Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 2

Tema :
1) Monumen Perjuangan Di Kota Bogor
2) Sekilas Tentang Pahlawan Nasonal

Nama Anggota :
1. Fathimatuz Zahro
2. Santiawati
3. Siti Mariyam
4. Yolanda Putri Faisal
Kelas : VII.I

Monumen dan Museum Peta Bogor


Bangunan yang menjadi markas

Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL) ini dibangun tahun 1745 ini merupakan
bangunan arsitektur bergaya kolonial (indis), kemudian di tahun 1943 di masa pendudukan
Jepang, markas ini digunakan sebagai pusat pelatihan pasukan tanah air yang kala itu masih
dikontrol oleh militer Jepang dengan nama Boei Gyugun Kanbu Kyo Iku Tai (Markas
Komando Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa), pasca
kemerdekaan bangunan ini diambil alih oleh pihak militer KODAM VI Siliwangi sebagai
Pusat Pendidikan Zeni (Museum Peta, 2013).
18 Desember 1995 diresmikanlah pendirian Monumen dan Museum oleh Presiden
Republik Indonesia saat itu Sooharto yang sekaligus sebagai mantan perwira PETA angkatan
I dan selanjutnya diserahkan pengelolaanya dibawah Dinas Sejarah Angkatan Darat KODAM
VI Siliwangi, Jawa Barat (Museum Peta, 2013).
Monumen dan Museum PETA memiliki berbagai monumen/patung, relief, dan diorama
yang meronstruksikan peristiwa pembentukan tentara PETA dan berbagai proses pergerakan
untuk mencapai kemerdekaan.

Monumen Kujang Di Bogor


Monumen TNI AU Atang Sanjaya
Kelompok 4
Tema :
1) Monumen Perjuangan Di Kota Bogor
2) Sekilas Tentang Pahlawan Nasonal

Nama Anggota :
1. Ulan Alfiana
2. Debby Berliana Fitri
3. Yasira Nur Fadillah
4. Alfina Aulia
5. Jestisia Yulidasasi

Kelas : VII.II
Sekilas Tentang Pahlawan Nasional
1. Cut Nyak Dien

Cut nyak dien adalah seorang sosok pahlawan wanita dari aceh barat
yang mendapat julukan srikandi Indonesia. Cut nyak dien anak dari teuku
nan setia. Sedangkan ibunya anak bangsawan dari lampar. Kakaknya
bernama teuku rakyat. Cut nyak dien dilahirkan tahun 1848.
MELETUSNYA ERANG ACEH MULAI TANGGAL 4 JUNI 1873
Suami cut nyak dien yang pertama adalah teuku Ibrahim dari lamnga,
anak dari teuku abas. Dan dikarunia anak perempuan kemudian di beri
nama cut gambang. Suami cut nyak dien ditembak oleh belanda.
Cut nyak dien menikah lagi dengan panglima perangnya bernama
teuku umar. Teuku umar juga tertembak belanda pada tanggal 11 februari
1899 di ujung kala malaboh.
Pada tanggal 6 november 1905 cut nyak dien tertangkap oleh belanda.
Pada saat itu mata cut nyak dien dalam keadaan tidak bias melihat (buta).
Pada tanggal 11 desember 1906 dibuang ke seumedang bersama
panglima dan seorang anak laki-laki berumur 15 tahun. Pada waktu
gubernur jendral belanda. Waktu bupati sumedang pangeran surya aria
atmaja
Untuk merawa cut nyak dien pangeran surya atmaja menyerahkan cut
nyak dien ke K.H Sanusi. Pada waktu itu rumahnya kecil. Setelah satu
tahun merawat 1 tahun K.H Sanusi meninggal pada tahun 1967 dan
dimakamkan di gunung puyuh sumedang.
Kemudian cut nyak dien diurus oleh anak K.H sanusi yaitu H.Husna.
semua kepentingan cut nyak dien sangat diperhatikan pangeran aria
suriiatmaja. waloupun mata cut nyak dien tidak bias melihat tapi cut nyak
dien bisa mengajarkan ibu-ibu mengaji, maka cut nyak dien di beri julukan
ibu perbu/ ibu ratu masyarakat. Cut nyak dien sangat dekat dengan siti
khodijah (anak dari H. Husna). Pada tahun 1967 siti khodijah meninggal
dan dimakamkan di gunung puyuh.

Anda mungkin juga menyukai