Anda di halaman 1dari 7

1.

Lanscope
Lanscope adalah fotografi pemandangan alam atau jenis fotografi
yang merekam keindahan alam yang dapat dikombinasikan dengan
manusia, hewan, dan yang lainnya, namun tetap yang menjadi
fokus utamanya adalah alam.
Contoh gambarnya

2. Landform (bentuk lahan)


Bentuk lahan merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan masing-masing dari setiap satu kenampakan dari
kenampakan secaramenyeluruh dan sinambung (multitudineous
features) yang secara bersama-sama membentuk permukaan bumi. Hal
ini mencakup semua kenampakan yang luas,seperti dataran, plato,
gunung dan kenampakan-kenampakan kecil seperti bukit,lembah,
ngarai, arroyo, lereng, dan kipas aluvial (Desaunettes,1977).
Wiradisastra et al. (1999) menambahkan bahwa bentuk lahan
merupakankonfigurasi permukaan lahan (land surface) yang
mempunyai bentuk-bentuk khusus. Suatu bentuk lahan akan
dicirikan oleh struktur atau batuannya, proses pembentukannya,
dan mempunyai kesan topografi spesifik.
FAKTOR DAN PROSES PEMBENTUKAN BENTUK LAHAN
Menurut Wiradisastra et al. (1999) bentuk - bentuk lahan yang ada dimuka bumi
terjadi melalui proses geomorfik yaitu semua perubahan, baik fisik maupun kimia yang
mempengaruhi perubahan bentuk permukaan bumi. Faktor penyebabnya berupa tenaga
geomorfik yaitu semua media alami yang mampu memantapkan dan mengangkut bahan di
permukaan bumi. Tenaga tersebut antara lain berupa air mengalir, air tanah, gletser, angin,
dan gerakan air lainnya (gelombang laut, pasang surut dan tsunami). Menurut Thornbury
(1969) secara garis besar proses geomorfik yang membentuk rupa bumi terdiri dari proses
eksogenetik (epigenetik ), endogenetik (hipogenetik ), dan ekstraterestrial. Proses eksogenetik
terjadi melalui proses gradasi dan aktivitas organisme termasuk manusia. Proses gradasi
dapat berupa degradasi yang dapat terjadi melalui proses hancuran iklim (weathering processes),
gerakan massa (mass wasting), dan erosi.
Proses gradasi dapat pula terjadi melalui agradasi yang penyebabnya berupa air
mengalir, air tanah,gelombang air (laut atau danau), arus pasang surut, tsunami, gerakan
angin dan gletser. Proses endogenetik terjadi melalui diastrofisme dan volkanisme, sedangkan
proses ekstraterestrial terjadi melalui jatuhnya meteor. Proses hancuran iklim dan erosi yang
terjadi pada batuan memberikan pengaruh yang berbeda - beda terhadap bentuk lahan, yang
disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu: kondisi iklim, jenis penyusun batuan, dan lamanya
proses pembentukan lahan tersebut (Desaunettes, 1975) dari proses denudasi. Bentuk lahan
yang terbentuk langsung dari aktivitas volkanik dan tektonik adalah bentuk lahan awal.
Pembentukan bentuk lahan dari proses dan pelaku denudasi termasuk ke dalam
bentuk lahan sekuensial, yang berarti mereka adalah terbentuk pada beberapa tahapan setelah
bentuk lahan awal terbentuk dan hancuran - hancuran dari kerak bumi muncul pada posisi-
posisi tertentu. Pengelompokan bentuk-bentuk lahan utama diuraikan berikut ini
(Wiradisastra et al., 2002).
Bentuk Lahan Volkanik
Bentuk lahan yang terbentuk dari aktivitas volkanik adalah hasil dari dua tenaga yang
berlawanan, yaitu konstruktif dan destruktif. Tenaga konstruktif menyebabkan deposisi dari
lava dan muntahan lahan piroklastik.
Tenaga destruktif adalah hasil proses alami dari erosi (seperti angin, air, dan
pergerakan massa), atau aktifitas ledakan volkan itu sendiri. Bentuk lahan volkanik
ditentukan oleh proses geologi yang membentuknya dan terus berpengaruh terhadapnya
setelah terbentuk. Lalu bentuk lahan volkanik yang terbentuk akan terbagi ke sifat-sifat
material yang membentuknya, yang tergantung aktifitas volkan tersebut sejak masa lampau.
Volkan terbentuk dari akumulasi produksi lava, bomb (aliran abu yang mengeras),dan tepra
(abu terbang dan debu).

Bentuk Lahan Struktural


Bentuk lahan struktural adalah bagian dari permukaan bumi yang mempunyai
morfologi tertentu yang dihasilkan oleh pergerakan diastrofik (diastrophic movements).
Pergerakan berasal dari proses-proses endogen (endogenic processes) dan mencakup
gerakan-gerakan tektonik, magmatik,isostatik dan eustatik. Dari keempat macam gerakan
tersebut, gerakan-gerakan tektonik dan magmatik merupakan bagian dari diastrofisme yang
paling jelas dalam menyumbang pembentukan struktur kulit permukaan bumi. Bentuk lahan
yang dihasilkan oleh proses-proses tektonik dan magmatik meliputi struktur-struktur
horisontal, homoklinal, kubah, lipatan, dan patahan.

Bentuk Lahan Fluvial dan Gerakan Massa


Pembentukan bentuk lahan yang terbentuk dari pergerakan air dijelaskan sebagai
bentuk lahan fluvial, untuk membedakan bentuk lahan yang terbentuk karena pergerakan air
dari bentuk lahan yang terbentuk dari pelaku fluvial lainnya (es glasial, angin, gelombang).
Proses fluvial menyebabkan aktivitas geologi seperti erosi, transportasi dan deposisi.
Sebenarnya ada dua bagian besar dari bentuk lahan fluvial yaitu bentuk lahan erosional dan
bentuk lahan deposisional. Semua bentuk lahan yang terbentuk karena terjadinya perpindahan
progresif dari massa batuan induk adalah bentuk lahan erosional. Bagian-bagian tanah,
regolit,dan batuan induk yang dipindahkan oleh pergerakan air kemudian terdeposisi ditempat
lain dinamakan bentuk lahan deposisional.
Proses fluvial selain merusak dalam bentuk erosi, juga memindahkan melalui proses
transportasi dan menghasilkan bentuk sisa yang berbeda dari asalnya dan bentuk baru hasil
deposisi ditempat baru (deposisi) dalam bentukandeposisional. Efek jangka panjangnya
terjadi pada pengurangan ketinggian pada bagian bukit berlereng, dan efek menimbun di
bagian lembah menuju bumi yanglebih rata.

Bentuk Lahan Karst


Pada daerah tertentu pelarutan merupakan suatu proses dominan pada perkembangan
bentuk lahan yang berakhir pada pembentukan bentuk lahan yang unik yang disebut karst. Kata karst
merupakan istilah umum yang berlaku baik pada batuan kapur maupun dolomit yang
memiliki topografi khas, dan dipengaruhi oleh pelarutan batuan dibawah permukaan tanah
dan penyebaran air tanah menjadi aliran sungai bawah tanah. Sebagian besar area karst
adalah daerah yang permukaannya tertutup oleh batu gamping walaupun di beberapa tempat
tertutup oleh dolomit dan limestone dolomit.

Bentuk Lahan Pantai


Adalah zona pertemuan antara daratan dan lautan dimana proses perkembangan
bentang lahannya pada zona ini sangat dinamis. Hal ini dikarenakan proses - proses
geomorfik dari daratan dan lautan bergabung didalamnya. Kekuatan-kekuatan angin,
gelombang, arus sepanjang pantai, arus pasang surut serta suplai sedimen dari daratan melalui
muara sungai bergabung menghasilkan bentang-bentang lahan pantai dengan tingkat
perkembangan dan perubahan yang relatif cepat. Perkembangan dan perubahan dapat berubah dengan
penambahan daratan melalui proses deposisi maupun pengurangan daratan (abration) melalui
proses erosi pantai. Contoh gambar
3. Landuse (tata guna lahan)
Tata Guna Lahan adalah suatu upaya dalam merencanakan
penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian
wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu Konsep Tata Guna
Lahan Kajian tentang kesesuaian lahan merupakan hasil analisis
kesesuaian lahan yang diperoleh dari analisis kelayakan lahan serta
analisis potensi dan kendala. Kesesuaian lahan berarti menunjukkan
adanya pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensinya berdasarkan
hasil skoring.
Tujuan Tata Guna Lahan Menurut UU no. 26 tahun 2007 pasal 32:
A. Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program
pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.
B. Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan dengan pemanfaatan ruang, baik pemanfaatan ruang
secara vertikal maupun pemanfaatan ruang di dalam bumi.
C. Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk jabaran dari indikasi program utama
yang termuat di dalam rencana tata ruang wilayah.
D. Pemanfaatan ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan
jangka waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang yang
ditetapkan dalam rencana tata ruang.
E. Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disinkronisasikan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang
wilayah administratif sekitarnya.
F. Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan memperhatikan standar pelayanan minimal dalam penyediaan
sarana dan prasarana
4. Kuesta
Kuesta Merupakan perbukitan dan atau pegunungan, Terbentuk
karena adanya pemiringan (dipping) yang relatif landai (kurang dari 35%)
disertai dengan terjadinya patahan sehingga terbentuk gawir
(escarpment) pada lereng belakangnya
5. Fluvial
fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun
kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang
disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir
secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water).
proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai
akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang
dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi
yang dilakukan oleh air permukaan.
Macam-macam Proses Fluviatil adalah :
A. Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang
menyebabkan terjadinya lembah-lembah.
B. Proses transporasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu
tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai
sebagai efek dari gaya gravitasi.
C. Proses sedimentasi terjadi bila terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut
material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material
yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan
material yang lebih halus.

Anda mungkin juga menyukai