Anda di halaman 1dari 12

Gaya Antarmolekul

Ketika kelas satu telah dipelajari mengenai senyawa kovalen. Senyawa


kovalen terdiri atas dua berdasarkan kepolarannya, yaitu senyawa kovalen polar
dan nonpolar. Senyawa kovalen polar adalah senyawa yang atom-atomnya
memiliki beda keelektronegatifan besar. Umumnya senyawa kovalen polar larut
dalam senyawa kovalen polar juga dan sering disebut sebagai senyawa polar.
Contoh senyawa polar adalah HF, NH3, dan H2O. Senyawa kovalen nonpolar
larut dalam senyawa kovalen nonpolar dan sering disebut senyawa nonpolar.
Kepolaran ikatan senyawa kovalen disebabkan oleh kepolaran ikatan senyawa
kovalen.
Kepolaran suatu ikatan dalam molekul disebabkan oleh momen dipol.
Momen dipol adalah hasil kali dari besar muatan dengan jarak di antara kedua
muatan, sedangkan dipol adalah muatan listrik yang besarnya sama tapi
berlawanan tanda yang terpisah pada jarak amat kecil. Jika momen dipolnya
makin besar maka ikatan antaratom makin polar. Kekuatan gaya dipol bergantung
pada momen dipol molekul.
Tabel 1 Momen dipol beberapa senyawa organik sederhana
Senyawa Massa molekul Momen dipol (D) Titik didih (K)
CH3CH2CH3 44 0,1 231
CH2OCH3 46 1,3 248
CH3Cl 50 1,9 249
CH3CHO 44 2,7 294
CH3CN 41 3,9 355

Kepolaran Senyawa
Untuk atom yang berikatan lebih dari dua, kepolaran molekul ditentukan oleh
kepolaran ikatan yang membentuk molekul dan struktur molekul. Simak uraian
berikut.
1. Jika molekul yang terbentuk simetris dan atom-atom yang memiliki
keelektronegatifan besar saling berimpit dengan atom-atom yang memiliki
keelektronegatifan kecil, muatan molekul yang dihasilkan dari atom-atom
tersebut saling meniadakan. Molekul yang bersifat seperti itu disebut
molekul nonpolar.
Contoh : molekul BF2
BF2 merupaka molekul berbentuk linier, sehingga
bentuk molekulnya simetris dan atom Be yang
memiliki keelektronegatifan lebih kecil berimpit
dengan atom-atom F yang memiliki
keelektronegatifan besar, muatan molekulyang
dihasilkan atom-atom tersebut saling
meniadakan . sehingga BF2 bersifat nonpolar

2. Jika molekul yang terbentuk tidak simetris dan atom-atom yang memiliki
keelektronegatifan besar tidak saling berimpit dengan atom-atom yang
memiliki keelektronegatifan kecil, muatan molekul yang dihasilkan dari
atom-atom tersebut akan timbul. Molekul yang bersifat seperti itu disebut
molekul polar.
Contoh : molekul H2O

Air merupaka molekul berbentuk V, sehingga


bentuk molekulnya tidak simetris dan atom O
yang memiliki keelektronegatifan besar tidak
berimpit dengan atom-atom H yang memiliki
keelektronegatifan kecil, muatan molekulyang
dihasilkan atom-atom akan timbul sehingga air
bersifat polar.

Faktor lain yang dapat menentukan kepolaran suatu senyawa ialah


polarisabilitas. Polarisabilitas adalah kemampuan awan elektron untuk diubah
bentuknya sehingga dapat memberikan imbasan kepolaran. Akibat adanya
perbedaan keelektronegatifan dan polarisabilitas itulah maka terdapat beragam
jenis gaya.
Ikatan dalam molekul-molekul misalnya ikatan kovalen disebut juga ikatan
intramolekul. Ternyata selain membentuk ikatan kovalen dengan partikel
penyusunnya, molekul-molekul tersebut mengalami gaya tarikan antarmolekul.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai berbagai jenis zat yang
partikelnya tersusun atas berbagai molekul. Contohnya air (H2O), larutan asam
cuka (CH3COOH), gas karbon dioksida (CO2), dan gas oksigen (O2). Selain
membentuk ikatan kovalen antara partikel-partikel penyusunnya (gaya
intramolekul), molekul-molekul tersebut mengalami gaya antarmolekul.
Pada bagian ini, kita akan mendeskripsikan gaya yang terjadi antara molekul-
molekul kovalen (dan beberapa atom netral) dalam fasa cair dan padat (gaya
antarmolekul). Gaya antarmolekul mempunyai nama umum gaya van der Waals,
seperti nama peneliti Jerman Johannes van der Waals (1837-1923). Perbedaan
tipe gaya antarmolekul diperlihatkan pada tabel 2.
Tabel 2 Tipe-tipe gaya antarmolekul
Tipe-tipe molekul Tipe-tipe gaya antarmolekul di
dalam molekul

Molekul-molekul dengan dipol i. Gaya London


ii. Gaya tarik dipol-dipol
iii. Ikatan hidrogen

Hanya gaya London


Molekul-molekul(atau atom) tanpa
dipol

Gaya dispersi (Gaya London)


Gaya London disebut juga gaya dispersi atau gaya tarik menarik dipol
sesaat adalah tarik-menarik yang muncul sebagai akibat induksi dipol sementara
pada atom-atom atau molekul-molekul. Terjadi pada molekul-molekul nonpolar
dan atom netral. Gaya dispersi London adalah tipe lain dari gaya van der Waals.
Gaya ini adalah gaya tarik menarik diantara seluruh molekul (atau atom).
Bagaimana kita mengetahui gaya tarik ini muncul diantara molekul-molekul
nonpolar atau atom netral? Kita tahu bahwa gaya terjadi karena unsur-unsur dan
campuran-campuran yang mengandung partikel-partikel dapat menjadi cairan
dan/atau padatan dan ini hanya mungkin jika gaya tarik-menarik terjadi diantara
partikel-partikel pada fasa cairan dan padatan. Iodin, contohnya, berwujud padat
pada temperatur ruangan dan mengandung molekul-molekul I2 tanpa momen
dipol.
Hal yang sama, meskipun partikel-partikel terkecil pada inert atau gas-gas
mulia adalah atom netral, mereka dapat berbentuk cairan. Bagaimana gaya
London muncul? Meskipun molekul-molekul nonpolar dan atom-atom gas inert
tidak mempunyai momen dipol, awan elektron pada partike-partikel ini, pada saat
tertentu, mungkin lebih terdistribusi pada satu bagian dibanding bagian lain. Ini
menyebabkan dipol sementara.
Mekanisme terjadinya gaya London dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.


1) Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan elektron setimbang dan
simetris dalam keadaan normal, elektron terdistribusi merata dalam molekul.
2) Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban atau pembentukan
dipol yang disebut dipol sesaat, akibatnya partikel mempunyai satu sisi bermuatan
positif dan sisi lainnya bermuatan negatif.
3) Dipol sementara ini dapat menginduksi molekul di sekitarnya- ujung positif
dari partikel pertama menarik kerapatan elektron dari partikel sebelahnya,
membuat ujung partikel kedua kekurangan elektron dan ujung lainnya kelebihan
elektron. Dipol inilah yang menyebabkan gaya tarik-menarik lemah sesaat antara
molekul non polar
4) Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan
terimbas muncul mengikuti fluktuasi elektron.
Molekul mempunyai sifat polarisabilitas berbeda-beda. Polarisabilitas
merupakan kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau
mengimbas suatu dipol. Polarisabilitas berkaitan dengan massa relatif molekul.
Pada umumnya molekul dengan jumlah elektron yang besar akan lebih mudah
mengalami polarisabilitas. Jika semakin besar nomor massa molekul relatif, maka
semakin kuat pula gaya London yang bekerja pada molekul itu. Misal, dua
molekul propana saling menarik dengan kuat dibandingkan dua molekul metana.
Molekul dengan distribusi elektron besar lebih kuat saling menarik daripada
molekul yang elektronnya kuat terikat. Misal molekul I2 akan saling tarik-menarik
lebih kuat daripada molekul F2 yang lebih kecil. Dengan demikian titik didih I 2
akan lebih besar jika dibandingkan dengan titik didih F2.
Data pada tabel 3 menyimpulkan bahwa semakin meningkatnya massa
molekul, gaya tarik dispersi menjadi semakin kuat dan mengakibatkan
peningkatan titik didih.
Tabel 3 Titik didih molekul halogen dan gas mulia.
Massa molekul Titik didih (K)
Molekul halogen
F2 38 85,1
Cl2 71 238,6
Br2 160 332
I2 254 457,6
Molekul gas mulia
He 4 4,6
Ne 20 27,3
Ar 40 87,5
Kr 84 120,9
Xe 131 166,1

Bagaimana perbandingan Gaya London antara 2 molekul yang mempunyai


Mr yang sama? Molekul dengan struktur panjang mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk mengalami dipol sesaat atau lebih mudah mengalami polarisabilitas.
Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur panjang mempunyai bidang yang
lebih luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur lebih rapat
dan kecil. Neopentana dan normal pentana merupakan contoh 2 molekul dengan
Mr sama. Titik didih normal pentana lebih tinggi dibandingkan titik didih
neopentana.
Neopentana

Titik didih = 9,50C

Normal pentana

Titik didih = 36,10C

Gambar
Bentuk molekul normal
pentana dan neopentana

Gaya dispersi London dapat terjadi diantara seluruh tipe molekul, baik polar
maupun non polar, dan cakupan kekuatan ikatannya dari lemah hingga cukup
kuat.
Zat yang mengalami tarikan berupa gaya London memiliki titik didih dan
titik leleh yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekulnya
relatif kira-kira sama. Pada temperatur kamar, zat-zat yang molekulnya
mengalami gaya London berwujud gas. Contohnya, hidrogen (H2), nitrogen (N2),
metana (CH4), gas-gas mulia seperti helium, dan sebagainya.
Tabel 4 Kaitan momen dipol, polarisabilitas, dan titik didih
Molekul Momen dipol μ (10-30 Polarisabilitas Titik didih (0C)
Cm) (10-31 Cm)
He 0 2,0 -268,9
Ar 0 16,6 -185,9
CO 0,33 19,8 -190
CO2 0 26,3 -78
HF 6,37 5,1 19
HCL 3,60 26,3 -85
HBr 2,67 30,1 -67
HI 1,40 54,5 -35
H2O 6,17 14,8 100
NH3 4,90 22,2 -34,4

Gaya tarik-menarik dipol-dipol


Gaya tarik dipol-dipol terjadi pada zat yang tersusun atas molekul polar.
Pada zat polar, molekul-molekulnya cenderung menyusun diri, sehingga posisi
ujung negatifnya berdekatan dengan ujung positif molekul di dekatnya. Gaya tarik
antarpol inilah yang disebut gaya tarik dipol-dipol.
Molekul-molekul yang mempunyai dipol-dipol Xɤ+ - Yɤ+, akan saling tarik menarik
antara satu dengan yang lain seperti ditunjukkan pada gambar 1. Dipol negatif dari
satu molekul akan tertarik pada dipol positif dan sebaliknya. Karena gaya tarik-
menarik diantara muatan parsial positif dan negatif, akan muncul interaksi
elektrostatik yang lebih lemah dibanding yang terjadi di antara ion-ion dalam
substansi ionik. Titik leleh dan didih dari substansi-substansi yang terdiri dari
molekul-molekul dengan dipol, cenderung menurun dibandingkan padatan ionik,
tapi lebih tinggi dibanding substansi-substansi yang terdiri dari molekul-molekul
nonpolar pada ukuran yang sama.

Gambar 1, Gaya tarik menarik antara molekul-molekul dengan dipol


Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat daripada gaya London. Oleh karena itu,
senyawa polar cenderung memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi
daripada zat non polar yang massa molekulnya relatif sama. Contohnya mormal
butana dan aseton
Tabel 5
Gaya-gaya antarmolekul, yaitu gaya dispersi (gaya London) dan gaya
dipol-dipol, secara kolektif disebut gaya Van der Waals. Gaya dispersi terdapat
pada setiap zat, baik polar maupun nonpolar. Gaya dipol-dipol yang terdapat pada
zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam membandingkan zat- zat
yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-
dipol dapat menghasilkan perbedaan sifat yang cukup nyata. Misalnya, normal
butana dengan aseton. Akan tetapi dalam membandingkan zat dengan massa
molekul relatif (Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi lebih penting.
Misalnya, HCl dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar dari HI (momen
dipol = 0,38). Kenyataannya, HI mempunyai titik didih lebih tinggi daripada HCl.
Fakta itu menunjukkan bahwa gaya Van der Waals dalam HI lebih kuat daripada
HCl. Berarti, lebih polarnya HCl tidak cukup untuk mengimbangi kecenderungan
peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa molekul dari HI.

Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik dipol-dipol khusus yang terjadi antara
molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen. Contohnya
senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA. Perhatikan
grafik di bawah.
Berdasarkan grafik titik didih hidrida unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA,
dan VIIA, diketahui bahwa molekul HF, H 2O, dan NH3 memiliki titik didih yang
tinggi dibandingkan senyawa hidrida yang lain. Selain bersifat polar, ketiga
molekul tersebut memiliki ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen yang terjadi pada HF, H2O, dan NH3 menyebabkan titik
didih ketiga molekul tersebut menjadi sangat tinggi karena unsur F, unsur O, dan
unsur N sangat elektronegatif. Maka ikatan antara ketiga unsur tersebut dengan H
sangat polar. Artinya, atom-atom H yang terikat di dalam molekul bersifat sangat
positif. Akibatnya, atom H suatu molekul yang satu terikat kuat pada atom unsur
yang sangat elektronegatif F, O, dan N dari molekul tetangganya melalui pasangan
elektron bebas pada atom unsur dengan keelektronegatifan yang besar itu.
Contohnya ikatan hidrogen antar molekul HF dan H2O.

Gambar , ikatan hidrogen antar molekul HF


Tanda ... menunjukkan ikatan hidrogen
Contohnya ikatan hidrogen antar molekul H2O

Gambar , ikatan hidrogen antar molekul H2O


Tanda ... menunjukkan ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen hanya terbentuk pada molekul yang mempunyai ikatan F –


H, O – H, N – H. Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya tarik dipol-dipol
dan gaya London. Energi untuk memutuskan ikatan hidrogen sekitar 15 sampai 49
kJ mol-1 sedangkan energi yang digunakan untuk memutuskan gaya tarik dipol-
dipol dan gaya London sekitar 2 sampai 20 kJ mol-1 . Itulah sebabnya mengapa zat
yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik leleh dan titik didih yang
tinggi. Untuk mempermudah memahami gaya antarmolekul, dapat disimak pada
skema 1.

Interaksi molekul atau ion

tidak
Ya
Apakah melibatkan molekul polar? Apakah melibatkan ion? Apakah melibatkan molekul polar dan ion ?

tidak Ya
Ya
tidak

Apakah atom H berikatan dengan N, O, atau F?

Ya
tidak

Gaya London contoh:


GayaI2tarik dipol-dipolIkatan
contohhidrogen
:H2S contoh :H2O, NH3, dan HF
Gaya tarik ion-dipol contoh :KBr dalam
Ikatan
H2Oion contoh NaCl
Skema 1.1 Tipe-tipe gaya antarmolekul

Untuk memahami lebih lanjut skema 1, simak tabel di bawah ini

Tabel 6 Besarnya energi bermacam-macam gaya/ikatan

Tipe Contoh unsur/ Energi Keterangan


gaya/ikatan Senyawa/ (kJ/mol)
molekul
Ion NaCl 400 – 4000 Melepaskan-menerima elektron

Kovalen H2O 150 – 1100 Menggunakan pasangan


elektron bersama-sama

Logam Fe 75 – 1000 Delokalisasi elektron

Ion-dipol Na+ dengan H2O 40 – 600 Muatan ion – muatan dipol

Hidrogen H2O dengan H2O 10 – 40 Ikatan polar pada atom H –


muatan dipol (atom yang
memiliki keelektronegatifan
tinggi, yaitu atom N, O, dan F)

Dipol-dipol I – Cl---I – Cl 5 – 25 Muatan dipol

Ion-dipol Fe2+---O2 3 – 15 Muatan ion – kemampuan


terinduksi polarisasi awan elektron
Dipol-dipol H – Cl ---Cl – Cl 2 – 10 Muatan ion – kemampuan
terinduksi polarisasi awan elektron

Dispersi F – F ---F – F 0,05 – 40 Kemampuan polarisasi awan


(London) elektron

Anda mungkin juga menyukai