BAB II
LANDASAN TEORI
status, keinginan dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal non material / non finansial di dalam organisasi bisnis, yang
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik
berikut:
4) adalah :
manusia. Pada umumnya kegiatan sumber daya manusia dapat dilihat dari
Sedangkan pekerja adalah kegiatan yang terdiri dari pengadaan tenaga kerja,
mewujudkan hasil tertentu kegiatan orang lain. Hal ini berarti bahwa sumber
azas the right man it the right place and the right man on the right job.
13
pemberhentian.
merupakan hal yang cukup sulit. Tenaga kerja selain diharapkan mampu,
bekerja efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan akan kurang berarti
jika tidak diikuti oleh moral kerja dan kedisiplinan pegawai dalam
mewujudkan tujuan.
daya lain. Hal ini disebabkan manajemen sumber daya manusia mengelola
meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya manusia dalam
sebab itu sumber daya manusia harus dikelola agar dapat berdaya guna dan
utama yaitu:
1. Tujuan Masyarakat
Adalah untuk melihat bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada
bukan suatu tujuan dan akhir suatu proses, melainkan suatu perangkat
keseluruhan.
3. Tujuan Fungsi
optimal. Dengan kata lain, setiap sumber daya manusia atau karyawan
baik.
4. Tujuan Personal
merupakan bagian dari proses manajemen sumber daya manusia yang paling
kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus
masyarakat.
menjelaskan bahwa:
memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral
kerja yaitu;
masyarakat
bahwa:
18
yang dimiliki bersama oleh setiap individu dalam lingkungan kerja suatu
organisasi.
merasakannya.
hal itu dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh
setiap orang dalam organisasi berbeda. Budaya kerja yang terbentuk secara
Maka dalam hal ini budaya kerja terbentuk dalam satuan kerja atau
nilai-nilai baru yang akan menjadi sikap dan perilaku manajemen yang
akan muncul begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh-
pendukung.
20
dalam upaya untuk membangun sumber daya manusia, proses kerja dan
hasil kerja yang lebih baik. Untuk mencapai tingkat kualitas yang makin
terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap fungsi atau proses kerja
yang cocok untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi. Setiap nilai-
kerja mereka.
penyempurnaan terus-menerus.
1. Kebiasaan
ataupun perusahaan.
2. Peraturan
di lembaga pendidikan.
3. Nilai-nilai
penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik,
dan apa yang lebih benar atau kurang benar. Untuk dapat berperan
terekam atau termuat pada suatu wahana atau budaya kerja. Jadi
nilai dan budaya kerja tidak dapat dipisahkan dan keduanya harus
23
sebagai sistem internal dan sistem eksternal sosial. Hal itu tercermin dari
isi visi, misi dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, seharusnya setiap
pemeran utama dan bukan yang lain. Karena itu, dalam bekerja maka
mengenai sesuatu yang ingin dituju dan dicapai. Sebagai tujuan antara
fisik tetapi juga dari ukuran produk sistem nilai. Karyawan unggul
menilai produktivitas atau produktif adalah sikap mental: Hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada
yakni: (1) pemahaman substansi dasar tentang makna bekerja, (2) sikap
(4) etos kerja, (5) sikap terhadap waktu, dan (6) cara atau alat yang
4. Eetos kerja,
karyawan.
26
yang tinggi.
kerja.
2. Proses sosialisasi
lewat proses orientasi kerja. Pada tahap ini para karyawan berada
yang lama maka tiap karyawan perlu difasilitasi dengan pelatihan dan
yang disesuaikan dengan peran dan nilai serta norma yang berlaku
organisasi.
dampak kuat terhadap prestasi kerja suatu organisasi. Ada empat alasan
dalam jangka panjang adalah tidak jarang juga ditemukan; Budaya itu
meningkatkan prestasi.
28
organisasi.
kepadanya.
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
perusahaan.
mengemukakan bahwa :
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
mengemukakan bahwa :
kooperatif.
30
kesimpulan bahwa : Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
menjadi sosok yang bernilai dan telah dijadikan tujuan pokok pada
organisasi/badan usaha, selain profit. Karena dengan laba saja tidak cukup
tersebut, adanya kejelasan peran dan motivasi pekerjaan yang baik, maka
orang tersebut memiliki landasan yang kuat untuk berprestasi lebih baik.
1. kualitas kerja
2. kuantitas kerja
6. perencanaan kerja
2. pendidikan;
3. ketrampilan;
4. manajemen kepemimpinan;
5. tingkat penghasilan;
7. jaminan sosial
8. iklim kerja
10. teknologi
alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para
karyawan.
1. Loyalitas
bekerja
2. Disiplin
dalam bekerja.
3. Ketepatan
33
4. kerjasama
secara bersama-sama.
5. Tanggung jawab
6. Kesetiaan
129), adalah :
berikut :
Bila penilaian gagal, itu semua terjadi karena alasan yang paralel
dilihat dari segi kinerja yang baik. Lainnya, gagal karena masalah dengan
formulir atau prosedur yang digunakan untuk secara aktual menilai kinerja.
tersebut, adanya kejelasan peran dan motivasi pekerjaan yang baik, maka
orang tersebut memiliki landasan yang kuat untuk berprestasi lebih baik.
1. kualitas kerja
2. kuantitas kerja
6. perencanaan kerja
lain:
2. Pendidikan;
3. Ketrampilan;
4. Manajemen kepemimpinan;
5. Tingkat penghasilan;
7. Jaminan sosial
8. Iklim kerja
10. Teknologi
alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para
pegawai.
1. Metode Tradisional.
Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk menilai
employee comparation, check list, free form essay, dan critical incident.
a. Rating scale.
Metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak
tujuan kerjanya.
b. Employee comparation
c. Check list
d. Freeform essay
dinilainya.
e. Critical incident
2. Metode Modern.
a. Assessment centre
39
khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam, maupun