Anda di halaman 1dari 4

Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi
udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi heriditer.
Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian
daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan
penurunan daya ingat secara progresif.
Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam
kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang
diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler, kegagalan metabolisme energi,
adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik.
Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan
hanya sebagai pencetus faktor genetika

jumlah patogenesa penyakit alzheimer yaitu:


1. Faktor genetik
Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan
melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga
penderita alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar
dibandingkan kelompok kontrol normal Pemeriksaan genetika DNA pada
penderita alzheimer dengan familial early onset terdapat kelainan lokus pada
kromosom 21 diregio proximal log arm, sedangkan pada familial late onset
didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada
2. penderita down syndrome mempunyai kelainan gen kromosom 21, setelah
berumur 40 tahun terdapat neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan
penurunan Marker kolinergik pada jaringan otaknya yang menggambarkan
kelainan histopatologi pada penderita alzheimer. Hasil penelitian penyakit
alzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50% adalah monozygote dan
50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik berperan
dalam penyaki alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa
penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan
bahwa kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika pada
alzheimer.
3. Faktor infeksi
Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita
alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan
adanya antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan
saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa penyakit infeksi
seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga berhubungan dengan penyakit
alzheimer. Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:
a. manifestasi klinik yang sama
b. b. Tidak adanya respon imun yang spesifik
c. Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat
d. Timbulnya gejala mioklonus
e. Adanya gambaran spongioform
4. Faktor lingkungan
Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam
patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar alain, aluminium, silicon,
mercury, zinc. Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf
pusat yang ditemukan neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque
(SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat dijelaskan secara pasti, apakah
keberadaan aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal primer atau sesuatu
hal yang tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadan
ketidak seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang
belum jelas. Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan
depolarisasi melalui reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk
ke intraseluler (Cairan-influks) danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi
seluler dengan akibat kerusakan dan kematian neuron.
5. Faktor imunologis
Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer
didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan
alpha protein, anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984),
melaporkan terdapat hubungan bermakna dan meningkat dari penderita alzheimer
dengan penderita tiroid. Tiroid Hashimoto merupakan penyakit inflamasi kronik
yang sering didapatkan pada wanita muda karena peranan faktor immunitas
6. Faktor trauma
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan
trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia
pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.
7. Faktor neurotransmiter
Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita alzheimer mempunyai
peranan yang sangat penting seperti:
a. Asetilkolin Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas
spesifik neurotransmiter dgncara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak
pada penderita alzheimer didapatkan penurunan aktivitas kolinasetil
transferase, asetikolinesterase dan transport kolin serta penurunan biosintesa
asetilkolin. Adanya defisit presinaptik dan postsynaptik kolinergik ini bersifat
simetris pada korteks frontalis, temporallis superior, nukleus basalis,
hipokampus. Kelainan neurottansmiter asetilkoline merupakan kelainan yang
selalu ada dibandingkan jenis neurottansmiter lainnyapd penyakit alzheimer,
dimana pada jaringan otak/biopsinya selalu didapatkan kehilangan cholinergik
Marker. Pada penelitian dengan pemberian scopolamin pada orang normal,
akan menyebabkan berkurang atau hilangnya daya ingat. Hal ini sangat
mendukung hipotesa kolinergik sebagai patogenesa penyakit alzheimer
b. Noradrenalin Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin didapatkan
menurun pada jaringan otak penderita alzheimer. Hilangnya neuron bagian
dorsal lokus seruleus yang merupakan tempat yang utama noradrenalin pada
korteks serebri, berkorelasi dengan defisit kortikal noradrenergik. Bowen et
al(1988), melaporkan hasil biopsi dan otopsi jaringan otak penderita alzheimer
menunjukkan adanya defisit noradrenalin pada presinaptik neokorteks. Palmer
et al(1987), Reinikanen (1988), melaporkan konsentrasi noradrenalin menurun
baik pada post dan ante-mortem penderita alzheimer.
c. Dopamin Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap aktivitas
neurottansmiter regio hipothalamus, dimana tidak adanya gangguan perubahan
aktivitas dopamin pada penderita alzheimer. Hasil ini masih kontroversial,
kemungkinan disebabkan karena potongan histopatologi regio hipothalamus
setia penelitian berbeda-beda.
d. Serotonin Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5
hidroxi-indolacetil acid pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer.
Penurunan juga didapatkan pada nukleus basalis dari meynert. Penurunan
serotonin pada subregio hipotalamus sangat bervariasi, pengurangan maksimal
pada anterior hipotalamus sedangkan pada posterior peraventrikuler
hipotalamus berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik ini
berhubungan dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi NFT
pada nukleus rephe dorsalis
e. MAO (Monoamine Oksidase) Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi
transmitter mono amine. Aktivitas normal MAO terbagi 2 kelompok yaitu
MAO A untuk deaminasi serotonin, norepineprin dan sebagian kecil dopamin,
sedangkan MAO B untuk deaminasi terutama dopamin. Pada penderita
alzheimer, didapatkan peningkatan MAO A pada hipothalamus dan frontais
sedangkan MAO B meningkat pada daerah temporal dan menurun pada
nukleus basalis dari meynert.
f.

Anda mungkin juga menyukai

  • 06 Prolanis
    06 Prolanis
    Dokumen10 halaman
    06 Prolanis
    daengcudeey
    100% (3)
  • Biorisk 2020 PDF
    Biorisk 2020 PDF
    Dokumen122 halaman
    Biorisk 2020 PDF
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Teodas Uji Pirogen
    Teodas Uji Pirogen
    Dokumen4 halaman
    Teodas Uji Pirogen
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Prose Dur
    Prose Dur
    Dokumen3 halaman
    Prose Dur
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Blue Print
    Blue Print
    Dokumen1 halaman
    Blue Print
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Faktor Resiko BPH
    Faktor Resiko BPH
    Dokumen1 halaman
    Faktor Resiko BPH
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Faktor Resiko BPH
    Faktor Resiko BPH
    Dokumen2 halaman
    Faktor Resiko BPH
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Sumber Omega 6
    Sumber Omega 6
    Dokumen1 halaman
    Sumber Omega 6
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Faktor Resiko BPH
    Faktor Resiko BPH
    Dokumen2 halaman
    Faktor Resiko BPH
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Faktor Resiko BPH
    Faktor Resiko BPH
    Dokumen2 halaman
    Faktor Resiko BPH
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar Kulit
    Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar Kulit
    Dokumen4 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar Kulit
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Pelembab Kuku
    Pelembab Kuku
    Dokumen1 halaman
    Pelembab Kuku
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Isolasi Flavonoid
    Isolasi Flavonoid
    Dokumen1 halaman
    Isolasi Flavonoid
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Lamanya Waktu Tidur
    Lamanya Waktu Tidur
    Dokumen1 halaman
    Lamanya Waktu Tidur
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Lamanya Waktu Tidur
    Lamanya Waktu Tidur
    Dokumen1 halaman
    Lamanya Waktu Tidur
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Tetes Mata Fenilefrina
    Tetes Mata Fenilefrina
    Dokumen1 halaman
    Tetes Mata Fenilefrina
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Pato Acne
    Pato Acne
    Dokumen3 halaman
    Pato Acne
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Fitokim
    Fitokim
    Dokumen1 halaman
    Fitokim
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Pato Acne
    Pato Acne
    Dokumen3 halaman
    Pato Acne
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Sars
    Sars
    Dokumen3 halaman
    Sars
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen3 halaman
    Bab 3
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Definsi, Golongan Kuinon
    Definsi, Golongan Kuinon
    Dokumen4 halaman
    Definsi, Golongan Kuinon
    Natasha Meng
    100% (1)
  • Answer
    Answer
    Dokumen1 halaman
    Answer
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Bio Plastik
    Bio Plastik
    Dokumen4 halaman
    Bio Plastik
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Answer
    Answer
    Dokumen1 halaman
    Answer
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Answer
    Answer
    Dokumen1 halaman
    Answer
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Gejala Tinea Pedis
    Gejala Tinea Pedis
    Dokumen4 halaman
    Gejala Tinea Pedis
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Nama Za1
    Nama Za1
    Dokumen1 halaman
    Nama Za1
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat
  • Nama Za1
    Nama Za1
    Dokumen1 halaman
    Nama Za1
    Natasha Meng
    Belum ada peringkat