Anda di halaman 1dari 6

Riview pengujian bakteri

Identifikasi Brucella Abortus

Silvana. A
C 034 171 009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
1. Pengambilan sampel
Sampel yang diambil merupakan sampel terencana dengan metode
pengambilan sampel secara non rambang yaitu berasal dari serum darah dan dapat
pula sampel susu sapi. Sampel darah diambil dari sapi pada saat sapi tersebut di
sembelih. Setelah disembelih kemudian diambil dengan menggunakan tabung
vacutainer yang telah diberi label yang berupa angka, kemudian tabung vacutainer
yang telah berisi darah sapi dimiringkan beberapa saat dan dimasukkan ke dalam
termos es. Serum didapat dengan disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 10
menit. Setelah mendapatkan serum darah dipindahkan ke dalam mikrotube dan
diberi label yang berisi keterangan : Tanggal Pengambilan/Jenis kelamin/Usia/ Jenis
sapi. Pengambilan serum pada tiap sapi menggunakan tabung vacutainer yang
berbeda untuk menghindari kontaminasi.

2. Bahan Media Pertumbuhan


Media yang dapat digunakan : Medium Trycticase soy broth ; Supplement
antibiotik dari oxoid ; Trypticase soy agar TSA ; Bacto agar ; Tabung bejana
Anaerobik ; Sentrifuge ; Antigen Rose Bengal ; Antigen milk ring tes ; Darah
domba normal.

3. Pengujian yang dilakukan (Laboratorium)


a. Isolasi kuman pada Agar TSA (Trypticase Soy Agar)
TSA (Trypticase Soy Agar) digunakan untuk medium pertumbuhan
dengan tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni,
pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga biasa digunakan untuk penghitungan
jumlah bakteri. Penanaman bakteri pada media TSA dilakukan dengan cara :
 Koloni diambil menggunakan onset dari sampel yang teah diambil.
 Goreskan pada Agar miring TSA.
 Inkubasikan Agar miring TSA selama 18-24 jam pada temperatur 35-370C.
(Agar miring TSA disimpan pada temperatur kamar untuk cadangan jika
uji gagal).
Bila bakteri yang ditumbuhkan adalah Brucella, agar TSA terlihat
transparan bening atau tembus cahaya , permukaan cembung ,pengecatan gram
terlihat batang lembut coccoid atau antara batang dan coccus, koloni dapat di
lakukan uji selanjutnya bila perlu dengan uji agglutinasi dengan serum
monospesifik A (Abortus) dan serum monospesific M (Melitensis) .
4. Uji Lanjutan yang dilakukan
a. Rose Bengal Test (RBT)
Prosedur RBT adalah dengan membawa sampel serum dan antigen pada
suhu ruangan kemudian sampel serum diteteskan pada objek glass sekitar 25-
30 l dan botol antigen dikocok dengan perlahan, antigen yang telah dikocok
diambil sekitar 25-30 l diletakkan pada objek glass. Setelah meneteskan
antigen pada objek glass, serum dengan antigen dicampur secara menyeluruh
dengan gerakan melingkar selama empat menit kemudian dilakukan
pembacaan terhadap hasil tes. Hasil tes positif menunjukkan adanya aglutinasi
yang terlihat pada campuran serum dan antigen.
b. Milk Ring Test (MRT)
Untuk pemeriksaan di butuhkan sebanyak 1 ml susu segar atau susu
koleksi yang tidak lebih dari 72 jam , langkah pemeriksaan ini adalah sebagai
berikut:
- Dengan menggunakan pipet ambil 1 ml susu lalu tempatkan pada
tabung reaksi kecil
- Ditambahkan sebanyak 1 tetes antigen berwarna (biru) pada susu
tersebut lalu aduk menggunakan pengaduk vortex , Inkubasi susu
tersebut pada suhu 370 C selama 1 jam .
Baca reaksi perubahan warna yang terbentuk pada lapisan krim susu di
bagian atas dengan kriteria sbb; 1+ Masih terdapat warna kebiruan pada
campuran susu dan sedikit ring yang terbentuk.; 2+ Sedikit sekali warna
birunya ( antigen ) pada campuran susu dan ring terlihat agak jelas ; 3+
Campuran susu dan antigen menjadi tidak berwarna menjadi putih bersih
terbentuk ring / cincin warna biru terlihat jelas.
c. Complement Fixation Test (CFT)
 Persiapan Bahan
 Pengenceran Antigen
 Campurkan 0,1 ml antigen ke dalam PBS 99,9 ml. Antigen siap
dipakai.
 Pengenceran Komplement
 Campurkan 500 μl komplement ke dalam 19,5 ml diluent. Letakkan
hasil pengenceran ke dalam beckerglass dan tutup dengan aluminium
foil.
 Pembuatan Sel Darah Merah / RBC
 Dicampurkan 10 ml darah domba ke dalam 40 ml larutan alserver
 Dicuci larutan dengan menambahkan 40 ml PBS dan sentrifuge 1500
G selama 15 menit, lakukan sebanyak 3 kali. Didapatkan stok RBS
100%.
 Dibuat RBC 3% dengan cara, ambil 3 ml deposit darah domba,
tambahkan 97 ml diluent.
 Dicampur RBC 3% sama banyak dengan hemolisin, campur dengan
perlahan dan inkubasikan pada suhu 37 C selama 15 menit dan tiap
5 menit digoyang supaya tercampur dengan baik

 Pelaksanaan Uji
 Dimasukkan 50 μl serum (S) sampel ke dalam lubang 1 plate (A1-
F1) dan kontrol serum negatif pada G1 dan kontrol serum positif
pada H1.
 Dimasukkan 25 μl diluent (D) ke semua lubang kecuali lubang G1
dan H1
 Dibuat pengenceran 2 kali yaitu 25 μl serum sampel pada lubang 1 di
transfer ke lubang 2 kemudian kocok 5 kali dan pindahkan ke lubang
3, dan seterusnya
 Ditambahkan 25 ul antigen (A) yang telah diencerkan 1:100 pada
lubang A3 sampai H12
 Kemudian ditambahkan komplement (K) sebanyak 25 μl pada semua
lubang kecuali kolom 1.
 Tapping dengan tangan secara pelan-pelan kemudian diinkubasikan
pada suhu 37 C selama 30 menit
 Ditambahkan 25 μl RBC 3% ke semua lubang kecuali kolom 1
 Inkubasikan pada 37 C selama 30 menit sebaiknya plate dikocok
dalam shaker yang dimasukkan ke dalam inkubator.
 Plate dikeluarkan dari inkubator dan disimpan dalam lemari es
sekurang-kurangnya 2 jam atau selama satu malam dan dibaca hasil
reaksinya

DAFTAR PUSTAKA

Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) . 2014. Metode Uji BPPVET Bacteriologi.
Bandar Lampung.
Supartono. 2004. Isolasi dan Identifikasi Brucella Abortus Penyebab Keguguran pada
Sapi. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun
2004. Balai penelitian veteriner ; bogor.
Suwarno., Leila Nur Azizah., Abdul Samik. 2014. Deteksi Antibodi Brucella pada Sapi
yang Dipotong di RPH Krian Kabupaten Sidoarjo dengan Rose Bengal Test
(RBT). Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga., Unair ; Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai