Faktor Risiko
1
1. Anak berusia 212 tahun merupakan kelompok tersering menderita
parotitis mumps
2. Belum diimunisasi MMR
3. Pada kasus parotitis mumps, terdapat riwayat adanya penderita
yang sama sebelumnya di sekitar pasien
4. Kondisi imunodefisiensi
Pemeriksaan Penunjang
Pada kebanyakan kasus parotitis, pemeriksaan penunjang biasanya
tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk
menentukan etiologi pada kasus parotitis bakterial atau parotitis
akibat penyakit sistemik tertentu, misalnya HIV, Sjogren syndrome,
tuberkulosis.
Penegakan Diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Komplikasi
1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Epididimitis, Orkitis, atau atrofi testis (pada laki-laki), Oovaritis
(pada perempuan), ketulian, Miokarditis, Tiroiditis, Pankreatitis,
Ensefalitis, Neuritis
2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan
gangguan fungsi sekresi saliva dan selanjutnya meningkatkan risiko
terjadinya infeksi dan karies gigi.
3. Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden
limfoma.
Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan
1. Parotitis mumps
a. Nonmedikamentosa
Pasien perlu cukup beristirahat
Hidrasi yang cukup
Asupan nutrisi yang bergizi
2
b. Medikamentosa
Kriteria Rujukan
1. Parotitis dengan komplikasi
2. Parotitis akibat kelainan sistemik, seperti HIV, tuberkulosis, dan
Sjogren syndrome.
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Peralatan
1. Termometer
2. Kaca mulut
1. BP Umum
7. Unit terkait
2. Ruang Obat
8. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Buku Laporan Ruangan
Tanggal Mulai
9. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan
Halaman: 3/3
3
4