Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAHAN BARACK HUSEIN OBAMA

Barack Obama telah berhasil mencetak sejarah sebagai calon presiden kulit hitam
pertama Amerika Serikat dari partai Demokrat. Senator asal Illinois ini berhasil memenangi
persaingan kompetisi calon presiden asal Partai Demokrat melawan Hillary Clinton. Dalam
salah satu wawancaranya, Obama mengakui peran internet sangatlah besar di dalam
keberhasilan strategi kampanyenya. Dengan internet, Obama dapat menggalang dukungan
dan dana yang besar dari para pendukungnya. Bahkan Obama pernah suatu kali dapat
mengumpulkan dana kampanye hampir sebesar US$ 1 juta hanya dalam waktu 1 jam melalui
internet. Obama juga berhasil memanfaatkan internet untuk membangun hubungan dua arah
dengan para pendukungnya. Melalui internet, para pendukung Obama dapat menyampaikan
aspirasinya secara langsung kepada Obama. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap
aspirasi rakyat tersebut, tim kampanye Obama berhasil dalam membuat pesan kampanye
yang lebih baik dan tepat sasaran. Contohnya yaitu, dengan membuat website untuk dapat
berkomunikasi langsung dengan pendukungnya. Kemauan untuk mendengarkan Obama ini
merupakan salah satu karakteristik dari gaya kepemimpinan melayani (servant leadership).

Barack Obama menerapkan gaya kepemimpinan yang hati-hati dan penuh


pertimbangan. Dia ingin berbeda dari Presiden George W Bush yang cenderung lebih
mengandalkan insting saat mengambil keputusan. Selama kampanye, dia terus-menerus
dikritik soal kurangnya pengalaman di lingkup pemerintahan. Namun, para pengritik itu pun
juga harus mengakui gaya kepemimpinannya yang sangat efektif seperti ditunjukkan saat
mengelola kampanye. Organisasi kampanye Obama terbukti sangat disiplin menangani isu-
isu. Sikap dan operasi politik tersebut sedikit banyak menguak tentang gaya kepemimpinan
Obama setelah dia dilantik pada 20 Januari. Para anggota tim Obama mengungkapkan,
mereka sangat terkesan dengan penampilan kalem sang presiden. Karena sikapnya yang
tenang itu, para staf menjulukinya No Drama Obama (Obama Tanpa Drama). Para staf
mengatakan, mereka sangat jarang sekali mendengar Obama berbicara dengan nada tinggi.
Dia menerapkan cara-cara yang halus saat mengungkapkan ketidakpuasannya pada suatu
keputusan. Dia memilih orang-orang yang dia percayai, memberi mereka otoritas besar, dan
mengendalikan mereka supaya bertanggung jawab. Itulah gaya manajemen Obama, kata
ketua strategi Obama, David Axelrod.
Selalu Ingin Tahu Dia selalu ingin tahu rencana-rencana apa saja untuk mencapai
tujuan-tujuan dan tetap meminta pertanggung-jawaban untuk itu. Axelford termasuk salah
satu orang kepercayaan Obama karena cerdas mengemas pesan-pesan politik. Keteguhan hati
Obama terbukti membantu mendongkrak dukungan kepadanya saat krisis finansial terjadi
pertengahan September lalu.

Soal Krisis Finansial Dalam menghadapi krisis finansial itu Obama mengambil
tindakan yang berbeda dari rivalnya dari kubu Republik, John McCain. McCain
menanggapinya dengan langkah-langkah dramatis, seperti bertekad menangguhkan
kampanyenya guna membantu Kongres merundingkan paket bailout finansial dan
menyerukan pemecatan kepala Komisi Keamanan dan Pertukaran. Adapun Obama
melakukan tindakan yang sebaliknya. Dia mengadakan konferensi pribadi via telepon dengan
para pakar seperti mantan direktur Bank Sentral Paul Volcker, mantan Menteri Keuangan
Lawrence Summers, dan investor Warren Buffett sementara memantau gejolak pasar di
Blackberry.

Retorikanya pada beberapa hari pertama krisis menyalahkan pemerintahan Bush atas
longgarnya pendekatan yang berkaitan dengan pengaturan. Dia juga berusaha mengaitkan
McCain dengan kebijakan-kebijakan Bush. Pendekatan Obama tentang kebijakan luar negeri
juga hati-hati. Untuk menangani isu-isu berat seperti nuklir Iran, dia berunding dengan tokoh
seperti James Steinberg, mantan pembantu Bill Clinton; Dennis Ross, mantan juru runding
Timur Tengah; dan mantan senator Sam Nunn, yang dianggap sebagai salah satu pakar
kebijakan luar negeri paling hebat dalam partai Demokrat.

Dia juga minta pendapat anggota staf seperti Mark Lippert, personel angkatan laut
yang bertugas tujuh bulan di Irak. Di satu sisi, Obama yang dikelilingi oleh para penasihat
yang pintar dan berkualitas tinggi. Dia pun bisa memilih para anggota kabinet yang bermutu
tinggi untuk membantunya dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi
pemerintahannya.

Namun di sisi lain, kepemimpinan Obama yang belum terbukti pun akan diuji oleh
krisis ekonomi dunia, penyelesaian Perang Irak dan Afghanistan, serta dia pun harus
memenuhi harapan dunia yang sangat tinggi kepada kemenangannya. Selain itu, dia harus
"menyenangkan" rekan-rekannya dari kubu Demokrat yang sudah menang telak di Kongres.
Mungkin kita bisa melihat bahwa ini "previu" kepemimpinan Obama di Gedung Putih bahwa
Obama memang memiliki bakat kepemimpinan dan disiplin yang sangat baik. Kita mungkin
bisa yakin itu mampu membantunya dalam menghadapi ujian yang lebih utama lagi: yakni
mengembalikan AS sebagai negara yang dihormati, disegani, dan menjadi mitra yang disukai
oleh negara-negara lain di dunia.

3 Gaya Kepemimpinan Yang Digunakan Obama Sebagai Seorang Pemimpin Adalah :

1. Offer Change
Salah satu hal yang menonjol dari sepanjang Barack Obama berkampanye
adalah slogan-slogan yang selama ini didengungkannya, yakni "Change We Belive
In," " Change We Need" hingga "Yes We Can!" . Slogan-slogan tersebut
mengindikasikan bahwa ia akan siap untuk memimpin Amerika dalam menghadapi
perubahan. Slogan ini seakan-akan menjadi positioning yang powerful, karena
memang 'change' adalah apa yang didambakan masyarakat AS saat ini.
AS saat ini didera oleh resesi ekonomi yang mengakibatkan masyarakat
menderita, dan mereka ingin perubahan. Kemudian berkenaan dengan perang yang
dilancarkan AS terhadap Afghanistan dan Irak, sebenarnya masyarakat AS sendiri
banyak yang tidak menyetujuinya. Selanjutnya 'green economy' yang didengungkan
Obama, juga menjadi salah harapan 'change' yang bisa menjadikan dunia lebih baik.
Intinya, masyarakat AS menginginkan change dalam berbagai aspek kehidupan, dan
Obama merupakan representasi yang tepat akan 'change' tersebut.
2. Listening Feedback
Setelah positif memenangkan Pemilihan Umum AS, beberapa hari kemudian
Obama mempublikasikan web pemerintahan transisi, yakni change.gov, dimana
melalui situs tersebut ia berusaha untuk mengumpulkan suara-suara rakyat.
Masyarakat AS, melalui situs tersebut bisa mengirimkan feedback berupa saran
maupun kritikan, hingga keinginan mereka AS di masa depan. Mendengarkan
feedback adalah habit yang perlu untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena
melalui feedback, maka pemimpin dapat memastikan bahwa mereka ada dalam track
yang tepat, serta memenuhi kebutuhan dan harapan rakyatnya.
3. Communication Skill
Skill Obama dalam berkomunikasi tidak perlu diragukan lagi. Ia merupakan
orator yang ulung, karismatik dan punya kemampuan dalam meyakinkan massa untuk
mempercayainya. Selain dalam berkomunikasi langsung, Obama juga ulung dalam
menggunakan komunikasi Web 2.0. Penguasaan Web 2.0 adalah kunci penting
kemenangan kampanye Obama, yang meningkatkan popularitasnya secara online.
Facebook dan Twitter, merupakan dua tools yang dimanfaatkannya selama kampanye
dan berhubungan dengan para supporternya.
Dia mungkin datang ke kantor dengan langkah penuh serius, tetapi sehari-hari Barack
Obama melakukan pekerjaannya dengan rileks. Sesekali dia menciptakan gurauan dan dia
bercakap-cakap dengan ajudannya sebagai ciri seorang eksekutif. Dia mengagumkan saat
bertemu wartawan dengan tanpa pemberitahuan. Dia selalu menghabiskan waktu dengan
Blackberry dengan tidak menyerah. Bahkan ia pernah terlihat tidak pakai kemeja saat di
kantornya, sedangkan George W. Bush terkenal selalu melindungi dan mengikuti aturan.
Dan tidak seperti kebiasaan yang dilakukannya terdahulu, Obama sesekali tidak dapat
membantu apa yang terjadi. Kemudian ia mencoba merebut tawaran Konggres Republik.
Dibalik pintu dia mengatakan kepada mereka untuk merasa bebas "memukulnya" sebelum
camera. Dia merasa senang menonton di televisi. Semua presiden membawa gaya baru ke
Gedung Putih. Tetapi kedatangan Obama telah mengesankan. Bagian dia yaitu lebih muda,
dan membawa sebuah keluarga muda dengan dia.
Tetapi, ia hanyalah Obama yang lebih kasual daripada orang yang ia gantikan. Juga
yang lebih kasual, Juru bicara Kepresidenan, Robert Gibbs. Dan berbicara tentang terlambat,
Obama di Gedung Putih bukanlah yang tepat waktu. Tidak seperti apa yang telah ditatapkan
dan dilihat orang yang digantikannya. Padahal seringkali keinginan kaum Demokrat di
Kongres bertentangan dengan kepentingan luar negeri AS. Misalnya, tigapuluh sembilan dari
empat puluh penandatangan surat kongres AS tentang Papua berasal dari Partai Demokrat.
Padahal, Pemerintah AS berusaha menggalang hubungan baik dengan Indonesia untuk
membantunya dalam perang melawan terorisme dan ekstrimisme.
Keberhasilan Obama ini merupakan contoh dimana pada dasarnya masyarakat
semakin mendambakan sosok pemimpin yang tidak hanya berada di menara gading saja.
Masyarakat semakin mendambakan sosok pemimpin yang mau mengerti dan melayani
kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai