Anda di halaman 1dari 8

2.1.

1 Sejarah singkat

Informasi mengenai asal usul seleksi dan domestikasi

domba hanya sedikit yang diketahui dan dianggap keturunan

dari beberapa jenis domba liar, domba-domba yang ada

sekarang ini diduga merupakan hasil persilangan beberapa

leluhur bangsa domba (Mason, 1996). Domba yang kita kenal

sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya

diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon)

yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis

amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang

berasal dari Asia. Domba adalah hewan yang pertama kali di

domestifikasi oleh manusia atau yang kedua setelah anjing : hal

ini ditemukan oleh situs arkeologi di persia (Iran), Jericho (Tepi

Barat), Choga Marni Jutun dan Cayonu pada tahun 6.000 7.000

SM. Saat ini sudah dihasilkan jenis kambing/domba komposit

dengan penyilangan dua atau lebih bangsa yang unggul.

Keragaman wilayah menyebabkan begitu banyak bangsa domba

yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 244

bangsa yang telah diidentifikasi dengan cukup baik, sehingga

dari performa fisik, dapat dibedakan antara satu bangsa dengan

bangsa lainnya (Heriyadi, dkk., 2001).

2.1.2 Taksonomi domba

Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan

hal-hal tertentu, diantaranya berdasarkan perbandingan banyak


daging atau wol, ada tidaknya tanduk atau berdasarkan asal

ternak (Kammlade, 1955). Menurut Blakely dan Bade (1992)

domba diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mammalia

Ordo : Arthiodactyla

Family : Bovidae

Species : Ovis Aries

2.1.3 Jenis-jenis domba

a. Domba Garut

Domba Garut merupakan hasil

persilangan antara domba lokal, domba

Ekor Gemuk dan domba Merino. Bentuk

tubuh Domba Garut hampir sama dengan


domba lokal dan bentuk tanduk yang

besar melingkar diturunkan dari Domba

Merino, tetapi Domba Merino tidak

memiliki insting beradu.

Berat badan domba garut dapat mencapai 40-80 kg.

Menurut beberapa ahli, bahwa Domba Garut selain memilki

keistimewaan juga sebagai penghasil daging yang sangat baik

dalam upaya meningkatkan produksi ternak domba. Jenis

Domba Garut tergolong jenis domba terbaik, bahkan dalam

perdagangannya dan paling cocok serta menarik perhatian

banyak masyarakat, mudah dipelihara oleh petani kecil karena

relatif lebih mudah pemeliharaannya.

Ciri khas Domba Garut yaitu pangkal ekornya kelihatan

agak lebar dengan ujung runcing dan pendek, dahi sedikit lebar,

kepala pendek dan profil sedikit cembung, mata kecil, tanduk

besar dan melingkar ke belakang. Sedangkan betina tidak

bertanduk, telinga bervariasi dari yang pendek sampai yang

panjang dan memiliki warna bulu yang beraneka ragam. Domba

Garut banyak dijumpai memiliki daun telinga rumpung

b. Domba Ekor Tipis

Domba ekor tipis merupakan

domba yang banyak terdapat di Jawa


Barat dan Jawa Tengah. Berat domba

jantan dapat mencapai 30-35 Kg dan

domba betina dapat mencapai 15-20

Kg. Domba jantan memiliki tanduk

yang kecil dan melingkar, sedangkan

domba betina tidak bertanduk.

Warna bulu dominan putih, dengan

warna hitam di seputar mata,

hidung, dan beberapa bagian tubuh

lainnya.

Domba ekor tipis atau sering disebut domba gembel dalam

istilah Indonesia, merupakan domba asli Indonesia, bersifat

prolifik (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor). Baik domba

jantan atau betina merupakan domba penghasil daging atau

sering disebut jenis domba potong atau domba pedaging.

c. Domba Ekor Gemuk

Domba ekor gemuk banyak terdapat di Jawa Timur,

Madura, Lombok, dan Sulawesi yang dibawa ke Indonesia oleh

pedagang Arab pada abad XIX. Ciri-ciri domba ini adalah bentuk

badan besar, bobot domba jantan mencapai 50 kg dan domba

betina 40 kg; domba jantan bertanduk, sedangkan domba

betina tidak bertanduk; ekor panjang, pada bagian pangkalnya

besar untuk menimbun lemak yang banyak, ujung ekornya kecil


tak berlemak; warna bulunya sebagian besar putih, tetapi ada

juga yang berwarna hitam atau kecoklat-coklatan.

d. Domba Merino

Domba merino sangat terkenal dengan kualitas wolnya

yang prima, domba ini berasal dari asia kecil dan telah

menyebar ke berbagai belahan dunia, khususnya bagi Negara

yang memiliki 4 musim, seperti Australia, Newzealand, Prancis,

Inggris dan Spanyol, domba merino tidak tahan dengan iklim

panas dan lembab, seperti daerah tropis karena bulu wolnya

yang panjang dan tebal.

Domba merino jantan bertanduk, sementara yang betina

tidak bertanduk, domba ini termasuk domba ukuran sedang

dengan berat badan dewasa mencapai 70 80 kg untuk jantan

dan untuk betina 50 -60 kg, domba merino pernah

didatangkan ke Indonesia namun tidak dapat berkembang

degan baik.
Daftar Pustaka

Blakely, J. & D. H. Bade. 1992. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


Heriyadi, D., A. Sarwestri, dan D.C Budinuryanto. 2001.

Ngawangkong Peternak Domba Tangkas. Laporan

Penelitian. Kerjasama antara Fakultas Peternakan, IKA

Fakultas Peternakan, dan Pusat Dinamika Pembangunan

Universitas Padjadjaran. Bandung.

Kammlade, W. G., Sr. & W. G., Yr. Kammlade. 1955. Sheep

Science. Lippicot Co. New York.

Mason, IL. 1996. A World Dictionary of Livestock Breeds, Types

and Varieties. Fourth Edition. CAB International. New

Zealand.

Anda mungkin juga menyukai