Anda di halaman 1dari 4

Penatalaksanaan perlahiran dan persalinan menurut wiliams obteri 2009 :

Secara umum semakin imatur janin, semakin besar resiko


persalinan dan perlahiran. Harus dilakukan pemeriksaan untuk mencari
kelainan denyut jantung janin dan kontraksi uterus selama pelahiran,
sebaiknya dengan pemantauan elektronik kontinu. Takikardi janin,
terutama jika membrane telah pecah, mengisyaratkan sepsis.

Pencegahan infeksi, streptokokus B sering terjadi bagi bayi


premature. Pada wanita dalam persalinan 37 minggu atau status biakanya
tidak diketahui, American College of Obtertry and Ginecologists (1996)
menganjurkan pemakaian penisilin G atau ampisilin intravena, setiap 6
jam sampai melahirkan.

American College of Obtertry and Ginecologists (1996) dalam Williams


Obsteri menganjurkan pemakaian glukokortikoid untuk pematangan janin
dengan gambaran sebagai berikut:

Wanita beresiko melahirkan premature usia 24 dan 34 minggu.


Ras, jenis kelamin, dan ketersediaan terapi surfaktan tidak
berpengaruh.
Pasien yang bias Terapi obat tokolitik juga dapat terapi
kortikosteroid.
2 dosis 12mg betametason intramuscular diberikan 24 jam terpisah
atau 6 mg betametason 12mg.
Karena terapi 24jam ,asih menghasilkan penurunan bermakna
mortalitas neonates sebaiknya tetap di berkikan kortikosteroit.
Kortikosteroid dianjurkan pada KPD >32 minggu tanpa tanda infeksi
dan perdarahan.
Kehamilan berpenyulit juga di anjurkan diberikan kortikosteroid.
Saat ini, data tentang manfaat dan resiko kurang memadai namun
penyelamatan berulang pada klinik sering terjadi.
Sedang dilakukan uji klinis untuk menilai manfaat dan resiko
potensial.

Pelahiran
Jika pintu luar vagina belum mengalami relaksasi, tindakan
episitomi setelah kepala janin mencapai perineum untuk melahirkan
janin mungkin bermanfaat. Tetap terjadi perdebatan mengenai apakaj
harus dilakukan pelahiran spontan atau pelahiran forceps pada
sebagian besar kasus dapat mengurangi trauma. Memang tekanan dan
tarikan pada kepala janin dapat menjadi trauma. Pemakaian forceps
pintu keluar dengan ukuran sesuai mungkin bermanfaat jika digunakan
analgesia konduksi dan gaya dorong volunteer ibu lemah.

Saat pelahiran harus ada dokter dan perawat yang mahir dalam
teknik resusitasi dan telah benar benar mengetahui masalah spesifik
dari kehamilan yang bersangkutan. Pentingnya ketersediaan petugas
yang ahli dan peralatan dalam kasus bayi premature di garis bawahi
oleh meningkatnya kelangsungan hidup bayi ini jika dilahirkan di
pelayanan kesehatan tersier.

Sesar untuk mencegah perdarahan intrakranium neonates

Bayi premature sering mengalami perdarahan matriks germinal


yang dapat meluas menjadi perdarahan intaventrikel serius. Dahulu
dihipotesiskan bahwa sesar untuk melindungi trauma akibat pelahiran
pervaginam dapat mencegah penyulit penyulit ini. Hipotesis ini
belum dikonfirmasikan oleh sebagian besar penelitian selanjutnya.

Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: panduan ringkas. Ed 21.


EGC. Jakarta

Pengelolaan dan persalinan preterm menurut prairohardjo 2009:

Konfirmasi persalinan preterm. Mencari penyebab dan menilai


kesejahteraan janin dapat dilakukan secara klinis, laboratorium, dan
radiologi. Mempertimbangkan hal hal berikut :

Kemampuan tenaga medis


Pervaginam atau sesar
Komplikasi
Konsekuensi bayi yg dilahirkan misalnya cacat
Seberapa besar kemungkinan perawatan intensif

ibu yang menunjjukan gejala persalinan premature :

Persalinan tidak di hambat bila selaput ketuban sudah pecah


Pembukaan serviks mencapai 4 cm
TBJ.2000 atau kehamilan>34 minggu
Penyebab komplikasi preterm
Kemampuan neonatal intensive care memadai

Farmakologis

Tokolisis, mencegah mortalitas dan morbiditas bayi premature.


Kesempatan kortikosteroid untuk stimuli surfaktan. Memberikan transfer
intra uterin pada fasilitas yang lebih lengkap. Optimalisasi personel.
Contoh obatnya, kialsium antagonis, B mimetrik, antiprostalglandin.

Kortikosteroid, pematangan surfaktan paru janin, menurunkan


insidensi RDS, mencegah perdarahan intraventrikuler, menurunkan
kematian neonates. Obatnya desametason dan betametason.

Antibiotika diberikan untuk resiko infeksi seperti KPD. Obatnya


seperti ampisilin, eritromisin, klindamisin.

Cara persalinan

Masih sering muncul kontroversi dalam cara persalinan kurang


bulan seperti : apakah sebaiknya persalinan berlangsung pervaginam
atau seksio sesaria terutama pada berat janin yang sangat rendah dan
preterm sungsang, pemakaian forceps untuk melindungi kepala janin, dan
apakah ada manfaatnya di lakukan episiotomy profilaksis yang luas untuk
mengurangi trauma kepala.

Bila janin presentasi Kepala, maka diperbolehkan pervaginam.


Seksio sesaria tidak memberikan prognosis lebih baik bagi janin bahkan
merugikan ibu. Prematuritas janganlah dipakai sebagai indikasi untuk
melakukan seksio sesaria hanya dilakukan atas indikasi obstetric.

Pada kehamilan letak sungsang 30-34 minggu, seksio sesaria dapat


dipertimbangkan. Setelah kehamilan lebih dari 34 minggu, persalinan
dibiarkan terjadi karena morbiditas dianggap sama dengan aterm.

Prawirohardjo S. 2009. Ilmu Kebidanan. Ed 4. Bina Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai