3) Polimer mud
Komposisinya adalah sebagai berikut :
- Menggunakan air tawar
- 0.25 lb/bbl soda ash
- Bentonite
- Caustic soda
7. Kandungan Garam
Kandungan Cl ditentukan untuk mengetahui kadar garam dari lumpur. Kadar
garam dari lumpur akan mempengaruhi interprestasi logging listrik. Kadar garam yang
besar aka menyebabkan daya hantarnya besar pula. Pembacaan resistivity dari
cairan formasi akan terpengaruh. Naiknya kadar garam dari lumpur
disebabkan cutting garam yang masuk kedalam lumpur disaat menembus formasi
yang mengandung garam, dengan kata lain lumpur terkontaminasi oleh garam.
8 Kontaminasi Lumpur Bor
Kontaminasi adalah suatu problem yang dapat muncul dengan gejala yang
perlahan-lahan ataupun dengan segera dan cepat, dan biasanya diamati suatu
fluktuasi sifat-sifat lumpur yang tadinya normal saja menjadi naiknya yield point,
naiknya daya agar, viskositas yang berlebih dan laju tapisan yang tidak terkontrol.
Kontaminan didefinisikan semua jenis zat (padat, cairan ataupun gas) yang
dapat menimbulkan pengaruh merusak terhadap sifat-sifat fisika atau kimiawi dari
fluida pengeboran. Semua jenis lumpur mempunyai satu kontaminan umum
yaitu padatan berat jenis rendah (Low Solid Gravity), baik yang berasal dari serbuk
bor ataupun dari pemakaian bentonite yang terlalu berlebihan.
a. Kontaminasi Sodium Chlorida
Kontaminasi ini terjadi saat pengeboran menembus kubah garam (salt dome), lapisan
garam, lapisan batuan yang mengandung konsentrasi garam yang cukup tinggi atau
akibat air formasi yang berkadar garam tinggi dan masuk kedalam sistim lumpur.
Akibat adanya kontaminasi ini, akan mengakibatkan berubahnya sifat lumpur seperti
viscositas, yield point, gel strengt dan filtration loss. Kadang-kadang penurunan pH
dapat pula terjadi bersamaan dengan kehadiran garam pada sistim lumpur.
b. Kontaminasi Gypsum dan Anhydrit
Hanya sedikit daerah didunia dimana tidak dijumpai formasi gypsum (CaSO 4), pilihan
yang diambil dalam mengatasi ini adalah dengan mengendapkan ion Ca +2 atau
merubah sistim lumpur kapur (dasar kalsium). Gejala mula-mula dari kontaminasi
gypsum adalah viskositas yang tinggi, daya agar tinggi dan laju tapisan bertambah.
c. Kontaminasi Semen
Kemungkinan untuk kontaminasi semen itu selalu ada pada setiap sumur
pengeboran. Semen tidak menjadi kontaminan hanya jika fluida yang dipakai air
jernih, air garam, lumpur kalsium dan lumpur minyak. Parah atau tidaknya
kontaminasi ini tergantung pada faktor-faktor seperti konsentrasi padatan dalam
lumpur dan keras atau lunaknya semen pada lubang.
Gejala kontaminasi semen adalah viskositas yang tinggi, yield point yang abnormal,
daya agar yang besar dan tapisan yang tidak terkontrol, ini disebabkan reaksi ion
Ca+2 dari semen dengan lempung dan tingginya pH larutan.
Kerugian :
Tidak dapat dipakai pada pengeboran formasi batuan yang keras.
Tidak dapat dipakai pada operasi pengeboran yang cepat karena terlalu
banyak serbuk bor yang dihasilkan.