EVALUASI PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Nadya Wulan Suci (15050394043)
Saelisa salsabila (15050394056)
Sigat Wibisono (15050394033)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Teknik Non Tes
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai demand dan permintaan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk
itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan
memperhatikan tingkah lakunya. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh
tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif,Kegiatan mengukur, menilai, dan
mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena
kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana
pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil
belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses
evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam
berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-
satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih
ada teknik lain yakni teknik NON TES.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara
sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang
ada (Sudijono,2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan
untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan
untuk mengukur pada ranah kognitif. Berikut ini akan dijelaskan tentang resume
pengertian, bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh dalam pelaksanaan teknik non
tes.
Teknik non tes jarang dilakukan mengingat waktu yang diperlukan juga banyak dan juga
persiapan yang lebih daripada evaluasi menggunakan tes. Namun kepentingan yang ada
membuta teknik evaluasi non tes ini juga penting
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik penilaian produk ?
2. Bagaimana teknik penilaian sikap ?
3. Bagaimana teknik penilaian ketrampilan ?
4. Bagaimana teknik penilaian proyek ?
5. Bagaimana teknik penilaian diri ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik penilaian produk
2. Untuk mengetahui teknik penilaian sikap
3. Untuk mengetahui teknik penilaian ketrampilan
4. Untuk mengetahui teknik penilaian proyek
5. Untuk mengetahui teknik penilaian diri
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Non Tes
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.[2]Teknik evaluasi
nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Teknik penilaian ini
umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku,
sifat, sikap sosial dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu
produk:
Kelebihan
1. Guru dapat menilai kreatifitas siswa
2. Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif
3. Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui
pengalaman yang real.
4. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.
Kelemahan
1. Memerlukann waktu yang cukup banyak.
2. Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak
3. Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal
4. Proses pembuatan perlu waktu yang lama.
5. Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama.
6. Subjektif penskorannya.
B. Teknik penilaian sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi
perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun
komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut.
Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap
materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan
berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru.
Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung
mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap
negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh
guru tersebut.
Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses
pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi
Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi
oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus
perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap
program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap
negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan
dengan mata pelajaran.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu
hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya
yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap
peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik
dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan
khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang
berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang
kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat
dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta
didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan
membina peserta didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang
berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang
menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang
"Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat
oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang
dimilikinya.
a. Imitasi
Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis
dengan yang dilihar atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik
dapat memukul bola dengan tepat karena pernah melihat atau memperhatikan hal yang
sama sebelumnya.
b. Manipulasi
Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat,
tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta
didik dapat memukul bola dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori
yang dibacanya.
c. Presisi
Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik dapat
mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan.
d. Artikulasi
Kemampuan tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks
dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai contoh, peserta
didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola
sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik suda dapat melakukan
tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola
dengan arah yang tepat pula.
e. Naturalisasi
Kemampuan tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan reflek, yakni
kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh
tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan
cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.
Kelebihan
a. Dapat memberikan informasi tentang keterampilan peserta didik secara langsung
yang bisa diamati oleh guru
b. Memotivasi peserta didik untuk menunjukkan kompetensinya secara maksimal
c. Sebagai pembuktian secara aplikatif terhadap apa yang telah dipelajari oleh peserta
didik
Kelemahan
a. Sulit dilakukan pada jumlah peserta didik yang terlalu banyak
b. Membutuhkan kecermatan dalam melakukan pengamatan terhadap unjuk kerja
peserta didik dalam kompetensi keterampilan
c. Menuntut profesionalisme guru karena mengamati unjuk kerja peserta didik dalam
kompetensi keterampilan yang bervariasi
D. Teknik Penilaian Proyek
Surapranata memberikan pengertian penilaian proyek sebagai penilaian berbasis kelas
terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum Depdiknas mendefenisikan penilaian proyek sebagai
penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual,
mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran
tertentu.
Sedangkan menurut Haryati penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik
dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu
proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan data, dan penyajian data.
Dari pengertian diatas dapat diidentifikasi beberapa poin pokok dalam memahami
pengertian dari penilaian proyek yaitu :
Penilaian proyek merupakan penilaian berbasis kelas
Penilaian proyek dilakukan pada mata pelajaran tertentu
Penilaian proyek dilakukan secara kontekstual dan komprehensif
Penilaian proyek berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa
Penilaian proyek menekankan pada proses dan produk
Penilaian proyek dikerjakan selama periode waktu tertentu
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas yang
dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran tertentu dalam rangka untuk
mendapatkan informasi kemampuan dan kompetensi siswa secara komprehensif yang harus
diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Penilaian proyek dapat berupa, Investigasi
matematik, pengaruh olahraga pada postur tubuh, praktik investigasi fisika, air di rumah kita
(multi-disiplin), perancangan tata ruang sekolah.
Dalam melakukan penilaian proyek, dalam hal ini guru perlu memperhatikan hal-
hal berikut ini :
Kemampuan pengolahan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi, mengelola waktu dalam pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahapan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik adalah hasil karya mereka, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan serta dukungan proyek
kepada peserta didik.
Kelebihan Penilaian Proyek
3. Grafhic organizers
Strategi ini merupakan salah satu teknik untuk membantu siswa menjadi mahir dan cakap
dalam merefleksikan pekerjaan mereka.
4. Reflection as a process for closing the learning gap
Strategi ini merupakan suatu proses untuk mengatasi kesenjangan belajar. Sedangkan
keterampilan untuk mengatasi kesenjangan belajar memerlukan pemahaman yang jelas
tentang tujuan pembelajaran dan kriteria sukses.
http://hardworklala.blogspot.co.id/2015/04/teknik-dan-instrumen-penilaian.html
sarkomkar.blogspot.com/2009/12/penilaian-diri-siswa.html
http://ekophyseduc.blogspot.co.id/2012/01/makalah-penilaian-diri.html
http://asernulis.blogspot.co.id/2011/09/penilaian-proyek-dalam-pembelajaran.html
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.co.id/2013/03/penilaian-sikap.html