Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang
1. Pengertian
walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ
tubuh lainnya.
1. Penegakan Diagnosis (assessment)
2. Menentukan Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
2. Tujuan
3. Mencegah komplikasi
4. Menentukan kriteria rujukan
SK Kepala Puskesmas No. 445/056/SOP/PKM-BD/V/2016 Tentang Pelayanan Klinis di
3. Kebijakan
Puskesmas Baradatu
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 514 Tahun 2015 Tentang Panduan
4. Referensi
Praktik Klinik dan Keterampilan klinik Dokter di Fasyankes Primer
5. Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
Gejala pada awal onset
Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Gejala spesifik pada banyak sendi (poliartrikular) secara simetris, dapat mengenai
seluruh sendi terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP
(metacarpophalangeal) atau MTP (metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu,
lutut, dan kaki. Sendi DIP (distal interphalangeal) umumnya tidak terkena.
Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk dengan
gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam.
Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis),
hematologi (anemia).
Faktor Risiko
1. Wanita,
2. Faktor genetik.
3. Hormon seks.
4. Infeksi
5. Merokok
Manifestasi ekstraartikular:
1. Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima penekanan,
1
vaskulitis.
2. Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen shoulder.
3. Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan manifestasi
sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit
kronik.
4. Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi krikoaritenoid, pneumonitis
interstitial, efusi pleura, atau fibrosis paru luas.
5. Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis konstriktif, disfungsi katup,
fenomena embolisasi, gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laju endap darah (LED)
Pemeriksaan di pelayanan kesehatan sekunder atau rujukan horizontal:
1. Faktor reumatoid (RF) serum.
2. Radiologi tangan dan kaki. Gambaran dini berupa pembengkakan jaringan lunak,
diikuti oleh osteoporosis juxta-articular dan erosi pada bare area tulang. Keadaan lanjut
terlihat penyempitan celah sendi, osteoporosis difus, erosi meluas sampai daerah
subkondral.
3. ACPA (anti-cyclic citrullinated peptide antibody) / anti-CCP
4. CRP
5. Analisis cairan sendi
6. Biopsi sinovium/ nodul rheumatoid
Durasi
2
a. Lebih dari 6 Minggu : 1
b. Kurang dari 6 Minggu : 0
Skor 6 atau lebih dapat dibuat diagnosis RA
Diagnosis Banding
Penyebab arthritis lainnya, Spondiloartropati seronegatif, Lupus eritematosus istemik,
Sindrom Sjogren
Komplikasi
1. Deformitas sendi (boutonnierre, swan neck, deviasi ulnar)
2. Sindrom terowongan karpal (TCS)
3. Sindrom Felty (gabungan gejala RA, splenomegali, leukopenia, dan ulkus pada
tungkai; juga sering disertai limfadenopati dan trombositope
Kriteria rujukan
1. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan steroid dosis rendah.
2. RA dengan komplikasi.
3. Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas.
Peralatan
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah.
Prognosis
Prognosis adalah dubia ad bonam, sangat tergantung dari perjalanan penyakit dan
penatalaksanaan selanjutnya.
6. Unit terkait Rawat Jalan, Ruang Obat
7. Dokumen
Rekam Medis
Terkait