Anda di halaman 1dari 16

Telapak Kaki Nyeri Karena Tertusuk Paku

Stefi Tauran

102013397

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk hidup yang paling sempurna, hal ini dapat diketahui dengan
adanya kesinambungan antara kerja otak manusia dengan perkembangan alat indranya,
sehingga manusia secara fisiologis dapat merespon terhadap sesuatu yang ada disekitarnya
atau sesuatu yang diterimanya misalnya respon terhadap nyeri karena tertusuk paku. Nyeri
karena tertusuk paku sering dijumpai di dalam masyarakat. Nyeri yang umum terjadi pada
manusia merupakan salah satu dari banyak masalah klinis yang berkaitan dengan sistem saraf
pada tubuh manusia. Nyeri merupakan salah satu sinyal atau stimulus yang diberikan oleh
tubuh sebagai suatu tanda adanya gangguan atau kelainan pada fungsi tubuh manusia.1
Gangguan nyeri ini berkaitan dengan gangguan pada sistem saraf terurama sistem
saraf yang berperan dalam input sensorik. Untuk itu perlu untuk mengetahui struktur sistem
saraf dan peranannya masing-masing, serta fungsi dan mekanisme sensorik dan mekanisme
neurotransmitter.

Pembahasan

Extremitas Inferior
Nervus Tibialis
Saraf ini mempunyai bentuk yang lebih besar daripada nervus peroneus communis [=
n.fibularis communis]. Berasal dari medulla spinalis segmen lumbal 4 5 dan sacral 1 3.
Ditutupi oleh caput longum m.biceps femoris, berjalan di tengah-tengah fossa poplitea,
ditutupi oleh jaringan lemak dan fascia. Sealnjutnya menyilang m.popliteus, berjalan di
antara kedua caput m.gastrocnemius, ditutupi oleh m.soleus. Kemudian berjalan descendens
ke distal, berada tetap pada facies ventralis m.soleus, menuju ke tepi medial tendo calcaneus,
ditutupi oleh retinaculum musculorum flexorum, membentuk bifurcatio menjadi nervus
plantaris medialis dan nervus plantaris lateralis.1
Pangkal n.tibialis berada di sebelah lateral vasa poplitea. Ketika berada di dalam fossa
poplitea saraf ini berada pada facies superficialis arteri dan vena poplitea, lalu berjalan di
sebelah medialnya, melanjutkan diri dengan melewati arcus tendineus musculi solei.
N.tibialis meninggalkan fossa poplitea dengan berjalan bersama dengan arteria tibialis
posterior, mula-mula berada di sebelah medialnya, lalu menyilang arteri tersebut dan tiba di
bagian lateralnya, mencapai pergelangan kaki.
Memberi percabangan :2

1. rami articulares yang mempersarafi articulatio genu dan articulatio talocruralis;


2. rami musculares yang mempersarafi m.gastrocnemius, m.plantaris, m.soleus,
m.popliteus, m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus dan m flexor hallucis
longus ;
3. n.cutaneus surae medialis yang tetap berada superficial di antara kedua caput
m.gastrocnemius, berjalan bersama-sama dengan vena saphena parva, dan pada
pertengahan facies dorsalis crus saraf ini berjalan menembusi fascia profunda, dan
bergabung dengan ramus communicans yang dipercabangkan oleh n.cutaneus surae
lateralis, yakni suatu cabang dari n.peroneus communis; gabungan kedua serabut
tersebut membentuk nervus suralis. Nervus suralis berjalan pada sisi lateral tendo
calcaneus, turun ke distal, berada di antara malleolus lateralis dan calcaneus,
mempersarafi kulit pada bagian dorsal crus, mengadakan hubungan dengan
n.cutaneus femoris posterior. Selanjutnya n.suralis membelok ke anterior di sebelah
caudal malleolus lateralis, dan menjadi nervus cutaneus dorsalis lateralis, yang
berjalan sepanjang sisi lateral pedis, termasuk jari V. membentuk hubungan dengan
n.cutaneus dorsalis intermedius pada dorsum pedis, yang merupakan cabang dari
n.peroneus superficilais ;
4. n.plantaris medialis, bentuknya lebih besar daripada n.plantaris lateralis, berjalan
bersama-sama dengan arteria plantaris medialis. Saraf ini berjalan di sebelah profunda
m.abductor hallucis, menampakkan diri di antara m.abductor hallucis dan m.flexor
digitorum brevis, memberi cabang nervus digitalis plantaris proprius untuk jari I. Dari
n.plantaris medialis dipercabangkan tiga buah nervi digitales plantares communes;
masing-masing bercabang dua membentuk nervi digitales plantares proprii, yang
mempersarafi permukaan-permukaan yang saling berhadapan dari jari I, II, III dan IV
5. n.plantaris lateralis, mempersarafi kulit pada jari V dan seperdua lateral jari IV, dan
juga otot-otot lapisan profunda. Saraf ini berjalan ke distal bersama-sama dengan
arteria plantaris lateralis menuju ke sisi lateral pedis, terletak di antara m.flexor
digitorum brevis dan m.quadratus plantae, bercabang mejadi ramus superficialis dan
ramus profundus.2

NERVUS PERONEUS COMMUNIS = N.FIBULARIS COMMUNIS


Dibentuk oleh saraf-saraf yang membentuk pars dorsalis plexus sacralis, berpusat
pada medulla spinalis segmen lumbalis 4 sacralis 2. Berjalan oblique sepanjang sisi lateral
fossa poplitea, dekat pada tepi medial m.biceps femoris, lalu berada di antara m.biceps
femoris dan caput lateral m.gastrocnemius, berjalan menuju ke caput fibulae. Kemudian saraf
ini berjalan berputar mengelilingi collum fibulae, berada di sebelah profunda m.peroneus
longus, bercabang dua membentuk nervus peroneus [ fibularis ] superficialis dan nervus
peroneus [ fibularis ] profundus.
Memberi percabangan sebagai berikut :3
1. rami articulares yang memberi innervasi kepada articulatio genu ;
2. nervus cutaneus surae lateralis, mempersarafi kulit pada facies posterior dan lateral crus ;
3. N.peroneus [ fibularis ] profundus, berjalan ke arah distal ditutupi oleh m.extensor
digitorum longus, berjalan menuju ke facies ventral membrana interossea cruris. Pada
sepertiga bagian cranial crus saraf ini berjalan bersama-sama dengan arteria tibialis anterior,
lalu berjalan di sebelah profunda ligamentum cruciatum cruris, dan berakhir pada
pertengahan pedis sebagai ramus medialis dan ramus lateralis. N.peroneus profundus
mempercabangkan ;3

Rami musculares, mempersarafi m.tibialis anterior, m.extensor digitorum longus,


m.peroneus tertius dan m.extensor hallucis longus ;
Ramus articularis, mempersarafi articulatio talocruralis ;
Ramus lateralis, berjalan ke distal dan ditutupi oleh m.extensor digitorum brevis,
bersifat motoris untuk otot ini ;
Ramus medialis, berjalan bersama-sama dengan arteria dorsalis pedis pada dorsum
pedis, pada ruang interosseus I bercabang dua membentuk nn.digitales dorsales yang
mempersarafi kedua permukaan yang saling berhadapan dari jari I dan jari II;
membentuk hubungan dengan nervus cutaneus dorsalis medialis [suatu cabang dari
nervus peroneus superficialis].

4. nervus peroneus [ fibularis ] superficialis, berjalan ke arah distal di antara mm.peronei


dan m.extensor digitorum longus, menembusi fascia profunda cruris pada sepertiga bagian
distal cruris, dan bercabang dua membentuk nervus cutaneus dorsalis medialis dan nervus
cutaneus dorsalis intermedius. Membawa komponen motoris untuk otot-otot tersebut tadi,
dan komponen sensibel yang mempersarafi kulit crus bagian caudal.
a. Nervus cutaneus dorsalis medialis, berjalan di sebelah ventral ankle joint, bercabang
dua membentuk n.digitalis dorsalis pars medialis dan n.digitalis dorsalis pars lateralis.
N.digitalis dorsalis pars medialis mempersarafi sisi medialis jari I, mengadakan hubungan
dengan n.peroneus profundus, juga melayani permukaan berhadapan jari I dan jari II ;
n.digitalis dorsalis pars lateralis mempersarafi permukaan yang saling berhadapan jari II dan
jari III, mempersarafi kulit pada sisi medialis pedis dan pergelangan kaki, mengadakan
hubungan dengan n.saphenus.
b. Nervus cutaneus dorsalis intermedius, berjalan sepanjang sisi lateral pedis, mempersarafi
kulit pada daerah ini, mengadakan hubungan dengan n.saphenus. Ujung terminalnya
bercabang dua membentuk n.digitalis dorsalis yang mempersarafi permukaan yang saling
berhadapan antara jari III dan jari IV, dan antara jari IV dan jari V.3

Struktur Otak

Otak dewasa beratnya rata-rata sekitar 3 lb (1,5 kg) dengan ukuran sekitar 1.130
sentimeter kubik (cm 3) pada wanita dan 1260 cm 3 pada pria, meskipun ada variasi individu
yang besar. Otak manusia berada pada berat 100g rata-rata dari seorang wanita, bahkan ketika
dikoreksi untuk perbedaan ukuran tubuh Otak sangat lembut, memiliki konsistensi yang mirip
dengan gelatin atau perusahaan tahu lembut. Meskipun disebut sebagai "materi abu-abu",
korteks hidup adalah pink-beige dalam warna dan sedikit off-putih di interior.4

Otak (encephalon) adalah pusat sistem saraf.Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan
yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta selsaraf atau neuron. Otak
mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis
seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga
bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi,ingatan, pembelajaran motorik dan
segala bentuk pembelajaran lainnya.4
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang
dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik
yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis.
Otak memiliki bagian-bagian utama, yaitu : otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan/ sambung (medulla oblongata).4

Lapisan Pelindung Otak

Otak memiliki lapisan pelindung yang disebut meninges, yang terdiri dari lapisan
susunanya. Ketiga lapisan itu adalah duramater, arachnoidmater dan piamater. Meninges ini
mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting, antara lain:5

1. Mengandung Liquor cerebrospinalis (LCS)


2. Membungkus dan melindungi system saraf pusat (SSP)
3. Membungkus dan melindungi pembuluh darah yang mendarahi SSP

Duramater

Merupakan lapisan terluar dari otak, serta merupakan lapisan yang paling tebal dan kuat.
Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu :5

1. Lapisan Periosteal luar

Lapisan terluar dari duramater yang melekat pada permukaan dalam tulang cranium dan
berlanjut sebagai periostium yang membatasi kanalis vertebralis dengan medulla spinalis
pada tulang tengkorak.5

2. Lapisan Meningeal dalam

Merupakan membran tebal yang meliputi otak dan menyusup di antara jaringan otak
sebagai penyokong dan pelindung. Lapisan melanjutkan diri sebagai dura mater spinal.
Dan juga pada lapisan ini terbentuk :5
I. Falks Serebrum
Terletak dalam fisura longitudinalis antar hemisfer serebral. Bagian ini melekat
pada Krista galli tulang etmoid.
II. Falks Serebelum
Memisahkan serebellum kiri dan serebellum kanan.

III. Tentorium Serebelum

Memisahkan serebrum dari serebellum.

IV. Diafragma Selle

Menutupi atap dari fossa hipofisis.

a Ruangan Subdural

Memisahkan duramater dari archanoid pada daerah kranial dan medulla spinalis.5

b Ruangan Epidural

Ruang antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada duramater di daerah
medulla spinalis.5

Archanoidmater

Terletak pada bagian eksternal dari pia mater dan mengandung sedikit pembuluh darah,
pada lapisan ini terdapat :

1. Ruangan Subarchanoid

Memisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan mengandung cairan serebrospinalis,
pembuluh darah, serta jaringan penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi
araknoid terhadap pia mater dibawahnya.5

a Villi Archanoid

Menonjol ke dalam sinus vena ( dural ) duramater.

Piamater

Lapisan terdalam yang halus dan tipis yang langsung berhubungan dengan permukaan
otak serta mengikuto konvolusinya. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk
mensuplai jaringan saraf.5
Bagian-bagian Otak

Gambar 2. Bagian Otak

Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.


Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa,
kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ
Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.6

Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat
Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan
Lobus Temporal.6

Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital serebrum. Cerebellum
mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh,
mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan
dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai
mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.Jika terjadi
cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot.
Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan
makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

Batang Otak

Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak
merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla oblongata, pons dan
mesencephalon (otak tengah). Pada perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi
deccusatio (penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari
cerebrum ke medulla spinalis). Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian
kanan medulla spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini
menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri
dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh saraf
kranial, kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum (otak besar).6

Bagian-bagian Batang Otak


Medulla Oblongata

Medula Oblongata merupakan bagian paling caudal dari encephali, membentang dari
foramen sampai sulcus bulbopontinus.Pada permukaan ventral (anterior) terlihat fisura
mediana ventralis di linea mediana, pyramis terletak di kanan kirinya. Pyramis mengandung
seluruh tractus corticospinalis. Sulcus ventrolateralis (anterolateralis) terletak disebelah
lateralnya. Pada sulcus ini muncul radix nervi hypoglassi. Di lateralnya didapatkan olive yang
mengandung nucleus olivaris (inferior), nervus glossopharyngeus, nervus vagus dan nervus
accessorius muncul di laterodorsal olive yaitu pada sulcus retro-olivaris. Di lateral dari sulcus
ini didapatkan area retro-olivaris yang sebelah dorsalnya dibatasi oleh sulcus dorsolateralis
(posterolateralis).6

Mesencephalon

Mesencephalon merupakan bagian encephalon yang terkecil, yang menghubungkan


diencephalon dengan pons. Pada permukaan dorsal mesencephalon terlihat empat tonjolan
kecil yaitu, Colliculus Rostralis (superior) dan Colliculus Caudalis (inferior) serta
penghubung bangunan ini dengan thalamus yaitu, Brachium Colliculi Caudalis (inferior),
yang menghubungkan colliculus caudalis dengan corpus geniculatum mediale, dan brachium
colliculi rostralis (superior) yang menghubungkan colliculus rostralis dengan corpus
geniculatum laterale. Nervus trochealis (N. IV) muncul di caudal dari sepasang colliculus
caudalis, kemudian mengelilingi mesencephalon. Pada permukaan ventral terdapat kedua
belah pedunculus cerebri. Nervus Occulomotorius (N. III) muncul pada sisi medial
pedunculus cerebri.6

Pons

Pons merupakan bagian rostral dari Rhombencephalon. Pada permukaan ventral pons
didapatkan sulcus bulbopontinus dan foramen caecum yang memisahkan pons dari medulla
oblongata.Pada linea mediana terdapat sulcus basilaris yang ditempati oleh arteri
basilaris.Tempat perlekatan nervus trigeminus merupakan tanda perbatasan pons dengan
pedinculus cerebellaris medius (pontinus). Permukaan dorsal pons tertutup oleh cerebellum.6

Medulla Spinalis
Medula spinalis terletak di canalis vetrebalis columna vetrebalis dan dibungkus oleh
tiga meninges, durameter, arachonoidea mater, dan pia mater.Perlindungan dilakukan
serebrospinal yang mengelilingi medula spinalis didalam ruang subarachonoid.Bagian
superior dari foramen magnum pada tengkorak, tempat bergabungnya dengan medulla
oblongata otak.Medula spinalis berakhir di inferior di regio lumbar.6
Dibawah, medula spinalis menipis menjadi conus medullaris dari ujungnya yang
merupakan lanjutan pia meter yaitu filum terminale yang berjalan kebawah dan melekat
dibagian belakang os coccygea.Disepanjang medula spinalis melekat 31 pasang saraf spinal
melalui radix anterior atau radix motoria dan radi posterior atau radixsensoria.Masing-masing
radix melekat pada medulla spinalis melalui fila radikularis yang membentang di sepanjang
segmen-segen medula spinalis yang sesuai. Masing-masing radix saraf memiliki sebuah
ganglion radix posterior yaitu sel-sel yang membentuk serabut saraf pusat.6

Struktur Saraf
Sel saraf atau saraf, adalah unti fungsional sistem saraf yang dikhususkan untuk
menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Secara garis besar, saraf manusia dibagi menjadi 3: dendrit, merupakan prosesus panjang
dan multipel (memanjang dan bercabang-cabang) yang berfungsi dalam menerima
stimulus/rangsang dari lingkungan, ataupun dari neuron yang lain; badan sel atau
perikaryon (peri: disekitar/pinggir, karyon: nukleus), yang adalah pusat dari seluruh sel
saraf, yang juga dapat menerima rangsang; dan yang terakhir adalah akson, merupakan
prosesus yang tunggal yang terspesialisasi untuk meneruskan (konduksi) impuls saraf ke sel
lainnya (sel saraf, otot, atau kelenjar). Bagian distal dari akson biasanya bercabang dan
membentuk sebuah percabangan terminal/terminal sinaptik. Percabangan ini bisa mencapau
ratusan hingga ribuan cabang. Setiap cabang tersebut berakhir pada cabang berikutnya
dengan membentuk pelebaran yang disebut end bulbs, yang berinteraksi dengan neuron
lainnya atau dengan sel bukan saraf, membentuk sebuah struktur yang disebut sinaps. Sinaps
ini memindahkan (transmit) informasi ke sel berikutnya (komunikasi), entah itu sel saraf,
otot, atau kelenjar.7
Pada akson, ada bagian yang dinamakan sebagai bukit akson (axon hillock), yang
adalah daerah pada badan sel tempat akson bercabang. Pada daerah ini impuls yang
dihantarkan ke akson umumnya dibangkitkan. Banyak akson dalam sistem saraf pada
manusia yang dibungkus oleh lapisan insulasi yang disebut sebagai selubung mielin (myelin
sheath), yang dibentuk oleh yang namanya Sel Schwann. Jika pada SSP, yang menghasilkan
selubung mielin adalah oligodendrosit.7
Sel saraf juga dapat dibedakan menurut ukuran dan bentuk daripada prosesusnya,
antara lain: saraf bipolar (bipolar neurons), merupakan saraf yang hanya memiliki satu
dendrit (tentu dendrit tersebut tetap bercabang) dan satu akson; saraf multipolar (multipolar
neurons), merupakan saraf yang memiliki lebih dari dua prosesus, satu prosesusnya adalah
akson dan sisanya adalah prosesus untuk dendrit; yang terakhir adalah saraf pseudounipolar
(pseudounipolar neurons), di mana ia memiliki prosesus tunggal yang dekat dengan
perikarion dan kemudian terpisah menjadi dua bagian/cabang. Prosesus tersebut membentuk
huruf T, di mana satu cabangnya menuju ke perifer, satu cabangnya lagi menuju sistem saraf
pusat. Pada saraf pseudounipolar, stimulus/rangsang yang masuk melalui dendrit langsung
berjalan menuju akson tanpa melewati badan selnya terlebih dahulu, tidak seperti saraf pada
umumnya.7

Badan Sel Saraf


Badan sel atau yang disebut perikarion, merupakan bagian yang memiliki inti dan
sitoplasma yang mengelilinginya, dengan prosesus-prosesus yang melengkapinya. Hampir
semua sel saraf memiliki inti yang besar, eukromatik (pucat dalam pewarnaan), serta
nukleolus/anak inti yang menonjol. Selain inti sel dan anak intinya, pada badan sel saraf
dapat dijumpai beberapa organel lainnya seperti:7
1. Retikulum Endoplasma (RE) kasar/bergranular (badan nissl).
2. Aparatus Golgi.
3. Mitokondria.
4. Neurofilamen/filamen intermediet dan Mikrotubulus.

Dendrit
Dendrit (Dendron, pohon) biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti cabang-
cabang pada pohon. Secara struktural, dendrit ini mirip dengan perikarion, hanya tidak
memiliki aparatus golgi dan badan sel.Tetapi pada dendrit-dendrit yang tipis sudah tidak lagi
ditemukan badan nissl dan mitokondria.7

Akson
Hampir semua sel saraf hanya memiliki satu buah akson, tetapi ada sedikit sekali yang
bahkan tidak memiliki akson sama sekali. Akson merupakan prosesus yang silindris yang
memiliki panjang dan diameter yang bervariasi tergantung dari tepi neuronnya. Meskipun ada
yang memiliki akson pendek, tetapi secara umum akson adalah panjang atau bahkan sangat
panjang (ada yang mampu mencapai 100 cm/ 40 inci).7
Semua akson prosesusnya dimulai dengan sebuah bentukan piramid yang pendek,
yang disebut sebagai akson hillock, yang tentunya muncul dari perikarion. Membran
sel/plasma pada akson disebut aksolemma, dan isinya (content) disebut aksoplasma.7

Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron yang membantu
transmisi informasi ke seluruh tubuh. Neurotransmiter memicu atau menstimulasi aksi di
dalam sel atau menghambat atau menghentikam aksi. Neurotransmiter cocok dengan sel
reseptor khusus yang melekat dimembran dendrit.8

Jenis-jenis Neurotransmiter
1. Asetilkolin
Asetilkolin merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf-saraf parasimpatis dan
juga saraf-saraf preganglion. Asetilkolin berfungsi pengatur tidur, bangun, persepsi nyeri,
dan pergerakan memori.8
2. Norepinefrin
Norepinefrin merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf-saraf
simpatis. Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormon pada kelenjar adrenal.8
3. Serotonin
Serotonin merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai
penghambat nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang. Serotonin adalah
neurotransmitter yang paling berjasa bagi kita. Dialah yang bertugas sebagai penenang
sehingga sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas emosi dan membuat kita tidur.
Serotonin berperan penting dalam menimbulkan perasaan tenang.8
4. Dopamin
Dopamin juga terdapat di dalam otak, fungsinya berlawanan dengan serotonin, fungsi
dopamin yaitu pergerakan dan koordinasi, emosional, penilaian, dan pelepasan prolactin.
Dopamin biasanya disekresikan ketika kita dalam keadaan stres, depresi, khawatir, dan
lain-lain.8
5. GABA (Gamma Amino Butiric Acid)
GABA (Gamma Amino Butiric Acid) merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan
menghalangi penghantaran impuls di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion
chlorine yang bermuatan negatif sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negatif
dengan begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf.8

Mekanisme Kerja Neurotransmitter


Bagian yang menghubungkan satu neuron dengan neuron lainnya adalah sinapsis.
Sinaps adalah sisi penghubung, tempat berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson
suatu neuron ke neuron lain atau otot maupun kelenjar. Sinapsis terbagi menjadi 2 yaitu
presinapsis dan post sinapsis . Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh
bagian presinaps ke bagian postsinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron ke
neuron lain.8
Proses hantaran impuls pada saraf dimulai dengan terjadinya potensial aksi. Ketika
impuls mencapai bagian sinaps maka gerbang kalsium akan terbuka dengan ion-ion kalsium
akan masuk ke dalam presinaps. Ion ini akan merangsang vesikel di dalam presinaps untuk
mengeluarkan neurotransmitter secara eksositosis. Setelah keluar neurotransmitter akan
menuju ke bagian post sinaps dan akan menempel pada reseptornya sehingga gerbang ion
akan terbuka di bagian post sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion tersebut makan ion yang
diluar serabut saraf akan masuk sehingga terjadi impuls pada serabut saraf selanjutnya. Ion
yang ada diluar dalam hal ini adalah ion Na+ yang akan bergerak ke dalam sel dan mengubah
potensial istirahat/polarisasi menjadi potensial aksi atau/depolarisasi. Hal ini ditunjukan
dengan pergeseran diferensial ke puncak listrik.8
Sistem Sensorik
Sistem sensorik merupakan organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis
rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sistem saraf sensoris dari berbagai
organ indra menuju otak untuk ditafsirkan dan di respon atau secara sederhana sistem
sensoris adalah sistem penghantaran rangsangan dari perifer atau reseptor ke pusat atau otak.
Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar
tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan
diterjemahkan menjadi sensasi. Sensasi dibagi atas sensasi umum dan sensasi khusus. Yang
termasuk sensasi umum adalah suhu, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan proprioreseptor
(reseptor yang pada tubuh bagian dalam seperti otot, tendon, persendian dan lain-lain).
Reseptor sensori umum ini tersebar pada seluruh tubuh. Sedangkan sensasi khusus misalnya
sensasi bau, liat, rasa, keseimbangan, dan pendengaran. Reseptor sensori khusus berada di
lokasi organ-organ khusus seperti, penglihatan dan pendengaran yang berfungsi melindungi
jaringan sekitar.8

Fungsi sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantarkan impuls karena adanya stimulus atau
rangsang dari organ penerima rangsang ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang
belakang atau medula spinalis.8

Mekanisme Seosorik Terjadi Nyeri


Nyeri berbeda dengan sensasi lain, nyeri memberi peringatan bahwa ada sesuatu yang
salah, nyeri mendahului sinyal lain dan berkaitan dengan perasaan yang tidak menyenangkan.
Organ indera untuk nyeri adalah ujung-ujung saraf telanjang yang dijumpai pada hampir
semua jaringan tubuh. Rangsang yang diterima reseptor akan diteruskan dalam bentuk impuls
listrik melalui potensial aksi pada serat saraf. Rasa nyeri ditangani oleh nosireseptor
disalurkan melalui salah satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal yang berasal dari nosireseptor
mekanis dan suhu disalurkan melalui serat A-delta halus bermielin. Impuls dari nosireseptor
polimodal disalurkan oleh serat C halus tak bermielin.13 Impuls pada saraf-saraf aferen
selanjutnya akan diantarkan menuju medulla spinalis, terutama melewati tractus
spinotalamatik yang berfungsi membawa hantaran rasa nyeri, menuju talamus dan diteruskan
ke gyrus post sentralis tempat rangsang tersebut akan diidentifikasi. Rasa nyeri dapat
diidentifikasi melalui serangkaian proses panjang yang dimulai dari reseptor yang bertugas
menerima rangsang tersebut hingga sampai di otak di tempat rangsang tersebut
diterjemahkan. Sama halnya dengan sakit akibat tertusuk paku, yang merupakan tanda
adanya kerusakan jaringan. Walaupun sifat dasar dari rangsangan bukannlah nyeri namun,
rangsang dengan intesitas yang kuat dapat diterjemahkan sebagai rasa nyeri karena sifatnya
yang merusak jaringan.8
Rasa sakit atau nyeri merupakan mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran
atau kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Jika terdapat rangsang
dalam hal ini rangsangan nyeri di kaki akibat tertusuk paku maka respon terhadap rangsang
tersebut akan terpicu suatu refleks untuk menari kaki yaitu refleks lucut dimana otot
ekstensor kaki yang cedera berelaksasi dan otot fleksornya berkontraksi pada kaki
berlawanan yang tidak terkena paku maka akan terjadi refleks ekstensor menyilang yang
memastikan bahwa tungkai kontralateral akan berada dalam posisi siap menahan beban tubuh
sewaktu tungkai yang cedera ditarik menjauhi rangsang. Otot ekstensor dari tungkai ini akan
berelaksasi dan otot fleksornya berkontraksi.

Perjalanan Nyeri

Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang


disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yang
nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimulasi yang
kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex cerebri).9

Proses Transduksi

Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf . Suatu
stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas
listrik yang akan diterima ujung - ujung saraf perifer (nerve ending ) atau organ-organ tubuh
(reseptor meisneri,merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni). Kerusakan jaringan karena
trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin,
dimana prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor- reseptor
nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan
menimbulkan sensasi nyeri.9

Proses Transmisi

Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi
melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut
mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spino thalamicus dan
sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan
dari organ- organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih
difus dan melibatkan emosi. Selain itu juga serabut- serabut saraf disini mempunyai sinaps
interneuron dengan saraf- saraf berdiameter besar dan bermielin. Selanjutnya impuls
disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex cerebri dan dirasakan sebagai persepsi
nyeri.9

Proses Modulasi

Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla
spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen yang
dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis
merupakan proses ascenden yang dikontrol oleh otak. Analgesik endogen (enkefalin,
endorphin, serotonin, noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior
medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk
menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan
persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang.9

Proses Persepsi

Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi dan
modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai
persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi
dari sensorik.9

Kesimpulan
Nyeri merupakan salah satu sinyal atau stimulus yang diberikan oleh tubuh sebagai
suatu tanda adanya gangguan atau kelainan pada fungsi tubuh manusia. Sinyal atau
rangsangan terebut akan diantar hingga ke otak yang merupakan pusat pengatur segala
kegiatan melalui serat-serat saraf dengan mekanisme sensorik dan kerja dari neurotransmitter
sehingga kita menyadari adanya rasa nyeri dan kita dapat berespon terhadap nyeri tersebut
dalam hal ini nyeri pada telapak kaki karena tertusuk paku dengan mengangkat kaki dan
sebagainya.
Daftar Pustaka

1 Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008:h.174.
2 Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2008:h.22-4.
3 Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2005:h.22-8
4 James G. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006:h.34.
5 Zuiham. 2005. Sawar Darah Otak. Jurnal Kedokteran Nusantara Vol 38 No 2 Juni 2005.
H.199-203.
6 Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
Setiadi. Anatomi dan fisiologi manusia. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007:h.88-9.
7 Mardjono, Mahar. Priguna Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat;2008:h.69-78.
8 Sherwood L. fisiologi manusia ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2011:h.192-207.
9 Sugeng M. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta: Salemba Medika; 2011:h.57-
9.

Anda mungkin juga menyukai