Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
1. Tabel pengamatan preparat Plasmodium falciparum yang telah diawetkan
Stadium Jumlah yang dihitung ( dari setiap kelompok) Jumla
h
1 2 3 4 5 6 7 8
Ring 17 16 0 17 17 17 17 11 112
Tropozoit 135 24 20 30 141 23 140 22 535
Schizon 13 7 6 7 22 8 22 7 92
Ring + 165 47 26 54 180 48 179 40 739
Tropozoit
+Schizon
Eritrosit 178 122 87 122 149 127 148 134 1067

2. Tabel hasil perhitungan % parasitemia dari data sekelas (8 kelompok)

%Parasitemia Ring Tropozoit Schizon % Parasitemia


(%) (%) (%)
dikarenakan seluruhnya (%)
10,497 50,140 8,622 69,26

3. Gambar preparat Plasmodium falciparum yang telah diawetkan

B. Pembahasan
Pada percobaan antiparasit ini dilakukan pengamatan preparat Plasmodium
falciparum yang merupakan salah satu jenis plasmodium yang dapat
menyebabkan penyakit malaria pada manusia disamping Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Malaria menular kepada manusia
melalui gigitan nyamuk betina jenis anopheles sp, yang berkembang di daerah
rawa yang lembab. Plasmodium sp bereproduksi secara seksual (sporogoni) dan
aseksual (schizogon) di dalam host yang berbeda, host dimana terjadinya
reproduksi seksual disebut host definifif dan host dimana terjadinya reproduksi
aseksual disebut host intermediate.
Nyamuk Anopheles sp. menginokulasi sporozoit-sporozoit Plasmodium yang
bersikulasi dengan cepat dalam aliran darah kemudian bermigrasi dan menyerang
sel-sel hati, dan skizon-skizon jaringan tahap eksoeritrositik menjadi dewasa
dalam sel hati. Pada hati, sporozoit-sporozoit membentuk struktur mirip kista
yang mengandung beribu-ribu merozoit. Kemudian merozoit-merozoit dilepaskan
dari hati dan menyerang eritrosit. Selama tahap eritrositik aseksual dari infeksi,
parasit berkembang dari tropozoit menjadi skizon, kemudian memecah eritrosit
inangnya, merilis merozoit multipel yang menyerang eritrosit yang lain untuk
memulai kembali siklus infeksi. Hanya parasit-parasit eritrositik yang
menyebabkan penyakit klinis. Berulangnya siklus infeksi dapat menimbulkan
infeksi pada banyak eritrosit dan menjadi penyakit yang serius.
Plasmodium falciparum adalah spesies paling berbahaya menyebabkan
penyakit fulminan secara cepat dan akut ditandai dengan demam tinggi menetap,
hipertensi ortostatik, dan eritrositosis masif (peningkatan jumlah sel darah merah
secara abnormal disertai pembengkakan dan kemerahan pada ekstremitas). Infeksi
P. falciparum dapat menyebabkan obstruksi kapiler dan kematian bila pengobatan
tidak diberikan segera.
Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan dengan sediaan/preparat darah
tipis. Sediaan darah tipis dapat dipilih apabila menghendaki bentuk parasit yang
utuh dan sempurna morfologinya sedangkan darah tebal dapat menemukan parasit
secara tepat tetapi bentuk parasit kurang lengkap morfologinya. Pemeriksaan
secara mikroskopis ini dilakukan untuk menentukan adanya parasit malaria,
mengetahui jenis spesies dan stadium parasit malaria dan mengetahui kepadatan
parasit. Pemeriksaan ini dikatakan semi kuantitatif karena dapat diketahui
kerapatan parasit dengan membandingkan jumlah parasit dengan LPB (Lapang
Pandangan Besar) atau jumlah eritrosit.
Parasit Plasmodium falciparum pada eritrosit antara lain yang berada dalam
stadium Ring, Tropozoit dan Schizon memiliki morfologi yang khas sehingga
dapat diamati melalui mikroskop. Morfologi dari ketiga stadium ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel Morfologi Stadium Plasmodium falciparum pada eritrosit

No Stadium Morfologi
1 Ring Berbentuk seperti cincin, berukuran
seperempat s.d. setengah diameter
eritrosit, seringkali memiliki 2 inti yang
kecil

2 Tropozoit Vakuola cincin sering tidak ada atau


hampir tidak ada, parasit kecil dan
kompak,sitoplasma biasanya pucat, oval
atau bulat tidak teratur, sebuah inti yang
besar kumpulan pigmen yang berkabut
atau kelompok sangat gelap kira-kira
sebesar inti, biasanya dijumpai pada
infeksi berat.
3 Schizon Muda Pada Schizon muda terlihat adanya satu
atau dua butir pigmen yang
menggumpal, parasit sangat kecil
dengan 2 inti atau lebih dan sedikit
sekali sitoplasmanya sering berwarna
pucat.
4 Schizon Matang Pada Schizon matang, akan mengisi 2/3
eritrosit, Schizon matang Plasmodium
falciparum lebih kecil dari Schizon
matang parasit malaria lain. Biasanya
mempunyai kira-kira 20 atau lebih
merozoit kecil yang berkumpul
disekitar satu kelompok kecil, pigmen
yang berwarna gelap sekali.
Masing-masing parasit pada stadium Ring, Tropozoit dan Schizon dapat
dihitung jumlahnya untuk mengetahui seberapa parah infeksi yang terjadi
sehingga dapat dikatakan diagnosis bergantung pada identifikasi parasit di
laboratorium dalam sel darah merah pada usapan darah tepi. Semakin banyak
jumlah parasit artinya semakin besar infeksi yang terjadi pada eritrosit sehingga
semakin serius penyakit malaria yang ditimbulkan. Dari hasil perhitungan pada
preparat Plasmodium falciparum menggunakan data sekelas (8 kelompok),
diperoleh jumlah parasitemia yang dihitung sebesar 739 dengan jumlah eritrosit
sebanyak 1067 sehingga diperoleh persen parasitemia sebesar 69,26%. Sedangkan
persen parasitemia yang masing-masing disebabkan Ring, Tropozoit dan Schizon
sebesar 10,497 %, 50,140 % dan 8,622 %.
Persen parasitemia sebesar 69,26% menunjukkan jika sejumlah 69,26%.
eritrosit telah terinfeksi oleh parasit malaria. Dari hasil ini juga menunjukkan jika
ditemukan 69,26 parasit per 100 LPB sehingga nilai kepadatan parasit semi
kuantitatif menunjukkan nilai (++) atau positif 2. Infeksi parasit ini dapat
menyebabkan lisis eritrosit; kerusakan sel mukosa intestinal dan memiliki efek
langsung menyebabkan hiperplasia dan neoplasia. Kerusakan sel dapat terjadi
secara tidak langsung akibat reaksi imun atau reaksi inflammatory. Meningkatnya
kerusakan sel-sel akibat reaksi tersebut dapat menyebabkan terbentuknya
granuloma jaringan.
Selanjutnya apabila ingin dilakukan uji untuk menetapkan aktivitas dari
beberapa antiparasit khususnya antimalaria, dapat dilakukan pengujian aktivitas
antimalaria in vitro pada kultur Plasmodium falciparum. Dengan mengambil
berbagai ekstrak yang diduga memiliki aktivitas antimalaria, dapat dilihat dan
diuji ekstrak yang memberikan angka parasitemia terkecil dari hasil pengamatan
preparat darah, yang artinya memiliki aktivitas antimalaria terbaik. Saat ini telah
dilakukan beberapa penelitian untuk menetapkan aktivitas beberapa antimalaria
diantaranya uji aktivitas antimalaria ekstrak teripang keling (Basir dkk, 2013),
ekstrak buah Morinda citrifolia (Hutomo dkk, 2005) dan ekstrak metanol, fraksi
dan isolat-isolat dari batang kulit cempedak (Markus T, 2006).
BAB V
KESIMPULAN

1. Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk betina jenis Anopheles
sp yang disebabkan oleh protozoa parasit dalam tipe Plasmodium.
2. Pemeriksaan preparat Plasmodium falciparum yang telah diawetkan bertujuan
untuk mengetahui dan menentukan adanya parasit malaria, mengetahui jenis
spesies dan morfologi stadium parasit malaria dan mengetahui kepadatan
parasit.
3. Persen parasitemia yang diperoleh sebesar 69,26%. Sedangkan persen
parasitemia yang masing-masing disebabkan Ring, Tropozoit dan Schizon
sebesar 10,497 %, 50,140 % dan 8,622 %.
4. Untuk penetapan aktivitas antiparasit khususnya antimalaria, diperlukan
pengujian lanjutan misalnya pengujian aktivitas antimalaria in vitro pada
kultur Plasmodium falciparum.

Anda mungkin juga menyukai