Anda di halaman 1dari 4

Penatalaksanaan Parotitis

No. Dokumen : /D.1GJ/SOP/2017


No. Revisi :00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/4
UPT Puskesmas KASIH,SKM
Gisting Jaya NIP. 196210051985021002

Parotitis adalah peradangan kelenjar parotis karena infeksi virus,


infeksi bakteri, atau kelainan autoimun, dengan derajat kelainan yang
1. Pengertian
bervariasi dari ringan hingga berat. Salah satunya parotitis mumps
(gondongan), karena virus sering berpotensi menimbulkan epidemi.
Sebagai acuan bagi tenaga klinis untuk:
2. Tujuan 1. Menegakkan Diagnosis
2. MenentukanPenatalaksanaan
3. Menentukan Kriteria Rujukan
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor /D.GJ/SK/2017 tentang
3. Kebijakan
Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Gisting Jaya
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang
4. Referensi Panduan Praktik Klinis dan Ketrampilan Klinis Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
a. Alat:
Kit pemeriksaan sederhana ( tensimeter, stetoskop, reflek
5. Alat dan
hammer ), Alat tulis, Rekam medik, Lembar resep
Bahan
b. Bahan:
Bahan habis pakai seperti: sarung tangan, masker, obat-obatan
6. Langkah- 1. Dokter menanyakan keluhan pada Parotitis mumps: bengkak di
langkah depan telinga hingga rahang bawah, berlangsung tiba-tiba, nyeri,
akut < 7 hari, gejala konstitusional (malaise, anoreksia, demam),
biasanya bilateral walau bisa unilateral.
2. Dokter menanyakan keluhan pada Parotitis bakterial akut: bengka
di depan telinga hingga rahang bawah, berlangsung progresif,
akut < 7 hari, Demam, nyeri saat mengunyah.
3. Dokter menanyakan keluhan pada Parotitis HIV: bengkak di
depan telinga hingga rahang bawah, tak nyeri, bisa asimtomatik.
4. Parotitis tuberkulosis
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Onset kronik
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Disertai gejala-gejala tuberkulosis lainnya
5. Parotitis autoimun (Sjogren syndrome)
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Onset kronik atau rekurens
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Dapat unilateral atau bilateral
e. Gejala-gejala Sjogren syndrome, misalnya mulut kering, mata
kering
f. Penyebab parotitis lain telah disingkirkan

Faktor Risiko

1
1. Anak berusia 212 tahun merupakan kelompok tersering menderita
parotitis mumps
2. Belum diimunisasi MMR
3. Pada kasus parotitis mumps, terdapat riwayat adanya penderita
yang sama sebelumnya di sekitar pasien
4. Kondisi imunodefisiensi

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dapat bervariasi dari tampak sakit ringan hingga
berat
2. Suhu meningkat pada kasus parotitis infeksi
3. Pada area preaurikuler (lokasi kelenjar parotis), terdapat:
a. Edema
b. Eritema
c. Nyeri tekan (tidak ada pada kasus parotitis HIV, tuberkulosis, dan
autoimun)

4. Pada kasus parotitis bakterial akut, bila dilakukan masase kelanjar


parotis dari arah posterior ke anterior, nampak saliva purulen keluar
dari duktur parotis.

Pemeriksaan Penunjang
Pada kebanyakan kasus parotitis, pemeriksaan penunjang biasanya
tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk
menentukan etiologi pada kasus parotitis bakterial atau parotitis
akibat penyakit sistemik tertentu, misalnya HIV, Sjogren syndrome,
tuberkulosis.
Penegakan Diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Komplikasi
1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Epididimitis, Orkitis, atau atrofi testis (pada laki-laki), Oovaritis
(pada perempuan), ketulian, Miokarditis, Tiroiditis, Pankreatitis,
Ensefalitis, Neuritis
2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan
gangguan fungsi sekresi saliva dan selanjutnya meningkatkan risiko
terjadinya infeksi dan karies gigi.
3. Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden
limfoma.

Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan
1. Parotitis mumps
a. Nonmedikamentosa
Pasien perlu cukup beristirahat
Hidrasi yang cukup
Asupan nutrisi yang bergizi

2
b. Medikamentosa

Pengobatan bersifat simtomatik (antipiretik, analgetik)


2. Parotitis bakterial akut
a. Nonmedikamentosa
Pasien perlu cukup beristirahat
Hidrasi yang cukup
Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
Antibiotik
Simtomatik (antipiretik, analgetik)
3. Parotitis akibat penyakit sistemik (HIV, tuberkulosis, Sjogren
syndrome)

Konseling dan Edukasi


1. Penjelasan mengenai diagnosis, penyebab, dan rencana
tatalaksana.
2. Penjelasan mengenai pentingnya menjaga kecukupan hidrasi dan
higiene oral.
3. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang adekuat mengenai
pentingnya imunisasi MMR untuk mencegah epidemi parotitis
mumps.

Kriteria Rujukan
1. Parotitis dengan komplikasi
2. Parotitis akibat kelainan sistemik, seperti HIV, tuberkulosis, dan
Sjogren syndrome.
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Peralatan
1. Termometer
2. Kaca mulut
1. BP Umum
7. Unit terkait
2. Ruang Obat
8. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Buku Laporan Ruangan

Tanggal Mulai
9. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

Halaman: 3/3

3
4

Anda mungkin juga menyukai