Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN V

UJI FITOKIMIA

1. Tujuan
Mengetahui secara kualitatif adanya senyawa turunan amina, ester, dan asam
karboksilat dari tumbuhan.

2. Landasan Teori

Fitokimia merupakan senyawa yang berada di dalam tumbuhan. Fitokimi


memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi tanaman dalam berintegrasi
dengan lingkungan. Manusia memilih senyawa ini karena beberapa alasan,
diantaranya karena fitokimia mempunyai efek biologi yang efektif menghambat
pertumbuhan kanker, sebagai antioksidan, mempunyai sifat menghambat
pertumbuhan mikroba, menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar glukosa
darah, bersifat antibiotik, dan menimbulkan efek peningkatan kekebalan (Amelia
2002).
Beberapa fitokimia yang sudah diketahui terdapat di dalam tanaman obat antara
lain sebagai berikut :
1. Alkaloid
Alkaloid pada umumnya larut dalam bahan pelarut lipofil, yang garamnya larut
dalam pelarut hidrofil. Alkaloid dalam tumbuhan umumnya terdapat sebagai
garam, sehingga dapat langsung diekstraksi dengan bahan pelarut hidrofil (air,
etanol) (Voight1994) .
2. Flavonoid
Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Flavonoid dapat
diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini
dikocok dengan etanol. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya
akan berubah jika ditambah basa atau amonia, sehingga mudah dideteksi pada
kromatogram atau dalam larutan (Harborne 1987).
3. Tanin
Tanin dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tanin dapat
bereaksi dengan protein membentuk suatu polimer mantap yang tidak dapat
bereaksi dengan air (Harborne 1987).
4. Kuinon
Kuinon adalah senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti kromofor
pada benzikuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Tiga
kelompok pertama biasanya terhidroksiliasi dan bersifat senyawa fenol serta
mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida
atau dalam bentuk kuinol terwarna, kadang-kadang juga bentuk dimer. Sehingga
diperlukan hidrolisis asam untuk melepaskan kuinon bebasnya (Harborne 1987).
5. Saponin
Saponin adalah glikosida triterpen dan sterol telah terdeteksi dari 90 tumbuhan.
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta
dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis
darah (Harborne 1987).

Kurkuminoid
Kurkuminoid merupakan komponen yang dapat memberikan warna, dan zat ini
digunakan baik dalam industri pangan maupun kosmetik. Salah satu fraksi yang
terdapat dalam kurkuminoid adalah kurkumin ( Sembiring et al. 2006).
Kurkumin bermanfaat sebagai antioksidan, antimikroba, antifungi, dan juga
antiinflamasi. Selain itu kurkumin juga diyakini mampu menghambat pertumbuhan
sel kanker dan memacu apoptosisi sel kanker. Bahan warna kurkumin dapat juga
digunakan untuk memecah penggumpalan darah di otak seperti yang terjadi pada
pasien penyakit alzheimer (Dheni 2007).
Menurut Purwanti (2008), kandungan kurkumin dalam kunyit adalah 2,38 % per
100 gram kunyit. Partikel kurkumin memiliki bagian dalam yang bersifat hidrofobik
dan bagian luar yang bersifat hidrofilik (Dheni 2007). Secara kimia, kurkumin dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5 Struktur kimia kurkumin (Sumber: Best 2008)

Etanol
Etanol banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industry
makanan dan minuman. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul
etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O (Ane 2008). Kelarutan zat dalam
pelarut tergantung dari ikatannya (polar, semipolar, atau non polar). Etanol termasuk
ke dalam pelarut polar, sehingga sebagai pelarut etanol diharapkan dapat menarik zat-
zat aktif yang juga bersifat polar (Houghton dan Raman 1998).
3. Bahan dan Alat
a. Bahan
1) Bubuk kunyit
2) Bubuk temulawak

b. Alat

1) Tabung reaksi 4) Pipet ukur


2) Pipet tetes 5) Porselin tetes
3) Penjepit tabung
6)
7)
4. Prosedur Kerja
A. Uji Fenolik B. Uji Tanin
8)
1 9)
gr sample 1 gr sample
simplisia simplisia
10)
10 ml
11)
10 ml aquades
12)
aquades

13) Panaskan
Panaskan selama 5
14)
selama 5 menit, saring
menit, saring 2 ml filtrat + 1 ml
15)
2 ml filtat + 7 larutan gelatin 1%
16)
tetes FeCl3 1%
17)
ama amati
18)
ti
*adanya
19) senyawa kelompok *Adanya tanin ditandai
fenol ditandai positif dengan
dengan terbentuknya
warna hijau,merah, ungu, hitam
20)
endapan putih
21) C. Uji Flavanoid D. Uji Safonin

22)1 gr sample 2 gr sample


simplisia simplisia
23)

24)
10 ml 20 ml aquades,
25) ethanol didihkan lalu saring
70% - 97% filtratnya
26)
Saring dan 10 ml filtrat + 5 ml
ambil filtratnya 27) aquades

28)
filtrat + 10 tetes HCl
kocok
29) + 1,5 serbuk Mg
pekat

30) amati

diamkan 3 menit
31) *adanya saponin ditandai dengan adanya
busa setinggi 1 cm selama beberapa menit
32) flavanoid ditandai
*adanya dan tidak hilang walaupun dengan
dengan terbentuknya penambahan 1 tetes HCl encer
33)
warna pink atau merah
magenta
34) E. Uji Steroid F. Uji Terpenoid
1 gr sample
35) 1 gr sample
simplisia
simplisia
36)

37) 10 ml
10 ml
aquades
38) ethanol
70% - 97%
39) Panaskan
Saring dan
selama 5
40) ambil filtratnya
menit, saring
41) 5 ml filtrat + 2 ml
filtrat + 2 ml
kloroform
42) asetat anhidrat

43)
Kocok dan amati amati
44)

45) 2 ml asam 3 ml asam sulfat


sulfat pekat pekat pertetes
46)
*adanya steroid ditandai dengan adanya *adanya terpenoid ditandai dengan
47)
perubahan warna dari violet menjadi biru terbentuknya warna cokelat kemerahan
atau hijau 48) G. Uji Alkanoid pada permukaanH.dalam larutan
Uji Kuinon
1 gr
49)sample 1 gr sample
simplisia simplisia
50)

51)
5 ml NH4OH 10 ml
gerus
52) dalam aquades
mortal
53)
Panaskan
5 ml selama 5
54)
kloroform, menit, saring
saring
55)
filtrat + 2 ml
filtat + 2 ml HCl
NaOH 5%
256)
N, aduk
57) *adanya senyawa kuinon
ditandai dengan
58)campuran
Sedikit terbentuknya warna kuning
filtrat + 1 ml
59)
pereaksi meyer
*adanya senyawa alkaloid ditandai
60)
dengan terjadinya endapan putih
dan kekeruhan
61)

5. Data Pengamatan
62) A. Uji Fenolik

65) U
64) Perubahan
63) Sam ji
pel 67) + Pelarut 69) + FeCl3 70) 71)
68) Dipanaskan
air 1% + -

73) Larut dan 74) Larut, berwarna 75) Berwarn


72) Kun 76)
berwarna kuning kuning keruh dan Volume a kuning 77)
yit
keruh airnya berkurang kecoklatan

78) Tem 79) Larut dan 80) Larut dan berwarna 81) Berwarn 82)
83)
ulawak berwarna coklat kuning keruh a hijau muda

84) D. Uji Steroid

86) Penambahan
89) Etha 90) As 91) Asam
nol am sulafat
85)
70% ase pekat 87) Keter
S
- tat angan
97% gla
sia
l
94) Laru 95) Ta 96) Warna 97) Tidak
t, k menjad meng
war ad i ungu andun
93)
na a tua g
K
kuni per steroi
ng ub d
peka ah
t an
99) Laru 100) 101) A 102)
t, Tak danya Tidak
war ad gelemb meng
98) na a ung andun
T kuni per g
ng ub steroi
keco ah d
kela an
tan
103)
104)
105) 6. Pembahasan

106) Sebelum melakukan isolasi terhadap senyawa kimia yang


diinginkan dalam suatu tumbuhan maka perlu dilakukan identifikasi pendahuluan
kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada pada bubuk kunyit, sehingga dapat
diketahui kandungan senyawa yang ada secara kualitatif. Untuk tujuan tersebut maka
diperlukan metode persiapan sampel dan metode identifikasi pendahuluan dari
senyawa metabolit sekunder. Identifikasi tersebut biasa disebut dengan penapisan
fitokimia. Pada percobaan ini, dilakukan identifikasi beberapa jenis metabolit
sekunder antara lain diantaranya, uji fenolik, tanin, saponin, kuinon, terpenoid, dan
steroid.
A. Uji Fenolik
107) Pada uji fenolik simplisia (bubuk kunyit) dilarutkan dalam 10 mL
aquades kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Selanjutnya larutan
tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat hasil saringan diambil 2 mL
ditambahkan dengan 7 tetes FeCl3 1 %. Dari hasil percobaan tersebut menunjukan
bahwa larutan kunyit dan temulawak teridentifikasi mengandung kelompok fenol, hal
ini ditunjukan dengan adanya perubahan warna larutan kunyit menjadi menjadi kuning
kecokelatan dan larutan temulawak menjadi hijau muda.
B. Uji Tanin
108) Pada uji tanin simplisia (bubuk kunyit dan bubuk temulawak)
dilarutkan dalam 10 mL aquades kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 5
menit. Selanjutnya larutan tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat hasil saringan
diambil 2 mL ditambahkan dengan 1 mL gelatin 1 %. Dari hasil percobaan
tersebut....menunjukan adanya endapan putih yang menandakan adanya tanin.
Sehingga kunyit dan temulawak ini.....teridentifikasi adanya tanin.
C. Uji Saponin
109) Pada uji saponin simplisia (bubuk kunyit dan bubuk temulawak)
dilarutkan dalam 10 mL aquades kemudian dipanaskan diatas penangas air sampai
mendidih. Selanjutnya larutan tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat hasil
saringan diambil 10 mL ditambahkan dengan 5 mL aquades dan dikocok hingga
terbentuk busa yang stabil setinggi 1 cm dan tidak hilang busanya meski ditambah 1
mL HCl encer yang menandakan adanya saponin. Dari hasil percobaan tersebut
menunjukan terbentuknya busa stabil meski ditambahkan HCl yang menandakan
adanya saponin. Sehingga kunyit dan temulawak ini teridentifikasi adanya saponin.
D. Uji Steroid
110) Pada uji steroid simplisia (bubuk kunyit dan bubuk temulawak)
dilarutkan dalam 10 mL ethanol kemudian larutan tersebut disaring dengan kertas
saring. Filtrat hasil saringan diambil dan ditambahkan dengan 2 mL asam asetat
glasial, larutan tidak mengalami perubahan. Selanjutnya larutan ditambahkan 2 mL
H2SO4 pekat menghasilkan larutan kunyit berubah warna menjadi ungu tua, sedangkan
pada larutan temulawak hanya didapati gelembung. Dari hasil percobaan tersebut tidak
menunjukan adanya steroid, karena tidak terbentuknya perubahan warna dari violet
menjadi biru atau hijau yang menandakan adanya steroid. Sehingga kunyit dan
temulawak ini tidak teridentifikasi adanya steroid.
E. Uji Terpenoid
111) Pada uji terpenoid simplisia (bubuk kunyit) dilarutkan dalam 10 mL
aquades kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Selanjutnya larutan
tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat hasil saringan diambil 5 mL
ditambahkan dengan 2 mL kloroform menghasilkan larutan memiliki 2 fase, lapisan
atas kuning bening (filtrate), lapisan bawah tidak berwarna. Selanjutnya ditambahkan
3 mL H2SO4 pekat hasilnya larutan menjadi 4 lapisan. Lapisan 1 (atas) keruh kunyit
menjadi gel, lapisan 2 kloroform tidak berwarna, lapisan 3 coklat warnanya. Dari hasil
percobaan tersebut menunjukan adanya perubahan warna menjadi coklat yang
menandakan adanya terpenoid, karena terbentuknya terpenoid ditandai dengan
terbentuknya warna coklat kemerahan. Sehingga kunyit dan temulawak ini
teridentifikasi adanya terpenoid.
F. Uji Kuinon
112) Pada uji kuinon simplisia (bubuk kunyit dan bubuk temulawak)
dilarutkan dalam 10 mL aquades kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 5
menit. Selanjutnya larutan tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat hasil saringan
diambil dan ditambahkan dengan 2 mL NaOH 5%. Dari hasil percobaan tersebut tidak
menunjukan adanya perubahan warna menjadi kuning yang menandakan adanya
kuinon, akan tetapi hasil percobaan mengalami perubahan warna menjadi orange
kecoklatan bening. Sehingga kunyit dan temulawak ini tidak teridentifikasi adanya
kuinon.
I. Kesimpulan
113) Identifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada pada
tumbuhan kunyit (bubuk kunyit) untuk mengetahui kandungan senyawa secara
kualitatif dengan uji fenolik, tanin, saponin, kuinon, terpenoid, dan steroid.
1. Pada uji fenolik kunyit dan temulawak teridentifikasi adanya kelompok senyawa
fenol (+).
2. Pada uji tanin kunyit tidak teridentifikasi adanya tanin (-).
3. Pada uji saponin kunyit teridentifikasi adanya saponin (+).
4. Pada uji steroid kunyit tidak teridentifikasi adanya steroid (-).
5. Pada uji terpenoid kunyit teridentifikasi adanya terpenoid (+).
6. Pada uji kuinon kunyit tidak teridentifikasi adanya kuinon (-).
114)
115) SOAL-SOAL
116) 1. Jelaskan yang dimaksud dengan fitokimia!

117) Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik


yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis,
perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa
organic. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat
kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-
buahan.Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit.
118)Fitokimia merupakan senyawa yang berada di dalam tumbuhan. Fitokimi
memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi tanaman dalam berintegrasi
dengan lingkungan. Manusia memilih senyawa ini karena beberapa alasan, diantaranya
karena fitokimia mempunyai efek biologi yang efektif menghambat pertumbuhan kanker,
sebagai antioksidan, mempunyai sifat menghambat pertumbuhan mikroba, menurunkan
kolesterol darah, menurunkan kadar glukosa darah, bersifat antibiotik, dan menimbulkan
efek peningkatan kekebalan.

119)
120) LAMPIRAN
121) A. Uji Fenolik
122) 124) 126)

123) Kunyit 125) Kunyit dan


dan 127) K
Temulawak saat
Temulawak unyit
dipanaskan
ditimbang dan
dengan neraca Temula
analitik wak saat
di
saring
128) 130)

129) Kunyit
dan 131) Hasil Kunyit dan Temulawak
Temulawak
saat diteteskan
dengan FeCl3
1%
132)

133)

134) 4. Uji Steroid


135) 139)
136)

140)
141)
142) Filtrat temulawak dan kunyit
137)
138) K
(temulawak) dan T
(kunyit) stelah
dilarutkan dengan
ethanol 96%
143) 147)
144)

148)
149)
150) sample yang telah ditambahkan
145) 2 ml asam sulfat pekat, warna
146) Sample temulawak (kunyit) menjadi ungu tua
yang sudah sedangkan pada kunyit (temulawak)
ditambahkan asam terdapat gelembung
asetat glasial 151)
sebanyak 2 ml,
terlihat bahwa
sample tidak
mengalami
perubahan

152)

153)
154) Cirebon, 26 Maret 2017
155)Dibuat oleh, Disetujui oleh,

156) Praktikan Dosen Pengampu

157)

158)

159)
160) Nur Azizi (140621005) Tania Avianda
Gusman, M.Sc

161)

Anda mungkin juga menyukai