dapat dibentuk seperti Laki-laki itu membuat kue cokelat di dapur.Contohnya
lainnya frase hari ibu, maka kalimat yang dapat dibuat Dia mengirim bunga untuk
hari ibu.
Pemijatan pada area wajah perlu dilakukan untuk menstimulasi atau melatih otot
bicara anak. Jika anak mengalami masalah, gangguan atau kesulitan bicara, teknik
pemijatan ini sangat membantu dalam hal merangsang syaraf-syaraf yang
berhubungan dengan kemampuan bicara anak.
4
Pijat pipi memutar
5
- Pijat ke arah atas, dari ujung dagu sampai sudut mata, menggunakan seluruh
telapak tangan kita
- Pijat bagian atas bibir (antara hidung dan bibir) dari tengah ke arah samping
kanan dan kiri.
- Pijat bagian bawah bibir (antara bibir dan dagu) dari tengah ke arah samping
kanan dan kiri.
6
Pijat bibir ke arah atas dan bawah
7
Pijat rahang bawah
- Pijat/ tarik ke arah atas dari ujung dagu sampai di bawah telinga.
8
- Pijat memutar kecil ke arah luar daerah pangkal rahang (di bawah telinga)
Perhatikan jika anak mengunyah, maka pangkal rahang bergerak-gerak, itu lah
yang dipijat memutar
- Pijat memutar kecil ke arah luar daerah dahi dekat sudut mata
Perhatikan jika anak mengunyah, maka ada bagian dahi yang cenut-cenut,
itu lah yang dipijat memutar
9
Pijat belakang dagu bawah
- Pijat ke arah bawah secara perlahan, bagian tulang tenggorokan, dari bawah
dagu sampai pangkal leher, menggunakan jempol.
10
Pijat samping tulang tenggorokan
- Pijat ke arah bawah secara perlahan dengan menggunakan 2 jari (jempol dan
telunjuk secara bersamaan), bagian kanan-kiri tulang tenggorokan
DAFTAR PUSTAKA
Bakheit, A. M. O., Shaw, S., Barret, L., Wood, J., Griffiths, S., Carrington, S.,
Searle, K., & Kautsi, F. (2007). A prospective, randomized, parallel group,
controlled study of the effect of intensity of speech and language therapy
on early recovery from poststroke aphasia. Clinical Rehabilitation, 21,
885894
11
Berthier, M. L. (2005). Post stroke aphasia: epidemiology, pathophysiology, and
treatment. Drugs and Aging, vol 22 (2), p163-82
Nadeau, S., Rothi, L. J. G., & Crosson, B. (2000). Aphasia and language: Theory
to practice. New York: Guilford Press
Racette, A., Bard, C., & Peretz, I. (2006). Making nonfluent aphasics speak:
Sing along! Brain, 129, 2571-2584
12